Seni Perang oleh Sun Tzu

Berikut ini adalah kutipan-kutipan yang saya kumpulkan dari buku Seni Perang oleh Sun Tzu.

Tanpa harus membacanya semua, Anda mendapatkan hal-hal yang menurut saya menarik dan terpenting.

Saya membaca buku-buku yang saya kutip ini dalam kurun waktu 11 – 12 tahun. Ada 3100 buku di perpustakaan saya. Membaca kutipan-kutipan ini menghemat waktu Anda 10x lipat.

Selamat membaca.

Chandra Natadipurba

===

Sun Tzu Art of War

ISBN 979-979-694-570-3

Pengalih bahasa: Rujianto

Penyunting: Deesis Edith Messiani

Desain: Anthenrys

Cetakan ketiga: Mei 2009

(hlm. ix)

KATA PENGANTAR

Alasan Penulisan Buku Ini

Masalah ini semakin bertambah karena sebernarnya Sun Zi Bingfa ditulis dalam bahasa China klasik (wen yan wen), bahasa yang bahkan para pakar China pun merasa kesulitan untuk memahami dan menafsirkannya.

(hlm. x)

Ini karena, kata dalam bahasa China, zi, sebenarnya digunakan untuk mengacu pada seorang filsuf, dan Sun Zi berarti filsuf Sun. Sun Zi bukanlah nama penulisnya. Para pakar sejarah masih berdebat tentang siapa sesungguhnya penulis karya itu. Kedua, karena terjemahan pertama dari kata-kata bingfa dilakukan oleh para pakar Barat, Sun Zi Bingfa, sekarang dikenal luas sebagai Sun Zi Art of War. Secara pribadi, saya merasa sulit menerima terjemahan ini. Saya akan jelaskan di sini alasannya.

Kata bingfa digunakan dalam bahasa China kuno untuk mengacu pada berbagai strategi dan metode untuk menyebarkan pasukan tentara dalam berperang.

(hlm. xi)

Saya mengusulkan agar judul itu secara lebih tepat diterjemahkan sebagai Filsafat Militer Sun Zi.

  • Dao qian: Ini berarti suatu permintaan maaf formal dimana pihak yang melakukan kesalahan mengaku bahwa ia sungguh-sungguh bersalah dan bersedia mengambil tanggung jawab penuh atas berbagai tindakannya terhadap pihak yang dirugikan.
  • Hou Hui: Suatu ungkapan penyesalan yang menyampaikan bahwa pihak yang bersalah merasa menyesal atas tindakannya.

(hlm. xii)

  • Bao qian: Ini adalah suatu ungakapan formal dari perasaan bersalah atau penyesalan.
  • Dui bu qi: Ini adalah suatu cara nonformal dan kasual untuk meminta maaf.
  • Yi han: Suatu ungkapan penyesalan saja.

(hlm. xiii)

Bagaimanapun juga, orang China menyamakan dunia korporasi dengan suatu medan pertempuran (shang chang ru zhan chang)

(hlm. xiv)

Perbedaan Buku Ini dari Buku-buku Lain

Pertama-tama, bentuk hanyu pinyin dari setiap huruf China dicantumkan untuk membantu para pembaca mengetahui dan melafalkan huruf-huruf itu. Hanyu pinyin adalah suatu tulisan fonetis yang diterapkan baik di China maupun Singapura. Hanyu pinyin berfungsi tidak saja membantu pengucapan kata-kata dalam bahasa China, tetapi juga dalam penerapan sistem huruf romawi dalam bahasa itu untuk tujuan komunikasi.

Seperti paket pengolah-kata bahasa China, Zhong Wen Zhi Xing.

Perhatikan bahwa hanyu pinyin berbeda dengan tongyong pinyin, yang merupakan penulisan fonetis China lain yang dikembangkan oleh Academia Sinica Taiwan.

