The Warren Buffet Way oleh Robert G. Hagstrom

Berikut ini adalah kutipan-kutipan yang saya kumpulkan dari buku The Warren Buffet Way oleh Robert G. Hagstrom.

Tanpa harus membacanya semua, Anda mendapatkan hal-hal yang menurut saya menarik dan terpenting.

Saya membaca buku-buku yang saya kutip ini dalam kurun waktu 11 – 12 tahun. Ada 3100 buku di perpustakaan saya. Membaca kutipan-kutipan ini menghemat waktu Anda 10x lipat.

Selamat membaca.

Chandra Natadipurba

===

The Warren Buffet Way 2nd Edition

Robert G. Hagstrom

Copyright © 2005 by Robert G. Hagstrom

Published by arrangement with

John Willey & Sons, Inc.

111 River Street, Hoboken, NJ 07030, USA

All rights reserved

(hlm. ix)

PRAKATA EDISI KEDUA

Untuk buku ini, ia merangkum benang-benang merah itu ke dalam 12 aturan, prinsip-prinsip yang memandu filosofi investasi Buffett melewati semua kondisi dan pasar. Dengan cara yang kurang lebih sama, prinsip-prinsip itu dapat memandu investor mana pun.

(hlm. x)

Ia terus mengikuti prinsip-prinsip yang sama yang diuraikan di dalam buku ini:

  • Pikiran tentang membeli saham sebagai membeli sebagian kecil dari hak kepemilikan di dalam bisnis secara keseluruhan.
  • Bagunlah portofolio yang terfokus dan memiliki tingkat pergantian (turnover) yang rendah.
  • Berinvestasilah hanya di dalam hal-hal yang bisa Anda pahami dan analisis.
  • Tetapkan suatu marjin keamanan antara harga pembelian dan nilai jangka panjang perusahaan yang bersangkutan.

Sejak awal proses pemulihan pada tahun 2003, saham Berskhire Hathaway naik sekitar $20.000 per saham, atau lebih dari 30%, jauh melampaui imbal hasil (return) dari pasar secara keseluruhan pada periode yang sama di tahun sebelumnya.

(hlm. xiv)

PRAKATA EDISI PERTAMA

Mengapa Warren Buffet bisa menjadi investor terhebat sepanjang sejarah? Seperti apakah dirinya sebagai seorang individu, seorang pemegang saham, seorang manajer, dan pemilik perusahaan secara keseluruhan? Apa yang membuat laporan tahunan Berkshire Hathaway begitu unik, mengapa ia mengerahkan begitu banyak tenaga untuk laporan itu, dan apa yang bisa orang pelajari dari laporan itu?

Pertama, Warren Buffet adalah orang yang sangat menyenangkan. Ia menyukai semua hal yang ia lakukan, berurusan dengan orang lain, dan membaca banyak sekali laporan tahunan dan triwulanan serta berbagai surat kabar dan majalah. Sebagai seorang investor, ia memiliki kedisiplinan, kesabaran, fleksibilitas, keberanian, kepercayaan diri, dan ketegasan. Ia selalu mencari investasi yang tidak berisiko atau yang risikonya minimal. Selain itu, ia sangat menguasai probabilitas dan perhitungan kemungkinan.

(hlm. xv)

Warren Buffet merupakan siswa bisnis yang hebat dan seorang pendengar yang luar biasa baik, dan dapat menentukan elemen-elemen penting dari suatu perusahaan atau suatu isu kompleks dengan kecepatan dan presisi yang tinggi.

(hlm. xvi)

Warren Buffet menekankan bahwa faktor investasi yang penting adalah menentukan nilai intrinsik dari suatu bisnis dan membayar harga yang wajar atau sangat murah. Ia tidak peduli apa yang terjadi atau akan terjadi pada bursa saham secara umum di masa depan.

Tahun 1976, ia membeli posisi yang sangat besar di GEICO ketika saham itu merosot dari $61 ke $2 dan persepsi umum saat itu adalah bahwa saham itu pasti akan menuju nol.

(hlm. xvii)

Risiko dapat dikurangi secara besar-besaran dengan berkonsentrasi hanya pada beberapa aset jika hal itu memaksa investor untuk menjadi lebih hati-hati dan menyeluruh dalam riset mereka.

Salah satu prinsip yang ditunjukkan dengan jelas beberapa kali di dalam buku ini adalah untuk membeli bisnis yang hebat di saat bisnis itu tengha mengalami masalah temporer atau di saat bursa saham menurun dan menciptakan harga murah untuk waralaba yang menonjol.

(hlm. xviii)

Warren Buffett telah membentuk standar yang tinggi untuk performa Berskhire di masa depan dengan menetapkan target untuk nilai intrinsik yang terus meningkat sebesar 15% per tahun dalam jangka panjang, sesuatu yang hanya segelintir orang, dan tidak seorang pun mulai tahun 1956 hingga 1993 kecuali dirinya sendiri, yang pernah melakukannya.

(hlm. xxi)

KATA PENGANTAR

Tantangan utama yang saya hadapi dalam menulis The Warren Buffett Way adalah untuk membuktikan atau menyangkal pernyataan Buffett bahwa “apa yang [saya] lakukan tidak ada di luar kompetensi siapa pun juga”.

(hlm. xxiii)

Ia sekali waktu bergerak lebih aktif ke obligasi—korporasi kelas investasi, pemerintah, bahkan yang berpendapatan (yield) tinggi—dan kemudian, saat obligasi-obligasi itu menjadi kurang menarik, ia kembali menarik investasinya.

(hlm. xxv)

“Tujuan Anda sebagai seorang investor sebaiknya hanya untuk membeli, di harga yang rasional, sebagian hak kepemilikan di suatu bisnis yang bisa dipahami dengan mudah dan penghasilannya bisa dikatakan pasti bergerak naik secara materiil, lima, 10, dan 20 tahun dari sekarang. Pada akhirnya, Anda hanya akan menemukan beberapa perusahaan yang memenuhi kualifikasi, Anda harus membeli jumlah saham yang berarti.”

(hlm. xxviii)

PENDAHULUAN

Ketika ia mengunjungi Ayah sekitar 40 tahun yang lalu, di dunia yang masih memiliki sarana informasi yang relatif primitif berdasarkan standar dewasa ini, Ayah memiliki cara sendiri untuk menghimpun informasi. Ia secara perlahan membuat lingkaran kontak sosial selama sekian dekade—para profesional investasi yang ia hormati dan mengenalnya dengan cukup baik untuk memahami siapa dirinya dan apa yang tidak diminatinya—dan siapa yang bisa berbagi ide bagus dengannya. Untuk itu, ia memutuskan untuk menemui profesional investasi muda mana pun satu kali saja. Jika ia terkesan, ia mungkin akan menemuinya lagi dan menjalin hubungan. Ia jarang menemui siapa pun dua kali. Standar yang sangat tinggi! Di benaknya, jika Anda tidak mendapatkan nilai “A”, Anda mendapatkan nilai “F”. dan jika ia sudah memberi nilai buruk pada seseorang satu kali, ia akan menyingkirkan orang itu begitu saja, selamanya. Satu kesempatan saja untuk menjalin hubungan. Waktu adalah hal yang langka.

(hlm. 1)

BAB 1

INVESTOR TERHEBAT DI DUNIA

Di antara mereka yang terus-menerus berada di posisi lima teratas, hanya satu yang menjadi kaya berkat kecerdasan investasi. Orang itu adalah Warren Buffett.

(hlm. 3)

BUFFETT PARTNERSHIP, LTD.

Kemitraan itu diawali dengan tujuh mitra terbatas yang bersama-sama memberi kontribusi sebesar $105.000. Para mitra terbatas itu menerima 6% setiap tahun untuk investasi mereka dan 75% dari keuntungan di atas standar ini; 25% sisanya masuk ke kantong Buffett, yang sebagai sekutu kerja (general partner) pada dasarnya memiliki kebebasan untuk mengendalikan investasi dana kemitraan itu.

Selama 13 tahun berikutnya, Buffett melipatgandakan uang sebesar 29,5% per tahun.2 malahan, Buffet mengawali kemitraan itu dengan target ambisius untuk mengungguli kinerja indeks Dow sebesar 10 poin setiap tahun. Dan ia berhasil—bukan sebesar 10 poin—melainkan 22 poin!

(hlm. 4)

Karena tercemar oleh skandal yang melibatkan salah satu kliennya, American Express mengalami penurunan harga saham dari $65 menjadi $35 dalam waktu hampir semalam saja.

Ketika kemitraan itu dibubarkan, para investor menerima bagian keuntungan secara proporsional. Sebagian di antara mereka, sesuai rekomendasi Buffett, menghubungi manajer investasi uang, Bill Ruane, teman sekelasnya di Columbia. Ruane bersedia mengelola uang mereka, dan dengan demikian lahirlah Sequoia Fund.

(hlm. 5)

PRIBADI DAN PERUSAHAANNYA

Ia sangat menghormati segala sesuatu yang logis dan sangat membenci kedunguan. Ia menerima hal-hal sederhana dan menghindari hal-hal rumit.

(hlm. 6)

Ketika Buffett mengambil alih kendali Berskhire, nilai bersih korporat sebesar $22 juta. Empat puluh tahun kemudian, angka itu telah meningkat menjadi $69 miliar. Nilai buku per saham naik dari $19 menjadi $50.498, atau 22,2% per tahun.

