Politik dan Kebebasan oleh Tom Palmer

Berikut ini adalah kutipan-kutipan yang saya kumpulkan dari buku Politik dan Kebebasan oleh Tom Palmer.

Tanpa harus membacanya semua, Anda mendapatkan hal-hal yang menurut saya menarik dan terpenting.

Saya membaca buku-buku yang saya kutip ini dalam kurun waktu 11 – 12 tahun. Ada 3100 buku di perpustakaan saya. Membaca kutipan-kutipan ini menghemat waktu Anda 10x lipat.

Selamat membaca.

Chandra Natadipurba

===

POLITIK

DAN

KEBEBASAN

Why Liberty

Your Life ● Your Choice ● Your Future

Editor: Tom G. Palmer
Students For Liberty & Atlas Network

Penulis:

Tom G Palmer (Eds)

Kontributor:

John Stossel, Clark Ruper, James Padilioni Jr.,
Alexander McCobin, Sarah Skwire, Aaron Ross Powell,
Olumayowa Okediran, Sloane Frost,
Lode Cossaer dan Martin Wegge

Copyright: Tom G Palmer 2013

Judul Asli: Why Liberty: Your Life Your Choice and Your Future

Diterbitkan dalam bahasa Inggris oleh:

Atlas Network dan Students for Liberty (2013)

Diterbitkan dalam bahasa Indonesia oleh:

Suara Kebebasan (2017)

Penerjemah: Djohan Rady

Penyelaras Bahasa: Rofi Uddrojat dan Adinda Teriangke Muchtar

Desain Layout: Harhar Muharam

(hlm.ix)

KATA PENGANTAR

Politik bukan sebagi sebuah pemaksaan kehendak, tetapi persuasi.

(hlm.1)

1.
Mengapa Menjadi Libertarian?

Oleh: Tom G. Palmer

Sepanjang kamu menjalani hidup, besar kemungkinan kamu selalu bertindak layaknya seorang libertarian.

(hlm.2)

Kamu menjalani hidup ini sesuai kehendakmu sambil terus menghormati kebebasan dan hak-hak orang lain.

Libertarian percaya pada asas voluntarisme atau kesukarelaan ketimbang pemaksaan.

Lalu kenapa libertarianisme tidak berfokus pada apa yang seharusnya pemerintah lakukan tetapi malah fokus pada tindakan individu?

(hlm.6)

Memang menggelikan. Jika kamu selalu diasumsikan bersepakat, terlepas dari apapun pilihanmu, maka kata “bersepakat” (to consent) itu sendiri sudah kehilangan maknanya.

Faktanya, orang yang ditangkap polisi karena menghisap mariyuana di dalam rumahnya tidak pernah bersepakat untuk ditangkap.

Tetapi jika kamu tidak punya otoritas untuk masuk ke rumah tetanggamu sambil menodongkan pistol untuk menyeret mereka ke dalam penjara, lalu kenapa kamu bisa mendelegasikan kekuasaan tersebut kepada pihak lain?

(hlm.7)

Sayangnya “negara” tidak sama dengan “rumah saya”. Saya memiliki dan menguasai rumah saya, tetapi saya tidak “memiliki dan mengusai” negara saya.

Orang dewasa paham bahwa orang lain bukan milik mereka. Setiap orang punya hidup masing-masing yang ingin dijalani.

(hlm.8)

Menjadi libertarian artinya menolak menggunakan cara-cara kekerasan dan pemaksaan, tetapi justru menggunakan cara-cara damai dan voluntaristik dalam mencapai tujuan-tujuan pribadi, entah itu yang bersifat personal ataupun yang bersifat lebih luas seperti meningkatkan kondisi kemanusiaan, menyebarkan pengetahuan, dan sebagainya.

(hlm.9)

Kecurigaan Terhadap Kekuasaan dan Otoritas

Locke merespon dengan mengatakan bahwa apa yang diinginkan para pengusung kebebasan adalah “Kebebasan untuk mengatur sendiri Diri, Tindakan, Harta Benda, dan seluruh Kepemilikan yang dipunyai, berdasarkan batasa-batas yang diijinkan oleh Hukum; sehingga ia tidak menjadi subjek bagi Kehendak orang lain, tetapi menjadi subjek bagi kehendak dirinya sendiri.”

(hlm.11)

Kebebasan, Kemakmuran, dan Tata Sosial

Hak milik (properti) merupakan salah satu fondasi paling penting bagi terciptanya kerja sama berbasis voluntarisme di antara individu yang tidak saling mengenal.

(hlm.12)

Hak properti yang terdefinisikan dengan jelas dan kebebasan untuk melakukan pertukaran berdasarkan kesepakatan antara individu-individu yang terlibat akan berujung pada kooperasi berskala besar yang bebas dari pemaksaan. Pasar bebas menciptakan lebih banyak tata sosial ketimbang masyarakat yang aktivitasnya dikomandoi dan diatur-atur oleh politisi.

Segala bentuk upaya penggunaan kekuasaan untuk mengintervensi itu semua melalui, misalnya, perintah diktator, presiden, atau anggota legislatif, adalah upaya mengganti tata (order) dengan kekacauan (chaos), kebebasan dengan pemaksaan, dan harmoni dengan perselisihan.

(hlm.13)

Jadi … Kenapa Menjadi Libertarian?

Sebagaimana beban pembuktian ada di pundak si penuduh, bukan yang dituduh, maka beban pembuktian bahwa manusia tidak boleh bebas ada pada orang-orang yang menyangkal kebebasan manusia, bukan para pembelanya. Seseorang yang ingin bernyanyi dan menari tidak perlu menjulaskan kenapa ia harus bernyanyi dan menari kepada semua orang di seluruh dunia hanya agar ia dapat bernyanyi dan menari. Tidak pula orang ini harus menyiapkan bantahan pada setiap argumen mengenai kenapa bernyanyi dan menari harus dilarang. Jika ia memang harus dilarang untuk bernyanyi dan menari, maka argumentasi dan penjelasan harus datang dari orang-orang yang melarang, bukan sebaliknya. Beban pembuktian ada pada pundak di pelarang.

(hlm.15)

2.
Seharusnya Tidak Perlu
Undang-Undang

Oleh: John Stossel

Ketika dihadapkan pada masalah, orang-orang cenderung mengambil cara yang paling praktis: buat undang-undang tidak selamanya efektif, karena pemaksaan jarang sekali mengubah keadaan menjadi lebih baik. Dan itulah hakekat undang-undang yang sebenarnya: pemaksaan dan eksekusi kekuasaan.

(hlm.17)

George W. Bush berjanji akan membentuk pemerintahan yang ramping, tetapi kemudian ia mengesahkan program subsidi obat sebesar $50 miliar per tahun dan mendirikan birokrasi baru bernama No Child Left Behind.

Swedia dan Jerman meliberalisasi sektor tenaga kerja dan perekonomian mereka tumbuh.

(hlm.18)

Ketika saya pulang, Visa dan MasterCard akan mengirimkan tagihan atas semua transaksi tersebut hingga ke detail-detail yang paling kecil. Kita melihat keajaiban semacam ini sebagai hal kecil belaka.

Sebaliknya, pemerintah bahkan tidak mampu menghitung suara di hari pemilihan dengan benar.

(hlm.20)

Salah satu ide sentral di dalam ideologi kebebasan adalah penolakan kategorisasi standar kanan dan kiri dan di dalam politik.

Spektrum tradisional kanan dan kiri biasanya mewakili komunisme di sisi kiri dan fasisme di sisi kanan, pelarangan tembakau di satu sisi atau pelarangan mariyuana di sisi lain, pelarangan bicara di satu sisi … dan pelarangan bicara dalam bentuk lain di sisi yang lain.

(hlm.21)

Yang menyatukan orang-orang yang masuk ke dalam kategori libertarian adalah penghargaan pada kebebasan individu di dalam berbagai isu kemanusiaan dan sosial.

Jika kamu ingin melihat monumen(ku), lihat sekelilingmu. Perhatikan dunia yang kita tinggali saat ini–sekuler, saintifik, demokratis, kelas menengah. Suka atau tidak, inilah dunia yang diwariskan oleh liberalisme. Selama lebih dari dua ratus tahun, liberalisme (dengan sekutunya yang paling kuat, kapitalisme) berhasil meruntuh tata sosial lama yang berdiri selama lebih dari dua milenia: otoritas penguasa, dominasi agama, tuan tanah, dan raja-raja. Dari tempat lahirnya di Eropa, liberalisme menyebar di Amerika Serikat, dan sekarang sibuk mengubah wajah Asia.16

(hlm.22)

Di berbagai belahan dunia, telah banyak pertarungan ide yang dimenangkan libertarianisme: pemisahan otoritas agama (gereja) dari negara; pembatasan kekuasaan melalui undang-undang; kebebasan berbicara; mengganti sistem merkantilisme dengan perdagangan bebas; penghapusan perbudakan; penghargaan hak-hak terhadap kelompok minoritas, baik itu minoritas agama, etnis, dan jender; perlindungan terhadap hak milik; serta kekalahan fasisme, Jim Crow, apartheid, Nazi, dan komunisme.

(hlm.27)

4.
Sejarah dan Struktur
Pemikiran Libertarianisme

Oleh: Tom G. Palmer

Libertarianisme adalah produk filsafat modern mengenai kebebasan individu, sebagai antitesis bagi ide mengenai penghambaan (serfdom) dan kepatuhan (subservience); mengenai sistem hukum yang berbasis pada hak individu, sebagai antitesis dari eksekunsi kekuasaan yang semena-mena; mengenai penciptaan  kemakmuran secara mutualistik melalui kebebasan untuk bekerja, kerja sama voluntaristik, dan pertukaran, sebagai antitesis dari kerja paksa, kerja berdasarkan tekanan, dan eksploitasi; dan mengenai toleransi dan koeksistensi antar agama, gaya hidup, kelompok etnis, dan berbagai identitas kemanusiaan lain, sebagi antitesis dari konservatisme agama, tribalisme, dan etnisisme. Libertarianisme adalah filosofi dunia modern dan saat ini sedang berkembang pesat di kalangan anak-anak muda di seluruh dunia.

