Detektif Laporan Keuangan (Dummy)

Tanda Perusahaan dalam Keadaan Bahaya

Chandra Natadipurba

Menganalisis data keuangan dan operasional untuk menentukan apakah perusahaan menuju jurang kebangkrutan merupakan langkah penting dalam pengelolaan risiko.

Ada beberapa indikator yang dapat berfungsi sebagai “alarm” bahwa perusahaan mungkin berada dalam keadaan berbahaya dan berpotensi menuju kebangkrutan jika tidak ada tindakan korektif yang diambil.

Saya akan menjelaskan indikator-indikator tersebut, bagaimana mereka bisa menandakan bahaya, dan beberapa contoh yang relevan.

1. Pertumbuhan Penjualan yang Melambat atau Negatif (Sales Growth)

Mengapa Ini Penting: Pertumbuhan penjualan adalah indikator langsung dari permintaan pasar terhadap produk atau layanan perusahaan. Jika pertumbuhan penjualan melambat atau menjadi negatif, ini bisa menunjukkan bahwa perusahaan kehilangan pangsa pasar, pelanggan beralih ke pesaing, atau produk tidak lagi relevan di pasar.

Alarm:

  • Penurunan yang Konsisten: Penurunan penjualan yang konsisten selama beberapa kuartal dapat menjadi tanda bahwa perusahaan kehilangan daya tariknya di pasar.
  • Pertumbuhan Negatif: Pertumbuhan penjualan yang negatif adalah tanda yang lebih jelas bahwa perusahaan sedang mengalami penurunan dalam penerimaan pasar.

Contoh: Sebuah perusahaan teknologi yang menghadapi penurunan penjualan dari tahun ke tahun mungkin menemukan bahwa produk mereka telah ketinggalan zaman dibandingkan dengan teknologi terbaru dari pesaing. Jika penurunan ini tidak diatasi dengan inovasi atau strategi pemasaran yang lebih efektif, perusahaan bisa kehilangan relevansi di pasar.

2. Pertumbuhan Biaya yang Cepat (Cost Growth)

Mengapa Ini Penting: Jika biaya tumbuh lebih cepat daripada pendapatan, margin keuntungan akan tertekan. Ini bisa mengurangi profitabilitas dan memperburuk kesehatan keuangan perusahaan, terutama jika perusahaan tidak mampu mengalihkan kenaikan biaya tersebut kepada konsumen.

Alarm:

  • Rasio Biaya Terhadap Penjualan yang Meningkat: Jika rasio biaya terhadap penjualan meningkat, ini menandakan bahwa biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan pendapatan semakin besar.
  • Kenaikan Biaya yang Tak Terkendali: Kenaikan biaya operasional yang tidak diimbangi dengan peningkatan produktivitas atau efisiensi dapat menyebabkan penurunan tajam dalam margin keuntungan.

Contoh: Sebuah perusahaan manufaktur mungkin mengalami kenaikan biaya bahan baku yang tajam. Jika perusahaan tidak dapat menaikkan harga produknya karena persaingan ketat, margin keuntungan akan tertekan, yang dapat menyebabkan kerugian operasional dalam jangka panjang.

3. Penurunan Keuntungan (Profit Growth)

Mengapa Ini Penting: Keuntungan adalah tujuan utama dari kegiatan bisnis. Penurunan dalam pertumbuhan keuntungan atau keuntungan yang negatif menandakan bahwa perusahaan tidak dapat mengelola pendapatannya secara efektif dibandingkan dengan biayanya, yang merupakan tanda potensi masalah keuangan.

Alarm:

  • Keuntungan yang Menyusut: Keuntungan yang terus menurun menunjukkan bahwa perusahaan menghadapi masalah dalam mempertahankan profitabilitasnya.
  • Kerugian Operasional: Jika perusahaan mulai mencatat kerugian operasional, ini adalah tanda bahaya utama, karena perusahaan tidak dapat menutupi biaya operasionalnya dengan pendapatan yang dihasilkan.

Contoh: Jika sebuah perusahaan ritel besar seperti Sears mulai mengalami penurunan keuntungan karena penurunan penjualan dan peningkatan biaya, hal ini bisa menjadi tanda awal dari krisis keuangan yang lebih besar, yang pada akhirnya bisa mengarah pada kebangkrutan jika tidak segera diatasi.

4. Pertumbuhan Arus Kas Operasi yang Negatif atau Menurun (Operating Cashflow Growth)

Mengapa Ini Penting: Arus kas operasi adalah indikator utama dari kesehatan likuiditas perusahaan. Arus kas yang negatif atau menurun menunjukkan bahwa perusahaan mungkin mengalami kesulitan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya tanpa menggunakan sumber daya eksternal, seperti pinjaman.

Alarm:

  • Arus Kas Operasi Negatif: Jika arus kas operasi negatif, ini menunjukkan bahwa perusahaan tidak menghasilkan cukup uang dari operasinya untuk mendanai kegiatan sehari-hari, yang bisa memaksa perusahaan untuk beralih ke utang atau menjual aset.
  • Penurunan Arus Kas yang Konsisten: Penurunan arus kas yang konsisten, bahkan jika masih positif, dapat menunjukkan bahwa perusahaan menghadapi tantangan operasional yang serius.

Contoh: Sebuah perusahaan energi mungkin mengalami arus kas operasi yang negatif selama periode penurunan harga minyak. Jika situasi ini berlanjut tanpa ada pemulihan harga atau pengurangan biaya yang signifikan, perusahaan bisa berakhir dalam kebangkrutan karena tidak mampu menutupi biaya operasional.

5. Pertumbuhan Belanja Modal yang Berlebihan (Capital Expenditure Growth)

Mengapa Ini Penting: Meskipun belanja modal yang tinggi dapat menjadi indikasi dari investasi dalam pertumbuhan masa depan, pengeluaran yang tidak terkendali dapat menyebabkan masalah likuiditas, terutama jika investasi tersebut tidak menghasilkan pengembalian yang cepat.

Alarm:

  • Belanja Modal yang Tidak Sesuai dengan Pendapatan: Jika pertumbuhan belanja modal jauh melebihi pertumbuhan pendapatan, perusahaan mungkin menghadapi masalah dalam mendanai investasi ini tanpa menambah utang.
  • Return on Invested Capital (ROIC) yang Rendah: Jika investasi belanja modal tidak menghasilkan pengembalian yang memadai, ini bisa menjadi tanda bahwa perusahaan sedang menyia-nyiakan sumber daya.

Contoh: Perusahaan penerbangan yang melakukan pembelian pesawat baru dalam jumlah besar tanpa penambahan yang sesuai dalam pendapatan dapat menghadapi masalah likuiditas jika beban utang meningkat sementara arus kas tidak mendukung.

6. Pertumbuhan Utang yang Tinggi (Liability Growth) dan Leverage Keuangan yang Berlebihan

Mengapa Ini Penting: Pertumbuhan utang yang tinggi tanpa adanya peningkatan pendapatan atau aset yang signifikan dapat menempatkan perusahaan dalam posisi keuangan yang rentan. Leverage yang berlebihan meningkatkan risiko gagal bayar, terutama jika arus kas tidak cukup untuk menutupi pembayaran bunga dan pokok utang.

Alarm:

  • Debt to Equity Ratio yang Tinggi: Rasio utang terhadap ekuitas yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan mungkin terlalu bergantung pada utang untuk mendanai operasinya, yang dapat menjadi masalah jika pendapatan menurun.
  • Leverage Keuangan yang Berlebihan: Leverage yang tinggi dapat menyebabkan beban bunga yang signifikan, yang bisa menjadi tidak terkendali jika arus kas operasi menurun.

Contoh: Perusahaan seperti Lehman Brothers sebelum krisis keuangan 2008 menunjukkan betapa bahayanya leverage yang berlebihan. Ketika pasar mulai jatuh, utang yang besar dan ketidakmampuan untuk memenuhi kewajiban keuangan menyebabkan kebangkrutan perusahaan.

7. Penurunan Likuiditas (Current Ratio dan Quick Ratio yang Rendah)

Mengapa Ini Penting: Likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Current ratio dan quick ratio yang rendah menunjukkan bahwa perusahaan mungkin mengalami kesulitan untuk membayar utang jangka pendeknya, yang bisa memicu kebangkrutan jika situasi tidak membaik.

Alarm:

  • Current Ratio < 1: Rasio lancar di bawah 1 menunjukkan bahwa perusahaan memiliki kewajiban jangka pendek yang lebih besar daripada aset lancarnya, yang menandakan masalah likuiditas yang serius.
  • Quick Ratio < 1: Rasio cepat di bawah 1 menunjukkan bahwa bahkan setelah mengeluarkan persediaan dari aset lancar, perusahaan mungkin tidak dapat memenuhi kewajiban jangka pendeknya.

Contoh: Sebuah perusahaan ritel dengan quick ratio yang sangat rendah mungkin menghadapi masalah likuiditas yang serius jika penjualan tiba-tiba menurun atau jika pemasok meminta pembayaran lebih cepat. Jika perusahaan tidak dapat segera mengakses sumber likuiditas baru, hal ini bisa menyebabkan kebangkrutan.

8. Siklus Konversi Kas yang Berkepanjangan (Cash Conversion Cycle)

Mengapa Ini Penting: Siklus konversi kas mengukur waktu yang dibutuhkan perusahaan untuk mengubah input (seperti bahan baku) menjadi kas. Siklus yang berkepanjangan menunjukkan bahwa perusahaan terikat dalam modal kerja untuk waktu yang lama sebelum bisa mendapatkan kas, yang bisa membahayakan likuiditas.

Alarm:

  • Peningkatan Hari Persediaan (Days Inventory) dan Hari Penjualan yang Belum Tertagih (DSO): Jika persediaan menumpuk dan piutang semakin lama untuk dikumpulkan, ini memperpanjang siklus konversi kas dan menunjukkan masalah dalam operasional atau permintaan produk.
  • Peningkatan Siklus Konversi Kas: Peningkatan yang konsisten dalam siklus konversi kas menunjukkan bahwa perusahaan membutuhkan waktu lebih lama untuk menghasilkan kas, yang bisa menyebabkan masalah likuiditas.

Contoh: Jika sebuah perusahaan manufaktur melihat bahwa siklus konversi kasnya meningkat karena penumpukan persediaan dan penurunan perputaran piutang, ini bisa menunjukkan bahwa produk tidak laku di pasar dan bahwa perusahaan mungkin segera mengalami masalah likuiditas jika tren ini berlanjut.

9. Penurunan Pengembalian Modal yang Diinvestasikan (Return on Invested Capital – ROIC)

Mengapa Ini Penting: ROIC mengukur seberapa efisien perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dari modal yang diinvestasikan. Penurunan ROIC menunjukkan bahwa perusahaan tidak lagi mampu menghasilkan pengembalian yang memadai dari investasi yang dilakukan, yang bisa menjadi tanda bahwa modal tidak digunakan secara optimal.

Alarm:

  • ROIC yang Rendah: ROIC yang rendah menunjukkan bahwa investasi yang dilakukan oleh perusahaan tidak menghasilkan keuntungan yang cukup untuk menutupi biaya modal, yang bisa menjadi sinyal awal dari masalah keuangan yang lebih besar.
  • Penurunan ROIC yang Konsisten: Penurunan ROIC yang konsisten menandakan bahwa perusahaan tidak dapat mempertahankan efisiensi dalam penggunaan modalnya, yang bisa menyebabkan masalah keuangan jangka panjang.

Contoh: Jika sebuah perusahaan teknologi besar mulai melihat penurunan ROIC setelah serangkaian investasi dalam proyek-proyek baru yang tidak berhasil, ini bisa menandakan bahwa perusahaan menghabiskan modal dalam jumlah besar tanpa menghasilkan pengembalian yang memadai, yang pada akhirnya dapat menyebabkan krisis keuangan.

10. Margin Laba Kotor dan Bersih yang Terus Menurun (Gross and Net Profit Margins)

Mengapa Ini Penting: Margin laba kotor dan margin laba bersih adalah indikator kunci dari efisiensi operasional dan profitabilitas perusahaan. Penurunan dalam margin ini menunjukkan bahwa perusahaan menghadapi tekanan biaya atau penurunan dalam harga jual, yang bisa menyebabkan kerugian jika tidak diatasi.

Alarm:

  • Margin Laba Kotor yang Menyusut: Penurunan margin laba kotor dapat menunjukkan bahwa biaya produksi meningkat lebih cepat daripada pendapatan, atau bahwa perusahaan harus menurunkan harga untuk tetap kompetitif.
  • Margin Laba Bersih yang Menurun: Penurunan margin laba bersih menunjukkan bahwa keuntungan yang diperoleh setelah semua biaya, termasuk pajak dan bunga, semakin kecil, yang dapat mengurangi kemampuan perusahaan untuk berinvestasi dalam pertumbuhan atau menahan guncangan keuangan.

Contoh: Perusahaan ritel yang melihat penurunan dalam margin laba kotor karena diskon besar-besaran untuk menarik pelanggan selama periode penjualan yang lambat mungkin akan menghadapi masalah jika mereka tidak dapat kembali ke harga normal dan margin yang lebih sehat.

