Happy Investing Portfolio Management oleh Jhon Veter

Berikut ini adalah kutipan-kutipan yang saya kumpulkan dari buku Happy Investing Portfolio Management oleh Jhon Veter.

Tanpa harus membacanya semua, Anda mendapatkan hal-hal yang menurut saya menarik dan terpenting.

Saya membaca buku-buku yang saya kutip ini dalam kurun waktu 11 – 12 tahun. Ada 3100 buku di perpustakaan saya. Membaca kutipan-kutipan ini menghemat waktu Anda 10x lipat.

Selamat membaca.

Chandra Natadipurba

===

HAPPY INVESTING

PORTFOLIO MANAGEMENT

JHON VETER

Pertama kali diterbitkan dalam bahasa Indonesia

Oleh Pustaka Delapan, Mei 2011

Editor: Daniel Yudhy Sulistyo

Desain Sampul: Widiastuti Kadarisman

Korektor Naskah: Septina Krismawati

(hlm.43)

  • PENYARING RAMBUT

Sedikit orang yang menyadari bahwa masa-masa krisis atau resesi dalam sebuah sistem ekonomi merupakan sarana ujian saringan bagi para peserta yang ada di dalam sistem tersebut.

(hlm.44)

  • HARGA YANG MURAH

Alasannya berikutnya yang membuat periode ini seorang investor dapat membeli sebuah instrumen investasi, yaitu pada periode ini seorang investor dapat membeli sebuah instrumen investasi pada harga yang luar biasa murah.

(hlm.47)

  • JARANG TERJADI

Seperti kita ketahui bersama kecenderungan terjadinya resesi dalam sebuah sistem ekonomi adalah selama 10 tahun satu kali.

(hlm.49)

Untuk membantu para pembaca mengenali periode pemulihan, di bawah ini beberapa ciri dan kondisi yang umum terjadi di masa pemulihan dalam sebuah siklus ekonomi. Ciri dan kondisi di bawah ini disesuaikan dengan karakteristik ekonomi yang terjadi di Indonesia.

(hlm.50)

INDIKATORKETERANGAN
InflasiInflasi berada di level yang rendah, antara 2,5% per tahun.
Suku BungaMulai beranjak turun dari titik tertinggi selama periode krisis.
Penurunan suku bunga semakin cepat seiring dengan usaha pemerintah memancing pertumbuhan.
Yield surat Hutang Negara sudah turun dari titik tertinggi dan memiliki tren penurunan
PerbankanBelum berani mengucurkan kredit secara jor-joran.
Suku bunga kredit masih relatif besar meskipun suku bunga deposito telah turun
PemerintahMengeluarkan banyak regulasi untuk memancing investor masuk
Memberikan banyak kemudahan bahkan pemotongan pajak untuk memancing investasi
Lebih dari itu pemerintah akan memberikan stimulus fiskal sebagai cara untuk memberikan likuiditas pada sistem ekonomi
Gross Domestic ProductSelama 2 kuartal berturut-turut tidak berada pada zona negatif
Trend GDP meningkat selama 2 kuartal berturut-turut
Penjualan PerusahaanPenjualan perusahaan mulai meningkat selama 2 kuartal berturut-turut
Profit perusahaan di bursa juga mulai meningkat seiring dengan peningkatan penjualan
Daya beliMulai pulih seiring harga komoditas yang telah murah dan biaya investasi yang rendah
PerbankanSektor perbankan membukukan laba yang besar seiring masih tingginya bunga kredit
Persepsi InvestorUmumnya investor masih dipenuhi rasa takut akibat resesi, kecenderungan kebanyakan orang, masih menghindar untuk berinvestasi
Rekomendasi BrokerMasih cenderung memberikan rekomendasi SELL terutama karena masih dihinggapi ketakutan

(hlm.51)

3.3.2 TAHAPAN KEMAKMURAN

Fakta mencatat penjualan ASII sepanjang tahun 2007 mengalami kenaikan lebih dari 25% terutama dari kenaikan lebih dari 25% terutama dari kenaikan penjualan kendaraan bermotor. Kenaikan yang spektakuler tersebut didukung oleh meningkatkanya daya beli masyarakat serta kemudahan pembiayaan kendaraan bermotor dari perbankan atau perusahaan financing.

(hlm.54)

Sama halnya dengan masa pemulihan, berikut ini adalah beberapa kondisi dan ciri yang lazim akan kita temui pada masa kemakmuran.