(hlm.29)

Libertarianisme Dipahami Secara Historis

Perdagangan dan aktivitas komersial mulai meningkat sejak Abad Pertengahan, khususnya karena munculnya komune-komune independen, yakni kota-kota otonom yang terlindung dari serangan pembajak, perompak, dan musuh-musuh lainnya berkat tembok pembatas yang tinggi.27

“Stadtluft macht frei”

(hlm.31)

Sistem politik absolutisme memiliki teori ekonomi yang menyertainya: merkantilisme, yakni ide bahwa raja dan birokrasinya harus mengarahkan aktivitas industri, melarang usaha ini dan menyubsidi yang lainnya, memberikan hak monopoli pada perusahaan-perusahaan tertentu (pratek yang sekarang disebut kroniisme), “melindungi” pengusaha lokal dari serbuan barang impor asing yang murah, dan secara umum mengelola perdagangan demi keuntungan penguasa negara.33

 (hlm.32)

Gerakan liberalisme sendiri mengambil inspirasi dan ide dari banyak pihak. Salah satu yang paling terkenal adalah para cendekiawan Skolastik Salamanca di Spanyol, yang pro terhadap pasar bebas dan membela hak masyarakat Indian yang dijajah oleh para penjelajag Spanyol. Para cendekiawan Salamanca juga menganut doktrin hukum alamiah (natural law) dan hak alamiah (natural rights) yang dirumuskan oleh para pemikir Belanda dan Jerman. Tetapi, banyak pihak sepakat bahwa gerakan libertarian yang utuh pertama muncul pada saat periode perang sipil di Inggris: kubu the Levellers.34

(hlm.33)

Imperialisme, rasisme, sosialisme, nasionalisme, komunisme, fasisme, dan berbagai kombinasi dari ideologi-ideologi tersebut, kesemuanya berdasar pada premis fundamental mengenai kolektivisme. Di dalam doktrin kolektivisme, individu tidak dilihat sebagai subjek yang otonom; jauh lebih penting daripada hak individu, kata para koletivis, adalah hak dan kepentingan bangsa, kelas sosial, atau ras, yang diekspresikan melalui kekuasaan negara.

(hlm.35)

Di tahun 1943, ada tiga buku yang diterbitkan di Amerika Serikat yang berhasil mengembalikan ide-ide libertarianisme ke dalam diskusi publik: The Discovery of Freedom karya Rose Wilder, The God of the Machine karya Isabel Paterson, dan novel bestseller The Fountainhead karya Ayn Rand. Pada tahun 1944 di Amerika Serikat Ludwig von Mises menerbitkan buku Omnipotent Goverment: The Rise of the Total State and the Total War, dan di Britania Raya F. A. Hayek menerbitkan buku bestseller-nya The Road to Serfdom.

(hlm.36)

Muncul juga intelektual terkemuka yang mengikuti jejak Paterson, Lane, Rand, Mises, dan Hayek, seperti filsuf  Robert Nozick, H.B. Acton, dan Anthony Flew, serta banyak ekonom pemenang Nobel seperti James Buchanan, Milton Friedman, Ronald Coase, George Stigler, Robert Mundell, Elinor Ostrom, dan Vernon Smith, yang terus mengembangkan argumen-argumen libertarian dan mengaplikasikan ide-ide libertarian untuk menjawab berbagai persoalan sosial, ekonomi, hukum, dan politik.

(hlm.38)

Tripod Libertarianisme terdiri dari tiga pilar utama:

Hak Individu: individu memiliki hak yang sudah ada sebelum hadirnya asosiasi politik; hak bukan merupakan dispensasi dari kekuasaan, tetapi dapat digunakan melawan kekuasaan; sebagaimana Nozick memulai karya klasiknya Anarchy, State, and Utopia, “Individu memiliki hak, dan ada hal-hal yang tidak seorang pun dapat melakukan seuatu terhadapnya (tanpa melanggar hak-hak orang tersebut).”38

Spontaneous Order: banyak orang berasumsi bahwa semua tatanan (order) pasti berasal dari perencanaan atau desain yang teliti. Tetapi jenis ketertiban atau tatanan di dalam masyarakat bukan merupakan hasill dari perencanaan dan desain yang disengaja, tetapi muncul dari interaksi suka rela di antara orang-orang yang bebas mengeksekusi hak-hak mereka;

Peran pemerintah yang terbatas secara konstitusional. Hak individu membutuhkan perlindungan dari institusi yang diberikan mandat untuk melaksanakan perlindungan tersebut, tetapi institusi ini juga dapat menjadi ancaman yang paling berat dan serius bagi hak-hak individu.

(hlm.40)

Doktrin seharusnya disebarkan dan dibela menggunakan argumen dan kata-kata untuk mengubah pikiran orang lain, bukan dengan senjata dan api untuk menhanguskan tubuh individu lain yang tidak sepaham.

(hlm.41)

Tatanan Spontan

Prinsip moral penghormatan terhadap hak-hak individu tidak bisa dengan sendirinya menjawab tantangan tersebut, sampai ketika para ilmuwan sosial mulai berhasil menjawab rahasia dari tatanan sosial kompleks. Sebagaimana para entomologis menemukan bahwa tatanan relasi yang kompleks pada komunitas lebah tidak “diatur” oleh seekor ratu lebah yang mengeksekusi kekuasaan absolut dan menyebarkan perintah kepada lebah-lebah lain, para ilmuwan sosial menemukan bahwa tatanan sosial di dalam masyarakat manusia yang kompleks juga tidak “diatur” oleh seorang atau segelintir penguasa yang memerintahkan para peternak sapi kapan harus memerah susu dan pada harga berapa susu tersebut harus dijual, menetapkan jumlah uang, dan secara umum memberikan penrintah untuk mewujudkan sebuah masyarakat yang tertiba dan teratur.

(hlm.42)

“Laissez faire et laissez passer, le monde va de lui meme!”

Ini bukan merupakan hal yang mudah dipahami manusia, karena kita cenderung mencari pencipta ketertiban ketika kita menemukan tatanan.

(hlm.44)

Pemerintah yang Terbatas Secara Konstitusional

Resikonya adalah, ketika kita memberikan wewenang kepada orang lain untuk menggunakan kekerasan, bahkan dengan maksud untuk melindungi hak-hak individu, kita bisa menjadi korban kekerasan oleh orang yang kita berikan wewenang tersebut. Persoalan ini tergambar dengan lugas dalam kutipan terkenal dari penyair Romawi, Juvenal: “Quis custodiet ipsos custodes?” (“Siapa yang mengawasi para pengawas?”)

(hlm.45)

Kebebasan, Tatanan, Keadilan, Perdamaian, dan Kesejahteraan

Ketika peran pemerintah dibatasi hanya pada perlindungan hak-hak individu dan penegakan hukum yang adil, masing-masing anggota masyarakat akan menikmati kebebasan untuk meraih kebahagiaan dan kemakmurannya sendiri-sendiri.

Sebuah dunia yang bebas, tentu saja, tidak akan menjadi sebuah dunia yang sempurna, karena manusia bukanlah makhluk yang sempurna pula.

(hlm.48)

5.
“The Times, They Are A-Changin”:
Spirit Abolisionisme

Oleh: James Padilioni, Jr.

Tidak ada wilayah di muka bumi ini yang pada suatu masa tidak mempraktekkan perbudakan.

(hlm.51)

Gerakan ini sukses menghapus tarif impor yang telah membuat harga jagung di Inggris menjadi mahal. Dengan adanya tarif impor tersebut, para pemilik ladang jagung di Inggris (yang punya koneksi politik) diuntungkan secara ekonomi di atas penderitaan rakyat miskin Inggris yang harus membelanjakan sebagian besar uang mereka untuk membeli jagung.

(hlm.53)

Sebagai contoh: Mahkamah Agung AS menyatakan bahwa “Undang-undang sodomi” sebagai undang-undang non-konstitusional, dan mulai banyak negara bagian yang memberikan kesetaraan hak bagi pasangan gay untuk melaksanakan pernikahan.

(hlm.56)

6.
Prinsip Politik
Libertarianisme

Oleh: Alexander McCobin

Justifikasi di dalam filsafat politik merupakan argumentasi standar yang digunakan banyak orang untuk menjustifikasi keyakinannya masing-masing: mencapai kebaikan tertinggi untuk sebanyak mungkin orang, menghormati otonomi orang lain sebagai makhluk moral, keadilan dalam distribusi tanggung jawab dan sumber daya, dan lain sebagainya.

(hlm.58)

Prinsip Politik Libertarianisme

Mungkin saja. Motto dari Cato Institute  adalah “kebebasan individu, pemerintahan terbatas, pasar bebas, dan perdamaian.”

(hlm.59)

Justifikasi Kebebasan

Setiap filosofi politik yang mengedepankan satu prinsip dan menolak prinsip-prinsip yang lainnya harus dapat memberikan pembenaran kenapa ia memilih prinsip tersebut.

Tanpa justifikasi, sebuah prinsip hanya akan menjadi klaim kebenaran sepihak. Ada banyak justifikasi yang berbeda bagi prinsip kebebasan.

Berikut adalah sedikit contoh justifikasi terhadap prinsip kebebasan, diikuti oleh satu nama pemikir yang mewakili justifikasi tersebut:

  • Prinsip utilitas (kegunaan) – Kebebasan harus menjadi prinsip kehidupan politik karena kebebasan memberikan manfaat dalam jumlah tertinggi kepada sebanyak mungkin orang (Jeremy Bentham);
  • Otonomi – pemerintahan terbatas dan penghormatan terhadap kesetaraan hak merupakan kerangka paling pas untuk menghormati otonomi gen moral (Robert Nozick);
  • Hak untuk Mengejar dan Mencari Kebahagiaan Masing-masing – Kebebasan merupakan syarat penting bagi seseorang untuk dapat mengejar dan mencari kebahagiaan dirinya masing-masing sesuai dengan kodrat alamiahnya (Ayn Rand);
  • Hukum dan Hak Alamiah – Kebebasan merupakan karakteristik alamiah dari manusia sebagai makhluk yang otonom dan sosial sekaligus (John Locke);

(hlm.60)

  • Teologis – Kebebasan merupakan anugerah dari Tuhan, dan oleh sebab itu tidak ada satu orang pun yang berhak mencabut ataupun menghalang-halangi kebebasan orang lain (John Locke dan Thomas Jefferson)
  • Simpati – Kebebasan muncul sebagai sebuah “sistem sederhana” yang sesuai dengan kemampuan manusia untuk membayangkan dirinya berada pada situasi yang dialami orang lain (Adam Smith);
  • Kesepakatan – Prinsip kebebasan dapat dijustifikasikan sebagai sebuah hasil yang tak terelakkan dari kesepakatan yang dibuat di antara individu-individu rasional (Jan Narveson);
  • Kerendahan Hati – Kebebasan diperlukan sebagai prinsip organisasi sosial karena tidak ada satu orang pun yang memiliki pengetahuan yang sahih untuk mengatur perilaku dan hidup orang lain (F. A. Hayek);
  • Kesemerataan dan Keadilan – Kebebasan merupakan cara yang paling efektif untuk memastikan bahwa orang-orang yang paling tidak berdaya di dalam masyarakat dapat meraih kesempatan untuk menjadi lebih baik (John Tomasi).