(hlm. 9)

BUFFET SAAT INI

Semakin mudah diprediksi, semakin besar kepastian yang kita miliki tentang valuasi dari perusahaan yang bersangkutan. Jika kita mencermati daftar saham yang dimiliki Buffett, serta perusahaan-perusahaan yang dimiliki sepenuhnya di dalam Berskhire, kita akan terkejut oleh tingginya tingkat kemungkinan untuk diprediksi di dalam daftar itu. Bagian “diskon” dari pernyataan itu jelas mengacu pada harga saham.

Kita juga tahu kedisiplinan Buffett yang hanya beroperasi di dalam “lingkaran kompetensinya”. Pikirkan lingkaran kompetensi ini sebagai sejarah kumulatif pengalaman Anda.

(hlm. 13)

BAB 2

LATAR BELAKANG PENDIDIKAN

WARREN BUFFET

Hanya sedikit sekali orang yang dapat mendekati rekor investasi yang telah ditorehkan Warren Buffett, dan tidak ada seorang pun yang dapat memecahkan rekor itu.

Pendekatan Warren Buffett dalam berinvestasi benar-benar meliknya sendiri, tetapi pendekatan itu dilandasi oleh sederat filosofi yang diserap dari empat tokoh kuat: Benjamin Graham, Philip Fisher, John Burr Williams, dan Charles Munger.

(hlm. 15)

BENJAMIN GRAHAM

Intisari Security Analysis adalah bahwa portofolio saham biasa yang terdiversifikasi dan terseleksi dengan baik, dengan didasarkan pada harga yang pantas, dapat menjadi investasi yang baik. Langkah demi langkah yang dilakukan secara hati-hati, Graham membantu para investor melihat logika dari pendekatannya.

“Operasi investasi adalah operasi yang, melalui analisis yang menyeluruh, menjanjikan keamanan uang pokok dan keuntungan yang memuaskan. Operasi yang tidak memenuhi persyaratan ini adalah spekulatif.”2

Apa yang ia maksud “analisis menyeluruh”? hanya ini: “Studi yang dilakukan secara cermat terhadap fakta-fakta yang tersedia dengan upaya untuk menarik kesimpulan darinya berdasarkan prinsip-prinsip yang telah terbentuk dan logika yang pantas”.3

(hlm. 16)

Graham mempersempit konsep investasi yang baikmenjadi suatu slogan yang disebutnya “marjin keamanan”. Degan slogan ini, ia berupaya untuk menyatukan semua surat berharga, saham, dan obligasi menjadi satu pendekatan tunggal dalam berinvestasi. Intinya, marjin keamanan ada di saat surat berharga dijual—karena alasan apa pun—di harga yang lebih rendah dibandingkan nilai riilnya.

Jika, sebagai contoh, seorang analis mengkaji sejarah operasional dari sebuah perusahaan dan menemukan bahwa, secara rata-rata, selama lima tahun terakhir perusahaan itu mampu meraup pendapatan tahunan lima kali lebih besar dibandingkan beban tetapnya, maka obligasi perusahaan itu memiliki marjin keamanan.

(hlm. 17)

Definisi Graham untuk nilai intrinsik, sebagaimana ditampilkan di Security Analysis, adalah “nilai yang ditentukan oleh fakta-fakta”. Fakta-fakta ini mencakup aset suatu perusahaan, pendapatan dan dividennya, dan prospek nyata apa pun di masa depan.

(hlm. 18)

Membeli saham dengan harga lebih kecil dari dua periga aset bersihnya sangat sesuai dengan pengertian Graham mengenai masa kini dan memuaskan keinginan besarnya terhadap ekspektasi matematis tertentu.

(hlm. 19)

Keyakinan Graham dilandasi pada asumsi-asumsi tertentu. Pertama, ia percaya bahwa pasar kerap kali salah menilai saham, biasanya gara-gara perasaan takut dan serakah yang dimiliki manusia.

Asumsi keduanya didasarkan pada fenomena statistik yang dikenal sebagai “reversi dari mean”, kendati ia tidak menggunakan istilah itu. Dengan lebih fasih lagi, ia mengutip penyair Horace: “Many shall be restored that now are fallen, and many shall fall that now are in honor (Banyak yang sekarang jatuh telah dipulihkan, dan banyak yang sekarang berada di atas lantas jatuh)”. Dinyatakan oleh siapa pun, baik oleh seorang ahli statistik maupun oleh penyair, Graham percaya bahwa investor bisa mendapatkan keuntungan dari kekuatan korektif di suatu pasar yang tidak efisien.

(hlm. 21)

PHILIP FISHER

Dari pengalaman-pengalaman itu, Fisher akhirnya yakin bahwa orang bisa menghasilkan keuntungan yang lebih besar daripada yang lain dengan: (1) berinvestasi di perusahaan yang memiliki potensi di atas rata-rata dan (2) bersekutu dengan manajemen yang paling cakap.

(hlm. 22)

Kepekaan Fisher dalam hal kemampulabaan suatu perusahaan terkait dengan kekhawatiran lain: kemampuan suatu perusahaan untuk berkembang di masa depan tanpa membutuhkan pembiayaan ekuitas.

Manajer yang unggul memiliki ketekunan untuk mengembangkan produk dan jasa baru yang akan terus memicu pertumbuhan penjualan lama setelah produk atau jasa yang sekarang telah banyak dieksploitasi.

(hlm. 25)

JOHN BURR WILLIAMS

The Theory of Investment Value benar-benar merupakan karya klasik. Selama 60 tahun, buku itu bertindak sebagai fondasi di mana banyak ekonom terkenal—Eugene Fama, Harry Markowitz, dan Franco Modigliani adalah beberapa di antaranya—menjadikannya dasar bagi karya mereka sendiri. Warren Buffett menyebutnya sebagai salah satu buku investasi paling penting yang pernah ditulis.

(hlm. 26)

Teori williams, yang dewasa ini dikenal sebagai model diskonto dividen (analisis arus kas bersih diskonto) memberikan cara untuk memberikan nilai pada suatu saham atau obligasi. Seperti banyak gagasan penting lainnya, teori itu dapat dipersempit menjadi ajaran yang amat sederhana: Untuk mengetahui berapa nilai dari suatu surat berharga hari ini, estimasikan seluruh dana tunai yang akan dihimpunnya sepanjang hidupnya dan kemudian potong total itu kembali ke nilai saat ini. Metodologi yang mendasari teori itulah yang digunakan Warren Buffett untuk mengevaluasi saham dan perusahaan.

Model Williams merupakan proses-2 langkah. Pertama, model itu mengukur arus kas untuk menentukan nilai saat ini dan masa datang dari suatu perusahaan. Bagaimana cara mengestimasi arus kas? Satu ukuran yang cepat adalah dividen yang dibayarkan pada para pemegang saham. Untuk perusahaan yang tidak membagikan dividen, Williams percaya bahwa secara teoretis, semua laba-ditahan ada akhirnya akan menjadi dividen. Begitu suatu perusahaan mencapai tahap matang, perusahaan itu tidak akan perlu menginvestasikan kembali labanya dalam bentuk dividen. Williams menulis, “Jika laba yang tidak dibagikan dalam bentuk dividen diinvestasikan kembali dengan sukses, laba ini seharusnya menghasilkan dividen di kemudian hari; jika tidak, itu adalah uang hilang. Pendek kata, sebuah saham hanya memiliki nilai sebesar apa yang dapat Anda peroleh dari saham itu.”12

Langkah kedua adalah memotong (diskon) estimasi arus kas itu, guna memungkinkan adanya ketidakpastian.

(hlm. 27)

Jadi, apa yang harus kita gunakan sebagai tingkat diskonto? Williams sendiri tidak eksplisit dalam hal ini, dan tampaknya yakin bahwa para pembacanya akan menentukan sendiri apa yang pantas. Tongkat pengukur Buffet sangat gamblang: Ia menggunakan entah suku bunga untuk obligasi jangka panjang AS (berarti 10 tahun), atau jika suku bunga tengah berada di level yang sangat rendah, ia menggunakan tingkat imbal hasil kumulatif rata-rata dari bursa saham secara keseluruhan.

Dengan menggunakan apa yang bisa disamakan dengan suku bunga yang bebas risiko, Buffet telah memodifikasi tesis awal Williams.

Peter Bernstein, dalam bukunya Capital Ideas, menulis bahwa sistem Graham merupakan satu rangkaian aturan, sementara model diskon dividen Williams merupakan sebuah teori; tetapi “kedua pendekatan itu berakhir pada merekomendasikan jenis saham-saham yang sama untuk dibeli”.13

(hlm. 29)

Hubungan kerja antara Munger dan Buffet tidak diresmikan dengan menggunakan perjanjian kemitraan resmi, tetapi berkembang selama bertahun-tahun menjadi sesuatu yang bahkan mungkin lebih erat, lebih simbiotik. Bahkan sebelum Munger bergabung ke dalam dewan direksi Berskhire, keduanya membuat banyak keputusan investasi secara bersama-sama, kerap berunding setiap hari; secara bertahap hubungan bisnis mereka menjadi semakin erat.

Munger memiliki ketertarikan besar pada berbagai bidang pengetahuan—ilmu pengetahuan, sejarah, filosofi, psikologi, matematika—dan percaya bahwa tiap-tiap bidang itu mengandung konsep penting yang dapat, dan harus, diterapkan orang-orang bijaksana ke semua usaha keras mereka, termasuk keputusan dalam berinvestasi. Ia menyebut konsep-konsep itu sebagai “gagasan besar”, dan semua itu adalah inti dari gagasannya yang terkenal, “kisi-kisi dari model mental” bagi investor.15

(hlm. 30)

Satu alasan yang membuat Buffet dan Munger begitu cocok adalah karena keduanya memiliki sikap tanpa kompromi terhadap prinsip bisnis yang masuk akal.

