Berikut ini adalah kutipan-kutipan yang saya kumpulkan dari buku Happy Investing Temukan Rahasia Sukses Berinvestasi di Pasar Saham oleh Jhon Veter.
Tanpa harus membacanya semua, Anda mendapatkan hal-hal yang menurut saya menarik dan terpenting.
Saya membaca buku-buku yang saya kutip ini dalam kurun waktu 11 – 12 tahun. Ada 3100 buku di perpustakaan saya. Membaca kutipan-kutipan ini menghemat waktu Anda 10x lipat.
Selamat membaca.
Chandra Natadipurba
===
HAPPY INVESTING
TEMUKAN RAHASIA SUKSES
BERINVESTASI DI PASAR SAHAM
JHON VETER
Pertama kali diterbitkan dalam bahasa Indonesia
Oleh Pustaka Delapan, April 2010
Editor: Daniel Yudhy Sulistyo
Korektor Naskah: Septina Krismawati
Desain Sampul: Bonifatius Nursasangka
(hlm.xix)
Kata Pengantar
Oleh: Soeratman Doerachman (Eyang)
Kinerja harga saham-saham selama 10 tahun yang pertumbuhannnya di atas IHSG bergerak tumbuh antara 379% (TLKM) sampai dengan 3771% (UNTR).
(hlm.21)
BAB 3
RESIKO PADA PASAR SAHAM
(hlm.29)
3.3 JENIS RISIKO
BUSINESS RISK
Tepat pada awal kuartal keempat tahun 2005, pemerintah memutuskan untuk menaikkan harga BBM sebesar 100% DAMPAK keputusan tersebut langsung terlihat di pasar saham. Harga beberapa saham berjatuhan, diantaranya saham perusahaan Astra Internasional (ASII). Hanya dalam tempo lima bulan harga saham ASII turun menjadi Rp 8.800,- atau 35% lebih rendah dari harga tertinggi yang pernah dicapai. Ada apa dengan ASII?
Sejatinya, penurunan harga saham ASII saat itu lebih diakibatkan oleh faktor business risk perusahaan yang meningkat. Pertanyaannya adalah pada bagian kegiatan ASII mana yang terpengaruh oleh kebijakan kenaikan BBM tersebut? Jawabannya adalah pada bagian demand atau permintaan.
Keputusan kenaikan BBM membuat ASII mengalami penurunan penjualan mobil hingga 40%. Hal ini terjadi karena hampir seluruh, atau mungkin semua, lapisan masyarakat terpukul akibat kenaikan harga BBM dan inflasi yang menggila sementara pendapatan masyarakat tetap. Pada waktu itu dapat dikatakan bahwa mustahil bagi seseorang untuk berpikir membeli sebuah kendaraan baru.
Lalu apakah harga saham ASII terus jatuh? Per tanggal 31 Desember 2007, harga saham ASII ditutup pada harga Rp 27.300,- untuk setiap lembar sahamnya.
(hlm.51)
BAB 5
ANALISA AWAL
(hlm.55)
5.2 ANALISA MAKRO
Sementara pada kesempatan lain, tepatnya di tahun 2005, pasar saham merespon dengan sangat berbeda. Masih segar dalam ingatan kita, pada akhir tahun 2005 terjadi kenaikan harga BBM, tingginya angka inflasi, dan demo mahasiswa di mana-mana. Menaggapi situasi tersebut pasar saham sempat turun sebesar 10% pada bulan Oktober 2005. Akan tetapi hanya butuh waktu 2 bulan bagi pasar untuk pulih kembali ke level semula. Mengapa perbedaan ini bisa tejradi?
(hlm.58)
5.3 ANALISA SEKTORAL
ZONA 2 (DEVELOPMENT)
AQUA didirikan oleh Satrio Utomo di Bekasi pada tahun 1973. Kemunculan AQUA merupakan awal lahirnya industri Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) di Indonesia. Butuh waktu 10 tahun bagi AQUA melewati tahap awal ini. Memasuki tahap kedua atau development, mau tidak mau AQUA harus menghadapi persaingan. Saat itu muncul banyak sekali perusahaan air minum dengan harga yang lebih murah. Mereknya pun beragam, bahkan beberapa diantarannya memiliki nama yang hampir sama dengan AQUA. Agar berhasil pada tahap ini AQUA berusaha melebarkan sayap dengan cara memperluas jaringan distribusi yang dimiliki.