(hlm.61)

Satu Prinsip, Berbagai Varian Kebijakan

(Apakah negara harus memfasilitasi pernikahan sesama jenis atau biarkan saja urusan pernikahan menjadi urusan kontraktual di antara individu?)

(hlm.62)

Perbedaan Antara Politik dan Etika

Meski masih berhubungan, filsafat politik berfokus pada lingkup yang agak berbeda, yakni soal dimensi hubungan sosial yang layak atau patut antara manusia

(hlm.64)

Salah satu varian dari argumen yang anti terhadap legislasi moral adalah bahwa, meskipun memang ada standar moralitas universal yang berlaku bagi setiap orang, tidak ada satupun orang yang tahu standar universal tersebut seperti apa, maka jalan yang paling bijaksana adalah tidak memaksakan satu standar moral tertentu menjadi aturan publik.

(hlm.65)

Karena tanpa larangan semacam itu masyarakat tidak akan dapat bertahan hidup; oleh karena itu hukum manusia hanya melarang pembunuhan, pencurian, dan sejenisnya.”46

(hlm.66)

Apakah suatu tindakan harus dilarang secara legal/hukum adalah: apakah tinadakan tersebut berpotensi melanggar hak orang lain?

(hlm.68)

7.
Tak Ada Seni Tanpa
Kebebasan, Tak Ada
Kebebasan Tanpa Seni

Oleh: Sarah Skwire

Great Purge” (“Pembersihan Besar”) oleh Stalin di tahun 1920-an dan 30-an telah memenjarakan tidak kurang dari dua ribu penulis, seniman, dan intelektual.

(hlm.71)

“salah satu cara mengukur tingkat kebebasan suatu masyarakat adalah seberapa banyak komedi yang beredar dan diijinkan; dan jelas masyarakat yang sehat lebih banyak mengijinkan komentar-komentar satiris ketimbang masyarakat yang represif,”

(hlm.74)

“hasrat terhadap kebebasan adalah kekuatan terbesar bagi kreatifitas; itulah sebabnya mengapa karya seni paling indah dan paling kuat dapat lahir di tempat yang paling opresif.”

(hlm.75)

Aku dulu berpikir bahwa kebebasan adalah kebebasan berbicara, kebebasan pers, kebebasan hati nurani. Tetapi kebebasan adalah keseluruhan hidup setiap orang.

(hlm.77)

8.
Libertarianisme dan Sikap
Rendah Hati

Oleh: Aaron Ross Powell

Implikasi tersebut berasal bukan dari sebuah klaim bahwa libertarian tahu apa yang terbaik bagi orang lain, tetapi justu dari sikap skeptis terhadap pengetahuan sendiri, terutama terhadap kemampuan diri sendiri untuk mengatur-atur hidup orang lain. Kerendahan hati, sikap yang muncul dari skeptisisme, merupakan fondasi bagi kebebasan.

Sejauh yang saya tahu, saya bisa salah mengenai banyak hal. Apa yang tidak saya tahu jauh melebihi apa yang saya tahu, sehingga kalau dibayangkan, pengetahuan saya tampak seperti rakit di tengah samudera ketidaktahuan yang maha luas.

(hlm.78)

Libertarianisme adalah filsafat kerendahan hati, sejenis filosofi yang menerima manusia sebagaimana adanya dan memberikan kebebasan untuk memperbaiki diri semampunya.

Tetapi jika kita lihat sejarah pemikiran secara utuh, kita akan melihat bahwa tidak ada pengetahuan yang abadi: keyakinan hari ini bisa dibatalkan oleh pengetahuan baru.

(hlm.79)

Kita harus selalu skeptis terhadap klaim pengetahuan absolut.

(hlm.80)

Perlu upaya yang tidak kecil untuk mengakui bahwa kita bisa saja salah mengenai hal-hal yang kita pikir kita tahu.

“Seharusnya” mengimplikasikan banyak nilai (values): kenikmatan, harga, daya beli, dan sebagainya. Nutrisi atau kandungan gizi hanya berbicara mengenai satu value saja, yakni kesehatan, namun tidak mempertimbangkan berbagai value yang lain.

(hlm.81)

Filsuf besar Yunani Kuni, Aristoteles, percaya bahwa satu-satunya hal tertinggi yang dapat dicapai di dalam hidup ini adalah eudaimonia–biasanya diterjemahkan sebagai “kebahagiaan” atau “kemajuan yang baik”.

(hlm.84)

Menjadi seorang birokrat atau politisi tidak otomatis menjadikan kita lebih cerdas dan lebih baik dari kebanyakan orang.

TPP mengajarkan bahwa para politisi dan pejabat publik menggunakan pengetahuan yang mereka punya untuk membuat keputusan yang paling baik, yang mana “paling baik” diartikan sebagai produk dari pemikiran dan kepentingan-kepentingannya sendiri. Kepentingan ini termasuk, tentu saja, uang dan ketenaran, tetapi lebih sering berupa hasrat untuk mempertahankan kekuasaan.

(hlm.88)

“Karena semua manusia (diciptakan) setara dan bebas, maka tidak boleh ada seseorang yang mencederai hak orang lain terkait hidup, kebebasan, dan harta-benda mereka”.

(hlm.90)

9.
Janji Kebebasan di Afrika

Oleh Olumayowa Okediran

Realitasnya bagaimana? Orang Afrika justru sudah lama mengenal perdagangan bebas di dalam kerangka pasar bebas, di mana barang dan jasa dipertukarkan pada harga yang disepakati bersama oleh penjual dan pembeli.

(hlm.91)

Para petani menjalankan aktivitas ekonomi mereka berdasarkan kehendak sendiri, bukan atas perintah kepala suku.

(hlm.94)

Salah satu warisan kolonialisme dan statisme di Afrika adalah buruknya institusi hukum dan kekuasaan neara yang nyaris tanpa batas.

(hlm.100)

10.
Dinamika Kusut
Intervensionisme Negara:
Kasus Subsidi Kesehatan

Oleh: Sloane Frost

Kita bisa menyebut banyak contoh kasus, misalnya: wajib militer, pajak, undang-undang tindak pidana tanpa korban (victimless crime laws), dan sebagainya.

Mengontrol harga susu, misalnya, ditujukkan untuk membuat harga susu tetap rendah. Tetapi kebijakan semacam ini akan berakibat pada berkurangnya suplai susu di pasaran, sehingga masyakat justru kesulitan mendapatkan susu, memaksa mereka mencari susu di pasar gelap yang harganya bisa jauh lebih mahal ketimbang jika susu sejak awal dijual pada harga wajar.

(hlm.101)

Kata “regulate” di dalam bahasa inggris punya arti “to make regular” (“menjadikan sesuatu reguler/teratur/rapi/tetap”) dan “to subject to a rule” (“tunduk pada peraturan tertentu”).70 Itulah makna sesungguhnya dari kata “regulasi”.

(hlm.102)

Tidak akan ada gunanya bagi masyarakat apabila undang-undang dibuat terlalu banyak sehingga tidak diketahui oleh masyarakat, atau terlalu rumit sehingga sulit dipahami: jika undang-undang tersebut dicabut atau direvisi sebelum ia benar-benar diterapkan, tidak akan ada orang yang bisa menebak seperti apa undang-undang tersebut besok.

(hlm.103)

Ketertiban hukum adalah syarat untuk menjadikan pasar menjadi “reguler”; bukan intervensionisme negara.

(hlm.105)

Mengapa kamu tidak bisa membeli asuransi kesehatan secara online sebagaimana kamu membeli asuransi mobil? Ada jejaring kusut intervensi negara yang membatasi pilihan-pilihan tersebut. Tidak ada yang merencanakan sistem semacam itu; tetapi sistem ini punya logikanya sendiri. Logika ini adalah logika insentif dan krisis yang diciptakan oleh intervensionisme.

Selama Perang Dunia II, pemerintah AS mengeluarkan kebijakan kontrol harga dan pendapatan yang melerang pembeli kerja untuk menaikkan gaji karyawan. Untuk menarik pegawai baru, pihak pemberi kerja akhirnya menawarkan berbagai benefit non-tunai, salah satunya asuransi kesehatan.   

(hlm.106)

Jika mereka ingin pindah kerja, mereka harus menemukan pemberi kerja yang menawarkan benefit asuransi, karena membeli asuransi secara individual sangat sulit.

(hlm.107)

Semua komponen tersebut merupakan layanan asuransi yang menarik, tetapi tidak semua orang membutuhkanya.

Akhirnya pasar asuransi dibatasi secara geografis, sehingga kompetisi di antara perusahaan asuransi menjadi berkurang–sehingga harga asuransi menjadi mahal bagi warga AS.

(hlm.108)

Dan karena pemerintah memaksamu untuk bertemu Dokter Keynes meskipun sebetulnya penyakitmu cukup ditangani oleh Suster Sowell, sekarang Dokter Keynes bisa menentukan  tarif yang sangat tinggi karena ia tahu kamu tidak punya pilihan lain.

(hlm.109)

Fakta bahwa kamu tidak memiliki asuransi adalah “sinyal” bagi seorang dokter bahwa kamu mungkin pengangguran atau tidak memiliki pekerjaan tetap, sehingga besar kemungkinan kamu tidak akan mampu membayar baaya perawatan.

