Isu 12 Kenaikan Suplai Uang Meningkatkan Inflasi

Uang di zaman modern adalah lembaran kertas cetakan pemerintah, dalam hal ini bank sentral, yang ditetapkan sebagai alat pembayaran yang sah oleh hukum yang berlaku.

Karena ia dicetak, ia bisa dicetak banyak dan bisa juga dicetak sedikit, tergantung manusia yang mengendalikannya, yaitu dewan gubernur bank sentral.

Semakin banyak ia dicetak, semakin berlimpah. Semakin berlimpah, harga uang itu semakin murah.

Harga terhadap apa? Harga terhadap barang dan jasa secara keseluruhannya. Karena, seluruh barang dan jasa bisa diperoleh dengan uang.

Kalau dilihat dari sisi barang dan jasa, murahnya uang ini tercermin dari semakin naiknya harga-harga barang dan jasa.

Artinya, semakin banyak lembaran uang yang diperlukan untuk membeli barang atau jasa yang sama. Nilai uang mengalami penurunan. Inilah yang disebut inflasi.

Secara formal, inflasi diartikan sebagai peningkatan berkelanjutan harga-harga barang dan jasa secara umum dalam waktu tertentu.

Inflasi bisa juga diartikan sebagai “kemerosotan nilai uang (kertas) karena banyaknya dan cepatnya uang (kertas) beredar sehingga menyebabkan naiknya harga barang-barang.”

Jadi, apakah gagal panen padi menyebabkan inflasi? Tidak, kecuali seluruh dunia gagal panen padi (dan ini sangat kecil kemungkinannya terjadi).

Bukankah padi adalah tanaman pokok yang akibatnya akan merembet ke segala komoditas? Benar, padi adalah tanaman pokok. Tapi, pengaruhnya tidak bisa merembes ke seluruh lapisan masyarakat.

Sebab, (1) gagal panen seringkali bersifat lokal, dengan perdagangan harga yang tinggi di suatu kota/kabupaten menarik suplai dari luar daerah, sehingga kelangkaan tidak lagi terjadi, (2) jika gagal panen bersifat nasional, masih ada mekanisme impor yang memungkinkan suplai beras dari luar negeri, selama tidak ada batasan impor.

Begitupula dengan perubahan selera masyarakat. Selera masyarakat dalam konsumsi tidak menjadi penyebab inflasi, karena perubahan selera masyarakat selalu hanya terjadi pada barang-barang tertentu, tidak pada semua barang dan jasa.

Begitupula kekurangan tenaga kerja (misalnya akibat bencana yang mematikan), tidak lantas menyebabkan inflasi, karena kekurangan tenaga kerja ini biasanya bersifat lokal.

Begitu harga upah meningkat karena kekurangan tenaga kerja, jika tidak ada batasan migrasi, maka suplai tenaga kerja akan mengisi lapangan kerja itu sehingga upah kembali ke harga wajarnya.

Bukti:
Menggunakan data inflasi dan suplai uang International Monetary Fund’s International Financial Statistics (IFS) dari tahun 1960-1990 dari 110 negara (agar terhindar dari bias kebijakan moneter suatu negara tertentu), George T. McCandless, Jr. dan Warren E. Weber dalam makalah berjudul, “Some monetary facts ” (1995) membuktikan bahwa adanya kaitan yang sangat erat (hampir berupa kaitan sempurna) antara kenaikan suplai uang (money growth rate) dan kenaikan inflasi (inflation rate) yaitu sebesar 0,925.

Artikel Terkait

Isu 13 Mencegah Bebasnya Impor Beras Menyebabkan Kenaikan Penduduk Miskin

Isu 14 Kuota Impor Menyebabkan Harga Pangan Melonjak

Isu 15 Regulasi Anti Impor Meningkatkan Biaya Hidup

You cannot copy content of this page

error: Content is protected !!