Berikut ini adalah kutipan-kutipan yang saya kumpulkan dari buku Aksi Massa oleh Tan Malaka.
Tanpa harus membacanya semua, Anda mendapatkan hal-hal yang menurut saya menarik dan terpenting.
Saya membaca buku-buku yang saya kutip ini dalam kurun waktu 11 – 12 tahun. Ada 3100 buku di perpustakaan saya. Membaca kutipan-kutipan ini menghemat waktu Anda 10x lipat.
Selamat membaca.
Chandra Natadipurba
===
Aksi Massa
Tan Malaka
Diterbitkan oleh
Sega Arsy
Pesan Tan Malaka dari Dalam Kubur
Pengantar Kholid O. Santosa
(Halaman 9)
Maka buku-buku Tan Malaka pun disebarkan secara sembunyi-sembunyi lewat jaringan klandestin.
(Halaman 10)
Tan Malaka boleh jadi menjadi tokoh yang sejatinya ingin merangkul semua kelompok, kendati dengan risiko disingkirkan oleh semua kelompok.
Tan Malaka yang baru terpilih sebagai Ketua Umum Partai Komunis, menyatakan bahwa kedua perta semestinya besatu karena mempunyai tujuan yang sama: mengusir imperialisme Belanda.
(Halaman 11)
Selanjutnya Tan Malaka menyampaikan bahwa adanya 250 juta Muslim di dunia adalah kenyataan yang tidak bisa diabaikan.
(Halaman 12)
Sekitar 13 ribu anggota kami bergabung dan melakukan propaganda di dalam.
(Halaman 13)
Kelompok pecahan kemudian menjadi Sarekat Islam Merah, yang terafiliasi dengan Partai Komunis.
(Halaman 15)
Baru sebatas puch, gerombolan kecil yang bergerak diam-diam dan tak berhubungan dengan rakyat.
(Halaman 16)
“Mari kita satukan 100.000.000 yang tertindas dan mendiami pusat strategi dan lalu lintas seluruh benua Asia dan Samudaeranya”. Tulisnya.
Ia akan tercengan melihat kesabaran dan “daya tahan” rakyat menangggung kesusahan, bahwa pajak jauh dari kemampuan penduduk, tidak asing lagi bagi orang-orang pemerintah.
“lindungi bendera itu dengan bangkaimu, nyawamu, dan tulangmu. Itulah tempat yang selayaknya bagimu, seorang putra tanah air Indonesia tempat darahu tertumpah”.
(Halaman 17)
“ini kesempatan kita mempraktikkan Massa Aksi” kata sukarni, tokoh pemuda revolusioner, mengutip buku Tan Malaka yang saat itu menjadi pegangan pemuda.
(Halaman 19)
Pada hari itu ditentukan massa datang berbondong-bondong menuju lapangan Ikada. Jumlahnya mencapai 200 ribu orang, dibawah todongan senjata tentara Jepang.
Hail demonstrasi itu mengecewakan kaum pemuda. Bagi Tan Malaka, pidato itu, “Tidak mencerminkan massa aksi dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat.”
(Halaman 21)
PENDAHULUAN ASIA SUDAH BANGUN
Tetapi tidak seorang pun yang dapat mengatakan kapan dan dimana bendera kemerdekaan yang pertama akan berkibar.
(Halaman 23)
Impian orang seperti Notosoeroto yang mengangankan Nederlandia Raya akan tetapi jadi lamunan orang yang fasik.
(Halaman 27)
Gelombang Pemogokan, pemboikotan dan demonstrasi yang beralun-alun setiap hari bertambah luas melalui rapat nasional menuju Feberasi Republik Indonesia.
Inilah jalan mereka, tidak lain!.
(Halaman 29)
BAB I REVOLUSI
Dia adalah akibat tertentu dan tak dapat disingkirkan dari timbulnya pertentangan kelasyang makin hari bertambah tajam.
Semakin besar kekayaan pada satu pihak, semakin beratlah kesengsaraan dan perbudakan di lain pihak.
(Halaman 30)
Erden and vergeben,yakni perjuangan kelas terus-menerus hingga tercapai pergaulan hidup yang tak mengenal kelas (Menurut Paham Marx)
(Halaman 31)
Seseorang yang mempunyai darah raja-raja, biarpun bodohnya seperti kerbau, boleh menaiki singgasana dengan pertolongan pendeta dan bangsawan untuk menguasai nasib berjuta-juta manusia.
Cita-cita politik borjuasi ialah demokrasi dan parlementarisme. Ia meminta penghapusan sekalian hak-hak feodal dan penetapan sistem penghasilan dan pembagian (distribusi yang kapitalistik).
(Halaman 32)
Seandainya ia belum dua kali menceburkan diri ke dalam revolusi (pada tahun 1860), Amerika Utara tak dikenal dunia selain sebagai Australia atau Kanada.
(Halaman 33)
Revolusilah, yang bukan saja menghukum sekalian perbuatan ganas, menentang kecurangan dan kelaliman, tetapi juga mencapai sekalian perbaikan bagi yang buruk.