(hlm.110)

Tidak ada insentif bagi para dokter untuk mengetahui tarif jasa mereka ketika pihak asuransi yang membayar semua biaya kesehatan.

Misalnya, dokter semakin punya alasan untuk melakukan prosedur-prosedur yang tidak diperlukan–dan mungkin berbahaya–dan pasien tidak berada pada posisi yang lebih tinggi untuk menanyakan itu semua.

(hlm.111)

Dalam sistem semacam itu, tidak ada insentif bagi kamu untuk menolak setiap porsi ekstra dan tidak ada insentif bagi pemilik restoran untuk memberitahukan harga makanan yang sesungguhnya.

(hlm.112)

Karena ada kebijakan intervensi dari pemerintah yang melarang perusahaan asuransi mendiskriminasi pelayanan berdasarkan usia, jender, dan faktor-faktor demografi lain. Ini berarti kita harus terus membayar berbagai layanan kesehatan yang kemungkinan besar tidak akan pernah kita gunakan.

(Perhatikan bahwa subsidi silang semacam ini tidak terjadi pada kasus asuransi kecelakaan mobil: pemilik mobil berusia tua yang rendah-resiko tidak dipaksa untuk membayar premi lebih untuk tinggi untuk menanggung pengemudi berusia muda yang suka berkendara ugal-ugalan.)

(hlm.113)

Undang-undang sertifikasi membuat suplai tenaga kerja kesehatan menjadi sedikit. Para dokter menggunakan tangan negara untuk memaksa masyarakat menggunakan jasa mereka, ketimbang berkompetisi satu sama lain untuk menyediakan layanan kesehatan yang paling baik dan murah.

(hlm.115)

 11.
Pengetahuan dan Asumsi
Kebebasan

Oleh: Lode Coassaer dan Maarten Wegge

Bagaimana hal-hal yang hanya diketahui secara terpisah oleh jutaan orang dapat menjadi berguna bagi semua orang?

(hlm.116)

Bisakah kamu? Bagaimana jika kamu diminta untuk membuat keputusan untuk jutaan orang, baik yang masih hidup sekarang maupun yang akan lahir di masa depan. Nyaris mustahil, bukan?

Untuk melakukan itu semua, kamu tidak hanya perlu untuk mencari tahu soal-soal faktual saja, tetapi juga tujuan hidup dari masing-masing orang yang keputusan hidupnya kamu ambil alih. Tujuan macam apa yang ingin mereka ambil? Dan, setelah tujuannya sudah ditetapkan, bagaimana cara untuk mencapai tujuan tersebut? F. A. Hayek menyebut persoalan ini sebagai “the knowledge problem”, yakni “persoalaan tentang bagaimana cara memperoleh penggunaan terbaik dari sumber-sumber daya yang diketahui oleh setiap anggota masyarakat, untuk tujuan-tujuan yang hanya dipahami oleh masing-masing individu di dalam masyarakat.”76

  • Pertama, bagaimana suatu masyarakat dapat mengoptimalisasi penggunaan pengetahuan?
  • Kedua, bagaimana kita dapat membangun insentif bagi masing-masing orang agar pengetahuan yang mereka punya dapat tersedia bagi individu yang lain?
  • Ketiga, bagaimana kita dapat memproduksi pengetahuan yang dibutuhkan untuk mengkoordinasikan keputusan dan tindakan yang diambil orang-orang dan menciptakan kemajuan ekonomi dan sosial?

Jawaban yang diberikan oleh kelompok liberal (atau liberal klasik atau libertarian) adalah apa yang disebut oleh Adam Smith sebagai “sistem kebebasan alamiah.”77

(hlm.117)

Apakah kamu mau orang lain mengatur-atur dan membuat keputusan-keputusan penting dalam hidupmu? Kemungkinan besar tidak. Masing-masing dari kita biasanya memiliki pengetahuan yang spesifik tentang tujuan-tujuan yang ingin kita capai beserta cara-cara untuk mencapainya.

(hlm.118)

Salah satu argumen terkuat untuk liberalisme datang dari pemahaman mengenai the knowledge problem.

(hlm.119)

Institusi Pasar: Pertukaran dan Harga

Hak milik pribadi merupakan titik mula perdagangan; ketika kamu bergadang, kamu saling tukar-menukar hak milik, dan jika kamu tidak berdagang, kamu tetap memiliki apa yang jadi milik kamu. Jadi, pertukarab yang berbasis kesepakatan merupakan peningkatan atas titik mula tersebut.

(hlm.120)

Akan tetapi, apabila harga modal tidak bisa kita tentukan saat ini karena hak milik pribadi dan pertukaran bebas dilarang, maka barang-barang di masa depan tidak akan memiliki nilai saat ini atau present value, dan tidak ada insentif bagi orang-orang untuk memelihara barang-barang tersebut; inilah fenomena yang di dalam konteks ekologi disebut sebagai the tragedy of the commons.”79

Di dalam harga, tersimpan pengetahuan yang penting: ada seseorang di luar sana yang rela membayar suatu komoditas dengan harga tersebut. Harga berfungsi sebagai “wakil” bagi valuasi orang-orang terhadap komoditas atau barang tertentu.

(hlm.121)

Kemunculan harga adalah efek samping dari aktivitas pertukaran, dan bersamaan dengan itu harga mentransmisikan informasi secara efektif dan universal dalam bahasa angka yang dipahami oleh semua pembeli dan penjual, baik yang aktual maupun yang potensial. Inilah sebabnya mengapa tidak diperlukan seorang perencana terpusat yang mengumpulkan semua agregat informasi di dalam ekonomi pasar. Setiap orang dalam masyrakat yang berkontribusi di dalam proses jual-beli mempunyai sepotong kecil informasi, tetapi tindakan dan keputusan yang mereka ambil menjadi sinyal yang memandu tindakan individu lain.

(hlm.122)

Itulah mengapa baik kompetisi dan kerja sama sosial adalah sebuah proses, bukan kondisi ideal dari ekonomi pasar.

(Segala bentuk upaya untuk mengamankan hak monopoli, subsidi, dan privilese-privilese lain melalui kekuasaan negara disebut oleh para ekonom dengan istilah “rent-seeking”.80 Studi ekonomi dan politik yang banyak membahas mengenai fenomena ini adalah “teori pilihan publik” atau “public choice theory”.81)

Profit yang diterima perusahaan bisa menjadi penanda apakah suatu perusahaan berhasil menciptakan nilai bagi masyarakat (konsumen) atau tidak.

(hlm.125)

Institusi Politik

Ketika kita mencoblos surat suara dalam pemilu, kita diminta untuk mengkomunikasikan preferensi kita mengenai begitu banyak hal pada saat yang bersamaan, sehingga sulit bagi seseorang untuk menjelaskan alasan mengapa para pemilih memilih kandidat A dan bukan kadidat B, atau apa yang sebetulnya pemilih inginkan dari seorang kandidat.

Pemilih juga biasanya memilih kandidat terlihat amanah, cerdas, santun, atau bahkan ganteng.

Pemilu bukanlah metode yang paling efisien untuk mengetahui preferensi dan keinginan para pemilih (masyarakat).

(hlm.127)

Jika hakim menerapkan suatu peraturan kepada sekelompok masyarakat tetapi tidak menerapkannya pada kelompok yang lain, maka peraturan tersebut telah gagal menjadi hukum.

(hlm.128)

(Ini bukan berarti peran hakim harus bersifat mekanis; selalu ada ruang untuk kebijaksanaan praktis yang di dalam bahasa latin disebut prudentia dan di dalam bahasa Yunani disebut prhonesis.)

(hlm.129)

Kondisi semacam ini bisa disebut sebagai kondisi yang “robust” (“kokoh”).89 Tetapi institusi hukum juga harus dapat beradaptasi dengan berbagai situasi dan kondisi, bukan hanya sekedar menjadi kokoh; hukum harus dapat tumbuh dari kesalahan, sebagaimana pasar bebas di dalam ekonomi (ingat bahwa kompetisi pasar pada dasarnya adalah soal “trial and error”, dan error atau kesalahan merupakan aspek penting bagi kemajuan dan pertumbuhan di dalam pasar bebas). Kondisi ini baru-baru ini diberi nama “antifragile”.90

 (hlm.130)

Kesimpulan

Tidak ada satu orang pun yang mampu mendapatkan semua informasi yang dibutuhkan untuk mengkoordinasika hidup jutaan orang yang memiliki tujuan hidup dan cita-citanya masing-masing. Inilah mengapa kebebasan dan penegakan hukum menjadi penting keduanya mampu melaksanakan hal-hal yang tidak bisa dilakukan oleh perencanaan terpusat.

(hlm132)

12.
Asal-usul Negara
dan Pemerintah

Oleh: Tom G. Palmer

Bahkan jika kita menggunakan penafsiran yang paling longgar sekalipun, tidak bisa dipungkiri bahwa Presiden Obama tidak memahami konsep kontribusi marjinal terhadap output, misalnya, nilai tambah yang muncul dari satu jam kerja tambahan. Obama tidak memhami bagaimana kemakmuran diciptakan.

Negara adalah “suatu komonitas yang (secara sukses) mendapatkan klaim monopoli untuk melakukan kekerasan fisik yang terlegitimisasi di dalam suatu wilayah tertentu”.    

Pada kenyataannya, tidak mungkin semua kemakmuran yang ada di dunia ini dapat ditelusuri asal-usulnya kepada negara. Secara historis, kemunculan aparatus negara menyaratkan adanya surplus kemakmuran untuk membiayai kehadiran aparatus tersebut. Dengan kata lain, negara tidak akan pernah muncul tanpa adanya kemakmuran yang tercipta sebelum kemunculannya.         

(hlm.133)

Negara baru bisa muncul dalam masyarakat agrikultur mapan, di mana masyarakat dapat menghasilkan surplus kemakmuran.   

(hlm.134)

“Ketika seorang pemimpin bandit keliling menjadi cukup kuat untuk mengusir bandit-bandit lain dan menguasai suatu wilayah, dia dapat memonopoli daerah tersebut dan menjadi bandit pangkalan”.