(hlm. 31)

PADUAN PENGARUH

Awal tahun 1965, Buffet mulai menyadari bahwa strategi Graham untuk membeli saham murah bukanlah strategi yang ideal.18 Mengikuti pendekatan mentornya untuk mencari perusahaan yang dijual dengan harga di bawah modal kerja bersih mereka, Buffet membeli sejumlah perusahaan yang benar-benar di ambang gagal. Sejumlah perusahaan yang dibelinya di harga murah (dengan demikian memenuhi syarat pembelian Graham) itu berharga murah karena bisnis yang mendasarinya tengah terpuruk.

Dari berbagai kesalahan investasi paling awal yang dilakukannya, Buffet mulai menjauhi pengajaran keras Graham. “Saya berubah,” katanya, “tetapi tidak dari kera menjadi manusia atau dari manusia menjadi kera dengan cara halus.”19 Ia mulai menghargai sifat kualitatif dari sejumlah perusahaan tertentu, ketimbang aspek kuantitatif dari yang lain.

(hlm. 32)

Saham-saham memiliki karakteristik investasi dan karakteristik spekulatif, Graham mengajarkan, dan karakteristik spekulatifnya merupakan konsekuensi dari ketakutan dan keserakahan manusia.

(hlm. 33)

“Anda tidak benar dan juga tidak salah karena orang banyak tidak setuju dengan Anda,” tulisnya. “Anda benar karena data dan alasan Anda benar.”22

Ketika tampil di acara PBS, Money World, pada tahun 1993, Buffet ditanya nasihat investasi apa yang akan diberikannya pada seorang manajer uang yang baru saja memulai kariernya. “Saya akan memberitahunya untuk melakukan tepat apa yang saya lakukan lebih dari 40 tahun yang lalu, yaitu untuk mempelajari tentang setiap perusahaan di AS yang memperdagangkan surat berharga ke publik.”

Moderator acara itu, Adam Smith, kemudian memprotes, “Tetapi berarti ada 27.000 perusahaan publik.”

“Yah,” kata Buffet, “mulai saja dengan yang A.”23

(hlm. 35)

Tak pelak lagi, Charlie Munger-lah yang paling bertanggung jawab menggeser Buffet ke arah pemikiran Fisher.

Dalam arti sesungguhnya, Munger merupakan perwujudan aktif dari teori-teori kualitatif Fisher. Sejak awal, Charlie memberikan apresiasi yang sangat besar terhadap nilai dari bisnis yang lebih baik, dan kebijaksanaan untuk membayar harga yang masuk akal untuk bisnis itu. Selama bertahun-tahun mereka bersama, Charlie terus menyebarkan kebijaksanaan membayar tinggi untuk bisnis yang baik.

(hlm 36)

Dedikasi Buffet pada Ben Graham, Phil Fisher, John Burr Williams, dan Charlie Munger bisa dipahami. Graham memberi basis intelektual untuk berinvestasi, marjin keamanan untuk Buffet, dan membantu Buffet belajar menguasai emosi una mengambil manfaat dari fluktuasi pasar. Fisher memberi Buffet metodologi terkini dan aplikatif yang membuatnya dapat mengidentifikasi investasi jangka panjang yang baik dan mengelola porofolio dalam jangka panjang, dan mengajarkan nilai dari fokus hanya terhadap beberapa perusahaan bagus.

(hlm. 37)

BAB 3

“BISNIS UTAMA KAMI ADALAH ASURANSI”

HARI-HARI PERTAMA

BERSKHIRE HATHWAY

Pertama, sifat dasar dari bisnis tekstil membuat pengembalian ekuitas yang tinggi mustahil dicapai. Tekstil adalah komoditas, dan komoditas menghadapi kesulitan untuk membedakan produk mereka dari produk pesaing. Kedua, agar tetap kompetitif, pabrik-pabrik tekstil itu membutuhkan peningkatan modal yang signifikan—prospek yang menakutkan di tengah lingkungan inflasioner dan berisiko menimbulkan malapetaka jika keuntungan bisnis lemah.

(hlm. 39)

BISNIS ASURANSI

Para pemegang polis, dengan membayar premi, memberikan aliran kas yang konstan, yang dikenal sebagai float. Perusahaan asuransi menyisihkan sebagian kas ini (yang disebut cadangan) untuk membayar klaim setiap tahun, didasarkan pada estimasi terbaik mereka, dan menginvestasikan sisanya.

(hlm. 42)

Government Employees Insurance Company

Ia menganggap GEICO sebagai perusahaan unik dengan potensi tak terbatas yang pantas dibeli di harga tinggi.

(hlm. 43)

General Re Corporation

Ketika Buffet mengakuisisinya, General Re memiliki $19 miliar dalam bentuk obligasi, $5 miliar dalam bentuk saham, dan $15 miliar dalam bentuk float.

(hlm. 51)

BAB 4

MEMBELI BISNIS

(hlm. 53)

MOSAIK DARI BANYAK BISNIS

Harga pembelian bersihnya—$30 juta—adalah tiga kali nilai buku. Tanpa diragukan lagi, itu merupakan keputusan yang bagus. Tahun 2003 saja, laba sebelum pajak See’s adalah $59 juta—hampir dua kali lipat dari harga pembelian awal.

(hlm. 60)

PAMPERED CHEF

Jadi, ia meminjam uang $3.000 dengan jaminan polis asuransi jiwanya, dan pergi berbelanja di pasar grosir serta membeli produk senilai $175 yang dikaguminya, kemudian meminta seorang teman untuk menjadi tuan rumah bagi pesta demo itu.

(hlm. 61)

Doris Christopher mengawali bisnisnya dengan keyakinan penuh gairah bahwa duduk bersama-sama pada saat makan utama menyatukan keluarga melalui cara yang hanya bisa disamai oleh hanya sedikit pengalaman lainnya.

Dan satu-satunya utang yang pernah dimiliki perusahaan itu adalah modal awal yang sebesar $3.000.

(hlm. 64)

BERINVESTASI DI SAHAM

Coca-Cola

Kekuatan Coca-Cola tidak hanya terletak pada produk bermereknya, tetapi juga sistem distribusi yang tak tertandingi ke seluruh dunia.

(hlm. 65)

Gillette

Pangsa pasar globalnya adalah 72,5%, hampir enam kali lebih besar dari pesaing terdekatnya. Perusahaan itu memiliki 70% pangsa pasar di Eropa, 80% di Amerika Latin.

(hlm. 67)

“Senang sekali bisa tidur setiap malam,” kata Buffet, “dengan mengetahui bahwa ada 2,5 miliar laki-laki di dunia yang harus bercukur setiap pagi.”13

(hlm. 75)

THE WARREN BUFFETT WAY

Aturan Bisnis

  1. Apakah bisnis itu sederhana dan dapat dipahami?
  2. Apakah bisnis itu memiliki sejarah operasional yang konsisten?
  3. Apakah bisnis itu memiliki prospek jangka panjang yang menguntungkan?

Aturan Manajemen

  • Apakah manajemen rasional?
  • Apakah manajemen bersikap terus terang pada para pemegang sahamnya?
  • Apakah manajemen menentang imperatif institusional?

Aturan Finansial

  • Seperti apa pengembalian ekuitasnya?
  • Seperti apa “laba pemilik” dari perusahaan itu?
  • Seperti apa marjin labanya?
  • Apakah perusahaan itu telah menciptakan sedikitnya satu dolar nilai pasar untuk setiap dolar yang ditahan?

Aturan Nilai

  1. Seperti apa nilai dari perusahaan itu?
  2. Apakah perusahaan itu bisa dibeli di harga diskon yang dignifikan dari nilainya?

(hlm. 77)

BAB 5

PEDOMAN BERINVESTASI

ATURAN BISNIS

“Saat melakukan investasi,” katanya, “kita memandang diri sebagai analis bisnis—bukan analis pasar, bukan analis makroekonomi, dan bahkan bukan analis surat berharga.”1

(hlm. 78)

Sebaliknya, ia membuat keputusan investasi hanya berdasarkan bagaimana suatu bisnis beroperasi.

(hlm. 79)

Buffett berkonstrasi pada mempelajari segala sesuatu mengenai bisnis yang bersangkutan, dan berfokus pada tiga bisang utama:

  1. Apakah bisnis itu sederhana dan mudah dipahami?
  2. Apakah bisnis itu memiliki sejarah operasional yang konsisten?
  3. Apakah bisnis itu memiliki prospek jangka panjang yang menguntungkan?

(hlm. 80)

Jika Anda memiliki sebuah perusahaan (entah semua atau sebagian sahamnya) di industri yang tidak Anda pahami, mustahil untuk secara akurat menginterpretasikan berbagai perkembangan dan dengan demikian mustahil untuk membuat keputusan yang bijaksana.

(hlm. 81)

Coca-cola

Perusahaan itu memegang 45% Coca-Cola Enterprises, perusahaan pengemasan botol terbesar di AS, dan 35% Coca-Cola Amatil, perusahaan pengemasan botol Australia yang menguasai kepemilikan tidak hanya di Australia tetapi juga Selandia Baru dan Eropa Timur.

(hlm. 83)

KASUS TERKAIT

Benjamin Moore, 2000

Modus operandinya adalah membeli perusahaan yang sudah sukses dan masih berpotensi untuk tumbuh.