INDIKATORKETERANGAN
InflasiInflasi menjadi momok bagi ekonomi seiring naiknya daya beli masyarakat
Suku BungaPemerintah mulai menaikkan suku bunga
Awal kenaikan suku bunga merupakan gong dimulainya masa kemakmuran
Yield surat hutang secara cenderung tetap terutama karena banyaknya likuiditas di pasar uang
PerbankanMulai menerapkan kebijakan perang suku bunga kredit
Suku bunga kredit turun turun seiring persaingan untuk memberikan kredit
PemerintahPeran pemerintah akan lebih banyak pada usaha untuk mengendalikan kenaikan harga
Inflasi akan menjadi tantangan bagi pemerintah di masa kemakmuran
Menahan laju inflasi dengan cara menaikkan suku bunga, menambah produksi, atau menahan belanja pemerintah
Gross Domestic ProductNilai pertumbuhan GDP telah lebih tinggi dibandingkan pada saat masa pemulihan
Nilai kenaikan GDP lebih besar daripada nilai inflasi
Penjualan PerusahaanPenjualan perusahaan mulai meningkat selama 2 kuartal berturut-turut
Profit perusahaan di bursa juga mulai meningkat seiring dengan peningkatan penjualan
Daya BeliTelah pulih yang pada akhirnya memancing kenaikan harga komoditas
PerbankanLaba sektor perbankan cenderung tergerus seiring dengan naiknya suku bunga tabungan ditengah turunnya bunga kredit akibat perang kredit
Persepsi InvestorInvestor sudah memiliki rasa percaya diri yang besar untuk berinvestasi. Mulai bermunculan investor.investor baru
Rekomendasi BrokerMemberikan rekomendasi BUY

(hlm.58)

Pada kasus, KLBF, masa kontraksi rupanya tidak mempengaruhi penjualan perusahaan. Hal ini terjadi karena barang yang dijual oleh perusahaan ini adalah obat yang bagi manusia modern merupakan sebuah kebutuhan utama untuk menunjang kesehatan tubuh agar dapat beraktifitas.

(hlm.59)

Agar para pembaca dapat mengenali masa kontradiksi dengan lebih baik, berikut ini adalah beberapa ciri umum yang terjadi pada masa kontraksi.

INDIKATORKETERANGAN
InflasiDouble digit dan telah membuat masyarakat mengurangi konsumsi
Suku BungaBank mulai kesulitan likuiditas karena Bank Sentral menaikkan BI rate secara cepat
Suku bunga deposito naik menjadi doble digit dan masih ditambah dengan bonus aneka voucher
Yield Surat Hutang negara naik menjadi double digit seiring sulitnya likuiditas
PerbankanPerang suku bunga deposito untuk menarik nasabah menyimpan uangnya
Suku bunga kredit naik drastis dan bank berhenti memberikan sektor rill
PemerintahPemerintah akan berusaha menarik uang dari masyarakat dengan cara meanaikkan suku bunga
Peran pemerintah bukan untuk menghindari masa kontraksi tetapi agar dapat melewatinya
Laju inflasi ditahan dengan cara yang lebih keras
Gross Domestic productNilai GDP mengalami penurunan terutama
 Nilai kenaikan GDP lebih rendah dibandingkan inflasi
Penjualan PerusahaanBanyak perusahaan yang penjualannya mengalami penurunan seiring seiring turunnya daya beli
Tingkat keuntungan perusahaan turun karena turunnya penjualan dan naiknya bahan baku.
Daya BeliMengalami penurunan seiring harga-harga yang terlalu mahal
PerbankanPerbankan memiliki kesulitan likuiditas dari laba cenderung turun karena kredit macet dan naiknya biaya dana terutama pada deposito
Persepsi InvestorBanyak investor yang terngiang-ngiang dengan masa kemakmuran
Rekomendasi BrokerMasih memberikan rekomendasi BUY

(hlm.60)

3.3.4 TAHAPAN RESESI

Gambar 3.9 Jalur Alternatif Sistem Ekonomi

(hlm.61)

KONDISI EKONOMI THN 1998
PERIODEINFLASIIHSGYOY GDP
KUARTAL 125,13%541,42-4,00%
KUARTAL 246,55%445,92-12,30%
KUARTAL 375,47%276,15-18,40%
KUARTAL 475,63%398,03-19,50%

Coba bayangkan, pada tahun 1997 seseorang yang tadinya memiliki tabungan sebesar 30 juta dapat dengan mudah membeli sebuah kendaraan Toyota Kijang. Namun, kurang dari satu tahun berlalu, harga sebuah Toyota Kijang. Namun, kurang dari satu tahun berlalu, harga sebuah Toyota Kijang pada tahun 1998 telah naik menjadi sebesar 120 juta.