Kesimpulan

Indikator-indikator keuangan dan operasional yang disebutkan di atas dapat berfungsi sebagai “alarm” bagi perusahaan yang mungkin berada dalam bahaya atau menuju kebangkrutan. Mengawasi dengan cermat indikator-indikator ini dapat membantu manajemen untuk mendeteksi masalah sejak dini dan mengambil tindakan korektif sebelum situasi memburuk.

Penurunan dalam pertumbuhan penjualan, peningkatan biaya, penurunan margin keuntungan, arus kas yang negatif, dan likuiditas yang berkurang semuanya dapat menandakan bahwa perusahaan menghadapi tantangan serius yang dapat mengarah pada kebangkrutan jika tidak segera diatasi.

Dalam banyak kasus, kombinasi dari beberapa indikator negatif ini akan menjadi tanda yang lebih kuat bahwa perusahaan berada dalam bahaya.

Sangat penting bagi manajemen untuk secara proaktif memantau indikator-indikator ini dan mengembangkan strategi untuk memperbaiki masalah yang diidentifikasi.

Misalnya, restrukturisasi utang, pengurangan biaya, penyesuaian strategi penetapan harga, atau inovasi produk dapat menjadi langkah-langkah yang diperlukan untuk menghindari kebangkrutan dan memulihkan kesehatan keuangan perusahaan.

 

 

Apa Tanda Tanda telah Terjadi Kecurangan dalam Perusahaan Tapi Belum Ketahuan

Chandra Natadipurba

Mengapa memahami kontradiksi-kontradiksi antar rasio keuangan penting? Di dunia bisnis, laporan keuangan dan indikator operasional adalah alat utama yang digunakan oleh investor, pemberi pinjaman, dan pemangku kepentingan lainnya untuk menilai kesehatan perusahaan.

Namun, terkadang manajemen yang tidak etis dapat mencoba untuk menyembunyikan masalah keuangan atau meningkatkan kinerja perusahaan secara artifisial melalui berbagai bentuk manipulasi atau kecurangan.

Mengidentifikasi kontradiksi antara indikator-indikator keuangan dan operasional dapat menjadi kunci untuk mendeteksi tanda-tanda awal adanya manipulasi yang belum terungkap secara luas.

1. Pertumbuhan Penjualan yang Tinggi tetapi Pertumbuhan Arus Kas Operasional yang Rendah atau Negatif

Kontradiksi yang Terjadi:

  • Sales Growth (Pertumbuhan Penjualan): Menunjukkan peningkatan pendapatan yang signifikan dari waktu ke waktu.
  • Operating Cashflow Growth (Pertumbuhan Arus Kas Operasi): Menunjukkan jumlah kas yang dihasilkan dari operasi inti perusahaan.

Mengapa Ini Menjadi Tanda Kecurangan: Jika sebuah perusahaan melaporkan pertumbuhan penjualan yang tinggi tetapi arus kas operasi tetap rendah atau bahkan negatif, ini bisa menjadi tanda bahwa penjualan yang dilaporkan tidak sepenuhnya mencerminkan penjualan yang sebenarnya dikumpulkan.

Hal ini dapat terjadi jika perusahaan menggunakan teknik seperti memperpanjang kredit yang tidak realistis kepada pelanggan (window dressing), mengakui pendapatan terlalu cepat (revenue recognition), atau bahkan mencatat penjualan fiktif.

Contoh: Salah satu contoh klasik adalah skandal Enron, di mana perusahaan melaporkan pendapatan yang kuat sementara arus kas operasi menunjukkan cerita yang berbeda. Penjualan yang tinggi ternyata sebagian besar bersifat fiktif atau tidak didukung oleh arus kas yang seharusnya dihasilkan.

2. Peningkatan Keuntungan Tanpa Peningkatan Arus Kas Bebas yang Sesuai

Kontradiksi yang Terjadi:

  • Profit Growth (Pertumbuhan Keuntungan): Menunjukkan peningkatan dalam laba bersih perusahaan.
  • Free Cashflow Growth (Pertumbuhan Arus Kas Bebas): Mengukur jumlah kas yang tersisa setelah perusahaan memenuhi semua kewajiban operasional dan investasinya.

Mengapa Ini Menjadi Tanda Kecurangan: Jika perusahaan melaporkan peningkatan laba bersih tetapi tidak menunjukkan peningkatan arus kas bebas yang sesuai, ini bisa menunjukkan bahwa laba bersih tersebut dicapai melalui akuntansi agresif, seperti menunda pengakuan biaya, memanfaatkan penyesuaian akuntansi, atau mengakui pendapatan yang tidak terkait dengan arus kas.

Contoh: WorldCom adalah contoh di mana keuntungan perusahaan dilaporkan meningkat sementara arus kas bebas tidak mencerminkan pertumbuhan tersebut. Hal ini akhirnya terungkap bahwa perusahaan memanipulasi laporan keuangannya dengan mengklasifikasikan biaya operasional sebagai belanja modal untuk meningkatkan laba bersih.

3. Pertumbuhan Aset yang Tinggi tetapi Pengembalian atas Aset (ROA) yang Menurun

Kontradiksi yang Terjadi:

  • Asset Growth (Pertumbuhan Aset): Menunjukkan peningkatan dalam total aset yang dimiliki perusahaan.
  • Return on Asset (ROA): Mengukur seberapa efektif perusahaan menggunakan asetnya untuk menghasilkan laba.

Mengapa Ini Menjadi Tanda Kecurangan: Jika perusahaan menunjukkan pertumbuhan aset yang signifikan tetapi ROA menurun, ini bisa menjadi tanda bahwa aset baru yang diperoleh tidak benar-benar produktif atau bahwa aset tersebut dinilai terlalu tinggi. Ini dapat terjadi jika perusahaan mencoba meningkatkan neracanya dengan membeli aset yang tidak benar-benar dibutuhkan atau memanipulasi nilai aset untuk meningkatkan penampilan keuangannya.

Contoh: Skandal Lehman Brothers melibatkan penggunaan teknik akuntansi yang disebut “Repo 105” di mana perusahaan secara sementara meningkatkan asetnya dengan menjual aset jangka pendek dan kemudian membelinya kembali, tanpa mencatat transaksi tersebut sebagai utang.

Hal ini memberikan kesan bahwa perusahaan memiliki lebih banyak aset dan lebih sedikit utang daripada yang sebenarnya, meskipun ROA tidak menunjukkan perbaikan yang signifikan.

4. Margin Laba Kotor yang Meningkat tetapi Margin Laba Bersih yang Stagnan atau Menurun

Kontradiksi yang Terjadi:

  • Gross Profit Margin (Margin Laba Kotor): Menunjukkan efisiensi perusahaan dalam menghasilkan laba dari penjualan setelah dikurangi biaya produksi.
  • Net Profit Margin (Margin Laba Bersih): Menunjukkan efisiensi perusahaan setelah semua biaya, termasuk pajak dan bunga, telah dikurangi.

Mengapa Ini Menjadi Tanda Kecurangan: Jika margin laba kotor meningkat tetapi margin laba bersih tidak mengikuti, ini bisa menunjukkan bahwa perusahaan mungkin menggunakan biaya operasi, beban bunga, atau pajak untuk menyembunyikan keuntungan yang sebenarnya.

Bisa jadi perusahaan mencoba menyembunyikan masalah keuangan lainnya seperti utang yang berlebihan atau biaya operasional yang meningkat.

Contoh: Pada tahun-tahun sebelum kebangkrutannya, Kodak melaporkan margin laba kotor yang cukup stabil namun mengalami penurunan laba bersih secara konsisten. Hal ini akhirnya disebabkan oleh peningkatan biaya operasional yang tidak terkelola, termasuk dalam transisi yang gagal dari film ke fotografi digital.

5. Pertumbuhan Ekuitas yang Tinggi tetapi Pertumbuhan Aset yang Tidak Sejalan

Kontradiksi yang Terjadi:

  • Equity Growth (Pertumbuhan Ekuitas): Menunjukkan peningkatan dalam nilai ekuitas pemegang saham.
  • Asset Growth (Pertumbuhan Aset): Menunjukkan peningkatan dalam total aset yang dimiliki perusahaan.

Mengapa Ini Menjadi Tanda Kecurangan: Jika ekuitas tumbuh secara signifikan tanpa pertumbuhan aset yang sepadan, ini bisa menjadi tanda bahwa ekuitas dinaikkan secara artifisial. Perusahaan mungkin menerbitkan saham baru tanpa menambah aset yang mendukung atau mengakui laba yang tidak didukung oleh aset nyata.

Contoh: Salah satu contoh adalah perusahaan yang terlibat dalam skandal IPO di mana saham baru dijual kepada publik, tetapi dana yang diperoleh tidak diinvestasikan dalam aset produktif, melainkan digunakan untuk menutupi kerugian atau utang sebelumnya.

6. Current Ratio dan Quick Ratio yang Tinggi tetapi Arus Kas Operasional yang Lemah

Kontradiksi yang Terjadi:

  • Current Ratio (Rasio Lancar): Menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan aset lancar.
  • Quick Ratio (Rasio Cepat): Mirip dengan rasio lancar, tetapi tidak termasuk persediaan dalam perhitungan.
  • Operating Cashflow Growth (Pertumbuhan Arus Kas Operasional): Mengukur jumlah kas yang dihasilkan dari operasi inti perusahaan.

Mengapa Ini Menjadi Tanda Kecurangan: Rasio lancar dan cepat yang tinggi biasanya dilihat sebagai tanda likuiditas yang baik. Namun, jika arus kas operasional tetap lemah, ini bisa menunjukkan bahwa likuiditas yang dilaporkan tidak sepenuhnya mencerminkan kenyataan. Bisa jadi perusahaan meningkatkan rasio ini melalui manipulasi seperti memperlambat pembayaran kepada pemasok atau mempercepat pengakuan piutang yang belum direalisasikan.

Contoh: Global Crossing, sebuah perusahaan telekomunikasi yang runtuh pada awal 2000-an, mempertahankan rasio lancar yang tampaknya kuat sambil melaporkan pertumbuhan pendapatan yang luar biasa.

Namun, arus kas operasional perusahaan lemah, menunjukkan bahwa pendapatan tidak dikonversi menjadi kas. Ini menunjukkan bahwa pertumbuhan pendapatan didorong oleh transaksi yang tidak melibatkan kas atau bahkan tidak realistis.

7. Leverage Keuangan yang Tinggi tetapi Margin Laba yang Tipis

Kontradiksi yang Terjadi:

  • Financial Leverage (Leverage Keuangan): Mengukur sejauh mana perusahaan menggunakan utang untuk mendanai operasinya.
  • Net Profit Margin (Margin Laba Bersih): Menunjukkan efisiensi perusahaan setelah semua biaya, termasuk pajak dan bunga, telah dikurangi.

Mengapa Ini Menjadi Tanda Kecurangan: Leverage keuangan yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan mengambil risiko dengan menggunakan utang untuk membiayai ekspansinya. Jika leverage tinggi ini tidak menghasilkan margin laba yang cukup besar, ini bisa menunjukkan bahwa perusahaan tidak mampu mengelola beban bunga dan biaya lainnya yang terkait dengan utang.

Ini bisa menjadi tanda bahwa manajemen mencoba menutupi masalah keuangan dengan terus meminjam, yang dapat menyebabkan krisis likuiditas.

Contoh: Lehman Brothers menggunakan leverage yang sangat tinggi menjelang krisis keuangan 2008, dengan rasio utang terhadap ekuitas yang melebihi 30:1. Meskipun margin laba bersih tampak cukup kuat pada awalnya, kenyataannya adalah bahwa perusahaan tidak mampu menahan penurunan nilai aset selama krisis, yang akhirnya menyebabkan kebangkrutan.

8. Pertumbuhan Belanja Modal yang Tinggi dengan Return on Invested Capital (ROIC) yang Menurun

Kontradiksi yang Terjadi:

  • Capital Expenditure Growth (Pertumbuhan Belanja Modal): Mengukur jumlah uang yang dihabiskan untuk memperbaiki atau membeli aset tetap.
  • Return on Invested Capital (ROIC): Mengukur pengembalian yang dihasilkan perusahaan dari modal yang diinvestasikan.

Mengapa Ini Menjadi Tanda Kecurangan: Jika perusahaan secara agresif meningkatkan belanja modalnya tetapi ROIC menurun, ini bisa menjadi tanda bahwa perusahaan tidak mendapatkan pengembalian yang memadai dari investasi tersebut. Ini bisa disebabkan oleh investasi yang tidak bijaksana, pengeluaran yang tidak produktif, atau bahkan manipulasi angka untuk meningkatkan aset yang terlihat di laporan keuangan.

Contoh: Perusahaan telekomunikasi yang secara berlebihan menginvestasikan dalam infrastruktur baru tanpa rencana yang jelas untuk memonetisasi investasi tersebut dapat menunjukkan ROIC yang menurun. Jika belanja modal tersebut dibiayai melalui utang, hal ini dapat semakin memperburuk kondisi keuangan perusahaan.