Pada era 90-an AQUA telah menjangkau hampir seluruh wilayah Indonesia. Selain faktor distribusi, prestasi ini didukung oleh banyaknya sumber air yang tersebar di Indonesia. Kini pasar AQUA mencapai 50% dari seluruh kebutuhan AMDK di Indonesia.
(hlm.59)
ZONA 4 (MATANG/ MATURE)
Pertanyaan berikutnya adalah “Mobil atau motor apakah yang menjadi idaman dari kebanyakan pemuda?” Survei membuktikan, kendaraan niaga bermerek Toyota masih mendominasi pasar mobil Indonesia. Sementara pada kelas sepeda motor, merek Honda tetap menjadi pilihan masyarakat. Kedua merek kendaraan di atas dibuah oleh pabrikan PT Astra Internasional (ASII).
(hlm.62)
5.4 CONTOH KASUS
Adanya laba membuat industri perkebunan tidak lagi berada pada zona pertama, terlebih lagi industri ini telah ada sejak zaman kolonial Belanda.
(hlm.64)
5.5 MEMBELI DI MANA
Membeli ketika perusahaan pertama kali muncul (zona pertama) atau saat persaingan sengit sedang terjadi (zona kedua) sangatlah beresiko. Memang benar jika perusahaan yang dipilih menjadi besar, kekayaan ada di depan mata. Akan tetapi, pada kenyataannya hampir 80% perusahaan mengalami kerugian atau bahkan gulung tikar saat berada pada dua periode tersebut. Itu sama artinya dengan “hanya” 20% peluang untuk benar.
(hlm.65)
BAB 6
PILIHAN TERBAIK
(hlm.74)
6.2 LAPORAN KEUANGAN
ARUS KAS (CASH FLOW)
PT XYZ adalah contoh perusahaan yang berada di tahap matang. Perusahaan lebih banyak menggunakan uangnya untuk membayar hutang dibandingkan dengan investasi. Tindakan PT XYZ sangat tepat. Sebuah perusahaan yang telah matang memiliki pasar yang hampir jenuh di mana keungungan perusahaan tidak cocok digunakan untuk investasi.
(hlm.85)
6.5 CHECKLIST LENGKAP
CHECKLIST | |||
BAGIAN | KETERANGAN | Y | T |
Neraca | Pertumbuhan aset selama tiga tahun terakhir | ||
Modal tumbuh pesat selama tiga tahun terakhir | |||
Aktiva lancar > Hutang lancar | |||
Modal > Hutang | |||
Laba/ Rugi | Penjualan bertumbuh selama tiga tahun terakhir | ||
Peningkatan HPP perusahaan | |||
Peningkatan laba usaha | |||
Arus Kas | Operasional perusahaan menghasilkan kas | ||
Tidak tergantung pada pinjaman | |||
rasio | ROE diatas 20% | ||
ROE terbaik pada sektor industrinya | |||
Perbandingan | Perusahaan terbaik dalam sektor yang sama | ||
Pertumuhan Laba (dua triwuan terakhir) | |||
Pertumbuhan yang besar |
(hlm.86)
BAB 7
IPO, DEVIDEN, DAN KERETA
(hlm.97)
7.2 UANG DIVIDEN
Selama sepuluh tahun terakhir menajemen perusahaan GDYR rutin membagikan deviden, sementara manajemen GJTL melakukannya hanya di tahun 2005 dan 2006.
(hlm.98)
Siapa pun dapat melihat dengan jelas kebenaran dari pernyataan, “Di mana ada uang, di sanalah seharusnya investor berada.”
(hlm.99)
Kinerja yang paling baik, kenaikan sebesar 54%, terlihat pada saham perusahaan yang secara konsisten membagikan deviden kepada pemegang sahamnya, dalam hal ini adalah saham SMGR.