Di dalam bukunya yang berjudul The Art of Not Being Governed, antropologis dan ilmuwan politik James C. Scott dari Universitas Yale mempelajari wilayah-wilayah di dunia yang tidak pernah berhasil ditundukkan oleh kekuasaan negara. Konsep sentral dari penelitian James Scott adalah “friksi kekuasaan”: kekuasaan tidak mudah bergerak ke wilayah tinggi.  

(hlm.135)

Mengapa penguasa negara peduli terhadap apa yang di tanam oleh para petani? Alasannya, tulis Scott, adalah karena para penguasa tidak bisa dengan mudah memajaki tanaman-tanaman yang tumbuh di bawah tanah. Para petani memanen umbi-umbian harus dipanen. Sebaliknya, tanaman padi harus dipanen pada jangka waktu tertentu oleh orang banyak, sehingga lebih mudah bagi penguasa untuk memonitor dan memajaki hasil panen dan merekut para pekerja yang handal untuk masuk tentara. Insentif dan motif para penguasa memiliki dampak sistematis terhadap bagaimana wajah dan bentuk kehidupan bermasyarakat.     

(hlm.136)

Paspor sebetulnya adalah inovasi baru. Selama ribuan tahun, orang-orang telah bepergian ke mana pun mereka suka tanpa harus mendapatkan ijin dari negara.         

Ada banyak hukum di dalam masyarakat yang sebetulnya bukan produk negara, karena hukum pada dasarnya adalah efek samping dari interaksi sosial yang terjadi di dalam masyarakat.      

(hlm.138)

Negara menjadi bernilai ketika mereka membantu kita mendapatkan hak-hak tersebut, tetapi hak-hak kita berada di atas eksistensi negara. Ingat-ingatlah hal tersebut setiap kali ada orang yang mengatakan “itu bukan hasil upayamu sendirian”.       

(hlm.140)

Situs Web (Berbahasa Ingris):

Libertarianism.org

StudentsforLiberty.org

Oll.libertyfund.org

TheIHS.org

(hlm141)

Buku

Libertarianism: A Primer, oleh David Boaz

The Libertarian Reader, disunting oleh David Boaz

(hlm.142)

The System of Liberty: Themes in the History of Classical Liberalism

Free Maket Fairness

(hlm.143)

Tentang Penyunting

Dr. Tom. G. Palmer adalah wakil presiden eksekutif program internasional Altas Network.

(hlm.147)

Catatan Akhir

12.  Ilmu ekonomi muncul ratusan tahun yang lalu ketika orang-orang mulai menyadari bahwa negara-negara yang memiliki pasar yang lebih bebas cenderung lebih tertib dan sejahtera dan bahwa perintah raja tidak diperlukan untuk mengkoordinasi penawaran dan permintaan.

(hlm.150)

33. “Hanya perlu sedikit hal untuk mengangkat derajat suatu negara ke tingkat tertinggi kemakmuran dari barbarisme yang paling rendah, yakni perdamaian, pajak yang rendah, dan lembaga peradilan yang berfungsi dengan baik; sisanya akan terjadi secara alamiah.”

KEBEBASAN DAN POLITIK

PERUBAHAN IKLIM

VẤCLAV KLAUS

FREEDOM INSTITUTE

FRIEDRICH NAUMANN FOUNDATION

(hlm.x)

Seperti banyak para pemikir Eropa lain, Schumpeter agak pesimis dan menjelaskan dengan sangat meyakinkan mengapa kapitalisme pada akhirnya akan gagal. Dalam pandangannya, keberhasilan kapitalisme akan menciptakan kelas intelektual yang besar dan semakin berkuasa; kelompok inilah yang–didorong oleh kecemburuan terhadap kekayaan kaum penguasa dan hasrat untuk meraih kekuasaan–akan menghancurkan dasar-dasar moral liberalisme ekonomi, dan mendorong tumbuhnya kelompok Mandarin (birokrat dan kelompok elit) modern yang luar biasa besar.

(hlm.xi)

Kerangka yang ditawarkan Schumpeter menjelaskan dengan baik melemahnya dukungan bagi kebebasan di Eropa dan Amerika Serikat.

(hlm.xiii)

KATA PENGANTAR

POLTAK HOTRADERO

Dua dokumen utama yang dikritik oleh Klaus dalam buku ini–yaitu Stern Review Pemerintah Inggris dan An Inconvenient Truth yang disusun oleh Al Gore peraih Nobel Perdamaian 2007–memunculkan risiko terhambatnya dialog dalam mengenai masalah lingkungan, digantikan oleh keputusan sentralistik populis yang mengabaikan konsekuensi ekonomi.

(hlm.xv)

Berbagai proyek Sel Surya skala raksasa yang digelar pemerintahan Obama dengan subsidi dan jaminan pemerintahan ternyata berakhir dengan kebangkrutan. Ironisnya, kebangkrutan Solar Trust of America–salah satu proyek terbesar dengan kapasitas 484 Megawatt, adalah karena Sel Suya buatan Cina mengalami penurunan harga drastis sehingga membuat proyek tersebut tidak lagi ekonomis.

Langkah subsidi dan penjamin pemerintah Amerika ini berkebalikan dengan peralihan penggunaan Gas Alam oleh pihak swasta Amerika, yang mengandalkan teknologi baru, sumber baru, cara pendanaan baru, dan mekanisme pasar. Kombinasi pendekatan tersebut berhasil membuat harga gas alam turun dalam waktu singkat namun dibarengi peningkatan ketersediaan hingga bahkan berpotensi menggantikan batu bara. Pendekatan sentralistik dan pendekatan pasar menghadapi masalah energi dengan cara dan hasil yang sangat berbeda.

(hlm.xxii)

PENDAHULUAN

Saya sependapat dengan Michael Crichton (2003, 1) bahwa “tantangan terbesar umat manusia adalah membedakan kenyataan dari fantasi, kebenaran dari propaganda. Mengetahui kebenaran selalu merupakan tantangan bagi umat manusia, tapi dalam era informasi ini (atau yang menurut saya era disinformasi), hal itu menjadi semakin mendesak dan penting.” Buku saya yang pendek ini berupaya memberi sumbangan kepada perdebatan itu.

(hlm.xxiv)

Masalah pemanasan global lebih merupakan ilmu-ilmu sosial ketimbang ilmu tentang iklim, lebih tentang umat manusia dan kebebasannya dari pada tentang peningkatan suhu rata-rata global sebesar sepersekian puluh derajat Fahrenheit.

(hlm.4)

BAB 1

DEFINISI PERMASALAHAN

Banyak dari mekanisme itu–seperti aktivitas Matahari–benar-benar di luar kekuasaan kita.

(hlm.5)

Akan tetapi hutan-hutan itu digantikan oleh bentang darat yang baru, yang berbeda, yang, sejujurnya, lebih dari memadai–dan bukan hanya dari sisi estetika.

Ideologi itu memandang penyebab mendasar dari masalah-masalah dunia sebagai ekspansi homo sapiens.

 Meskipun istilah “anthropocentrism” – sistem etika dengan manusia sebagai intinya–yang digunakan untuk sudut pandang yang bertolak belakang, barangkali kurang sesuai dan cocok, istilah itu merupakan bagian tak terelakkan dari cara berpikir saya. Sebenernya, saya percaya bahwa anthropocentrism bukan saja merupakan sudut pandang saya melainkan juga sudut pandang seluruh umat manusia.

(hlm.7)

Sikap para pencinta lingkungan terhadap alam sama dengan pendekatan Marxis terhadap ilmu ekonomi. Keduanya bertujuan mengganti evolusi bumi (dan umat manusia) yang bebas dan spontan dengan pembangunan dunia yang optimal, terpusat atau–memakai istilah yang populer dewasa ini–terencana secara global. Seperti halnya dalam kasus komunisme, pendekatan ini bersifat utopis dan hanya akan membuahkan hasil yang benar-benar berbeda dari yang direncanakan. Seperti pandangan utopis lain, pandangan ini tidak akan pernah bisa diwujudkan, dan upaya untuk mewujudkannya hanya bisa dilakukan dengan cara membatasi kebebasan, melalui dominasi sekelompok kecil kaum elit terhadap kelompok mayoritas yang jauh lebih besar.

(hlm.8)   

Sebagian dari bencana bencana hipotesis ini segera dilupakan karena semua ancaman bencana itu ditangani secara alamiah, efektif dan spontan oleh perilaku manusia.

(hlm.10)

“Siapa yang bertanggung jawab atas lenyapnya gletser dari pegunungan Ceko? Apakah orang-orang Urnfield?” (Kȓǐẑ 2005, 32-33).2

(hlm.20)

Untuk semua alasan yang telah disebut di atas, saya menganggap mazhab lingkungan sebagai ideologi populis yang paling tidak liberal yang paling menonjol saat ini, dan ini menuntut perhatian para penganut liberal klasik.

(hlm.21)

Ilmu ekonomi tidak mengukur suhu, karbondioksida, radiasi matahari, cadangan minyak bawah laut, dan ribuan hal-hal lain seperti itu, melainkan berhubungan dengan perilaku manusia.

(hlm.24)

BAB 2

SUMBER DAYA, KETERBATASANNYA,
DAN PERAN HARGA YANG
TAK TERGANTIKAN

Kelompok Roma sendiri akhirnya mengumumkan kepada publik bahwa kesimpulan buku itu tidak tepat, namun “mereka (Kelompok Roma) dengan sengaja menyesatkan publik untuk ‘membangkitkan’ keprihatinan publik” (Simon 1996, 49).

(hlm.25)

Dalam lebih dari 600 halaman (termasuk sebuah daftar panjang referensi tentang tulisan lain), Profesor Simon secara meyakinkan menunjukkan bahwa ada perbedaan besar antara sumber daya alam dan sumber daya “ekonomi”. Sumber daya alam terdapat di alam, dan oleh sebab itu, sepenuhnya bebas dari manusia. Sifat dasar yang membedakan sumber daya alam adalah bahwa mereka hanya “potensi” sumber daya, dan dengan demikian tidak memiliki hubungan langsung dengan perekonomian yang ada (sebagai contoh, bagi para firaun Mesir, minyak bukanlah sumber daya yang dapat digunakan). Potensi sumber daya mungkin saja tidak digunakan, tergantung pada harga dan teknologi yang ada.