Definisi Buffett untuk waralaba adalah sesuatu di mana produknya dibutuhkan atau diinginkan, tidak memiliki pengganti yag menyerupainya, dan tidak teregulasi.

(hlm. 85)

KONSISTENSI

Jika sebuah perusahaan menunjukkan hasil yang konsisten dengan jenis produk yang sama tahun demi tahun, sangatlah beralasan untuk mengasumsikan bahwa hasil itu akan berlanjut.

Selama tidak terjadi perubahan besar, Buffett menghindari membeli perusahaan yang secara fundamental berganti arah karena rencana mereka yang sebelumnya tidak berhasil. Ia pernah mengalami sendiri bahwa melakukan perubahan bisnis secara besar-besaran justru memperbesar kemungkinan untuk melakukan kesalahan bisnis besar-besaran.

(hlm. 86)

“Charlie dan saya belum tahu cara memecahkan masalah bisnis yang pelik,” kata Buffett. “Apa yang kami ketahui adalah cara menghindarinya. Hingga kadar bahwa kami telah meraih kesuksesan, itu lebih karena kami berkonsentrasi pada upaya mengidentifikasi rintangan setinggi satu kaki yang bisa kami atasi, ketimbang karena kami memiliki kemampuan untuk mengenyahkan rintangan setinggi tujuh kaki.”8

(hlm. 89)

PROSPEK JANGKA PANJANG YANG MENGUNTUNGKAN

“Kunci dari investasi,” katanya, “adalah menentukan keuntungan kompetitif dari suatu perusahaan dan, yang paling penting, daya tahan dari keuntungan itu. Produk atau jasa yang memiliki parit perlindungan lebar dan kokoh memberi keuntungan bagi investor.”14

(hlm. 90)

“Definisi perusahaan yang hebat adalah perusahaan yang akan tetap hebat selama 25-30 tahun ke depan.”16

Sebalikya, bisnis komoditas menawarkan produk yang pada dasarnya tidak dapat dibedakan dengan produk-produk pesaing. Bertahun-tahun yang lalu, komoditas dasar mencakup minyak, gas, bahan kimia, gandum, tembaga, kayu, dan minuman sari jeruk. Dewasa ini, komputer, mobil, jasa penerbangan, perbankan, dan asuransi telah menjadi produk komoditas. Terlepas dari anggaran iklan yang sangat besar, semuanya tidak mampu mencapai diferensiasi produk yang berarti.

(hlm. 91)

KASUS RELEVAN

Justin Industries, 2000

Dalam sesuatu yang pada dasarnya merupakan industri komoditas, produk-produk itu telah mencapai status waralaba.

(hlm. 94)

Lebih penting lagi, ia memahami bisnis stabil dan mantap yang menghasilkan produk-produk yang tidak bakal berhenti dibutuhkan orang.

(hlm. 97)

Washington Post Company

Menurut Buffet, yang benar adalah bahwa bahkan surat kabar peringkat tiga sekalipun dapat

menghimpun laba memadai jika merupakan satu-satunya surat kabar di kota itu. Hal itu menjadikannya sebuah waralaba klasik, dengan semua keuntungan dari situ.

Selain mutu waralaba mereka, kalangan surat kabar memiliki goodwill ekonomi yang berharga. Sebagaimana Buffett tekankan, surat kabar memiliki kebutuhan modal yang rendah sehingga mereka dapat dengan mudah mengubah penjualan menjadi keuntungan. Bahkan biaya pengadaan mesin cetak terkomputerisasi dan sistem elektronik di ruang redaksi segera tertutup oleh biaya upah tetap yang lebih rendah. Surat kabar juga relatif mudah menaikkan harga, dengan demikian menghimpun imbal hasil di atas rata-rata untuk modal yang diinvestasikan dan memperkecil dampak inflasi yang merugikan. Buffett menyimpulkan bahwa sebuah surat kabar yang unik dapat menaikkan harganya dua kali lipat dan masih dapat mempertahankan 90% pembaca.

(hlm. 101)

BAB 6

PEDOMAN BERINVESTASI

ATURAN MANAJEMEN

(hlm. 105)

RASIONALITAS

Buffett meyakini bahwa tindakan manajemen terpenting adalah alokasi modal perusahaan. Terpenting karena alokasi modal menentukan nilai pemegang saham. Memutuskan apa yang harus dilakukan dengan laba bersih perusahaan—berinvestasi kembali di bisnis itu, atau mengembalikan uang ke pemegang saham—adalah sesuatu yang menggunakan logika dan rasionalitas. “Rasionalitas adalah mutu yang, menurut Buffett, membedakan gayanya yang ia gunakan untuk menjalankan Berskhire—dan mutu yang kerap ia lihat tidak ada di korporasi lainnya,” tulis Carol Loomis dari Fortune.6

Bagaimana sebaiknya laba bersih itu dialokasikan?

Jika dana kas ekstra yang diinvestasikan kembali secara internal dapat menghasilkan pengembalian ekuitas di atas rata-rata—imbal hasil yang lebih tinggi daripada biaya modal—perusahaan itu harus menahan seluruh laba bersihnya dan menginvestasikannya. Itu satu-satunya jalan yang logis. Menahan laba bersih untuk diinvestasikan kembali di perusahaan itu di bawah biaya modal rata-rata benar-benar tidak rasional. Hal itu juga cukup lazim.

(hlm. 106)

Sebuah perusahaan dengan imbal hasil ekonomi yang buruk, kas yang banyak, dan harga saham yang rendah akan menarik perhatian “perompak korporat” (corporate raiders), yang kerap menjadi awal dari berakhirnya masa jabatan manajemen yang sekarang. Untuk melindungi diri sendiri, para eksekutif kerap mengambil pilihan kedua: membeli pertumbuhan dengan mengakuisisi perusahaan lain.

(hlm. 116)

KETERUSTERANGAN

Buffett sangat menghargai manajer yang melaporkan performa finansial perusahaan secara lengkap dan jujur, yang mengakui kesalahan sama seperti berbagi kesuksesan, dan dari segi mana pun bersikap apa adanya dengan pemegang saham.

(hlm. 120)

IMPERATIF INSTITUSIONAL

Jika alokasi modal begitu sederhana dan logis, mengapa modal dialokasikan dengan cara begitu buruk? Jawabannya, sebagaimana akhirnya diketahui Buffett, adalah kekuatan tak terlihat yang ia sebut “imperatif institusional”—kecenderungan manajemen koporat untuk meniru perilaku manajer lainnya, tak peduli seberapa tolol atau irasionalnya perilaku itu.

Ia bilang hal itu adalah penemuan paling mengejutkan di sepanjang karier bisnisnya. Di sekolah, ia diajarkan bahwa manajer yang berpengalaman bersikap jujur, cerdas, dan otomatis membuat keputusan bisnis rasional. Begitu terjun ke dunia bisnis, ia sebaliknya menjadi tahu bahwa “rasionalitas tetap kehilangan kekuatan jika imperatif institusional mulai masuk”.

(hlm. 123)

Coca-Cola

Ketika mengambil alih Coca-Cola, salah satu langkah pertama Goizueta adalah membuang bisnis-bisnis tak terkait yang dikembangkan CEO terdahulu dan mengembalikan perusahaan itu ke bisnis intinya, yaitu menjual sirop.

(hlm. 124)

Tindakan Goizueta tidak hanya memfokuskan perhatian perusahaan pada produknya yang terbesar dan terpenting, tetapi uga mengalokasikan kembali sumberdaya perusahaan ke dalam bisnisnya yang paling menguntungkan. Mengingat imbal hasil ekonomi dari bisnis-bisnis lainnya, perusahaan itu kini menginvestasikan kembali labanya di bisnis-bisnisnya yang memberi keuntungan tertinggi.

(hlm. 127)

Dalam mengevaluasi orang lain, Anda mencari tiga mutu: integritas, kecerdasan, dan energi. Jika Anda tidak memiliki yang pertama, dua yang lain akan membunuh Anda.23

—Warren Buffett, 1993

(hlm. 129)

Opsi Saham

Buffett percaya bahwa performa unit yang baik dapat diberi penghargaan entah harga saham Berskhire naik maupun turun. Sebaliknya, para eksekutif diberi kompensasi berdasarkan kesuksesan mereka untuk memenuhi target performa yang berkaitan dengan wilayah tanggung jawab mereka. Sebagian manajer diberi penghargaan karena menaikkan penjualan, yang lain karena mengurangi pengeluaran, atau mengendalikan belanja modal. Pada akhir tahun, Buffett tidak membagikan opsi saham—ia menulis cek. Sebagian di antaranya cukup besar. Para manajer dapat menggunakan uang itu sekehendak hatinya. Banyak yang menggunakannya untuk membeli saham Berskhire.

(hlm. 137)

BAB 7

PEDOMAN BERINVESTASI

ATURAN FINANSIAL

Sebaliknya, ia bergantung pada beberapa prinsip finansial yang abadi:

  • Fokuskan pada pengembalian ekuitas, bukan laba bersih per saham.
  • Hitunglah “laba pemilik” untuk mendapatkan refleksi nilai yang sesungguhnya.
  • Carilah perusahaan dengan marjin laba tinggi.
  • Untuk setiap dolar yang ditahan, apakah perusahaan itu telah menciptakan sedikitnya satu dolar nilai pasar?