9. Hari Persediaan yang Tinggi tetapi Margin Laba Kotor yang Menurun

Kontradiksi yang Terjadi:

  • Days Inventory (Hari Persediaan): Mengukur berapa lama waktu yang diperlukan untuk menjual persediaan yang ada.
  • Gross Profit Margin (Margin Laba Kotor): Menunjukkan efisiensi perusahaan dalam menghasilkan laba dari penjualan setelah dikurangi biaya produksi.

Mengapa Ini Menjadi Tanda Kecurangan: Jika hari persediaan meningkat tetapi margin laba kotor menurun, ini bisa menjadi tanda bahwa perusahaan mengalami kesulitan dalam menjual produknya, mungkin karena produk tersebut sudah usang atau tidak lagi diminati. Manajemen mungkin mencoba menyembunyikan masalah ini dengan tidak menulis persediaan yang rusak atau usang, yang akan menurunkan margin laba kotor lebih jauh.

Contoh: Sebuah perusahaan elektronik konsumen yang memproduksi terlalu banyak barang, tetapi tidak mampu menjualnya, mungkin menghadapi peningkatan hari persediaan. Jika perusahaan tidak segera melakukan penyesuaian pada harga atau strategi penjualannya, margin laba kotor akan turun ketika biaya produksi tetap tinggi, sementara penjualan tidak sesuai harapan.

10. Perputaran Piutang yang Lambat tetapi Pertumbuhan Penjualan yang Cepat

Kontradiksi yang Terjadi:

  • Receivables Turnover (Perputaran Piutang): Mengukur seberapa cepat perusahaan mengumpulkan pembayaran dari piutang.
  • Sales Growth (Pertumbuhan Penjualan): Menunjukkan peningkatan pendapatan yang signifikan dari waktu ke waktu.

Mengapa Ini Menjadi Tanda Kecurangan: Jika perusahaan melaporkan pertumbuhan penjualan yang cepat tetapi perputaran piutang melambat, ini bisa menjadi tanda bahwa sebagian besar penjualan didorong oleh pemberian kredit yang terlalu besar kepada pelanggan yang mungkin tidak dapat membayar. Ini bisa menjadi tanda bahwa perusahaan mengakui pendapatan yang tidak akan pernah dikumpulkan (misstating revenue).

Contoh: Sunbeam Corporation, yang dipimpin oleh “Chainsaw” Al Dunlap, melaporkan pertumbuhan penjualan yang kuat dengan memberikan diskon besar dan kredit kepada pelanggan untuk mempercepat penjualan. Namun, piutang yang tidak terkumpul akhirnya menumpuk, yang menyebabkan kebangkrutan perusahaan setelah skandal tersebut terungkap.

Kesimpulan

Kontradiksi antara indikator-indikator keuangan dan operasional dapat memberikan petunjuk berharga tentang potensi manipulasi atau kecurangan dalam manajemen perusahaan. Sering kali, perusahaan yang tampaknya berkinerja baik di satu aspek tetapi menunjukkan kelemahan yang signifikan di aspek lain mungkin berusaha menyembunyikan masalah keuangan atau operasional yang mendasar.

Penting bagi analis, investor, dan pemangku kepentingan lainnya untuk tidak hanya melihat angka-angka secara terpisah, tetapi juga memahami bagaimana angka-angka tersebut saling berhubungan. Indikator seperti pertumbuhan penjualan, margin laba, arus kas, leverage, dan perputaran aset semuanya memberikan wawasan yang berbeda tentang kesehatan perusahaan.

Ketika indikator-indikator ini saling bertentangan, itu bisa menjadi tanda bahwa ada sesuatu yang salah di bawah permukaan, dan bahwa perusahaan tersebut mungkin sedang terlibat dalam praktik-praktik akuntansi yang tidak etis atau bahkan ilegal.

Memahami dan mengidentifikasi kontradiksi ini adalah langkah penting dalam menghindari investasi di perusahaan yang rentan terhadap risiko kebangkrutan atau skandal keuangan besar.

Selalu penting untuk menggabungkan analisis kuantitatif dengan pemahaman mendalam tentang konteks industri dan strategi manajemen untuk membuat penilaian yang akurat.

 

 

Cara Mengetahui Perusahaan Mana yang Kebal Persaingan sekaligus Mesin Pencetak Uang yang Lestari

Chandra Natadipurba

Model Five Forces dari Michael Porter adalah kerangka kerja yang digunakan untuk menganalisis tingkat persaingan dalam suatu industri dan memahami struktur keuntungannya. Lima kekuatan utama yang membentuk persaingan dalam industri adalah:

  1. Ancaman Pendatang Baru: Seberapa mudah atau sulit bagi perusahaan baru untuk memasuki industri dan bersaing dengan perusahaan yang sudah ada.
  2. Kekuatan Pemasok: Seberapa kuat posisi tawar-menawar pemasok dalam menentukan harga dan persyaratan mereka.
  3. Kekuatan Pembeli: Seberapa kuat posisi tawar-menawar pembeli dalam menentukan harga dan kualitas produk atau layanan.
  4. Ancaman Produk atau Jasa Pengganti: Risiko bahwa produk atau layanan dari industri lain dapat menggantikan produk atau layanan yang ada dalam industri tertentu.
  5. Persaingan di Antara Pesaing yang Ada: Seberapa intens persaingan antara perusahaan-perusahaan yang sudah ada di industri tersebut.

1. Ancaman Pendatang Baru

Indikator Terkait:

  • Sales Growth
  • Cost Growth
  • Capital Expenditure Growth
  • Gross Profit Margin
  • Net Profit Margin
  • Price to Book Value
  • Return on Invested Capital (ROIC)
  • Debt to Equity Ratio

Pengaruh pada Keputusan Bisnis:

Ancaman pendatang baru dalam industri sering kali dipengaruhi oleh tingkat profitabilitas yang dihasilkan oleh pemain yang sudah ada dan penghalang masuk (entry barriers) yang ada.

  • Sales Growth dan Gross Profit Margin: Industri dengan pertumbuhan penjualan yang tinggi dan margin laba kotor yang besar cenderung lebih menarik bagi pendatang baru. Namun, jika perusahaan yang ada dapat mempertahankan margin ini meskipun ada tekanan persaingan, maka pendatang baru akan lebih sulit untuk bersaing. Tingkat persaingan yang tinggi di antara perusahaan yang sudah mapan juga dapat menekan margin keuntungan, yang dapat menurunkan daya tarik bagi pendatang baru.
  • Capital Expenditure Growth: Tingginya belanja modal menunjukkan bahwa perusahaan yang ada berinvestasi besar-besaran dalam kapasitas dan teknologi baru. Ini dapat menciptakan penghalang masuk bagi pendatang baru yang mungkin tidak memiliki sumber daya yang cukup untuk bersaing dengan skala yang sama.
  • Price to Book Value (P/B) dan ROIC: Rasio P/B yang tinggi dan ROIC yang kuat menunjukkan bahwa perusahaan yang ada dipandang bernilai baik oleh pasar. Ini menunjukkan bahwa perusahaan yang ada dapat mengakses modal dengan lebih mudah dan murah, sehingga pendatang baru mungkin kesulitan bersaing dalam hal efisiensi modal.
  • Debt to Equity Ratio: Industri dengan rasio utang terhadap ekuitas yang tinggi mungkin menunjukkan bahwa perusahaan harus meminjam dalam jumlah besar untuk tetap kompetitif, yang bisa menjadi penghalang bagi pendatang baru yang mungkin tidak memiliki akses mudah ke pendanaan yang sama.

Contoh: Dalam industri otomotif, perusahaan besar seperti Toyota dan Ford memiliki belanja modal yang sangat tinggi untuk R&D dan peningkatan teknologi. Ini menciptakan penghalang masuk yang besar bagi pendatang baru karena membutuhkan investasi awal yang sangat besar untuk membangun fasilitas produksi yang setara dan bersaing dalam inovasi teknologi.

2. Kekuatan Pemasok

Indikator Terkait:

  • Cost Growth
  • Gross Profit Margin
  • Days Inventory
  • Days Payables Outstanding (DPO)
  • Current Ratio
  • Quick Ratio
  • Debt to Equity Ratio
  • Financial Leverage

Pengaruh pada Keputusan Bisnis:

Kekuatan pemasok dalam suatu industri dipengaruhi oleh kemampuan mereka untuk menaikkan harga atau mengurangi kualitas bahan baku atau komponen. Hal ini dapat mengurangi profitabilitas perusahaan dalam industri tersebut.

  • Cost Growth dan Gross Profit Margin: Jika biaya bahan baku atau input lainnya meningkat lebih cepat daripada pendapatan, hal ini dapat menunjukkan bahwa pemasok memiliki kekuatan yang signifikan. Margin laba kotor yang tertekan karena biaya input yang meningkat juga mengindikasikan bahwa perusahaan mengalami kesulitan untuk mengalihkan biaya tambahan tersebut ke pelanggan.
  • Days Inventory dan Days Payables Outstanding (DPO): Jika perusahaan harus menjaga tingkat persediaan yang tinggi atau membayar pemasok dengan cepat, ini dapat menunjukkan bahwa pemasok memiliki posisi tawar-menawar yang kuat. Sebaliknya, DPO yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan memiliki pengaruh lebih besar atas pemasok, memungkinkan mereka untuk menunda pembayaran dan meningkatkan arus kas mereka.
  • Current Ratio dan Quick Ratio: Rasio likuiditas ini mengindikasikan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya, termasuk pembayaran kepada pemasok. Rasio yang sehat menunjukkan bahwa perusahaan dapat menahan tekanan dari pemasok yang kuat.
  • Debt to Equity Ratio dan Financial Leverage: Rasio leverage yang tinggi dapat menunjukkan ketergantungan yang besar pada utang untuk membiayai operasional, termasuk pembayaran kepada pemasok. Ini dapat mengurangi fleksibilitas perusahaan dalam menegosiasikan persyaratan yang lebih baik dengan pemasok.

Contoh: Dalam industri semikonduktor, pemasok komponen seperti wafer silikon memiliki kekuatan yang besar karena terbatasnya jumlah pemasok dan tingginya permintaan. Perusahaan seperti Intel dan AMD harus membayar harga tinggi untuk bahan baku ini, yang meningkatkan biaya produksi mereka dan mengurangi margin laba kotor jika mereka tidak dapat mengalihkan biaya tersebut ke pelanggan.

3. Kekuatan Pembeli

Indikator Terkait:

  • Sales Growth
  • Gross Profit Margin
  • Net Profit Margin
  • Days Sales Outstanding (DSO)
  • Receivables Turnover
  • Price to Book Value
  • Current Ratio
  • Quick Ratio

Pengaruh pada Keputusan Bisnis:

Kekuatan pembeli mengacu pada kemampuan pelanggan untuk menekan harga, menuntut kualitas yang lebih tinggi, atau meminta lebih banyak layanan, yang semuanya dapat menurunkan profitabilitas perusahaan.

  • Sales Growth: Pertumbuhan penjualan yang stabil atau meningkat menunjukkan bahwa perusahaan dapat mempertahankan atau meningkatkan volume penjualan meskipun ada tekanan dari pembeli. Namun, jika pertumbuhan penjualan menurun, ini bisa menunjukkan bahwa pembeli menuntut diskon lebih besar atau beralih ke pesaing.
  • Gross Profit Margin dan Net Profit Margin: Margin yang menurun dapat menunjukkan bahwa perusahaan tidak dapat mempertahankan harga yang cukup tinggi untuk menutupi biaya karena tekanan dari pembeli. Margin yang kuat menunjukkan bahwa perusahaan memiliki kekuatan pasar yang cukup untuk mempertahankan harga meskipun ada tekanan dari pembeli.
  • Days Sales Outstanding (DSO) dan Receivables Turnover: DSO yang tinggi menunjukkan bahwa pembeli memerlukan waktu lebih lama untuk membayar, yang dapat meningkatkan risiko kredit dan menurunkan likuiditas perusahaan. Perputaran piutang yang tinggi, di sisi lain, menunjukkan efisiensi dalam pengelolaan kredit dan pengumpulan piutang.
  • Price to Book Value: Rasio P/B yang tinggi menunjukkan bahwa pasar menilai perusahaan dengan harga premium, yang dapat memberikan perusahaan lebih banyak kekuatan dalam menetapkan harga kepada pembeli.
  • Current Ratio dan Quick Ratio: Rasio likuiditas yang sehat menunjukkan bahwa perusahaan memiliki posisi yang kuat untuk menahan tekanan dari pembeli yang kuat.

Contoh: Dalam industri ritel, perusahaan besar seperti Walmart memiliki kekuatan tawar yang sangat besar atas pemasok mereka karena volume pembelian yang besar dan kontrol ketat mereka terhadap margin. Pemasok yang tidak dapat memenuhi persyaratan harga Walmart mungkin kehilangan akses ke pasar yang sangat penting ini, yang menunjukkan bagaimana kekuatan pembeli dapat mempengaruhi margin dan keputusan strategis pemasok.