Dari contoh ini kita dapat melihat bagaimana periode resesi merupakan sarana penghancur kekayaan yang paling ampuh dalam sejarah umat manusia.

(hlm.62)

Sekali bahan pembanding bagi para pembaca, berikut adalah beberapa kejadian umum yang menjadi ciri utama dari masa resesi.

INDIKATORKETERANGAN
InflasiTinggi sekali sehingga cenderung menghancurkan nilai kekayaan
Suku BungaTinggi sebagai akibat dari usaha pemerintah untuk mengurangi inflasi yang tinggi
Suku bunga deposito juga menjadi double digit untuk menarik nasabah mau menyimpan uangnya
Surat Hutang negara cenderung menjadi Junk Bond karena tidak ada peminatnya
PerbankanKolaps, karena biaya dana naik tinggi sementara kredit semua macet
Kredit berhenti dunia usaha kekurangan likuiditas    
PemerintahBerusaha mengurangi uang di pasar dengan menaikkan suku bunga
Peran TNI dan Polri dalam menjada stabilitas negara menjadi penting
Negara secara umum dalam kondisi gawat darurat
Gross Domestic productNilai GDP berada dalam zona minus
 Nilai GDP minus berarti jumlah pengangguran bertambah banyak
Penjualan PerusahaanDaya beli nol dan likuiditas yang susah membuat perusahaan harus mengurangi karyawan
Penjualan dan keuntungan perusahaan turun ke titik terendah. Perusahaan akan rugi
Daya BeliSangat rendah karena jumlah pengangguran yang bertambah
PerbankanBanyak perbankan ditutup karena kekurangan uang untuk membayar kepada nasabahnya
Persepsi InvestorInvestor lari dan membeli emas
Rekomendasi BrokerTidak ada yang mau bekerja menjadi broker saham

(hlm.65)

Bab 4

INFLASI DALAM EKONOMI

4.1 JUMLAH YANG BERBAHAYA

KETIKA berusia 10 tahun penulis mulai mengerti bahwa uang adalah sebuah benda yang dapat digunakan untuk mendapatkan sebuah barang dan jasa. Sudah barang tentu sebagai seorang anak kecil konsep tentang uang tersebut sangat menarik. Ketika itu, penulis menarik sebuah kesimpulan sederhana bahwa seseorang akan menjadi semakin kaya apabila ia memiliki banyak uang. Akan tetapi, dalam perkembangannya, konsep sederhana yang penulis miniliki di masa kecil tersebut ternyata tidak sepenuhnya benar. Dalam beberapa kasus, jumlah uang yang terlalu banyak justru akan membuat seseorang atau sebuah negara menjadi semakin miskin.

(hlm.72)

4.2 HARGA SEBUAH PERTUMBUHAN

DATA INFLASI INDONESIA 1969-2010
TAHUNINFLASITAHUNINFLASI
19699,34%19909,93%
19708,94%19919,97%
19712,62%19925,05%
197225,81%199310,16%
197327,17%19949,65%
197433,41%19958,98%
197519,7619966,04%
197614,08%199710,31%
197711,85%199877,00%
19786,69%19991,92%
197920,69%20009,35%
198017,06%200112,55%
19817,32%20029,92%
198210,06%20035,17%
198311,96%20046,47%
19849,06%200517,07%
19854,41%20066,60%
19869,14%20076,59%
19879,27%200810,23%
19885,56%20092,78%
19896,13%20106,96%

(hlm.74)

Untuk memudahkan analisa, kita akan membagi data yang telah dimiliki sebeleumnya menjadi dua bagian utama yang dipisahkan oleh sebuah regulasi yang dikenal sebagai PakDes (Paket Desember) 1998. Sebagai referensi, pembaca dapat melihat sejarah tentang pasar modal Indonesia pada buku Happy Investing bagian pertama. PakDes 1988 menjadi penting untuk dijadikan rujukan mengingat deregulasi ini menjadi cikal bakal dari masuknya arus modal asing ke Indonesia dan awal dari berkembangnya dunia pasar modal di Indonesia.

(hlm.80)

4.3 SANG PENGHANCUR NILAI

Dalam sebuah percakapan singkat anatara penulis dengan kakek penulis pada masa SMA, beliau menceritakan tentang betapa berartinya uang sebesar Rp 1 juta di tahun 1980-an. Hal ini dapat dilihat dari fakta bahwa uang sebesar satu juta di masa itu dapat digunakan untuk membeli sebuah motor Honda Astrea baru yang ketika itu sangat digandrungi oleh banyak anak muda.