Sebaliknya, sumber daya “ekonomi” adalah sumber daya yang digunakan oleh umat manusia. Peter H. Aranson (1998) bertanya kapan gelombang laut menjadi sumber daya ekonomi dan menjawab bahwa hal itu akan terjadi persis pada saat “ditemukan teknologi yang dapat memanfaatkannya”. Kesimpulannya dalam sebuah paparan lisan sangat tegas: “cadangan sumber daya meningkat bersamaan dengan pasokan pengetahuan kita”. Itu bukan sebuah variable statis.

Teori “potensi sumber daya” Simon berubah menjadi sumber daya ekonomi hanya melalui “sumber daya utama”-nya (yang menjadi judul bukunya), yang tak lain adalah manusia, penemuan-penemuannya, dan usaha-usahanya. Hanya “sumber daya manusia” dan kemampuannya yang unik untuk mengubah potensi sumber daya menjadi sumber daya nyata, yang dalam jangka panjang dapat menjadi langka, dan kemungkinan dapat membatasi masa depan umat manusia. Sumber daya manusia harus memiliki kebebasan untuk bertindak dengan bebas. Mereka juga harus bebas dari para pencinta lingkungan. Adalah kenyataan bahwa sumber daya manusia tidak membutuhkan apapun selain kebebasan.

(hlm.26)

Kenyataan bahwa tidak terjadi penyusutan sumber daya didokumentasikan dengan sangat baik dalam buku Julian Simon yang lain, The State of Humanity (Kondisi Umat Manusia, Simon 1995). Dalambuku itu, Simon secara khusus menekankan sifat tetap konsep sumber daya seperti yang dipahami oleh para penerima lingkungan. dalam kenyataan, sebuah sumber daya selalu merupakan fungsi harga dan teknologi. Senada dengan Simon, salah seorang pengikutnya yang paling terkemuka, Indur M. Goklany, menulis sebuah  buku yang cukup panjang, The Improving State of the World (Kondisi Dunia yang Membaik, Goklany 2007), yang sarat dengan data mengenai persoalan itu. Goklany mulai dengan menunjukkan bahwa penurunan harga sumber daya membuktikan kelangkaan sumber daya tidak meningkat, dan sumber daya pun menyusut.

Paham bencana yang disengaja dalam pemikiran para pecinta lingkungan merupakan sebuah gejala. Paul Ehrlich, yang terkenal karena bukunya The Population Bomb (Ledakan Penduduk) dan How to Be a Survivor (Kiat untuk Bertahan Hidup), pada tahun 1970 menulis : “Jika saya seorang penjudi, saya akan bertaruh bahwa kemungkinan Inggris tidak akan ada lagi di tahun 2000” (seperti dikutip dalam Simon 1996,35). Pertanyaan ini tidak masuk akal, namun Ehrlich, bahkan pada saat ini, bukanlah orang yang tidak penting. Ia adalah guru besar emeritus di Stanford Universirty dan telah menerbitkan lusinan buku. Profesor Simon percaya pada kata-katanya dan pad tahun 1980 mereka membuat taruhan, meski bukan tentang Inggris. Sebaliknya, pertanyaannya adalah apakah sumber daya alam akan bertambah langka atau tidak begitu langka atau tidak begitu langka dalam 10 tahun ke depan (lebih tepatnya, apakah harganya akan naik atau turun). Mereka menyepakati lima jenis mineral-khrom, tembaga, nikel, timah, dan tungsten–dan mereka menetapkan periode selama satu dekade. Ehrlich memperkirakan harga logam itu akan naik, sedangkan Simon mengantisipasi kejatuhan harganya. Kemenangan Simon tak dapat di sangkal lagi. Bukan hanya jumlah tertimbang harga kelima logam ini turun, harga satuannya juga turun.

(hlm.27)

Mungkin minyak akan habis suatu saat nanti, namun kapan pun saat itu tiba, kejadian itu hanya akan menjadi catatan kaki bagi sejarah, seperti halnya minyak dari lemak ikan paus.

(hlm.28)

Salah satu ciri agama adalah keyakinan Anda tidak terganggu oleh kenyataan..

Model-model lingkungan Kelompok Roma yang berasal dari awal 1970an didasarkan pada tipe pemikiran seperti ini lihat.

(hlm.29)

Tidak ada sumber daya yang terlepas dari manusia, dan tidak ada “kebutuhan” akan sumber daya yang tidak berkaitan dengan harga. Ada harga untuk setiap sumber daya, kecuali sistem sosial mengabaikan harga, seperti yang di cari dan telah dicapai sebagian oleh komunisme.

(hlm.30)

Mereka tidak tahu bahwa harga mencerminkan kelangkaan nyata (bukan fiktif) berbagai jenis aset (barang-barang dan sumber daya) –barang-barang yang benar-benar langka–lebih baik dari apapun (dan yang terpenting, lebih baik dari spekulasi mereka). Tanpa kelangkaan, tidak ada harga. Mereka juga mungkin tidak mengetahui bahwa ketika sumber daya menjadi semakin langka (“menyusut”, menurut istilah mereka), harga meningkat sampai ke titik di mana permintaan menurun hingga setara dengan nol. Oleh sebab itu, sumber daya–dalam  pengertian ekonomi–secara paradoks tidak mungkin habis. Oleh karena itu, harga mewakili parameter kunci, dan sistem harga yang berjalan dengan baik merupakan prasyarat penting bagi perkembangan umat manusia (dan alam) yang sehat tanpa penyimpangan.

(hlm.33)

BAB 3

PENGARUH KEKAYAAN
DAN KEMAJUAN TEKNOLOGI

Jika kita melihat ke masa depan dan masalah apapun yang mungkin muncul (termasuk masalah lingkungan) melalui kacamata seorang ekonom, kita harus menyinggung efek pendapatan, atau kekayaan, di satu sisi, dan pengaruh kemajuan teknologi di sisi lain. Kita juga harus mempertimbangkan kemampuan mausia yang luar biasa umtuk menyesuaikan diri dengan kejadian-kejadian dan keadaan-keadaan baru dan tak terduga.

(hlm.34)

Dalam “Cost and Benefits of Greenhouse Gas Reduction” (Biaya dan Manfaat Pengurangan Gas Rumah Kaca), ekonom pemenang hadial Nobel Thomas C. Schelling (1996) merenungkan bagaimana dunia akan terlihat 75 tahun mendatang. Untuk mendapatkan gagasan mengenai apa yang akan terjadi di masa depan, ia berpikir untuk menoleh ke 75 tahun ke belakang, ke tahun 1920. Yang cukup menarik, ia berkata bahwa pada tahun 1920–ketika jalan beraspal belum merupakan hal biasa di Amerika Serikat–lumpur merupakan masalah iklim terbesar. Lumpur murni. Schelling menambahkan, “Mungkin pada tahun 1920 tidak terpikir oleh kita bahwa pada tahun 1995, hampir seluruh jalan negara telah diaspal.”

1. Para ekonom menganggap peningkatan pendapatan dan peningkatan kekayaan yang mengikutinya sebagai faktor penting dari apa yang dikenal sebagai fungsi konsumsi, terutama untuk jangka panjang. Lihat, misalnya, teori Friedman (1957) tentang pendapatan tetap.

(hlm.36)

Salah satu kajian yang terkenal dan sering dikutip adalah “Costs and Benefits of Alternative CO2 Reduction“ (Biaya dan Manfaat Penurunan CO2 Alternatif) karya Alan S. Manne (1996), yang membuktikan bahwa tidak ada yang benar-benar berbeda yang akan terjadi jika kita mengabaikan perubahan iklim.

(hlm.37)

Bagaimanapun, di masa yang akan datang, masyarakat jelas akan jauh lebih kaya dari saat ini. Selain itu, banyak permasalahan yang kita kenal sekarang kemungkinan besar tidak akan ada lagi.

Jika menyimpulkan–berdasarkan kalkulasi yang masuk akal namun benar-benar statis–bahwa ada risiko bahwa lebih kurang setiap 30 tahun arus pendek di pesawat televisi kita menyebabkan kebakaran di apartemen kita, bagaimana seharusnya hal itu mempengaruhi perilaku kita saat ini berkaitan dengan masa depan? Haruskah kita membuang pesawat televisi “berbahaya” itu, atau sama sekali mengabaikan risiko itu? Satu jalan keluar yang mungkin adalah dengan mengenali keengganan kita menghadapi risiko, dan menghitung  kemungkinan risiko yang dapat terjadi (berdasarkan perhitungan tentang kemungkinan yang telah disebut sebelumnya). Kita juga harus menyadari bahwa hampir tidak mungkin menganggap bahwa pesawat televisi seperti yang kita kenal saat ini akan bertahan selama 30 tahun.

“Tanyakan kepada pasangan petani berusia 75 tahun yang tinggal di tanah pertanian yang sama dengan tanah pertanian tempat mereka dilahirkan: apakah perubahan paling dramatis baik dalam pertanian maupun dalam gaya hidup mereka? Kemungkinan besar jawabannya adalah tidak. Perubahan dari kuda ke traktor dan dari minyak tanah ke listrik jauh lebih penting.”

(hlm.38)

Sampai batas 2oC, model simulasi yang disajikan menunjukkan bahwa biaya yang diperkirakan dari perubahan iklim adalah nol atau negatif. Ini dapat dengan jujur digambarkan sebagai konsensus dalam kepustakaan ilmu ekonomi.

(hlm.39)

Kita bisa saja melanjutkan perdebatan mengikuti alur ini karena jumlah faktor yang mempengaruhi kenyataan di sekitar kita nyaris tak terhingga. Schelling (2002a, 2) menguraikannya dengan sangat jelas: negara-negara berkembang tidak boleh berkorban, karena “pertahanan terbaik mereka dalam menghadapi perubahan iklim adalah perkembangan berkelanjutan mereka sendiri.”

(hlm.40)

Kuznets membuktikan bahwa ada hubungan yang relatif kuat antara jumlah penghasilan dan ketidakseimbangan penghasilan. Grafik berbentuk huruf U terbalik menunjukkan bahwa ketika pendapatan rendah umum meningkat, ketidakseimbangan juga meningkat. Namun, setelah mencapai titik kritis tertentu, ketidakseimbangan penghasilan mulai menurun.