(Halaman 36)
BAB III PATI DALAM RIWAYAT INDONESIA
Bagi tuankulah, ya jungjunganku, kemerdekaan, kepunyaa, dan nyawa patik, pernah dan berulang-ulang dicapkan rakyat Indonesia terhadap raja-rajanya.
(Halaman 39)
Siwa, Wisnu, dan dewa-dewa agama Budha yang dalam negeri asalnya satu dan lainnya bermusuhan serta Berpisah-pisah, hidup bersama di pulau Jawa dengan damainya.
Tetapi Indonesia menurut alam dan Hindu-Arab dalam pikiranya.
(Halaman 42)
Seorang keturunan Hindu bernama Malik Ibrahim, pada tahun 1419 dengan membawa Agama yang belum dikenal orang di pulau Jawa, datang ke Gresik yang ketika itu penduduknya banyak orang asing. Dengan cepat ia memperoleh pengikut. Jadi dapat dikatakan kedatangannya dengan membawa agama Islam, membuat bumiputera bagaikan memperoleh durian runtuh, karena ketika itu sedang berapi-api pertentangan penduduk pesisir dengan ibukota.
Oleh seorang Tionghoa-Jawa, bernama Raden Patah,
(Halaman 45)
Dan sangat sulit memastikan, apakah Dipenogoro dalam pandangan politik, sebab tak dapat disangkal lagi, bahwa cita-citanya: Singgasana kerajaan Mataram.
(Halaman 46)
Satu kelas baru mesti didirikan di Indonesia buat melawan imperialisme Barat yang moderen.
(Halaman )
BAB III BEBERAPA MACAM IMPERLIASME
a. imperialise biadab,
b. Imperialise autokratis,
c. Imperialisme setengah liberal,
d. Imperialise liberal.
Sebab-Sebab Perbedaan
Waktu Spanyol dan Protugis kira-kira tahun 1500 datang ke Asia, mereka belum terlepas sama sekali dari feodalisme. Portugis dan Spanyol adalah negeri pertanian, pekerjaan tangan, kaum bangsawan dan kaum agama, jadi belum ada industri.
Barang-barang industri yang dapat dijual; di tanah jajahan belum ada. Mereka datang ke koloni-koloni dan merampok hasil-hasil disana untuk dijual di pasar Eropa dengan harga yang tinggi. Karena mereka sangat keras memeluk agama Khatolik yang baru saja mengusir Islam dari Spanyol.
(Halaman 51)
Itulah sebabnya maka bangsa Indonesia yang memeluk agama animisme di Philipina itu dipaksa memeluk agama Kristen. Siapa yang tidak suka mengikuti dipancung dengan pedang.
Waktu Belanda mengikuti Protugis dan Spanyol ke Indonesia kira-kira tahun 1600, sebagian feodalisme Belanda telah didesak oleh borjuasinya. Mereka telah melepaskan diri dari tindasan feodalisme serta Katolikisme dan mengambil jalan menuju perdagangan merdeka, liberalisme dan protestanisme. Negeri Belanda ada di zaman kapitalisme muda.
(Halaman 66)
BAB IV KAPITALISME INDONESIA
b. tumbuh tidak dengan semestinya
ia adalah perkakas asing yang dipergunakan untuk kepentingan asing yang dengan kekerasan mendesak sistem produksi bumiputera.
(Halaman 72)
Jadi jelaslah, bahwa perdagangan Inggris di Indonesia lebih besar dari semua negeri asing.
(Halaman 73)
BAB V KEADAAN RAKYAT INDONESIA
Jika kita mau tahu berapa jumlah buruh industri, kebun-kebun dan pengangkutan, tentulah dengan jalan itu kita ketahui berapa banyak nya “budak belian kolonial” yang kelaparan di Indonesia
(Halaman 74)
Bagian terbesar dari mereka berorganisasi, seperti buruh kereta api,tukang sapu, kuli barang, dan tukang rem, yang mulai bekerja dengan gaji f.15,- sebulan, dengan 1 atau 2 rupiah tambahan setahun dan mencapai maksimum f.30,- f.40,- sebulan, apabila mereka sudah beruban.
Kita misalkan beratus-ratus buruh gula yang karena tak berorganisasi tak berani meminta tambahan gajinya. Kaum tani yang kehilangan tanahnya ini hanya bekerja beberapa bulan dalam setahun gaji 30 atau 40 sen sehari.
(Halaman 75)
Siapakah Gubernur Jenderal yang pada suatu hari dengan malu-malu menceritakan, bahwa beribu-ribu kuli tidur di pelabuhan Jakarta, sebab upah mereka tidak cukup untuk menyewa gubuk yang sangat dicintai oleh orang-orang Jawa?
“Revolusilah, yang bukan saja menghukum sekalian perbuatan ganas, menentang kecurangan dan kelaliman, tetapi juga mencapai sekalian perbaikan bagi yang buruk.”