4. Ancaman Produk atau Jasa Pengganti

Indikator Terkait:

  • Sales Growth
  • Gross Profit Margin
  • Net Profit Margin
  • Return on Asset (ROA)
  • Return on Equity (ROE)
  • Inventory Turnover
  • Fixed Assets Turnover

Pengaruh pada Keputusan Bisnis:

Ancaman dari produk atau jasa pengganti terjadi ketika ada produk atau layanan lain yang dapat memenuhi kebutuhan pelanggan dengan cara yang sama atau lebih baik, seringkali dengan harga yang lebih rendah. Ini dapat mengurangi permintaan untuk produk atau layanan yang ada dan menekan harga serta margin.

  • Sales Growth: Penurunan pertumbuhan penjualan dapat menunjukkan bahwa pelanggan beralih ke produk pengganti yang dianggap lebih baik atau lebih murah.
  • Gross Profit Margin dan Net Profit Margin: Margin yang menurun dapat menunjukkan bahwa perusahaan harus menurunkan harga atau meningkatkan biaya promosi untuk bersaing dengan produk pengganti.
  • Return on Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE): Pengembalian yang menurun pada aset dan ekuitas dapat menunjukkan bahwa perusahaan tidak lagi dapat menghasilkan keuntungan yang cukup dari aset yang ada karena adanya tekanan dari produk pengganti.
  • Inventory Turnover dan Fixed Assets Turnover: Perputaran persediaan dan aset tetap yang menurun dapat menunjukkan bahwa produk atau layanan perusahaan menjadi kurang populer karena adanya pengganti yang lebih disukai oleh pasar.

Contoh: Industri penerbitan tradisional menghadapi ancaman besar dari e-book dan sumber informasi digital lainnya. Penurunan penjualan buku cetak dan margin yang menurun menunjukkan bahwa produk pengganti seperti e-book dan platform pendidikan online telah mengurangi permintaan untuk buku cetak, memaksa penerbit untuk mengubah model bisnis mereka atau berinovasi dengan cepat.

5. Persaingan di Antara Pesaing yang Ada

Indikator Terkait:

  • Sales Growth
  • Cost Growth
  • Profit Growth
  • Gross Profit Margin
  • Net Profit Margin
  • Return on Invested Capital (ROIC)
  • Operating Cashflow Growth
  • Free Cashflow Growth
  • Asset Turnover
  • Working Capital Turnover

Pengaruh pada Keputusan Bisnis:

Persaingan di antara perusahaan yang sudah ada dalam suatu industri adalah kekuatan yang paling langsung mempengaruhi profitabilitas. Ketika persaingan intens, perusahaan mungkin perlu menurunkan harga, meningkatkan pengeluaran pemasaran, atau meningkatkan kualitas produk, yang semuanya dapat menekan margin keuntungan.

  • Sales Growth: Pertumbuhan penjualan yang lambat atau negatif dalam industri dengan persaingan tinggi dapat menunjukkan bahwa perusahaan mengalami kesulitan untuk mempertahankan pangsa pasar.
  • Cost Growth: Jika biaya meningkat lebih cepat daripada pendapatan, ini bisa menunjukkan bahwa perusahaan harus mengeluarkan lebih banyak untuk bersaing dalam hal pemasaran, promosi, atau peningkatan kualitas produk.
  • Profit Growth: Pertumbuhan keuntungan yang tertekan dalam lingkungan persaingan yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan mungkin perlu mengubah strategi untuk tetap kompetitif.
  • Gross Profit Margin dan Net Profit Margin: Margin yang tertekan dalam industri dengan persaingan yang ketat menunjukkan bahwa perusahaan mungkin perlu menawarkan diskon yang lebih besar atau mengeluarkan lebih banyak untuk mempertahankan pelanggan.
  • Return on Invested Capital (ROIC): ROIC yang menurun dalam industri dengan persaingan yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan kesulitan untuk menghasilkan pengembalian yang memadai dari investasi mereka.
  • Operating Cashflow Growth dan Free Cashflow Growth: Pertumbuhan arus kas operasi dan arus kas bebas yang kuat dapat memberikan perusahaan fleksibilitas untuk berinvestasi dalam strategi pertahanan atau ekspansi untuk menghadapi persaingan yang ketat.
  • Asset Turnover dan Working Capital Turnover: Perputaran aset dan modal kerja yang tinggi dalam industri dengan persaingan yang ketat menunjukkan bahwa perusahaan berhasil memaksimalkan efisiensi operasional mereka untuk tetap kompetitif.

Contoh: Industri telekomunikasi, di mana persaingan sangat ketat, sering melihat perang harga dan peningkatan besar dalam belanja pemasaran dan pengembangan teknologi untuk mempertahankan pangsa pasar. Misalnya, di banyak negara, operator seluler besar seperti Verizon dan AT&T harus terus berinovasi dengan layanan baru, teknologi 5G, dan paket harga yang kompetitif untuk mempertahankan pelanggan dan margin keuntungan di tengah persaingan yang semakin intensif.

Setelah Anda memahami framework dari Michael Porter, apa selanjutnya?

Sekarang kita akan menjawab pertanyaan awal kita di dalam judul: Bagaimana Cara Mengetahui Perusahaan Mana yang Kebal Persaingan sekaligus Mesin Pencetak Uang yang Lestari?

Perusahaan yang mempunyai monopoli dan menjual apa yang banyak orang perlukan adalah perusahaan yang kebal persaingan dan akan menjadi mesin pencetak uang yang lestari. Alasannya bisa Anda temukan dalam artikel ini.

Singkatnya, perusahaan pemilik monopoli ini berhasil untuk membuat barrier to entry untuk menjadi pesaingnya cukup tinggi, sehingga kompetisi di dalam industrinya menjadi rendah. Sementara tekanan dari pemasok, daya tawar dari pembeli serta ancaman barang pengganti tidak signifikan.

Apa ciri-ciri perusahaan yang telah berhasil memonopoli pasar tersebut?

Perusahaan tersebut memiliki Gross Profit Margin dan Net Profit Margin di atas rekan-rekannya. Karena, ia memiliki command power untuk menentukan harga (price maker).

Karena masyarakat memerlukan, menyukai atau membutuhkan produk mereka, pembeli rela membayar kepada mereka dengan cash.

Days Inventory (DI) mereka rendah, alias persediaan mereka rendah, cenderung nol. Ini artinya produk mereka laku. Days Sales Outstanding (DSO) mereka juga rendah. Karena bahkan mereka tidak punya piutang. Daya tawar mereka kepada pemasok tinggi, mereka diberikan jangka waktu pembayaran atau tempo cukup lama. Ini dicirikan dengan Days Payable Outstanding (DPO) mereka yang cukup lama.

Akibatnya, cash to cash cycle (CTC) mereka rendah. Putaran uang mereka cepat. CTC rendah itu maknanya: siklus “uang menjadi uang yang lebih banyak” itu cepat sekali.

Sekarang, mari beralih ke komposisi aset, utang dan equity (modal).

Utang dibanding equity (DER) mereka rendah. Ini karena mereka tidak perlu utang untuk ekspansi. Mereka membiayai ekspansi dari modal sendiri. Jadi beban bunga rendah. Kontrol atas perusahaan kuat, karena tidak punya kreditur.

Lebih ideal lagi, jika Return on Equity (ROE) mereka tinggi. Kalau ROE tinggi, itu berarti modal yang mereka tanamkan cepat baliknya. ROE = 20% per tahun punya makna dalam 5 tahun modal yang ditanamkan kembali. Kalau ROE 200% per tahun, maknanya adalah modal yang ditanamkan akan balik dalam waktu 6 bulan. ROE 1000% per tahun maka maknanya modal yang ditanamkan akan kembali dalam 1,2 bulan.

Apalagi jika mereka bisa memperoleh profit dengan modal minim, maka Return on Invested Capital (ROIC)-nya tinggi. Inilah kondisi terideal. Baca tentang ROIC di sini.

Singkatnya, perusahaan kebal persaingan dan berpotensi menjadi mesin pencetak uang yang lestari memiliki ciri-ciri rasio keuangan sbb: (1) GPM dan NPM tinggi, (2) DI dan DSO rendah atau bahkan minus, DPO sedang atau tinggi, CTC rendah (3) ROE atau ROIC tinggi. Dan seluruh rasio yang cemerlang ini ditunjukkan secara konsisten dari waktu ke waktu. Dari tahun ke tahun. Dekade demi dekade. Itu berarti, mesin pencetakan uang berputar terus. Tanpa henti.

Apa Saja Ciri Perusahaan The Next Google

Chandra Natadipurba

Menentukan apakah sebuah perusahaan dapat menjadi “The Next Google, Microsoft, atau Facebook” membutuhkan analisis mendalam terhadap berbagai indikator keuangan dan operasional. Perusahaan-perusahaan seperti Google, Microsoft, dan Facebook dikenal karena pertumbuhan pesat, inovasi teknologi yang disruptif, dominasi pasar, serta kemampuan mereka untuk menghasilkan keuntungan yang berkelanjutan dan signifikan.

Mari kita eksplorasi indikator-indikator yang bisa menjadi tanda bahwa perusahaan yang kita analisis memiliki potensi untuk mencapai level tersebut.

1. Pertumbuhan Penjualan yang Cepat dan Konsisten (Sales Growth)

Mengapa Ini Penting: Pertumbuhan penjualan yang cepat adalah salah satu tanda utama bahwa sebuah perusahaan sedang dalam jalur menuju kesuksesan besar. Perusahaan seperti Google, Microsoft, dan Facebook semuanya menunjukkan pertumbuhan penjualan yang luar biasa selama tahap awal mereka, yang menjadi indikasi awal bahwa produk atau layanan mereka sangat diminati oleh pasar.

Tanda-tanda Utama:

  • Pertumbuhan Penjualan yang Eksponensial: Penjualan yang tumbuh secara eksponensial menandakan bahwa perusahaan tidak hanya menarik pelanggan baru tetapi juga mampu memperluas pangsa pasar mereka secara signifikan.
  • Skalabilitas: Kemampuan perusahaan untuk menskalakan penjualan tanpa hambatan yang signifikan menunjukkan bahwa model bisnis mereka dapat diperluas secara global.

Contoh: Amazon menunjukkan pertumbuhan penjualan yang luar biasa selama dekade pertama operasinya, dengan pertumbuhan tahunan yang mencapai lebih dari 100% pada beberapa tahun awal. Hal ini memberikan indikasi kuat bahwa Amazon akan menjadi kekuatan dominan dalam industri ritel.

2. Pertumbuhan Keuntungan yang Cepat (Profit Growth)

Mengapa Ini Penting: Pertumbuhan keuntungan yang cepat menunjukkan bahwa perusahaan tidak hanya mampu meningkatkan pendapatan tetapi juga mampu mengelola biaya secara efektif. Ini juga menunjukkan bahwa perusahaan telah menemukan cara untuk memonetisasi produk atau layanannya secara efisien.

Tanda-tanda Utama:

  • Peningkatan Margin Keuntungan: Peningkatan dalam margin laba bersih menunjukkan bahwa perusahaan mampu meningkatkan efisiensi operasional dan menurunkan biaya relatif terhadap pendapatan.
  • Peluang Monetisasi yang Luas: Perusahaan yang memiliki banyak jalur pendapatan, seperti Google dengan iklan dan layanan cloud, menunjukkan potensi besar untuk pertumbuhan keuntungan.

Contoh: Facebook awalnya berfokus pada pertumbuhan pengguna, tetapi setelah memonetisasi basis penggunanya melalui iklan, perusahaan mengalami lonjakan keuntungan yang luar biasa, menjadikannya salah satu perusahaan teknologi paling menguntungkan di dunia.

3. Pertumbuhan Arus Kas Operasi yang Kuat (Operating Cashflow Growth)

Mengapa Ini Penting: Arus kas operasi yang kuat adalah tanda bahwa perusahaan memiliki model bisnis yang sehat dan mampu menghasilkan kas dari operasinya tanpa perlu bergantung pada pendanaan eksternal. Ini adalah indikator penting dari likuiditas dan kemampuan perusahaan untuk mendanai ekspansi dan investasi masa depan.

Tanda-tanda Utama:

  • Arus Kas Positif dan Berkembang: Perusahaan yang menghasilkan arus kas operasi positif dan menunjukkan pertumbuhan arus kas yang kuat memiliki fleksibilitas untuk berinvestasi dalam inovasi dan ekspansi.
  • Rasio Konversi Kas yang Efektif: Perusahaan yang dapat dengan cepat mengubah penjualan menjadi kas memiliki keunggulan kompetitif yang besar.

Contoh: Microsoft, sejak awal, mampu menghasilkan arus kas operasi yang kuat dari penjualan lisensi perangkat lunak, yang memungkinkan perusahaan untuk terus berinvestasi dalam pengembangan produk baru dan ekspansi pasar.

4. Free Cashflow Growth yang Kuat (Pertumbuhan Arus Kas Bebas)

Mengapa Ini Penting: Pertumbuhan arus kas bebas (free cash flow) menunjukkan bahwa perusahaan tidak hanya mampu memenuhi semua kewajiban operasional dan investasinya, tetapi juga memiliki kas yang tersisa untuk diinvestasikan kembali dalam bisnis, dibagikan kepada pemegang saham, atau digunakan untuk akuisisi.