PENGEMBALIAN EKUITAS

(hlm. 138)

Dari sisinya, Buffett menganggap laba bersih per saham sebagai “asap penghalang musuh (smoke screen)”. Mengingat sebagian besar perusahaan menahan satu porsi dari laba bersih tahun sebelumnya guna memperbesar basis ekuitas mereka, ia menganggap tidak ada alasan untuk merasa bergairah terhadap laba bersih per saham yang mencatat rekor tertinggi.

Ujian bagi performa perusahaan adalah apakah suatu perusahaan mencapai tingkat laba dari modal ekuitas yang tinggi (“tanpa utang yang tidak semestinya, tanpa tipuan akuntansi, dsb.”), alih-alih apakah perusahaan itu mengalami kenaikan yang konsisten dalam laba bersih per saham.1 Untuk mengukur performa tahunan perusahaan, Buffett memilih pengembalian ekuitas—rasio dari laba operasional terhadap ekuitas pemegang saham.

Namun, untuk menggunakan rasio ini, kita perlu melakukan beberapa penyesuaian. Pertama, semua surat berharga yang dapat diperdagangkan harus dinilai sesuai dengan biayanya alih-alih sesuai nilai pasar, karena nilai di bursa saham secara keseluruhan dapat sangat memengaruhi imbal hasil untuk ekuitas pemegang saham di perusahaan tertentu.

Kadua, kita juga harus mengendalikan efek yang mungkin dimiliki hal-hal tidak biasa di dalam numerator dari rasio ini. Buffett mengeluarkan semua keuntungan dan kerugian modal seperti juga semua pos luar biasa yang mungkin saja memperbesar atau memperkecil laba operasional. Ia berupaya memisahkan atau memperkecil laba operasional. Ia berupaya memisahkan performa tahunan spesifik dari suatu bisnis. Ia ingin tahu seberapa baik manajemen menyelesaikan tugasnya untuk menghimpun imbal hasil dari operasi bisnis itu dengan modal yang digunakannya. Itu adalah satu-satunya ukuran terbaik untuk performa ekonomi manajemen.

Lebih jauh, Buffett percaya bahwa suatu bisnis harus mencapai pengembalian ekuitas yang baik sekaligus menggunakan sedikit utang atau tanpa utang sama sekali.

Cocal-Cola

(hlm. 140)

Bisnis minuman anggur Coca-Cola dijual ke Seagram’s pada tahun 1983.

(hlm. 142)

“LABA PEMILIK”

Investor harus menyadari bahwa laba bersih saham merepresentasikan titik awal untuk menentukan nilai ekonomi dari suatu bisnis, bukan titik akhir.

Karena inflasi mengambil korban di dalam bisnis yang memiliki banyak aset, laba bersih dari bisnis seperti ini memiliki mutu khayalan.

Namun bahkan arus kas sekalipun bukan alat bantu yang sempurna untuk mengukur nilai; sering kali, hal itu menyesatkan investor. Arus kas adalah cara tepat untuk mengukur bisnis yang memiliki investasi besar di awal dan pengeluaran yang lebih kecil di kemudian hari, seperti real estat, ladang gas, dan perusahaan kabel. Di lain pihak, perusahaan yang membutuhkan belanja modal terus-menerus, seperti kalangan manufaktur, tidak dapat dinilai secara akurat hanya dengan menggunakan arus kas.

Arus kas perusahaan biasanya didefinisikan sebagai pendapatan bersih setelah dikurangi pajak plus depresiasi, deplesi, amortisasi, dan beban nontunai lainnya. Masalah dengan definisi ini, Buffett menjelaskan, adalah bahwa hal itu tidak memasukkan fakta ekonomi yang sangat penting: belanja modal. Seberapa banyak dari laba bersih tahun ini yang harus digunakan perusahaan untuk peralatan baru, pembenahan pabrik, dan perbaikan lainnya guna mempertahankan posisi ekonomi dan volume unitnya? Menurut Buffett, 95% dari bisnis di AS membutuhkan belanja modal yang kira-kira setara dengan tingkat depresiasi mereka.

(hlm. 143)

Ketimbang arus kas, Buffett lebih memilih menggunakan apa yang ia sebut “laba pemilik”—pendapatan bersih suatu perusahaan plus depresiasi, deplesi, dan amortisasi, dikurangi jumlah belanja modal dan modal kerja tambahan apa pun yag mungkin dibutuhkan.

“Saya lebih memilih untuk kira-kira benar daripada benar-benar salah.”

(hlm. 147)

PRINSIP SATU DOLAR

Kendati bursa saham akan mengikuti nilai bisnis dengan cukup baik sepanjang periode panjang, pada tahun tertentu, harga-harga dapat berfluktuasi karena alasan selain nilai.

(hlm. 151)

BAB 8

PEDOMAN BERINVESTASI

ATURAN NILAI

Apakah perusahaan ini memberi nilai yang baik, dan apakah sekarang waktu yang tepat untuk membelinya—yaitu, apakah harganya menguntungan?

Harga saham bergerak ke atas dan ke bawah nilai perusahaan karena berbagai alasan, dan tidak semuanya logis.

Tidak baik untuk pergi tidur di malam hari memikirkan tentang harga sebuah saham. Kita memikirkan tentang nilai dan hasil perusahaan; Bursa saham ada di sana untuk melayani Anda, bukan untuk menginstruksikan Anda.1

—Warren Buffett, 2003

(hlm. 152)

Secara keseluruhan, investasi rasional memiliki dua komponen:

  1. Tentukan nilai dari bisnis itu.
  2. Belilah hanya pada saat harganya tepat—ketika bisnis itu dijual di harga yang secara signifikan lebih rendah dibandingkan nilainya.

MENGHITUNG NILAI BISNIS

Untuk menyatakan kembali metode Williams itu, Buffett memberitahu kita bahwa nilai dari suatu bisnis adalah total arus kas bersih (laba pemilik) yang diperkirakan akan terjadi selama masa hidup bisnis itu, dipotong (diskon) oleh suku bunga yang sesuai. Ia menganggap ini merupakan ukuran paling tepat untuk mengukur sekelompok jenis investasi yang berbeda: obligasi pemerintah, obligasi korporat, saham biasa, bangunan apartemen, sumur minyak, dan lahan pertanian.

(hlm. 153)

Untuk menentukan nilai dari suatu bisnis, investor yang bersangkutan mengestimasi “kupon” yang akan dihimpun bisnis itu selama satu periode di masa depan dan kemudian mediskon semua kupon ini kembali ke masa sekarang. “Sehingga setelah dinilai,” kata Buffett, “semua bisnis, mulai dari produsen cambuk kuda hingga operator telepon selular, menjadi sederajat secara ekonomi.”2

Sebagai rangkuman, maka, menghitung nilai saat ini dari suatu bisnis berarti, pertama, mengestimasi total laba bersih yang diperkirakan akan terjadi semasa hidup bisnis itu; dan kemudian memotong (diskon) total itu secara mundur hingga hari ini. (Ingat selalu bahwa untuk “laba bersih”, Buffett menggunakan laba pemilik—arus kas bersih yang disesuaikan untuk belanja modal, sebagaimana digambarkan di Bab 7.)

Ia mencari perusahaan yang laba bersih masa depannya dapat diprediksi, sama pastinya seperti laba bersih dari obligasi. Jika perusahaan itu telah beroperasi dengan kekuatan laba bersih yang konsisten dan jika bisnisnya sederhana dan mudah dipahami, Buffett percaya ia dapat menentukan laba bersih masa depannya dengan derajat kepastian yang tinggi.

(hlm. 154)

Kita berupaya untuk mengamati bisnis yang bisa diprediksi.3

(hlm. 155)

“Saya memberi bobot yang sangat besar pada kepastian,” kata Buffett. “Jika Anda melakukan hal itu, ide faktor risiko sama sekali tidak masuk akal bagi saya.”4

Coca-Cola

Mengapa Buffett bersedia membayar lima kali nilai buku untuk suatu perusahaan dengan pendapatan 6,6%? Karena, sebagaimana terus-menerus ia ingatkan pada kita, harga tidak memberitahu kita apa-apa tentang nilai, dan ia percaya Coca-Cola adalah nilai yang bagus.

Pertama, perusahaan itu menghasilkan 31% pengembalian ekuitas dengan investasi modal yang relatif sedikit.

(hlm. 156)

Jika suatu perusahaan mampu menumbuhkan laba pemilik tanpa modal tambahan, yang tepat adalah untuk memotong laba pemilik dengan selisih antara tingkat pengembalian bebas risiko dengan ekspektasi pertumbuhan laba pemilik.

Pertama, asumsikan bahwa mulai tahun 1988, Coca-Cola dapat menumbuhkan laba pemilik 15% per tahun selama 10 tahun. Ini asumsi yang masuk akal, mengingat angka itu lebih rendah dibandingkan rata-rata tujuh tahun sebelumnya. Pada tahun ke-10, laba pemilik sejumlah $838 juta yang kita jadikan awal akan naik menjadi #3.349 miliar. Mari kita asumsikan lebih lanjut bahwa mulai tahun ke-11, tingkat pertumbuhan akan melambat menjadi 5% per tahun. Dengan tingkat diskon 9% (tingkat obligasi jangka panjang saat itu), kita dapat menghitung mundur nilai intrinsik Coca-Cola pada tahun 1988:$48.377 miliar (lihat bagian Catatan di akhir buku ini untuk penjelasan rinci dari perhitungan ini).5

(hlm. 160)

Washington Post Company

Buffett memberitahu kita bahwa, seiring waktu, belanja modal dari sebuah surat kabar akan sama dengan beban depresiasi dan amortisasi, dan karenanya laba bersih harus kira-kira sama dengan laba pemilik.