(hlm.125)
BAB 9
KEBIJAKAN PENJUALAN
(hlm.131)
9.3 MENJUAL SEBUAH INVESTASI
REDUPNYA KEMILAU ANTM
ANTM 2004-2007
(Misalnya rupiah kecuali harga saham)
KETERANGAN | 2004 | 2005 | 2006 | 2007 |
Penjualan | 2.858 | 3.287 | 5.629 | 12.008 |
Laba Usaha | 1.096 | 1.135 | 2.404 | 6.796 |
Laba Bersih | 807 | 842 | 1.523 | 5.132 |
Harga Saham (31 Des) | 345 | 715 | 1.600 | 4.475 |
Tabel 9.1 Kinerja ANTM tahun 2004-2007
Tabel diatas memperlihatkan fakta di balik kenaikan harga saham ANTM yang fantastis, yaitu cemerlangnya kinerja perusahaan pada periode tersebut. Jadi, tidak ada yang aneh dengan kenaikan hara saham ANTM yang menakjubkan, hal itu memang sudah sewajarnya terjadi. Pembahasan lebih lanjut mengenai pemilihan ANTM terdapat pada bab enam dari buku ini.
Apakah kinerja tersebut dapat terjadi selamanya? Sayangnya tidak, pada awal tahun 2008 terjadi penurunan kinerja perusahaan ANTM untuk pertama kalinya sejak tahun 2003. Penurunan tersebut merupakan sinyal bagi investor untuk mewaspadai investasinya di perusahaan ini. Sebagai gambaran ini lebih lengkap, berikut adalah kinerja ANTM di kuartal pertama tahun 2008, dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2007.
(hlm.132)
ANTM Q1-2007 dan Q1-2008
Milyaran rupiah, kecuali harga saham
KETERANGAN | 2007 31-Mar | 2008 31-Mar |
Penjualan | 2.386 | 2.092 |
Laba Usaha | 1.425 | 937 |
Laba Bersih | 1.073 | 675 |
Modal | 5.355 | 9.442 |
ROE (Disetahunkan) | 80,14% | 28,60% |
Profit Growth (Q1 to Q1) | -37,09% | |
Harga Saham | 2.370 | 3.350 |
(hlm.145)
BAB 10
ANALISIS TEKNIKAL
(hlm.150)
10.2 TEORI DOW
VOLUME SEBAGAI KONFIRMASI
Teori Dew percaya sebuah tren menjadi semakin valid apabila didukung oleh volume yang besar. Logikanya cukup sederhana, volume yang besar pada akhirnya berkaitan dengan jumlah uang yang banyak. Dengan demikian sebuah transaksi yang melibatkan uang banyak tentu bukan sekedar sebuah permainan. Setiap investor percaya, pada setiap pergerakan harga yang diiringi dengan volume itu berarti sebuah tren sudah mulai terbentuk.
Pada sisi lain, investor harus mewaspadai setiap pergerakan harga yang tidak disertai dengan volume.
(hlm.152)
PASAR YANG SALING MENGKONFIRMASI
Dalam teori Dow, dijelaskan tentang pasar yang saling mengkonfirmasi terhadap kondisi ekonomi. Amerika, pada saat teori Dow dibuat, memiliki lokasi industri yang terbesar di berbagai pelosok negeri. Itulah sebabnya setiap perusahaan harus mengirimkan barang produksinya kepada konsumen dengan menggunakan jalur kereta api. Dalam hal ini Dow percaya bahwa kinerja yang baik dari indsutri manufaktur akan ditandai juga dengan membaiknya kinerja pada sektor industri kereta api. Logikanya cukup sederhana, peningkatan produksi industri manufaktur akan ditandai juga dengan membaiknya kinerja pada sektor industri kereta api. Logikanya cukup sederhana, peningkatan produksi industri manufaktur akan meningkatkan juga pendapatan dari perusahaan sektor indsutri kereta api. Karena pengiriman dilakukan terlebih dahulu, kenaikan pendapatan perusahaan kereta api merupakan tanda awal dari membaiknya sektor manufaktur Amerika pada masa itu. Kedua sektor indsutri ini berjalan beriringan pada segala kondisi ekonomi.