Tanda-tanda Utama:

  • Peningkatan Arus Kas Bebas yang Berkelanjutan: Perusahaan dengan arus kas bebas yang terus meningkat dapat memanfaatkan dana ini untuk mempercepat pertumbuhan lebih lanjut atau melakukan akuisisi strategis.
  • Likuiditas yang Tinggi: Kemampuan perusahaan untuk mempertahankan likuiditas yang tinggi tanpa perlu meningkatkan utang merupakan tanda kekuatan finansial yang luar biasa.

Contoh: Google, dengan pertumbuhan arus kas bebas yang kuat sejak IPO-nya, mampu mendanai berbagai inisiatif seperti akuisisi YouTube dan pengembangan teknologi AI, yang semuanya berkontribusi pada dominasinya di industri teknologi.

5. Capital Expenditure Growth yang Seimbang (Pertumbuhan Belanja Modal)

Mengapa Ini Penting: Pertumbuhan belanja modal yang seimbang menunjukkan bahwa perusahaan berinvestasi dalam infrastruktur dan teknologi untuk mendukung pertumbuhan masa depan. Namun, ini harus dilakukan dengan hati-hati untuk memastikan bahwa pengeluaran ini tidak terlalu berlebihan hingga merusak likuiditas.

Tanda-tanda Utama:

  • Investasi yang Strategis: Perusahaan yang mengalokasikan belanja modal secara efektif untuk memperluas kapasitas produksi, R&D, atau teknologi baru tanpa membebani neraca menunjukkan bahwa mereka mempersiapkan diri untuk pertumbuhan jangka panjang.
  • Pengembalian yang Memadai: Investasi dalam belanja modal harus memberikan pengembalian yang sebanding atau lebih besar daripada biaya modal, menunjukkan bahwa perusahaan membuat keputusan investasi yang cerdas.

Contoh: Amazon terus berinvestasi besar-besaran dalam pusat data, infrastruktur logistik, dan teknologi cloud melalui AWS (Amazon Web Services), yang telah menghasilkan pengembalian luar biasa dan mendukung pertumbuhan jangka panjang perusahaan.

6. Margin Laba Kotor dan Bersih yang Tinggi (Gross and Net Profit Margins)

Mengapa Ini Penting: Margin laba kotor dan margin laba bersih yang tinggi adalah tanda bahwa perusahaan memiliki kekuatan harga yang signifikan dan mampu menghasilkan keuntungan yang besar dari setiap unit penjualan. Ini juga menunjukkan bahwa perusahaan dapat mengelola biaya secara efektif.

Tanda-tanda Utama:

  • Margin Laba Kotor yang Stabil atau Meningkat: Margin laba kotor yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan mampu mempertahankan biaya produksi rendah atau mengenakan harga premium atas produknya.
  • Margin Laba Bersih yang Tinggi: Margin laba bersih yang kuat menunjukkan bahwa perusahaan tidak hanya efisien dalam mengelola biaya produksi tetapi juga biaya operasional lainnya seperti pemasaran dan administrasi.

Contoh: Apple terkenal dengan margin laba kotor dan laba bersihnya yang tinggi, yang dihasilkan dari strategi harga premium dan kontrol ketat terhadap biaya produksi. Ini memungkinkan Apple untuk tetap sangat menguntungkan bahkan di pasar yang sangat kompetitif.

7. Return on Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE) yang Tinggi

Mengapa Ini Penting: ROA dan ROE yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan menggunakan asetnya dan ekuitas pemegang saham dengan sangat efisien untuk menghasilkan keuntungan. Ini adalah tanda bahwa perusahaan memiliki model bisnis yang sangat produktif dan manajemen yang efektif.

Tanda-tanda Utama:

  • ROA yang Tinggi: ROA yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan dapat menghasilkan keuntungan yang signifikan dari aset yang dimilikinya, yang merupakan tanda efisiensi operasional.
  • ROE yang Tinggi: ROE yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan memberikan pengembalian yang kuat kepada pemegang saham, yang dapat meningkatkan nilai pasar perusahaan.

Contoh: Microsoft memiliki ROA dan ROE yang tinggi berkat bisnis perangkat lunak dan layanan cloud yang sangat menguntungkan, yang tidak memerlukan investasi besar dalam aset fisik tetapi mampu menghasilkan pendapatan dan keuntungan yang besar.

8. Return on Invested Capital (ROIC) yang Tinggi

Mengapa Ini Penting: ROIC yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan dapat menghasilkan pengembalian yang besar dari modal yang diinvestasikan, baik oleh pemegang saham maupun pemberi pinjaman. Ini adalah tanda bahwa perusahaan memiliki model bisnis yang sangat menguntungkan dan mampu menghasilkan nilai yang besar bagi investornya.

Tanda-tanda Utama:

  • ROIC yang Konsisten dan Tinggi: Perusahaan yang terus-menerus menghasilkan ROIC yang tinggi menunjukkan bahwa mereka dapat mempertahankan keuntungan kompetitif mereka dan terus menciptakan nilai dari investasi modal.
  • Efisiensi dalam Penggunaan Modal: ROIC yang tinggi juga menandakan bahwa manajemen perusahaan sangat efisien dalam mengalokasikan sumber daya untuk proyek-proyek yang menghasilkan pengembalian tertinggi.

Contoh: Google memiliki ROIC yang sangat tinggi karena model bisnis iklan digitalnya yang sangat menguntungkan, yang memerlukan investasi modal yang relatif rendah tetapi mampu menghasilkan pengembalian yang sangat besar.

9. Price to Book Value (P/B) yang Tinggi dengan Justifikasi yang Jelas

Mengapa Ini Penting: Rasio P/B yang tinggi menunjukkan bahwa pasar menilai perusahaan jauh di atas nilai bukunya, yang sering kali terjadi jika perusahaan memiliki aset tidak berwujud yang sangat berharga, seperti merek, teknologi, atau hak kekayaan intelektual. Namun, rasio ini harus dibarengi dengan pertumbuhan dan profitabilitas yang kuat untuk membenarkan valuasi yang tinggi.

Tanda-tanda Utama:

  • P/B yang Tinggi dengan ROE yang Kuat: Jika P/B yang tinggi diiringi oleh ROE yang tinggi, ini menunjukkan bahwa valuasi pasar yang tinggi didukung oleh kinerja keuangan yang kuat.
  • P/B yang Tinggi dengan Pertumbuhan yang Cepat: P/B yang tinggi dapat dibenarkan jika perusahaan menunjukkan pertumbuhan pendapatan dan keuntungan yang cepat, menunjukkan potensi untuk menghasilkan keuntungan yang lebih besar di masa depan.

Contoh: Facebook memiliki rasio P/B yang sangat tinggi selama bertahun-tahun karena pasar menyadari potensi besar dari platform media sosialnya dan kemampuannya untuk memonetisasi pengguna secara efektif. P/B ini didukung oleh pertumbuhan yang cepat dan profitabilitas yang kuat.

10. Leverage Keuangan yang Terjaga (Debt to Equity Ratio yang Rendah dan Financial Leverage yang Sehat)

Mengapa Ini Penting: Meskipun leverage dapat meningkatkan pengembalian bagi pemegang saham, leverage yang berlebihan dapat menjadi risiko signifikan, terutama dalam situasi ekonomi yang tidak stabil. Perusahaan yang sehat secara finansial umumnya memiliki rasio utang terhadap ekuitas yang rendah atau terkendali, serta leverage keuangan yang dikelola dengan baik.

Tanda-tanda Utama:

  • Debt to Equity Ratio yang Rendah: Perusahaan dengan rasio utang terhadap ekuitas yang rendah menunjukkan bahwa mereka tidak terlalu bergantung pada utang untuk mendanai pertumbuhannya, yang mengurangi risiko keuangan.
  • Penggunaan Utang yang Efisien: Jika perusahaan menggunakan utang, utang tersebut harus digunakan secara efisien untuk membiayai proyek-proyek yang menghasilkan pengembalian yang lebih tinggi daripada biaya utangnya.

Contoh: Microsoft secara konsisten menjaga rasio utang terhadap ekuitas yang rendah, bahkan ketika mengakuisisi perusahaan besar seperti LinkedIn. Ini memungkinkan perusahaan untuk mempertahankan fleksibilitas keuangan dan mengurangi risiko di pasar yang bergejolak.

11. Siklus Konversi Kas yang Pendek (Cash Conversion Cycle)

Mengapa Ini Penting: Siklus konversi kas yang pendek menunjukkan bahwa perusahaan mampu mengubah investasi dalam persediaan menjadi penjualan dan kemudian menjadi kas dengan cepat. Ini adalah tanda efisiensi operasional dan manajemen modal kerja yang baik.

Tanda-tanda Utama:

  • Siklus Konversi Kas yang Cepat: Perusahaan dengan siklus konversi kas yang cepat dapat meningkatkan likuiditas dan mengurangi kebutuhan modal kerja, yang dapat dialihkan ke investasi pertumbuhan lainnya.
  • Efisiensi dalam Manajemen Persediaan dan Piutang: Perusahaan yang dapat mengelola persediaan dan piutangnya dengan efisien akan memiliki siklus konversi kas yang lebih pendek, meningkatkan arus kas operasional.

Contoh: Amazon memiliki siklus konversi kas yang sangat cepat karena kemampuan mereka untuk memutar persediaan dengan cepat dan mengumpulkan piutang dari pelanggan dalam waktu yang singkat. Ini memberikan mereka likuiditas yang besar untuk berinvestasi kembali dalam bisnis.

12. Dominasi Pasar dan Inovasi yang Berkelanjutan

Mengapa Ini Penting: Perusahaan-perusahaan seperti Google, Microsoft, dan Facebook tidak hanya berhasil karena indikator keuangan yang kuat, tetapi juga karena mereka terus berinovasi dan mendominasi pasar mereka. Dominasi pasar memberikan keunggulan kompetitif yang besar, sementara inovasi berkelanjutan memastikan bahwa perusahaan tetap relevan dan mampu mengatasi tantangan baru.

Tanda-tanda Utama:

  • Kepemimpinan Pasar: Perusahaan yang mendominasi pasar mereka sering kali memiliki kekuatan harga yang besar dan dapat menetapkan standar industri.
  • Inovasi yang Konstan: Kemampuan untuk terus berinovasi dan meluncurkan produk atau layanan baru adalah tanda bahwa perusahaan memiliki visi jangka panjang dan beradaptasi dengan perubahan pasar.

Contoh: Apple adalah contoh sempurna dari perusahaan yang terus berinovasi sambil mempertahankan dominasinya di pasar perangkat premium. Peluncuran produk seperti iPhone, iPad, dan layanan seperti Apple Music dan Apple Pay menunjukkan komitmen Apple untuk terus berkembang dan mempertahankan relevansinya di industri teknologi.

Kesimpulan

Menganalisis apakah sebuah perusahaan bisa menjadi “The Next Google, Microsoft, atau Facebook” melibatkan penilaian menyeluruh terhadap berbagai indikator keuangan dan operasional. Pertumbuhan penjualan dan keuntungan yang cepat, efisiensi operasional yang tinggi, arus kas yang kuat, margin keuntungan yang besar, dan inovasi yang berkelanjutan adalah beberapa tanda utama bahwa perusahaan memiliki potensi besar untuk menjadi pemain dominan di pasar global.

Perusahaan yang menunjukkan kombinasi dari indikator-indikator ini, disertai dengan manajemen yang efektif dan strategi bisnis yang cerdas, memiliki peluang besar untuk mencapai tingkat kesuksesan yang luar biasa. Namun, penting untuk diingat bahwa kesuksesan seperti Google, Microsoft, atau Facebook juga memerlukan visi yang jelas, keberanian untuk mengambil risiko, dan kemampuan untuk beradaptasi dengan cepat dalam menghadapi tantangan yang terus berubah di pasar global.

Analisa Keuangan Perusahaan

Soemita Adikoesoema

Berikut ini adalah kutipan-kutipan yang saya kumpulkan dari buku Analisa Keuangan Perusahaan karangan Soemita Adikoesoema.

Tanpa harus membacanya semua, Anda mendapatkan hal-hal yang menurut saya menarik dan terpenting.

Saya membaca buku-buku yang saya kutip ini dalam kurun waktu 11 – 12 tahun. Ada 3100 buku di perpustakaan saya. Membaca kutipan-kutipan ini menghemat waktu Anda 10x lipat.

Selamat membaca.

 

Chandra Natadipurba

===

ANALISA KEUANGAN PERUSAHAAN

oleh

R. Soemita Adikoesoema

BAB I

PENDAHULUAN

Jika suatu daftar neraca ternyata tidak sehat, maka pimpinan perusahaan harus melaksanakan kebijaksanaan keuangan yang sehat agar kondisi keuangan dari perusahaannya menjadi sehat kembali.

Jadi tiap kebijaksanaan manajemen atau tidak adanya kebijaksanaan manajemen digambarkan dalam angka angka dalam daftar neraca, daftar pendapatan dan daftar rekonsiliasi saldo laba.