(hlm.87)

4.4 INFLASI VS INVESTASI  SAHAM

Hal yang menarik dari proses hutang-piutang tersebut adalah jumlah uang yang dipinjam oleh seseorang dalam rupiah, biasanya akan dikonversikan terlebih dahulu ke dalam satuan kaleng padi masa itu dengan disertai jaminan berupa sawah yang dimiliki. Si peminjam berkewajiban mengembalikan jumlah pinjamannya dalam rupiah dengan nilai sesuai jumlah kaleng padi yang dahulu dipinjamkan.

(hlm.89)

Bab 5

SUKU BUNGA, LIKUIDITAS, DAN IHSG

(hlm.106)

5.3.5 HUTANG

Pada saat suku bunga pinjaman telah bergerak naik, inilah periode paling menakutkan bagi mereka yang memiliki hutang berlebihan karena itu berarti mereka harus membayar lebih banyak untuk bunga atas hutang-hutang mereka.

(hlm.117)

Bab 6

IMBAL HASIL

(hlm.130)

6.4 PORTOFOLIO AWAL

Cara paling sederhana bagi seorang investor untuk membuat sebuah portofolio investasi pada instrumen pasar saham adalah dengan menggunakan hitungan BMLT seperti telah kita buat pada contoh sebelumnya. Untuk penyusunan portofolio, kita akan mulai mengurutkan nilai BMLT dari saham-saham tersebut dari yang terbesar hingga yang terkecil seperti dapat kit lihat pada tabel 6.1.

FUNGSIINDIKATORNILAI
    ACUANInflasi (2010)7%
Deposito (2010)7%
IHSG (BMLT 2005-2010)26%

(hlm.131)

Sebagai gamabaran, pada tabel 6.3 pembaca dapat melihat hasil klasifikasi setiap saham yang sebelumnya telah kita hitung nilai BMLT-nya.

FUNGSISAHAMBMLT (2005-2010)KLASIFIKASI
      INVESTASIINDF39,8%  Patut Dimiliki
SMGR39,5%
AALI39,3%
UNVR31,0%
ANTM27,9%Beli secara terbatas
TLKM6,15%Hindari pembelian
BLTA-20,4%

(hlm.133)

6.5  CATATAN METODE BMLT

6.5.1 LABA USAHA PENOPANG HARGA

Gambar 6.1 Grafik Kinerja Harga Saham

Dari gambar 6.1 kita dapat melihat kenaikan harga saham POLY tahun 2003 hingga 2004 ternyata tidak dibarengi dengan kondisi tulang panggung yang sehat.

(hlm.137)

Bab 7

KEUNTUNGAN POTENSIAL VS RESIKO

(hlm.147)

7.2.1 HARGA SAHAM SEBAGAI INDIKATOR

Nilai keuntungan potensial yang didapatkan dengan menggunakan indikator laba usaha jelas memiliki keakuratan yang lebih tinggi dibandingkan dengan nilai keuntungan potensial yang didapatkan dari indikator harga saham.

(hlm.163)

Bab 8

PEMETAAN PORTOFOLIO

(hlm.178)

8.3.3 SANG PEMILIH

Sebuah saham dikatakan “undervalued” apabila saham tersebut memiliki nilai keuntungan potensial yang lebih besar dibandingkan dengan nilai CAPM-nya.

(hlm.185)

Bab 9

MANAJEMEN KEUANGAN & EXIT STRATEGY

(hlm.197)

9.4.1 REZIM USIA

Secara umum seseorang akan mulai masuk pada masa pleasure period saat ia berusia setidaknya 55 hingga 60 tahun yang merupakan usia masa pensiun yang normal. Pada masa pensiun seperti ini, secara alami setiap orang akan tidak lagi memiliki sumber penghasilan yang pasti seperti ini, secara alami setiap orang akan tidak lagi memiliki sumber penghasilan yang pasti seperti semasa ia bekerja. Untuk dapat tetap mempertahankan gaya hidup serta menikmati masa kebebasan, seorang investor dapat menjual investasinya dan menikmatinya selama sisa hidup yang dikaruniakan Tuhan kepadanya.

Artikel Terkait

Pedoman Lengkap Legal Due Diligence dan Legal Opinion dalam Rangka Initial Public Offering oleh Mario W. Sutantoputra dan Sarmauli Simangunsong

You cannot copy content of this page

error: Content is protected !!