(hlm. 161)

Wells Fargo

Selanjutnya, Buffett memvisualisasi peristiwa-peristiwa yang bakal membahayakan investasi itu dan muncul dengan tiga kemungkinan, kemudian mencoba membayangkan kemungkinan bahwa semua itu akan terjadi. Hal ini, dalam arti sesungguhnya, merupakan aplikasi probabilitas.

Risiko pertama adalah gempa bumi besar, yang bakal “mendatangkan malapetaka” pada kalangan debitur dan pada gilirannya pada para kreditur mereka. Risiko kedua lebih meluas: “kontraksi bisnis yang sistematis atau kepanikan finansial yang begitu hebat sehingga akan mengancam hampir semua institusi yang memiliki tingkat utang tinggi, sepandai apa pun cara pengelolaannya”. Tidak satu pun di antara kedua risiko itu dapat diabaikan sama sekali, tentu saja, tetapi Buffett menyimpulkan bahwa berdasarkan bukti terbaik, probabilitas keduanya rendah.

(hlm. 162)

Risiko ketiga, dan paling mendapatkan perhatian terbesar dari pasar pada saat itu, adalah bahwa nilai real estat di Barat bakal terjungkal berkaitan dengan kelebihan pembangunan dan “mengakibatkan kerugian besar-besaran bagi bank yang telah membiayai ekspansi itu”. Seberapa seriusnya hal itu?

MEMBELI DI HARGA MENARIK

(hlm. 163)

Graham mengajarkan Buffett pentingnya membeli saham hanya saat selisih antara harga dan nilainya merepresentasikan marjin keamanan tertentu.

(hlm. 165)

KASUS RELEVAN

Larson-Juhl, 2001

Melalui jaringannya yang terdiri atas 23 fasilitas manufaktur dan distribusi di seluruh AS, perusahaan itu mampu memenuhi pesanan dengan catatan waktu yang mengesankan. Dalam sebagian besar kasus—kalangan analis industri mengatakan hingga 95% kasus—bahan-bahannya diterima di hari berikutnya.

Dengan tingkat pelayanan yang luar biasa itu, hanya sedikit toko yang ingin berganti pemasok, bahkan sekiranya harganya lebih tinggi. Dan itu memberi Larson-Juhl apa yang Buffet sebut parit perlindungan—keuntungan yang jelas dan terus-menerus dibandingkan pesaing.

(hlm. 167)

Saat probabilitas kesuksesan sangat tinggi, buatlah taruhan yang besar.

(hlm. 169)

KASUS RELEVAN

Fruit of The Loom, 2002

Jadi, secara sederhana, Buffett membeli sebuah perusahaan dengan aset senilai $2 miliar di harga $835 juta, yang digunakan untuk membayar utang yang belum lunas sebesar $1,6 miliar.

Namun ada kejutan menyenangkan. Tidak lama setelah Fruit of the Loom dinyatakan pailit, Berskhire membeli utangnya (baik obligasi maupun pinjaman bank) dengan harga 50% dari nilai nominal. Sepanjang periode pailit itu, pembayaran bunga utang sebelumnya tetap berlanjut, sehingga menghasilkan imbal hasil untuk Berskhire sekitar 15%. Akibatnya, Buffett membeli sebuah perusahaan yang berutang padanya, dan membayar utang itu. Sebagaimana Buffett jelaskan, “Aset yang kami pegang naik menjadi 10% dari utang senior Fruit, yang akhirnya akan menghasilkan sekitar 70% dari nilai nominal. Melalui investasi ini, kami secara tidak langsung mengurangi harga pembelian kami untuk seluruh perusahaan itu dengan jumlah kecil.”13

(hlm. 171)

MENYATUKAN SEMUANYA

Temukan perusahaan hebat yang dikelola oleh orang jujur dan kompeten, serta dijual lebih rendah dari nilai intrinsiknya.

(hlm. 173)

BAB 9

BERINVESTASI DALAM

SURAT BERHARGA

PENDAPATAN TETAP

(hlm. 179)

OBLIGASI

RJR Nabisco

Tahun 1989 dan 1990 selama kemerosotan pasar obligasi sampah, Buffett mulai membeli obligasi RJR.

(hlm. 180)

Level 3 Communications

“Charlie dan saya tidak suka mengambil risiko, bahkan yang kecil sekalipun, kecuali kami merasa cukup mendapatkan kompensasi jika melakukan hal itu. Kami hanya bersedia mengambil risiko sejauh ‘memakan keju lembut satu hari setelah tanggal kadaluwarsa yang tertera di kemasannya’.”5

(hlm. 184)

Amazon.com

Buffett mungkin juga telah melihat bahwa Amazon.com memiliki profil yang sama dengan banyak investasi lainnya yang ia lakukan di perusahaan ritel. Amazon.com menghimpun pendapatannya melalui sejumlah besar penjualan di harga murah dan kendati memiliki marjin rendah, perusahaan itu efisien dan menguntungkan. Buffett mengagumi cara Bezos menciptakan merek besar dan cara ia menarik perusahaan itu melewati masa-masa yang sangat sulit.

(hlm. 186)

ARBITRASE

Buffett tidak yakin kapan para kreditur dan pembeli akan berpikiran sehar, tetapi ia selalu bertindak hati-hati bilamana orang lain bertindak sembrono.

SAHAM PREFEREN KONVERTIBEL

Saham preferen konvertibel adalah surat berharga campuran yang memiliki karakteristik dari saham sekaligus obligasi.

(hlm. 193)

BAB 10

MENGELOLA PORTOFOLIO

(hlm. 194)

“Kami hanya memfokuskan pada beberapa perusahaan yang menonjol. Kami adalah investor fokus.”1

—Warren Buffett, 1994

(hlm. 195)

STATUS QUO: SATU DI ANTARA DUA PILIHAN

Di dalam satu studi yang mencatat hasil selama periode 20 tahun, dari tahun 1977 hingga 1997, angka persentase dari reksa dana ekuitas yang dapat mengalahkan indeks S&P 500 turun tajam, dari 50% pada tahun-tahun awal menjadi hanya 25% pada empat tahun terakhir. Dan pada november 1998, 90% reksa dana yang dikelola secara aktif mencatatkan kinerja di bawah pasar (rata-rata 14% lebih rendah dibandingkan S&P 500), yang berarti bahwa hanya 10% yang menunjukkan kinerja yang lebih baik.2

(hlm. 197)

INVESTASI FOKUS: GAMBARAN KESELURUHAN

“Temukan Perusahaan yang Menonjol”

Jika perusahaan itu menunjukkan kinerja yang baik dan dikelola oleh orang-orang yang cerdas, pada akhirnya harga sahamnya akan mencerminkan nilai yang dibawanya.

ATURAN EMAS INVESTOR FOKUS

  1. Konsentrasikan investasi Anda di perusahaan menonjol yang dikelola oleh manajemen yang kuat.
  2. Batasi diri Anda terhadap jumlah perusahaan yang bisa benar-benar Anda pahami. Sepuluh hingga 20 sudah bagus, lebih dari 20 berarti memicu masalah.
  3. Pilihlah yang paling terbaik di antara perusahaan-perusahaan Anda yang baik, dan masukkan sebagian besar dari investasi Anda di sana.
  4. Berpikirlah jangka panjang: minimal 5-10 tahun
  5. Volantilitas terjadi. Lanjutkan saja.

(hlm. 200)

“Bersabarlah”

Sebagai aturan pokok yang umum, kita harus membidik tingkat pergantian antara 20-10%, yang berarti mempertahankan saham antara 5-10 tahun.

(hlm. 202)

BUFFETT DAN TEORI PORTOFOLIO MODERN

Jadi dalam kurun waktu satu dekade, dua akademis telah mendefinisikan dua elemen penting dari apa yang kelak disebut teori portofolio modern: Markowitz dengan gagasannya bahwa keseimbangan penghargaan/risiko yang sesuai bergantung pada diversifikasi, dan Sharpe dengan definisinya mengenai risiko. Yang ketiga—teori pasar efisien (efficient market theory/EMT)—berasal dari seorang asisten dosen keuangan berusia muda dari University of Chicago, Eugene Fama.

(hlm. 203)

Pandangan Buffett Mengenai Risiko

Buffett memiliki definisi lain mengenai risiko: kemungkinan terjadinya kerusakan. Dan itulah salah satu faktor dari nilai intrinsik suatu bisnis, bukan perilaku harga dari saham itu. Kerusakan finansial berasal dari kekeliruan dalam menilai keuntungan masa depan dari suatu bisnis, plus efek pajak dan inflasi yang tidak dapat diprediksi dan tidak dapat dikendalikan.

(hlm. 204)

Pandangan Buffett Tentang Diversifikasi

Dengan sengaja berfokus hanya pada beberapa perusahaan tertentu, Anda akan lebih dapat mempelajari perusahaan-perusahaan itu secara lebih mendalam dan memahami nilai intrinsik mereka. Semakin banyak pengetahuan yang Anda miliki tentang perusahaan Anda, semakin kecil risiko yang mungkin akan Anda hadapi.

(hlm. 212)

MEMBUAT PERUBAHAN DI DALAM PORTOFOLIO

Seorang investor fokus tidak boleh menjadi budak dari pergerakan bursa saham, tetapi harus selalu menyadari dengan sungguh-sungguh segala gejolak ekonomi dari perusahaan-perusahaan di dalam portofolio Anda.