Perluasan kredit kepada langganan yang melebihi kebutuhannya akan terlihat dalan piutang-piutang yang besar jumlahnya dan suatu periode penagihan yang berat. Pembelian barang barang dagangan, yang melebihi kebutuhan, oleh karena pejabat dari bagian penjualan merasa yakin, bahwa barang barang dagangan akan naik harganya, akan terlihat dalam persediaan barang barang dagangan yang lebih besar dan kecepatan peredaran barang barang yang lebih lambat.

Perluasan dalan fasilitas pabrik, kantor pusat atau toko toko eceran akan digambarkan dalam perbandingan investasi yang lebih besar dalam aktiva aktiva tetap. Pembayaran polis asuransi akan ternyata dalam perkiraan biaya, penerimaan kembali barang barang yang telah dijual akan terlihat dalam daftar pendapatan dan pembayaran dividen dalam perkiraan saldo laba. (hal 1,2)

BAB II

TITIK PANDANGAN TERHADAP ANALISA

Selanjutnya mengenai hasil analisanya adalah sebagai berikut.

  • Berat dalam aktiva aktiva tetap

Jika program perluasan pabrik telah dilaksanakan, dan jika operasi operasi dilakukan berdasarkan break even, maka lebih dari seluruh kekayaan netonya diinvestasi dalam aktiva aktiva tetap. Investasi yang sekarang dalam aktiva aktiva tetap dianggap terlalu berat ke atas (top heavy), dan jika rencana perluasan itu diteruskan, maka investasi dalam aktiva aktiva tetap akan semakin tinggi.

  • Berat dalam pinjaman obligasi

Suatu kebijaksanaan ekspansi yang keliru telah dilakukan 8 atau 10 tahun yang lalu, pada waktu pabrik yang terakhir didirikan. Tidak diinvestasikan dana yang cukup dalam Perseroan pada waktu itu untuk membantu suatu program ekspansi semacam itu. Sebagai akibatnya ialah, bahwa perusahaan terus menerus kekurangan modal kerja neto. (hal 14)

  • Modal kerja neto yang sangat kecil

Dengan adanya program ekspansi, dibutuhkan volume aktivitas perusahaan yang lebih banyak untuk dapat menggunakan seluruh kapasitas dari mesin mesin. Penambahan volume penjualan membutuhkan persediaan bahan bahan baku dan pitang piutang yang lebih besar. Ini berarti, bahwa perusahaan itu membutuhkan pinjaman uang, jika mungkin dari bank bank.

  • Kebijaksanaan alternatif untuk manajemen

Pimpinan perusahaan berspekulasi pada waktu yang akan datang. Jika diperoleh laba neto, maka laba ini harus ditahan dalam perusahaan selama beberapa tahun untuk memperbaiki kondisi perusahaan secara berangsur angsur; tidak dapat dibagikan dividen kepada para pemegang saham dibawah suatu kebijaksanaan keuangan yang sehat.

Akan tetapi tidak dijamin diperolehnya laba neto, oleh karena adanya beban biaya penyusutan dari aktiva aktiva tetap yang sangat berat, disamping juga adanya beban bunga yang tidak sedikit dari pimpinan obligasi. Jika diperoleh laba yang kecil atau tidak diperoleh laba sama sekali, maka perusahaan tidak akan dapat membayar kembali pinjaman kepada bank.

Akibatnya ialah, bahwa bank akan menempatkan pimpinan yang baru dalam perusahaan, untuk mengurus pembayaran kembali pinjaman kepada bank. (hal 15)

Masalah yang fundamental dari perusahaan ini dapat diselidiki kepada keputusan tunggal mengenai ekspansi yang berlebih-lebihan dengan modal yang tidak cukup, yang telah dilakukan kurang lebih 8 tahun yang lalu. (hal 16)

Untuk keperluan analisa, disamping daftar daftar keuangan, dibutuhkan informasi tambahan dari suatu perusahaan yang akan dianalisa sebagai berikut :

  • Informasi anteseden
  • Fakta fakta penyelidikan
  • Informasi keuangan (hal 17)

  • Informasi anteseden

Informasi ini meliputi pencatatan perusahaan yang lengkap dari tiap anggota pimpinan perusahaan dan dari para pemilik perusahaan, jika mereka tidak aktif dalam memimpin perusahaan.

Dari catatan ini harus dapat diketahui mengenai umur mereka, apakah mereka sudah kawin atau belum kawin, apakah mereka mempunyai anak-anak.

Jika mereka mempunyai anak-anak, berapa anaknya, kelamin dan umurnya masing masing. Informasi ini meliputi juga keterangan apakah mereka pernah bekerja di perusahaan lain, jika ya, di perusahaan mana dan sebagai apa; jenis aktivitas perusahaannya; apakah mereka pernah mengalami kegagalan dalam perusahaan lain dan informasi informasi lainnya yang dianggap penting untu menganalisa kredit yang telah diberikan kepada perusahaan itu.

  • Fakta fakta penyelidikan

Fakta fakta penyelidikan meliputi informasi informasi yang relatif yang diperoleh dari bank-bank, lembaga-lembaga kredit, dan perusahaan perusahaan dagang yang telah memberikan kredit kepada perusahaan itu.

  • Informasi keuangan

Informasi ini meliputi semua fakta fakta keuangan yang tersedia dan terdiri dari besarnya investasi, macamnya persediaan barang barang, “piutang-piutang, keterangan mengenai perubahan perbandingan dari pos pos neraca dan laba rugi dan penjelasan selengkapnya mengenai semua pinjaman dan transaksi-transaksi barang-barang dagangan antara perusahaan-perusahaan yang bergabung, jika yang akan dianalisa itu suatu Holding Company. (hal 17,18,19)

BAB III

KLASIFIKASI DARI POS POS NERACA

  • Aktiva-aktiva lancar

Aktiva-aktiva lancar dari Adam Smith dalam bukunya yang berjudul “The Wealth of Nation” disebut modal yang beredar (circulating capital). Yang dimaksud dengan “Aktiva-aktiva Lancar” menurut Alexander Wall, dalam bukunya yang berjudul “How to Evaluate Financial Statement” ialah aktiva-aktiva yang dalam keadaan normal bergerak dalam suatu perusahaan melalui bermacam-macam proses produksi, distribusi, dan pembayaran barang barang, menjadi uang kontan atau sejenis, yang dapat digunakan untuk membayar utang-utang. (hal 21)

Dalam menganalisa uang kas perlu diperhatikan situasi-situasi sebagai berikut :

  1. Biasanya dalam uang kas itu termasuk uang yang dicadangkan untuk tujuan tertentu, misalnya untuk membayar lunas suatu utang atau saham sham preferen.
  2. Uang kas yang disimpan dalam bank bank yang ditutup selamanya harus dinyatakan dalam pos khusus di neraca dan tidak boleh dimasukkan dalam golongan aktiva-aktiva lancar. (hal 23,24)

  • Aktiva-aktiva tetap (Fixed Assets)

Aktiva-aktiva tetap ialah aktiva-aktiva yang tidak dapat segera ditukarkan menjadi uang kas dalam operasi-operasi normal dari suatu perusahaan. Pos-pos ini tidak seperti persediaan barang-barang, tidak dibeli dan dijual secara berkala.

Pos-pos tersebut di muka dinyatakan dalam neraca menurut harga beli dikurangi penyusutan atau penghapusannya. Tanah biasanya dinyatakan terpisah dalam daftar neraca, oleh karena tanah biasanya tidak disusutkan. (hal 29)

BAB IV

ANALISA DARI PERUSAHAAN PERUSAHAAN KECIL

Yang dimaksud dengan perusahaan-perusahaan kecil disini ialan perusahaan yang mempunyai kekayaan bersih yang dapat diraba (tangible net worth) sebanyak $35,000 atau kurang dan perusahaan-perusahaan kecil ini merupakan 82% dari seluruk perusahaan dagang dan industri yang ada di Amerika Serikat. (hal 49,50)

BAB V

AKTIVA-AKTIVA LANCAR DIBANDINGKAN DENGAN UTANG-UTANG LANCAR

Standar praktis dari rasio modal kerja ialah “dua banding satu” untuk perusahaan-perusahaan industri dan perdagangan. Rasio modal kerja ialah petunjuk dari kondisi likuiditas. Jika rasionya rendah, maka penganalisa harus mencari sebab-sebabnya. (hal 71,85)

BAB VI

UTANG UTANG LANCAR DIBANDINGKAN DENGAN KEKAYAAN BERSIH YANG DAPAT DIRABA (MATERIIL)

Semakin besar modal pemilik dibandingkan dengan modal yang diperoleh dari pada kreditur, semakin terjamin para kreditur yang bersangkutan.

Utang yang berat sama dengan tekanan darah tinggi. (hal 91)

Perusaaan-perusahaan dagang dan industri yang mempunyai utang-utang lancar yang berat perlu mendapat perhatian. Selamanya waktu akan tiba, bahwa suatu utang harus dibayar.

Jika suatu perusahaan dagang atau industri mempunyai kekayaan bersih yang dapat diraba antara $50,000 dan $250,000, maka operasi-operasinya harus dianalisa secara hati-hati, jika utang-utang lancar melebihi dua pertiga dari kekayaan bersih yang dapat diraba; jika kekayaan bersih yang dapat diraba lebih besar dari $250,000, masalah-masalahnya perlu dipelajari secara teliti, jika utang utang lancarnya melebihi tiga perempat dari kekayaan bersih yang dapat diraba. (hal 101,102)

BAB VII

JUMLAH UTANG-UTANG DIBANDINGKAN DENGAN KEKAYAAN NETO MATERIIL

(hal 106)

Suatu kesalahan fundamental dalam keputusan manajemen telah dilakukan beberapa tahun sebelum C, pada waktu dana-dana diinvestasikan dalam aktiva-aktiva tetap, yang melebihi kekayaan neto materiil. (hal 109)

Kritik yang kedua dari angka-angka yang diberikan di muka ialah semakin meningkatnya piutang-piutang dagang.

Kritik yang ketiga ialah fakta bahwa persediaan-persediaan terus menerus besar. (hal 110)

Dari angka-angka yang telah diberikan di muka, jelaslah bahwa rasio dari jumlah utang-utang dibandingkan dengan kekayaan bersih yang dapat diraba, yang melebihi 100% dianggap tidak baik. (hal 119)

BAB VIII

UTANG-UTANG JANGKA PANJANG DIBANDINGKAN DENGAN MODAL KERJA NETO

(hal 124)

Penyelidikan dari beribu-ribu daftar neraca tahunan dalam semua cabang perusahaan-perusahaan industri dan perdagangan telah memberikan kesimpulan, bahwa jarang sekali jumlah utang-utang jangka panjang melebihi modal kerja netonya.

Jika utang-utang jangka panjang lebih besar, maka hubungannya tidak seimbang.

Dalam keadaan semacam itu, seluruh modal terikat dalam aktiva-aktiva yang tidak lancar , dan tiap hari perusahaan harus beroperasi dengan dana pinjaman jangka panjang. Bunga dan cicilan dari pinjaman ini merupakan beban perusahaan. Beban ini kadang kadang begitu besar sehingga mempengaruhi laba perusaaan. (hal 139)

BAB IX

AKTIVA-AKTIVA TETAP DIBANDINGKAN DENGAN KEKAYAAN BERSIH YANG DAPAT DIRABA

Semakin kecil perbandingan antara jumlah aktiva aktiva tetap dan kekayaan bersih yang dapat diraba, semakin baik bagi perusahaan yang bersangkutan. Perbandingan yang tinggi dianggap tidak baik, karena:

Pertama, biaya penyusutan tahunan yang harus dibebankan kepada daftar pendapatan secara proporsional lebih berat, jika dibandingkan dengan para saingan.

Kedua, jika jumlah aktiva-aktiva tetap terlalu tinggi, maka perusahaan yang bersangkutan akan mempunyai modal kerja neto yang rendah dengan akibatnya perdagangan yang berlebih-lebihan (overtrading) atau mempunyai utang-utang jangka panjang untuk memperoleh modal kerja neto yang dibutuhkan. (hal 145)

Perusahaan ini dipimpin oleh orang-orang yang cakap dan berpengalaman. Angka-angka perbandingan yang telah diberikan di muka menunjukkan kondisi yang baik rasio modal kerja yang tinggi, rasio perbandingan antara utang-utang lancar dan kekayaan bersih yang dapat diraba yang rendah, tidak ada utang-utang yang dijamin dengan aktiva-aktiva, jangka waktu rata-rata penerimaan piutang-piutang yang pendek, rentabilitas modal sendiri yang tinggi dan perbandingan antara laba neto dan hasil penjualan neto yang tinggi. Ini adalah hasil dari kebijaksanaan-kebijaksanaan operasi yang didasarkan atas pandangan keuangan yang sehat. (hal 157)

Rasio dari aktiva-aktiva lancar dibandingkan dengan utang-utang lancar adalah rasio antara dua variabel; oleh karena itu, rasio ini sering berubah sangat besar dari tahun ke tahun dalam satu perusahaan yang sama.