(hlm.41)

Di tahun 1991, Gene M. Grossman dan Alan B. Krueger memperhatikan ada hubungan berbentuk U terbalik antara kualitas lingkungan dan tingkat penghasilan, yaitu kekayaan. Setelah menganalisasi data dari 42 negara, mereka menghitung bahwa titik kritis terjadi ketika PDB tahunan mencapai antara 6.700 dolar dan 8.400 dolar per kapita. Kurva hipotesis itu kurang lebih ditunjukkan dalam bagan 3.2.

Penerapan hal ini pada perekonomian nyata menghasilkan sebuah kesimpulan yang luar biasa: pertumbuhan ekonomi–peningkatan kekayaan–pada akhirnya sangat bermanfaat bagi lingkungan.

Sejak esai Grossman dan Krueger (1991) diterbitkan, berbagai perkiraan empiris yang luar biasa besar sejumlahnya mengenai bentuk kurva ini-berdasarkan data yang semakin baru–muncul.

(hlm.43)

Gagasan Goklany tidak buruk-orang akan dapat menguji hubungan ini–namun sebuah perbedaan di antara kedua kurva ini jelas: pengaruh kemajuan teknologi dan kemampuan manusia beradaptasi, yang jika tidak, tidak diukur secara langsung. Namun, Goklany (2007, 106) menganggap bahwa “kurva Kuznets tidak menggambarkan keseluruhan fakta” karena kurva itu memusatkan perhatian pada pengaruh pendapatan (kekayaan).

(hlm.44)

Kesimpulannya jelas: bukannya menyebabkan masalah lingkungan, kekayaan dan kemajuan teknologi adalah menyelesaikannya. Kemampuan manusia beradaptasi menawarkan harapan.

(hlm.46)

BAB 4

DISKONTO DAN PILIHAN WAKTU

“Hipotesa tentang stabilitas pilihan manusia.” Hanya hipotesa inilah yang memungkinkan “perbandingan pilihan antarwaktu,” atau dalam bahasa sederhana, “perbandingan antargenerasi” (Tȓίka 2007, 103).

Seorang ekonom tahu bahwa 1 juta dolar saat ini dan 1 juta dolar 100 tahun mendatang adalah dua hal yang sama sekali berbeda.

(hlm.48)

Dalam artikelnya yang sangat penting dan terkenal, “The Use of Knowledge in Society” (Manfaat Ilmu Pengetahuan di Masyarakat), Friedrich Hayek (1945) menunjukkan dengan meyakinkan bahwa perbandingan tentang manfaat antarpribadi tidak dapat dibuat, dan bahwa informasi yang relevan hanya bisa didapatkan dari nilai yang muncul di pasar, saat terjadi pertukaran barang dan jasa yang nyata.

Saya telah menulis tentang hal ini pada tahun 1986. Poin ke-12 di “ke-20 hukum yang wajib ditaati oleh seorang ekonom” yang saya buat, saya mengatakan bahwa subyek ekonomi membandingkan masa lalu, masa kini,  dan masa depan.

(hlm.49)

Apa yang kebanyakan dimengerti orang dengan sangat baik adalah proses sebaliknya, yang dikenal sebagai “bunga berbunga” (compound interest) karena mereka mengalaminya sendiri dalam kehidupan mereka.

(hlm.53)

Laporan Stern pada dasarnya “tingkat diskonto sosial” mendekati nol.

(hlm.54)

Ketika hasilnya sama dengan nol, kita melihat generasi masa depan dengan cara yang sama dengan kita melihat generasi masa kini, hal yang benar-benar menggelikan.

Karena pengetahuan kita tetang peristiwa yang akan terjadi di masa yang akan datang semakin tidak pasti seiring degan meluasnya cakrawala waktu, tingkat diskonto harus dinaikkan dan bukannya diturunkan seiring dengan waktu.

(hlm.58)

BAB 5

ANALISA BIAYA-MANFAAT
ATAU ABSOLUTISME PRINSIP
PENCEGAHAN?

Intinya adalah, sesuai dengan Protokol Kyoto, kita harus menurunkan pemakaian energi sebanyak sepertiga, yang pada 2050 akan membuat suhu turun hanya sebesar 0,05oC.

Ekonom pada umumnya tidak menyadari bahwa “prinsip” ini benar-benar ada karena hal itu tidak disebut dalam buku teks standar mereka.

Maka, mereka menentang intervensi serampangan dalam bentuk peraturan apa pun yang menjanjikan efek nol (zero effect). Mereka membahas manfaat dan biaya berbagai alternatif dan, di atas segalanya, berpikir dalam kerangka apa yang disebut sebagai opportunity costs (efek kegiatan alternatif yang “hilang” akibat intervensi perundang-undangan). Saya dulu selalu mengatakan pada mahasiswa saya bahwa memahami konsep opportunity costs merupakan salah satu persyaratan–dan tidak ada terlalu banyak persyaratan–untuk memperoleh ijazah perguruan tinggi.

 (hlm.59)

Para ekonom juga menegaskan bahwa semua biaya itu ditimbulkan tidak hanya oleh tindakan tetapi tetapi juga oleh ketiadaan tindakan.

(hlm.60)

Seandainya pembangkit listrik angin itu dibangun berdampingan, akan terbentuk barisan pembangkit listrik yang membentang dari Temelin hingga Brussels.

(hlm.61)

Akan tetapi, para insinyur energi serta ekonom dan orang awam tahu bahwa tenaga surya dan angin, karena berbagai alasan, luar biasa mahal. Salah satu penyebabnya adalah lahan yang dibutuhkan untuk pembangkit tenaga seperti ini sama sekali tidak tak terbatas. Lahan itu langka, dan yang pasti tidak tersedia secara cuma-cuma.

Heberling (2006) menunjukkan bahwa untuk pembangkit tenaga angin yang menghasilkan 5 persen dari total tenaga listrik yang dihasilkan di Amerika Serikat, seperti yang dituntut para pecinta lingkungan, dibutuhkan tambahan 132.000 turbin angin.

(hlm.62)

Sektor biofuel akan membutuhkan tambahan lahan seluas 500 juta hektar.

Satu juta hektar mewakili seperempat lahan kita yang bisa ditanami, atau sepertujuh wilayah Republik Ceko.

(hlm.63)

Dalam kehidupan nyata, selalu ada trade-off –bahkan menyangkut sikap hati-hati. Trade-off  semacam itu cenderung mahal. Mengatakan sebaliknya sama dengan populisme yang tidak bertanggung jawab.

Oleh karena itu, larangan terhadap pestisida akan menyelamatkan nyawa 20 orang setiap tahun. Kenaikan harga buah-buahan dan sayuran (yang ditanam tanpa pestisida) akibat larangan itu akan menurunkan konsumsi buah-buahan dan sayuran paling tidak 10 sampai 15 persen. Sebagai akibatnya, kasus kematian yang disebabkan kanker diperkirakan akan meningkat 26.000 per tahun Perbandingan antara 20 dan 26.000 cukup jelas. Di mana letak prinsip pencegahan dininya?

(hlm.66)

BAB 6

APA YANG SEBENARNYA TERJADI
DENGAN PEMANASAN GLOBAL?

Bagi orang awam, ini sama dengan kenaikan suhu rata-rata sebesar 0,028oC setiap dekade dan 0,28oC per seratus tahun.

(hlm.67)

Berbeda atas awal and akhir sebuah seri waktu akan memberikan hasil berbeda.

Para pakar meteorologi menggunakan standar rata-rata pergerakan 11 tahun karena kalkulasi itu bertepatan dengan periode kegiatan matahari.

(hlm.76)

Dalam pandangan saya, apa yang tidak terlalu berarti (dalam konteks pembahasan ini), adalah interprestasi Singer dan Avery tentang penyebab siklus ini, yang menurut mereka tidak endogen, tetapi eksogen dan berkaitan dan berkaitan dengan perilaku Matahari, yang–dan ini diketahui dan diterima secara luas–tidak berlangsung terus menerus.

(hlm.77)

Perdebatan tentang naiknya permukaan air laut juga sama. Singer (2006, 1) menunjukkan bahwa sejak zaman es yang terakhir, 18.000 tahun yang lalu, permukaan air laut naik 120 meter!

Alih-alih menyusut akibat pemanasan global, es menghilang akibat menurunnya uap air di atmosfer.

(hlm.81)

Kejahatan terburuk yang mengamcam Bumi adalah ketidaktahuan dan penindasan, bukan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Industri, yang semua instrumennya, jika dikelola secara benar, merupakan alat yang mutlak diperlakukan bagi sebuah masa depan yang dibentuk atas dasar Kemanusiaan, oleh dan untuk dirinya sendiri, mengatasi masalah-masalah utama, seperti kepadatan penduduk, kelaparan, dan penyakit yang mewabah di seluruh dunia.

(hlm..87)

Apakah pemanasan global yang pada akhirnya  akan terjadi merugikan atau menguntungkan semua orang, sebagian besar orang, atau sekelompok minoritas?

(hlm.89)

BAB 7

APA YANG HARUS DILAKUKAN

JAWABAN pertama, bahkan sebenarnya satu-satunya jawaban terhadap pertanyaan di judul bab ini adalah “tidak ada”, atau “tidak ada yang khusus”. Penting untuk membiarkan spontanitas kegiatan manusia–yang tidak di kekang oleh para pendukung kebenaran mutlak–mengalir dengan sendirinya, sebab, bila tidak, semua hal akan memburuk. Keseluruhan hasil tindakan mandiri berjuta-juta manusia yang rasional dan tepelajar–tanpa diorganisir oleh seorang jenius atau diktator–jelas lebih baik dari pada upaya yang disengaja untuk merancang perkembangan masyarakat.

(hlm.91)

Satu-satunya cara untuk membangun sistem itu dengan baik, tanpa kesalahan tragis, adalah melalui “tindakan manusia”  yang benar-benar bebas (judul buku Mises yang paling penting) –yaitu melalui penyatuan seluruh perilaku jutaan atau milyaran individu.

“lingkungan terbaik untuk manusia adalah lingkungan yang bebas” (Dennis 2000).

(hlm.97)


“Seandainya setiap bangsa di Bumi berbuat sesuai dengan Protokol Kyoto tentang pemanasan global, hal itu hanya akan mengurangi pemanasan sebanyak tak lebih dari 0,126 derajat F dalam setiap 50 tahun.”