Keputusan untuk Membeli: Pedoman Mudah

Saat Buffett berniat menambah suatu investasi, ia pertama kali mengamati apa yang sudah ia miliki untuk melihat apakah pembelian baru itu lebih baik.

(hlm. 213-214)

“Jika hal baru yang tengah Anda pertimbangkan untuk beli tidak lebih baik dari apa yang Anda tahu sudah tersedia,” kata Charlie, “itu belum memenuhi ambang batas Anda. Hal ini menyingkirkan 99% dari apa yang Anda lihat.”21

Keputusan untuk Menjual: Dua Alasan Bagus untuk Bergerak Lambat

Jika kita ingin bertanya pada Buffett apa yang ia anggap sebagai periode ideal untuk bertahan (hold), ia akan menjawab “selamanya”—selama perusahaan itu terus menghimpun aspek ekonomi di atas rata-rata dan manajemen mengalokasikan pendapatan perusahaan itu secara rasional. “Ketidakaktifan muncul di benak kita sebagai perilaku cerdas,” jelasnya.22

  1. Pendekatan itu berguna untuk memperkecil biaya transaksi. Ini adalah salah satu dinamika rasional yang begitu jelas sehingga mudah diabaikan. Setiap kali Anda membeli atau menjual, Anda akan memicu timbulnya biaya perantara yang memperkecil pengembalian investasi bersih Anda.
  2. Pendekatan itu memperbesar pengembalian setelah pajak. Jika Anda menjual suatu saham dengan keuntungan tertentu, Anda akan dikenai pajak peningkatan modal, yang memperkecil keuntungan Anda. Solusinya: Biarkan saja. Jika Anda membiarkan peningkatan itu begitu saja (ini dihubungkan sebagai keuntungan yang tak tercapai), uang Anda akan berlipat ganda semakin kuat. Secara keseluruhan, para investor terlalu sering meremehkan nilai luar biasa besar dari keuntungan yang tidak tercapai ini—apa yang disebut Buffett sebagai “pinjaman bebas bunga dari Treasury”.

(hlm. 215)

TANTANGAN INVESTASI TERFOKUS

Urusan uang bisa dikatakan sebagai masalah emosional terbesar di antara semuanya, dan tidak akan pernah berubah.

(hlm. 216)

TANTANGAN KESUKSESAN

Jika Anda menemukan peristiwa berprobabilitas tinggi, pasanglah taruhan besar.

(hlm. 217)

BAB 11

PSIKOLOGI UANG

Untuk memahami pasar dan investasi, kita harus memahami irasionalitas kita sendiri.

Beberapa aspek dari eksistensi manusia lebih bermuatan emosi ketimbang hubungan kita dengan uang. Dan kedua emosi yang paling memengaruhi keputusan kita dengan uang. Dan kedua emosi yang paling memengaruhi keputusan adalah ketakutan dan keserakahan. Dimotivasi oleh ketakutan dan keserakahan, atau keduanya, investor kerap membeli atau menjual saham di harga yang tidak rasional, jauh di atas atau di bawah nilai intrinsik dari suatu perusahaan. Dengan kata lain, sentimen investor memiliki dampak lebih nyata pada harga saham dibandingkan fundamen dari suatu perusahaan.

(hlm. 219)

TEMPERAMEN SEORANG INVESTOR SEJATI

Seorang spekulan mencoba mengantisipasi dan mengambil keuntungan dari perubahan harga; seorang investor hanya berupaya mengakuisisi perusahaan di harga wajar. Kemudian ia menjelaskan lebih lanjut: Investor yang sukses kerap telah mencapai temperamen tertentu—tenang, sabar, rasional. Spekulan memiliki temperamen sebaliknya: gelisah, tidak sabaran, irasional.

(hlm. 220)

Di sisi yang berlawanan dari spektum itu, investor sejati juga tetap tenang menghadapi apa yang mungkin bisa kita sebut sebagai pengaruh gerombolan.

(hlm. 221)

“Seorang investor,” katanya, “harus bertindak seakan-akan ia memiliki sebuah kartu keputusan seumur hidup yang hanya dapat berisi 20 lubang. Setiap kali ia membuat keputusan investasi, kartunya akan dilubangi satu kali, dan kesempatannya untuk membuat keputusan berkurang satu kali setiap kali membuat keputusan seumur hidupnya.”4 Jika para investor dikendalikan dengan cara ini, Buffett berpendapat bahwa mereka akan terpaksa menunggu dengan sabar hingga ada peluang investasi hebat yang muncul ke permukaan.

(hlm. 222)

Pesimisme, katanya, adalah “penyebab paling umum dari harga rendah…. Kami ingin menjalankan bisnis di lingkungan seperti itu, bukan karena kami menyukai pesimisme melainkan karena kami menyukai harga yang dihasilkannya. Optimismelah musuh dari pembeli rasional.”25

(hlm. 224)

MR. MARKET, PERKENALKAN… CHARLIE MUNGER

Munger percaya bahwa masalah utamanya adalah otak kita mengambil jalan pintas dalam menganalisis. Kita terlalu cepat menarik kesimpulan. Kita mudah tersesat dan rentan terhadap manipulasi.

(hlm. 225)

KEUANGAN PERILAKU

Terlalu Percaya Diri

Beberapa studi psikologis menekankan bahwa kesalahan dalam penilaian terjadi karena orang terlalu percaya diri.

(hlm. 226)

Bias Reaksi yang Berlebihan

Thaler menunjuk pada beberapa studi yang menggambarkan orang yang memberikan terlalu banyak penekanan pada beberapa peristiwa kebetulan, dengan anggapan bahwa mereka telah meilhat suatu tren.

(hlm. 227)

Kelompok yang telah dibombardir oleh banyak informasi, sebagian di anatara mereka yang tak terelakkan lagi mengarah pada kerugian, mengalokasikan hanya 40% dari uangnya ke bursa saham; kelompok yang hanya menerima informasi periodik mengalokasikan hampir 70% dari portofolionya di saham.

(hlm. 228)

Aversi Kerugian

Aversi atau keengganan terhadap kerugian ini membuat investor terlalu konservatif, dengan taruhan yang sangat besar.

(hlm. 230)

Toleransi Risiko

Masalahnya, toleransi orang terhadap risiko ditemukan dalam emosi, yang berarti hal itu berubah-ubah seiring dengan perubahan kondisi.

Setelah merangkum riset, kami mendapati bahwa kecenderungan untuk mengambil risiko berhubungan dengan dua faktor demografis: gender dan usia. Wanita lebih berhati-hati daripada pria, dan orang yang lebih tua lebih enggan mengambil risiko ketimbang orang yang lebih muda.

(hlm. 233)

BAB 12

ORANG YANG TIDAK MASUK AKAL

George Bernard Shaw menulis, “Orang yang masuk akal beradaptasi dengan dunia. Orang yang tidak masuk akal terus berupaya mengadaptasi dunia dengan dirinya. Karenanya, semua kemajuan bergantung pada orang yang tidak masuk akal.”1

(hlm. 234)

Saat Buffett berinvestasi, ia melihat suatu bisnis. Sebagian besar investor hanya melihat harga saham.

(hlm. 235)

Saham adalah sesuatu yang sederhana. Yang Anda lakukan adalah membeli saham dari suatu bisnis yang hebat di harga yang lebih rendah daripada nilai intrinsik bisnis itu, dengan manajemen yang berintegritas dan berkemampuan tertinggi. Lantas Anda memiliki saham-saham itu selamanya?2

—Warren Buffett, 1990

(hlm. 236)

Sekali dalam setahun, ia memeriksa beberapa variabel:

  • Pengembalian ekuitas awal pemegang saham
  • Perubahan marjin operasional, tingkat utang, dan kebutuhan belanja modal
  • Kemampuan perusahaan untuk menghimpun uang

Jika ukuran-ukuran ekonomi ini membaik, ia tahu bahwa harga saham, dalam jangka panjang, akan mencerminkan hal ini. Apa yang yang terjadi pada harga saham dalam jangka pendek sama sekali tidak berhubungan.

(hlm. 237)

BERINVESTASI ALA WARREN BUFFETT

  • Saat bursa saham menyeret turun harga dari suatu bisnis yang bagus, sebagaimana dilakukan terhadap Washington Post
  • Saat suatu risiko tertentu secara temporer menghukum suatu bisnis, sebagaimana dilakukan pada Wells Fargo
  • Saat kelalaian investor mengakibatkan suatu bisnis yang unggul seperti Coca-Cola dihargai setengah dari nilai intrinsiknya

(hlm. 239)

Langkah Pertama: Matikan Bursa Saham

“Setelah membeli saham, kita tidak akan terganggu jika pasar tutup selama satu atau dua tahun,” kata Buffett.

(hlm. 240)

Langkah Dua: Jangan Khawatirkan Aspek Ekonomi

Buffett lebih memilih membeli suatu bisnis yang memiliki peluang untuk mendapatkan keuntungan di kondisi ekonomi seperti apa pun.

Langkah Tiga: Belilah Bisnis, Bukan Saham

Namun, jika Buffett diberikan ujian yang sama, ia kaan mulai dengan mengukur bisnis itu secara metodis berdasarkan aturan-aturan dasarnya, satu per satu:

  • Apakah bisnis itu sederhana dan mudah dipahami, dengan sejarah operasional yang konsisten dan prospek jangka panjang yang menguntungkan?
  • Apakah dikelola oleh manajer yang jujur dan kompeten, yang mengalokasikan modal secara rasional, berkomunikasi apa adanya dengan pemegang saham, dan menentang imperatif institusional.
  • Apakah aspek ekonomi perusahaan itu dalam kondisi baik—dengan marjin laba, laba pemilik yang tinggi, dan nilai pasar yang meningkat sesuai dengan laba ditahan?
  • Akhirnya, apakah tersedia di harga yang lebih rendah dibandingkan nilai intrinsiknya? Sebagai catatan: Baru pada langkah terakhir inilah Buffett menengok harga saham di pasar.