Rasio dari utang-utang lancar dibandingkan dengan kekayaan bersih yang dapat diraba ialah rasio antara satu variabel dan kekayaan bersih yang dapat diraba, yang sangat statis.

Rasio dari aktiva-aktiva tetap dibandingkan dengan kekayaan bersih yang dapat diraba, kecuali dalam situasi-situasi yang luar biasa, ialah rasio antara dua pos yang praktis bersifat statis. Oleh karena itu maka biasanya rasio ini dalam suatu perusahaan tertentu berubah sangat sedikit dari tahun ke tahun.

Pertahankanlah investasi dalam aktiva-aktiva tetap serendah mungkin, merupakan suatu nasehat yang sehat kepada orang-orang yang mendirikan suatu perusahaan yang baru.

Aktiva-aktiva tetap yang dibutuhkan sedapat mungkin lebih baik disewa. Bangunan, mesin dan alat-alat perlengkapan yang dimiliki oleh suatu perusahaan industri biasanya tidak digunakan untuk tipe industri yang lain.

Oleh karena itu maka aktiva-aktiva tetap itu hanya akan mempunyai nilai sebagai besi tua atau barang-barang bekas, jika perusahaan itu karena sesuatu sebab harus menghentikan operasinya, sehingga akan diderita kerugian yang besar, jika banyak modal yang diinvestasi dalam aktiva-aktiva tetap.

Jika suatu perusahaan mempunyai kekayaan bersih yang dapat diraba antara $50,000 dan $250,000, pengalaman telah menunjukkan, bahwa kondisinya harus dianalisa secara hati- hati, jika nilai buku dari aktiva-aktiva tetap lebih dari dua pertiga dari kekayaan bersihnya yang dapat diraba.

Jika kekayaan bersih yang dapat diraba melebihi $250,000 maka transaksi-transaksi dari perusahaan ini harus diikuti dari dekat, jika nilai buku dari aktiva-aktiva tetapnya lebih dari tiga perempat dari kekayaan bersihnya yang dapat diraba.

Suatu rasio dari 66,67 prosen sampai 75 prosen dari kekayaan bersih yang dapat diraba merupakan pedoman perusahaan yang sehat untuk prosentase dari dana-dana yang diinvestasi dalam aktiva-aktiva tetap. (hal 158,159,160)

BAB X

HASIL PENJUALAN NETO DIBANDINGKAN DENGAN PERSEDIAAN BARANG-BARANG DAGANGAN

Dari suatu titik pandangan yang sangat praktis, besarnya dan saldo dari persediaan barang-barang dagangan dari tiap pernya dan dagang dan industri dianggap sangat penting.

Sejak lama sudah menjadi praktek standar bagi manajemen untuk menilai persediaan barang-barang dan bahan-bahan dari perusahaan-perusahaan dagang dan industri menurut harga yang terendah antara harga beli dan harga pasar.

Teori perusahaan yang praktis menentukan, bahwa jika harga pasar dari persediaan barang-barang lebih tinggi daripada harga belinya, maka kelebihan itu tidak boleh dianggap sebagai laba. Akan tetapi jika harga pasar lebih rendah daripada harga belinya, maka selisihnya dapat dianggap sebagai rugi, walaupun kerugian ini belum diderita. (hal 167)

Menurut prinsip-prinsip akunting, jika sudah digunakan salah satu metode penilaian di muka, maka metode ini harus digunakan secara konsisten terus-menerus dari tahun ke tahun. (hal 169)

Harga rata-rata

Metode ini banyak digunakan dalam perusahaan perusahaan industri tembakau, oleh karena adanya fluktuasi harga dalam bermacam-macam tembakau. (hal 171)

Tidak ada suatu faktor yang mempunyai pengaruh yang langsung terhadap kemakmuran dari suatu perusahaan seperti tingkat harga dari bahan-bahan baku yang digunakan oleh suatu perusahaan industri, atau tingkat harga dari barang-barang yang diperdagangkan oleh perusahaan dagang besar atau perusahaan-perusahaan dagang eceran.

Jika tingkat harga umum dari barang-barang dari suatu perusahaan naik, maka harga jualnya sendiri akan dinaikkan dan akan diperoleh laba yang tidak diharapkan dari persediaan barang-barang yang dibeli dengan harga-harga yang lebih rendah dan barang-barang yang ada dalam persediaan. (hal 173)

Faktor yang kedua yang menyebabkan harga dari barang-barang turun ialah keusangan dari barang-barang yang bersangkutan, yaitu bahwa barang-barang itu sudah ketinggalan model, atau ketinggalan jaman. (hal 174)

Barang-barang jadi yang ada dalam persediaan, yang selama jangka waktu yang panjang tidak dapat dijual merupakan suatu investasi yang tidak menguntungkan; barang-barang ini mungkin terpaksa harus dijual dengan rugi, oleh karena barang-barang itu mungkin sudah ketinggalan jaman, atau rusak atau sudah tidak diminta lagi. (hal 175)

Jika suatu perusahaan mempunyai persediaan barang-barang yang sangat besar dan juga utang-utang yang berat ke atas, maka biasanya akibatnya ialah kesukaran keuangan, sebelum persediaan barang-barang itu disesuaikan dengan tingkat yang normal. (hal 193)

Persediaan-persediaan yang besar harus dihindarkan seperti juga investasi yang berlebih-lebihan dalam aktiva-aktiva tetap dan utang-utang yang besar.

Terhadap ketiga pos ini, yaitu persediaan barang-barang, aktiva-aktiva tetap dan utang-utang harus terus menerus dicurahkan diperhatikan untuk suksesnya operasi dari tiap perusahaan dagang atau industri. Apakah suatu perusahaan akan beroperasi dengan kapasitas 25% atau 100%, biaya penyusutan aktiva-aktiva tetap yang diperhitungkan tiap tahun akan sama besarnya. (hal 196)

BAB XI

PERSEDIAAN BARANG-BARANG DIBANDINGKAN DENGAN MODAL KERJA NETO

(hal 201)

Jelaslah bahwa pimpinan dari perusahaan ini menganggap bahwa kecepatan peredaran persediaan itu penting, sehingga ia sedapat mungkin telah berusaha untuk mempertahankan rasio yang stabil dan tidak mengizinkan bahwa rasio ini turun di bawah rasio rata-rata dari cabang perusahaan semacam ini. Titik pandangan dari pimpinan perusahaan ini dapat dipuji, akan tetapi persediaan barang-barang yang tiap tahun meningkat ini akhirnya tidak akan menguntungkan perusahaan, oleh karena persediaan itu dianggap terlalu besar.

Jika persediaan barang-barang terlalu besar, maka suatu penurunan nilai persediaan yang mendadak akan menimbulkan kerugian, bahkan mungkin akan menimbulkan kesukaran keuangan. Sekarang timbul pertanyaan, di mana letaknya titik bahaya dan bagaimana dapat dilihatnya. (hal 202)

Pada waktu hasil penjualan neto naik, persediaan barang barang dagangan juga telah ikut naik. Sejak presiden (direktur utama) dari perusahaan ini mengikuti pedoman hasil penjualan neto dibandingkan dengan persediaan barang-barang dagangan ia merasa bahwa segala sesuatunya berjalan baik, olelı karena ia telah dapat mempertahankan rasio dari hasil penjualan neto dibandingkan dengan persediaan barang-barang dagangan pada tingkat yang cukup tinggi dan stabil.

Pada waktu hasil penjualan neto naik, piutang-piutang dagang juga ikut naik. Dengan naiknya persediaan barang-barang dan piutang-piutang dagang, utang-utang lancar juga telah ikut naik. Utang-utang dagang pada akhir tahun A dan tahun B sangat besar, jika dibandingkan dengan aktiva-aktiva lancar atau kekayaan neto yang dapat diraba. (hal 203)

Mengenai perusahaan dagang besar dalam kertas yang telah diuraikan di muka, persediaan akhir dari barang-barang dagangan tidak boleh melebihi tiga per empat dari modal kerja netonya. (hal 204)

Pembelian barang-barang dagangan yang berlebih-lebihan adalah salah satu sebab yang dapat merusak perusahaan. Tiap tahun ribuan perusahaan yang gulung tikar karena kebijaksanaan yang keliru itu.

Jalan yang paling aman dan lebih efektif untuk menghemat uang ialah membeli barang-barang dagangan yang rasional di bawah kondisi pasar yang paling menguntungkan. (hal 206)

Jika suatu perusahaan industri atau suatu perusahaan dagang besar beroperasi dengan kekayaan neto yang dapat diraba antara $ 50,000 dan $ 250,000, maka pengalaman yang luas telah menunjukkan bahwa harus hati-hati dalam analisa, walaupun rasio dari hasil penjualan neto dibandingkan dengan persediaan barang-barang dagangan ada dalam hubungan yang memuaskan, jika persediaan barang-barang dagangan lebih besar dari tiga per empat dari modal kerja neto.

Jika kekayaan neto yang dapat diraba lebih dari $ 250,000, maka persediaan barang-barang dagangan tidak boleh lebih besar dari modal kerja neto.

Dalam suatu perusahaan kecil dengan kekayaan neto yang dapat diraba lebih dari $ 50,000, persediaan barang-barang da- gangan tidak boleh lebih besar dari modal kerja neto. (hal 220,221)

BAB XII

JANGKA WAKTU RATA-RATA PENERIMAAN PIUTANG-PIUTANG

Ukuran kondisi kualitatif dari piutang-piutang ialah membandingkan jangka waktu rata-rata penerimaan piutang-piutang, berdasarkan volume hasil penjualan neto dengan syarat-syarat penjualan yang digunakan oleh suatu perusahaan tertentu, yang angka- angkanya telah dianalisa. (hal 226)

Pengalaman yang luas dalam menganalisa daftar-daftar keuang an menunjukkan, bahwa jangka waktu rata-rata penerimaan piutang-piutang tidak boleh lebih dari sepertiga lebih lama dari syarat penjualan barang-barang dengan kredit.

Jika jangka waktu rata-rata penerimaan piutang-piutang lebih dari sepertiga lebih lama dari syarat-syarat penjualan, maka perlu diperoleh informasi tambahan untuk meyakinkan apakah penjualan tidak melebihi penjualan normal selama 30 atau 60 hari sebelum tanggal daftar neraca, atau harus diperoleh suatu analisa mengenai sebagian dari piutang-piutang yang sudah lewat waktu dan berapa lamanya. (hal 245)

BAB XIII

HASIL PENJUALAN NETO DIBANDINGKAN DENGAN KEKAYAAN NETO MATERIIL

Rasio dari hasil penjualan neto dibandingkan dengan kekayaan neto materiil (yang dapat diraba) menunjukkan aktivitas dari investasi dalam suatu perusahaan.

Suatu rasio yang tinggi dapat menunjukkan suatu volume perusahaan yang besar dengan suatu margin yang tipis dari modal yang diinvestasi dan akibat dari penggunaan kredit yang berlebihan. Masalah kelebihan perdagangan (overtrading) terdapat dalam suatu perusahaan, jika perusahaan itu terlalu banyak menggunakan kredit dari luar, sehingga utang-utangnya tinggi. (hal 249)

Sebagai suatu ketentuan umum jika rasio dari hasil penjualan neto dibandingkan dengan kekayaan neto materiil lebih dari dua kali rasio rata-rata sebesar 10.75 kali, maka penganalisa harus mengambil kesimpulan, bahwa telah terjadi perdagangan yang berlebih-lebihan (overtrading). (hal 272)

BAB XIV

HASIL PENJUALAN NETO DIBANDINGKAN

DENGAN MODOL KERJA NETO

Sering terjadi, bahwa hubungan hasil antara penjualan neto dan memuaskan, akan tetapi hubungan antara hasil penjualan neto dan modal kerja neto tidak memuaskan. Kondisi semacam itu disebabkan karena investasi dalam aktiva-aktiva tetap terlalu tinggi., sehingga modal kerja netonya kecil.

Jika bagian dari kekayaan neto yang diinvestasi dalam aktiva-aktiva tetap besarnya dapat dipertanggungjawabkan, maka rasio dari hasil penjualan neto dibandingkan dengan modal kerja neto akan berjalan sejajar dengan rasio hasil dari hasil penjualan neto dibandingkan dengan kekayaan neto materiil, dan jika terjadi kelebihan atau kekurangan perdagangan (overtrading or undertrading), maka kondisinya akan digambarkan dalam waktu yang bersamaan dalam kedua hubungan itu.