Untungnya, kecepatan pemanasan tetap sama, pada 0,324 derajat F per dekade, sejak pemanasan dimulai pada sekitar 1975.

“Kebijakan terbaik adalah untuk menerima perubahan iklim yang masuk akal dan mendorong pembangunan ekonomi, yang akan menghasilkan modal yang diperlukan untuk menanam investasi di teknologi yang lebih efisien di masa mendatang.” Dengan perkataan lain: ya” untuk perlindungan lingkungan, “tidak” untuk mazhab lingkungan.

(hlm.104)

EPILOG

KESEMPATAN ATAU TANTANGAN?
TIGA PANDANGAN LIBERAL TENTANG CARA
MENGHADAPI POLITIK PERUBAHAN IKLIM

RAINER ERKENS

1. Liberal Arus Utama

Liberal Arus Utama (yaitu sekelompok Liberal yag memiliki pandanga sama dengan kelompok arus utama tentang perdebatan Perubahan Iklim) menganggap penelitian ilmiah telah menunjukkan secara meyakinkan bahwa Perubahan Iklim menyebabkan pemanasan global.

2. Liberal Skeptis

Tapi, orang-orang di kelompok ini tidak yakin bahwa kita memiliki bukti cukup untuk menganggap Perubahan Iklim sebagai fakta yang tak diragukan lagi.

Liberal Skepti menunjuk ke kenyataan bahwa sepanjang sejarah, umat manusia telah menunjukkan kemampuan luar biasa untuk mengembangkan teknologi baru atau memanfaatkan teknologi yang ada dengan cara baru setiap kali kondisi lingkungan yang berubah menuntut mereka melakukan hal itu.

(hlm.112)

3. Liberal Radikal

Dari sudut pandang ini Perubahan Iklim bukan ancaman bagi lingkungan melainkan terhadap kebebasan individu.

Menurut kaum Liberal Radikal, seandainya ada kebenaran dalam teori Perubahan Iklim, bisa dipastikan pasar akan mencerminkan hal itu.

(hlm.114)

Meskipun di sebagian besar dunia mungkin tidak ada banyak pengikut Liberal Radikal, yang kebanyakan ditemukan di lembaga-lembaga pemikir dan organisasi sipil atau rakyat biasa, mereka merupakan faktor penting dan berpengaruh dalam perdebatan publik di Amerika Serikat dan kemungkinan merupakan salah satu sebab mengapa AS tidak menandatangani Protokol Kyoto untuk penurunan emisi CO2 sejak 1997.

(hlm.122)

LAMPIRAN A

JAWABAN TERHADAP PERTANYAAN KOMISI
ENERGI DAN PERDAGANGAN DPR AS TENTANG
SUMBANGAN MANUSIA TERHADAP PEMANASA
GLOBAL DAN PERUBAHAN IKLIM 

Komunisme digantikan oleh ancaman mazhab lingkungan yang ambisius. Ideologi ini berkhotbah tentang Bumi dan alam, dan di bawah slogan perlindungan terhadap Bumi dan alam–serupa dengan kaum Marxis dulu-ingin mengganti evolusi bebas dan spontan manusia melalui semacam perencanaan terpusat untuk seluruh dunia.

(hlm.123)

Mereka tidak percaya pada ekspansi ekonomi masa depan masyarakat, dan mereka mengabaikan fakta yang telah terbukti bahwa semakin  kaya sebuah masyarakat, semakin tinggi kualitas lingkungannya.

Jawaban saya terhadap pertanyaan Anda yang pertama (yaitu, apa yang harus dipertimbangkan oleh para pembuat kebijakan dalam menangani masalah perubahan iklim) ialah bahwa para pembuat kebijakan harus, dalam situasi apa pun, berpegang teguh pada prinsip (sebuah) masyrakat bebas yang didasarkan atas [dan] bahwa mereka tidak boleh memindahkan hak untuk memilih dan menentukan dari masyarakat ke kelompok-kelompok advokasi yang mengklaim bahwa mereka lebih tahu dari orang lain apa yang baik bagi mereka. Para pembuat kebijakan harus melindungi uang pembayar pajak dan tidak boleh menyia-nyiakan untuk proyek-proyek yang diragukan [yang] tidak bisa membawa hasil positif.

(hlm.124)

Politik yang bertanggung jawab harus mempertimbangkan biaya alternatif (opportunity costs) dari usulan-usulan semacam itu dan mewaspadai kenyataan bahwa kebijakan-kebiajakan lingkungan yang tak berguna diambil dengan mengorbankan kebijakan lain, dan dengan demikian mengabaikan kebutuhan penting jutaan orang lain di seluruh dunia. Setiap langkah kebijakan harus didasarkan atas analisa untung-rugi.

(hlm.125)

Umat manusia telah mengalami akumulasi pengalaman tragis dengan sebuah aliran intelektual yang sangat angkuh yang mengklaim bahwa mereka tahu cara mengelola masyarakat lebih baik dibandingkan dari kekuatan-kekuatan pasar yang spontan. Itu adalah komunisme, dan komunisme telah gagal, menyisakan jutaan korban.

(hlm.129)

LAMPIRAN B

REAKSI AKTIVIS LINGKUNGAN
YANG TIDAK MASUK AKAL

Buku itu menawarkan kesimpulan bahwa masalah-masalah yang berhubungan dengan lingkungan dapat diselesaikan dalam sebuah masyarakat yang kaya dan maju hanya melalui kekayaan dan teknologi dan bukan melalui skenario malapetaka yang menuntut pelambatan pertumbuhan ekonomi dunia dan evolusi alamiah masyarakat manusia.

(hlm.130)

Aktivis ekologi yang terkenal, Paul Ehrlich, yang menulis The Population Bomb (Ledakan Penduduk, 1968) – buku yang dewasa ini dianggap benar-benar tidak masuk akal, dan saya harap semua orang menganggapnya demikian–bahkan melakukan hal yang ekstrim dengan menyerang Cambridge University Press karena tidak menerapkan prosedur penilaian standar, tuduhan yang terbukti tidak benar dan dibantah dengan tegas dam gamblang.

(hlm.133)

LAMPIRAN C

HARUSKAH KITA MENGGANTI
PEMBANGKITAN TENAGA NUKLIR TEMELIN
DENGAN PEMBANGKIT TENAGA ANGIN?

Entry Data yang Digunakan

Produksi netto maksimum PTNT          
(yaitu dengan mengabaikan konsumsi listriknya)                                                             1.900 MW

(hlm.134)

Asumsi Entry untuk Kalkulasi

4. Lahan minimum yang dibutuhkan untuk membangun sebuah PTA adalah 2 hektar.

Produksi PTNT                                                                                                             95 km2

(hlm.135)

Panjang garis yang dibentuk oleh PTA yang dibangun berdampingan yang produksi rillnya = produksi PTNT                                                                                                                                665 km

Berdasarkan asumsi yang konservatif (yang menguntungkan PTA), produksi pembangkit tenaga nuklir Temelin bisa digantikan oleh 4.750 pembangkit tenaga angin, yang pembangunannya membutuhkan 8,6 juta ton material. Kalau PTA ini dibangun berderet, mereka akan membuat garis sepanjang 665 kilometer dengan tinggi 150 meter. Ini kurang lebih sama dengan jarak antara Temelin, yang terletak di bagian selatan Republik Ceko, dan Brussels di Belgia!

(hlm.137)

LAMPIRAN D

PIDATO DI KONFERENSI
PERUBAHAN IKLIM PBB,
NEW YORK, 24 SEPTEMBER 2007

Akan tetapi, politisi harus memastikan bahwa biaya kebijakan publik yang mereka siapkan tidak akan lebih besar dari manfaatnya.

(hlm.140)

1. PBB harus membentuk dua IPCC [Intergovernmental Panels on Climate Change] yang paralel dan menerbitkan dua laporan yang berbeda. Menyingkirkan monopoli sepihak merupakan syarat penting bagi sebuah perdebatan yang efisien dan rasional.

(lm.142)

DAFTAR PUSTAKA

Crichton, Michael. 2003. “Environmentalism as Religion”

Erhlich, Paul R. 1968. The Population Bomb.

Friedman, Milton. 1957. A Theory of the Consumption Funnction.

(hlm.143)

Hayek, Friedrich A. 1945. “The Use of Knowledge in Society.

(hlm.144)

“Economy and Economics in the Context of Ecological Problems- Twenty Basic Economist’s These.”

Lomborg, Bjorn. 2001. The Sceptical Environmentalist.

Nordhaus, William. 2006. “The Stern Review on the Economics of Cilmate Change.”

Popper, Karl R. 1975. “The Rationality of Scientific Revolutions.”

Schelling, Thomas C. 1996. “Costs and Benefits of Greenhouse Gas Reduction.”

(hlm.147)

Simon, Julian L. 1981. The Ultimate Resource.

1995. The State of Humanity

1996. The Ultimate Resource.

Stern, Nicholas. 2006. Stern Review on the Economics of Climate Change.

(hlm.148)

Veblen, thorstein. 1988. The Theory of the Leisure Class: An Economic Study of Institutions.

Von Mises, Ludwig. 1996. Human Action.

(hlm.151)

TENTANG PENULIS

Jabatan politik pertama yang dipegangnya pasca era komunis adalah sebagai menteri keuangan pada 1989. Karir politiknya terus menanjak berkat peran pentingnya memajukan perekonomian Republik Ceko.

(hlm.152)

FRIEDRICH-NAUMANN-STIFTUNG

FUR DIE FREIHEIT (FNF)

DIDIRIKAN pada 1985 oleh Presiden pertama Republik Federal Jerman, Theodor-Heuss. Ia menanamkan lembaga ini sesuai dengan nama seorang pemikir Jerman, Friedrich-Naumann (1869-1919), yang memperkenalkan pendidikan kewarganegaraan di jerman untuk mewujudkan warga yang sadar dan terdidik secara politik.                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                     

Artikel Terkait

Dari Jokowi ke Harari oleh Rizal Mallarangeng

Asas Moral dalam Politik oleh Ian Shapiro

Kebijakan Ahok oleh Basuki Tjahaja Purnama

error: Content is protected !!