Menghitung nilai dari suatu bisnis bukan sesuatu yang kompleks secara matematis. Walaupun begitu, masalah muncul jika kita keliru mengestimasi arus kas suatu perusahaan di masa depan. Buffett mengatasi masalah ini melalu dua cara. Pertama, ia memperbesar peluangnya memprediksi arus kas masa depan secara tepat dengan bertahan pada bisnis yang sederhana dan stabil dari segi karakter. Kedua, ia menuntut marjin keamanan tertentu antara harga pembelian perusahaan dan nilai yang telah ditetapkan.

(hlm. 242)

Esensi Warren Buffett

Menentukan cara mengalokasikan laba suatu perusahaan adalah keputusan terpenting yang akan dibuat manajer.

(hlm. 243)

Berinvestasi adalah sesuatu yang tidak begitu rumit. Anda harus tahu akuntansi, bahasa dari bisnis. Anda harus membaca The Intelligent Investor. Anda membutuhkan pola pikir yang tepatm temperamen yang tepat. Anda harus tertarik dengan prosesnya dan berada di dalam lingkaran kompetensi Anda. Bacalah Ben Graham dan Phil Fisher, bacalah berbagai laporan tahunan dan laporan perdagangan, tetapi jangan mengerjakan persamaan yang mengandung huruf-huruf Yunani di dalamnya.8

—Warren Buffett, 1993

(hlm. 244)

Ia benar-benar antusias untuk berangkat ke kantor setiap hari. “Tidak ada pekerjaan lain di dunia ini,” katanya, “yang lebih menyenangkan daripada mengelola Berskhire, dan saya menganggap diri saya beruntung bisa berada di tempat saya yang sekarang.”11

(hlm. 245)

EPILOG

MENGELOLA UANG DENGAN

“WARREN BUFFETT WAY”

(hlm. 246)

“Target ekonomi jangka panjang kami adalah memaksimalkan tingkat keuntungan tahunan rata-rata dalam hal nilai intrinsik per saham,”

(hlm. 252)

Di dalam buku ini, saya menekankan bahwa Buffett tidak hanya bergantung pada rasio P/E rendah dalam memilih saham. Kekuatan penggerak di dalam penciptaan nilai adalah laba pemilik dan kemampuan suatu perusahaan untuk menghimpun pengembalian modal di atas rata-rata.

(hlm. 253)

Bill, yang menggunakan pendekatan valuasi yang tidak hanya memfokuskan pada rasio P/E tetapi juga pada laba tunai dan pengembalian modal. Sudah mulai memburu perusahaan-perusahaan baru di industri teknologi. Ia membeli Dell Computer pada tahun 1996 di harga enam kali laba dengan pengembalian modal 40%. Para manajer nilai yang lain juga membeli Dell tetapi kemudian menjualnya di harga 12 kali laba karena kebijaksanaan konvensional mendikte Anda untuk selalu membeli manufaktur PC di harga enam kali laba dan menjualnya di harga 12 kali laba. Sebalikya, Bill mempelajari model bisnis itu dan segera menemukan bahwa pengembalian modal Dell dengan cepat meningkat hingga angka yang menakjubkan, tingkat pengembalian sebesar tiga digit. Jadi, sementara manajer nilai lainnya menjual saham Dell Computer di harga 12 kali laba, Bill bertahan di harga 20 kali, 30 kali, dan 40 kali laba, dengan keyakinan bahwa perusahaan itu masih sangat bernilai rendah (undervalued) relatif terhadap nilai intrinsiknya yang terus meningkat. Ia benar. Investasinya di Dell Computer menghasilkan pengembalian sebesar 3.000% untuk para pemegang saham dananya.

Legg Mason Capital Management menjadi pemegang saham terbesar kedua di Amazon.com—hanya di bawah CEO, Jeff Bezos. Baru-baru ini, Bill menambahkan eBay ke portofolio dananya, dengan alasan bahwa perusahaan itu berada di pintu gerbang depan ekonomi yang sangat mirip dengan yang dialami Microsoft pada tahun 1993.

(hlm. 254)

Saat itu, Microsoft merupakan bisnis senilai $22 miliat yang oleh sebagian besar investor nilai dianggap sangat bernilai lebih. Akhir tahun 2003, Microsoft telah berkembang menjadi bisnis senilai $295 miliar. Perusahaan itu mencatatkan kenaikan harga sebesar di atas 1.000%, sementara indeks S&P 500 naik 138% dalam periode yang sama.

Di dalam inti dari keputusan-keputusan investasi Bill terletak persyaratan untuk memahami model bisnis suatu perusahaan. Apa saja yang menciptakan nilai? Bagaimana perusahaan itu menghimpun kas? Berapa besar kas yang dapat dihasilkan suatu perusahaan dan berapa tingkat pertumbuhan yang dapat diharapkan akan dicapainya? Berapa pengembalian modal perusahaan itu? Jika perusahaan itu mencapai pengembalian di atas biaya modal, maka perusahaan itu menciptakan nilai. Jika perusahaan itu mencapai tingkat pengembalian di bawah biaya modal, maka perusahaan itu menghancurkan nilai.

(hlm. 255)

Perekonomian dari minuman soda, pisau cukur, karpet, cat, permen, dan perabotan jauh lebih mudah untuk diprediksi ketimbang perekonomian dari perangkat lunak komputer, telekomunikasi, dan Internet.

Namun, “sulit diprediksi” tidak sama dengan “mustahil dianalisis”. Jelas perekonomian dari sebuah perusahaan teknologi lebih bervariasi dibandingkan perekonomian dari bisnis konsumsi yang tidak tahan lama. Namun, studi menyeluruh tentang bagaimana bisnis mana pun beroperasi seharusnya tetap membuat kita dapat menentukan serangkaian kemungkinan valuasi. Dan dengan bertahan pada filosofi Buffett, tidak penting lagi apakah kita harus menentukan dengan persis berapa nilai dari suatu perusahaan; yang diperlukan hanyalah bahwa kita membeli perusahaan itu di harga berdiskon signifikan (marjin keamanan) dari serangkaian kemungkinan valuasi.

(hlm. 256)

Apa yang luput dari perhatian sejumlah Buffettologis dalam pemikiran mereka adalah bahwa imbalan dari melakukan analisis akurat terhadap perusahaan teknologi itu lebih dari sekadar mengimbangi risikonya. Yang harus kita lakukan adalah menganalisis tiap-tiap saham sebagai suatu bisnis, menentukan nilai dari bisnis itu dan, melindunginya terhadap risiko ekonomi yang lebih besar, menurut marjin keamanan yang lebih besar di harga pembelian.

Alasan dari performa yang jauh lebih baik ini karena filosofi atau prosesnya berubah, melainkan bahwa filosofi dan prosesnya diterapkan ke bidang saham yang lebih besar. Jika para manajer dan analis saham bersedia untuk mempelajari semua jenis model bisnis, tanpa memedulikan klasifikasi industri, peluang untuk mengeksplorasi kesalahan harga periodik di pasar kian membesar, dan hal ini berarti pengembalian yang lebih baik bagi para pemegang saham kami.

(hlm. 257-258)

Kemudian ia mengamati proses yang digunakan tiap-tiap manajer untuk mengalahkan pasar, dan memisahkan empat atribut yang membedakan kelompok ini dari mayoritas manajer dana.

  1. Pergantian portofolio. Secara keseluruhan, reksa dana yang mengungguli pasar memiliki rasio pergantian untuk semua dana ekuitas—110%.
  2. Konsentrasi portofolio. Dana yang unggul secara jangka panjang cenderung memiliki konsentrasi portofolio yang lebih tinggi dibandingkan dana indeks atau dana ekuitas umum lainnya. Secara rata-rata, reksa dana yang lebih unggul menempatkan 37% dari aset mereka di nama-nama 10 besar.
  3. Gaya investasi. Mayoritas performa yang mengungguli pasar mendukung pendekatan nilai-intrinsik untuk memilih saham.
  4. Lokasi geografis. Hanya sebagian kecil dari yang mengungguli pasar berasal dari pusat finansial East Coast, New York atau Boston. Sebagian besar penghimpun uang teratas mendirikan kantor di kota-kota seperti Chicago, Salt Lake City, Memphis, Omaha, dan Baltimore. Michael mengatakan bahwa mungkin jauh dari hiruk-pikuk New York dan Boston memperkecil hiperaktivitas yang menyelimuti begitu banyak portofolio reksa dana.

(hlm. 260)

Tidak ada yang akan berbeda pula 5, 10, atau 20 tahun dari sekarang. Pasar berubah, harga berubah, lingkungan ekonomi berubah, industri datang dan pergi. Dan investor cerdas mengubah perilaku harian mereka untuk beradaptasi dengan konteks perubahan. Namun, yang tidak berubah adalah fundamentalnya.

Artikel Terkait

Pedoman Lengkap Legal Due Diligence dan Legal Opinion dalam Rangka Initial Public Offering oleh Mario W. Sutantoputra dan Sarmauli Simangunsong

You cannot copy content of this page

error: Content is protected !!