Suatu rasio yang tinggi dari hasil penjualan neto dibandingkan dengan modal kerja neto mungkin akibat dari adanya perdagangan yang berlebih lebihan (overtrading), baik yang bersifat permanen atau sementara, atau dapat pula menunjukan kebutuhan tambahan modal, untuk membantu struktur yang tidak seimbang karena investasi dalam aktIva-aktiva tetap yang terlalu besar. (hal 275)

Salah satu prinsip yang terpenting dari perbankan ialah, jika suatu perusahaan meminjam uang dari dua bank atau lebih, maka semua pinjaman itu harus diambil berdasarkan syarat-syarat yang sama, sehingga jika perusahaan itu menemui kesukaran keuangan, maka tiap bank menerima bagian yang sama. (hal 285)

Pimpinan dari tiap perusahaan menghendaki naiknya penjualan, oleh karena di atas suatu titik tertentu, penjualan mengakibatkan berlakunya hukum pengembalian yang meningkat (the law of increasing returns). Di atas titik itu, biaya-biaya per unit untuk memprodusir suatu macam barang tertentu turun, harga pokok perdagangan besar dan kecil akan turun dan laba neto akan naik. (hal 294)

Rasio dari hasil penjualan neto dibandingkan dengan modal kerja neto sangat berbeda antara perusahaan-perusahaan industri, perusahaan-perusahaan dagang besar dan perusahaan-perusahaan dagang kecil (eceran), jadi tidak ada standarnya. Rasio rata-rata untuk perusahaan semacam ini ialah 18.48 kali untuk perusahaan daging, 18.27 untuk perusahaan roti dan 13.40 untuk perusahaan- perusahaan industri pakaian. (hal 295)

BAB XV

ANALISA PERBANDINGAN DARI DAFTAR-DAFTAR NERACA

Perubahan-perubahan dalam daftar-daftar neraca dari tahun ke tahun biasanya lebih penting dari daftar neraca itu sendiri. (hal 298)

Dalam analisa perbandingan, penganalisa yang mengetahui pentingnya perubahan-perubahan yang naik turun dalam jumlah dollar atau rupiah, harus berusaha untuk mencari dan mengerti kebijaksanaan-kebijaksanaan disadari atau tidak disadari, yang menyebabkan perubahan-perubahan itu. Seringkali penganalisa hanya menerima angka-angka yang kasar, tanpa fakta-fakta atau penjelasan-penjelasan pelengkap. (hal 308)

BAB XVI

DAFTAR SUMBER-SUMBER DAN PENGGUNAAN DANA-DANA

Suatu daftar sumber-sumber dan penggunaan dana (Statement of Sources and Application of Funds), yang disebut juga daftar dana-dana (funds statement) adalah suatu alat teknis yang disusun untuk menjelaskan perubahan-perubahan dalam kondisi keuangan dari suatu perusahaan antara dua tanggal.

Yang dimaksud dengan “dana” (funds) di sini ialah “dana modal kerja” (working capital funds) yang harus dibedakan dari “dana kas” (cash funds). Jika dibeli aktiva-aktiva dengan kredit, maka perusahaan itu menerima suatu dana atau dana uang atau nilai uang, walaupun dalam transaksi ini tidak ada uang yang diterima. (hal 327)

Dalam tiap perusahaan, dana-dana berasal dari empat sumber sebagai berikut:

(1) pendapatan (laba) perusahaan;

(2) bertambahnya (naiknya) utang-utang;

(3) berkurangnya (turunnya) aktiva-aktiva, misalnya suatu likuidasi dalam aktiva-aktiva lancar, penjualan aktiva-aktiva tetap, macam-macam aktiva, atau aktiva- aktiva imateriil dan penyusutan/depresi/amortisasi atau penghapusan dari aktiva-aktiva itu dan

(4) penambahan modal atau dana. (hal 328)

BAB XVII

PENJELASAN MENGENΑΙ DAFTAR-DAFTAR PENDAPATAN

(hal 353)

Dalam perusahaan-perusahaan industri, upah langsung dan semua biaya produksi, termasuk pajak tanah dan alat-alat produksi, pajak pengangguran dari para karyawan pabrik dan biaya penyusutan dari alat-alat produksi, dimasukkan juga dalam harga pokok produksi. (hal 356)

Tidak ada pimpinan dari suatu perusahaan industri yang besar yang dapat merencanakan keuangannya dan beroperasi dengan suatu tingkat yang terus menerus memperoleh sukses, tanpa mempunyai alat-alat tertentu untuk mengetahui secara tepat biaya-biaya produksi dari bermacam-macam produknya dengan perkataan lain, pimpinan perusahaan harus mempunyai suatu sistem harga pokok yang tepat.

Harga pokok dari barang-barang yang diprodusir lebih ruwet daripada harga pokok dari barang-barang dagangan yang dibeli. (hal 357)

BAB XVIII

ANALISA DARI DAFTAR DAFTAR PENDAPATAN

Ada kemungkinan bahwa angka-angka yang ada di dalam suatu daftar pendapatan dengan sengaja dimanipulasi dengan dua cara sebagai berikut :

  1. Biaya biaya dibebankan kepada perkiraan surplus atau pendapatan yang ditahan (retained earnings) yang seharusnya dibebankan kepada daftar pendapatan, atau sebaliknya. (hal 365)
  2. Membukukan terlalu tinggi atau terlalu rendah biaya penyusutan, deflasi, amortisasi dan cadangan-cadangan.

Manipulasi semacam ini biasanya disebut “window dressing” (hal 366)

Tiap perusahaan beroperasi dengan tujuan untuk memperoleh laba neto. Jika diderita rugi, maka harus dianalisa apa sebabnya rugi dan tindakan-tindakan koreksi mana yang harus dilakukan. (hal 370)

BAB XIX

BREAK EVEN POINT

C.E. Knoeppel, yang sering disebut “Bapak” dari pengendalian break even point (titik impas), telah mengembangkan perbedaan yang fundamental antara biaya-biaya tetap dan biaya-biaya variabel dihubungkan dengan volume.

Yang dimaksud dengan break even point ialah tingkat operasi, di mana tidak terdapat laba maupun rugi.

Adanya break even point dalam tiap perusahaan dagang dan industri bukan masalah teori; break even point adalah suatu faktor yang sangat praktis dalam menganalisa operasi-operasi, tidak hanya oleh pimpinan perusahaan, akan tetapi juga oleh orang-orang di luar perusahaan.

Informasi ini dapat diperlihatkan secara visual dalam suatu bagan, yang menunjukkan hubungan antara hasil penjualan neto dan laba operasi sebelum pajak pendapatan. (hal 380)

Grafik laba ini digunakan dalam break even point oleh C Knoeppel, salah seorang insinyur industri pertama yang mengem bangkan dan menggunakan bentuk analisa ini. Kemudian ES La Rose telah menciptakan bagan break even seperti terlihat dalam gambar 6 di halaman 396 berikut ini.

Dua garis utama dalam bagan ini ialah A A, dan B B Garis yang pertama ialah jumlah pendapatan dari hasil penjualan neto. Daerah antara dua garis ini yang ada di sebelah kiri dan crisis point (titik krisis). Istilah ini digunakan sebagai pengganti dari istilah break even point ialah daerah rugi dan daerah yang ada di sebelah kanannya ialah laba. Titik-titik kritis lainnya dalam bagan ini ialah danger point (titik bahaya), unhealthy point (titik tidak sehat), dead line (garis mati) dan budget.

Pertama terdapat biaya-biaya penutupan, misalnya biaya asuransi, pajak-pajak dan penyusutan-penyusutan dikurang pendapatan sewa dari sebagian dari bangunan yang disewakan. Yang kedua, ialah gaji dari para karyawan eksekutif, pengawas, kepala-kepala bagian dan karyawan-karyawan lainnya. Ketiga ia lah bunga dari pinjaman dengan jaminan yang dianggap sebagai biaya tetap dalam contoh ini. (hal 394)

SALES SCALE IN PERCENTAGE (hal 396)

Jika jumlah dari biaya-biaya tetap telah ditetapkan, maka dimasukkan juga kebutuhan untuk dividen untuk saham-saham preferen dan saham-saham biasa, lalu ditetapkan cadangan pajak.

Prosentase pendapatan yang dibutuhkan untuk membuat rentabilitas dari modal yang diinvestasi diketahui, seperti yang terlihat dalam grafik laba ini, lebih besar dari pendapatan yang dibutuhkan untuk membayar dividen saham-saham preferen dan saham-saham biasa.

Setelah dibuat suatu cadangan untuk biaya-biaya tetap dan pendapatan yang dibutuhkan dan setelah diketahui rasio dari upah langsung, bahan baku dan biaya tak langsung variabel dibandingkan dengan dollar hasil penjualan, maka volume yang dibutuhkan untuk menciptakan laba yang dibutuhkan dapat ditetapkan berdasarkan suatu rasio. (hal 397)

BAB XX

LABA NETO DIBANDINGKAN DENGAN KEKAYAAN NETO MATERIIL DAN HASIL PENJUALAN NETO

Ada dua ukuran laba neto alamiah yang digunakan untuk perusahaan-perusahaan dagang dan industri, yaitu yang pertama ialah dibandingkan dengan kekayaan neto materiil (yang dapat diraba) dan yang kedua ialah dibandingkan dengan hasil penjualan neto.

Kedua alat pengukur ini saling melengkapi, laba neto dibandingkan dengan kekayaan neto materiil telah menjadi petunjuk untuk penggunaan dana-dana yang diinvestasi dalam suatu perusahaan dan kemampuan dari pimpinan perusahaan untuk memperoleh laba. Sedangkan laba neto dibandingkan dengan hasil penjualan neto memberikan suatu petunjuk kepada operasi-operasi khusus. (hal 400)

Kebijaksanaan perusahaan yang sehat pada umumnya menetapkan bahwa sebagian dari laba neto harus ditahan dalam perusahaan untuk tujuan-tujuan perluasan perusahaan (ekspansi) dan perkembangan-perkembangan perusahaan. (hal 401)

Dalam perusahaan-perusahaan industri tertentu, khususnya perusahaan-perusahaan industri yang mengadakan spesialisasi dalam produksi dari barang-barang tahan lama atau barang-barang yang digunakan dalam mendirikan dan melengkapi bangunan-bangunan kantor, pabrik-pabrik dan bangunan-bangunan lainnya, biasanya sukar untuk memperluas volume penjualannya dengan menurunkan harga-harga.

Investasi dalam aktiva-aktiva yang sangat besar dari perusahaan-perusahaan semacam ini memberikan kecepatan peredaran dari kekayaan neto materiil yang relatif rendah.

Sebaliknya, perusahaan-perusahaan industri yang mempunyai investasi yang rendah dalam aktiva-aktiva tetap, misalnya perusahaan konfeksi pakaian mempunyai volume penjualan yang besar jika dibandingkan dengan kekayaan neto materiilnya. (hal 402)

BAB XXI

ANALISA DARI PENDAPATAN YANG DITAHAN (PERKIRAAN-PERKIRAAN SURPLUS)    (hal 407)

Nihil

BAB XXII

PENYESUAIAN TINGKAT HARGA DAN HASIL-HASIL INVESTASI

Tingkat hasil investasi (rentabilitas) adalah salah satu ukuran yang terpenting dari hasil-hasil operasi. Jika suatu perusahaan telah beroperasi bertahun-tahun kemudian hasil-hasil operasi dari tahun yang sekarang dibandingkan dengan nilai nominal modal yang disetorkan pada waktu perusahaan itu didirikan, maka cara perbandingan semacam ini akan menyesatkan, oleh karena misalnya daya beli dari dollar rupiah 10 tahun yang lalu tidak akan sama dengan tahun sekarang.

Perbandingan ini akan lebih realistis, jika modal yang disetorkan beberapa tahun yang lalu itu dinilai kembali menurut daya beli yang sama dengan pendapatan dalam tahun yang sekarang. (hal 403)

BAB XXIII

DAFTAR-DAFTAR KEUANGAN UKURAN BIASA

(hal 433)

Nihil

BAB XXIV

ANALISA OPERASI

Sebab-sebab terjadinya perbedaan dalam pendapatan neto dari satu periode ke periode yang lain dapat disimpulkan sebagai berikut:

(1) Perubahan dalam laba bruto penjualan, disebabkan karena:

(a) Perubahan dalam hasil penjualan.

(b) Perubahan dalam harga pokok dari barang-barang yang dijual.

(2) Perubahan dalam biaya-biaya.

(3) Perubahan dalam suatu kredit dan debet lainnya yang dibukukan dalam pendapatan, misalnya macam-macam pendapatan, biaya-biaya, keuntungan-keuntungan dan kerugian-kerugian. (hal 448)

  • Apa yang menyebabkan bertambahnya hasil penjualan ?
  • Berapa yang disebabkan karena perubahan dalam kuantitas volume dari barang-barang yang dijual ?
  • Berapa yang disebabkan karena perubahan dalam harga jual?
  • Apa yang menyebabkan bertambahnya harga pokok dari barang-barang yang dijual ?
  • Berapa yang disebabkan karena perubahan dalam kuantitas volume dari barang-barang yang dijual ?
  • Berapa yang disebabkan karena perubahan dalam harga pokok per unit ?

(hal 452)

Artikel Terkait

06 Cara Mengatasi Masalah Produk yang Buruk dan Operasional yang Mahal dan Berulang Ulang dan Bisa Membuat Bangkrut (Super Dummy)

Kuisioner Survey untuk Menentukan Apakah Organisasi Anda Berstandar Global

Standar Global untuk Menentukan Kualitas Manajemen Suatu Perusahaan

error: Content is protected !!