(hlm. xv)

Kedua, buku ini menggunakan banyak catatan untuk menjelaskan kata-kata dalam bahasa China yang lebih sulit dan membingungkan disertai penggunaan kata-kata yang mungkin.

Tidak seperti kata-kata dalam bahasa inggris, yang terus berkembang dan maknanya berubah-ubah sejalan berjalannya waktu, makna kata-kata klasik dalam bahasa China (wen yan wen) sebagian besar tergantung pada konteks di mana kata itu digunakan.

Kebingungan ini diperparah dengan kenyataan bahwa bahasa China sedikit, bahkan sama sekali tidak membedakan kata benda, kata kerja, atau kata sifat yang jamak atau tunggal.

(hlm. xvi)

Ketiga, di samping untuk menjelaskan penggunaan dan makna kontekstualnya, buku ini telah menggunakan berbagai catatan penjelasan untuk tujuan-tujuan penting lain. Orang China gemar menggunakan berbagai metafora dan ungkapan kiasan lain dalam tulisan mereka.

Keempat, buku ini juga telah menggunakan benyak referensi silang dengan poin-poin penting lain di dalam berbagai bab yang ada dalam Sun Zi Bingfa.

(hlm. xvii)

Pendekatan yang Digunakan Dalam Buku Ini

Pertama-tama, baris pertama dari setiap kutipan menunjukan teks Sun Zi Art of War klasik yang asli dalam bahasa China. Sistem penulisan yang digunakan adalah Jian ti zi yang dikenal luas sebagai bentuk huruf China yang sudah disederhanakan, yang digunakan di China dan singapura.

Baris kedua menyediakan kutipan dengan sistem penulisan hanyu pinyin. Ini akan membantu para pembaca untuk melafalkan kata-kata itu. terjemahan dalam bahasa Indonesia muncul di baris ketiga.

Kedua, banyak dari kalimat asli dalam bahasa China klasik yang panjang dan berbelit-belit.

(hlm. xviii)

Ketiga, untuk menjelaskan berbagai kata, istilah, atau anak kalimat bahasa China yang sulit, saya telah memutuskan untuk memasukkan catatan penjelas atas tulisan hanyu pinyin dalam baris kedua setiap kutipan, dan bukan kata-kata dalam bahasa China.

(hlm. xxi)

PENDAHULUAN

Sementara asal usul dan pengarangnya masih diperdebatkan, para pakar sejarah militer sepakat bahwa buku itu ada dan kemungkinan ditulis pada tahun 400—320 SM, sekitar 100 tahun setelah kelahiran Konfusius (Kong Zi) dan Lao Tzu (Lao Zi) dua filsuf terkenal China.

Semua akademi militer bergengsi di dunia berani menjamin bahwa buku itu ada di dalam perpustakaan mereka. Banyak akademi militer juga memasukkan Sun Zi Art of War sebagai bagian dari kurikulum.

(hlm. xxii)

Untuk melatih para komandan militer tingkat atas. Mao Ze-dong, pemimpin besar komunis di China pada abad ke-20, dipandang sebagai seorang pengikut Sun Zi Bingfa yang setia.

Karya Tulis Militer yang Relatif Pendek

Pembaca mungkin terkejut karena Seni Perang sebenarnya adalah sebuah buku yang pendek. Buku itu hanya berisi sekitar 6.200 kata yang ditulis dalam bahasa China klasik (wen yan wen). Buku ini terdiri dari 13 bab, dengan panjang setiap bab nyaris kurang dari satu halaman. Sungguh, bab yang terpanjang, yaitu Bab 11, mengenai Sembilan Medan Pertempuran (jiu ji pian) hanya memiliki jumlah kata kurang dari 1.000. Sementara itu, bab yang terpendek, Bab 8, mengenai Berbagai Variasi dan Kemampuan Beradaptasi (jiu bian pian) memiliki jumlah huruf kurang dari 250.

(hlm. xxiii)

Sebuah Buku Mengenai Filsafat Militer

Para pembaca yang tidak bisa berbahasa China mungkin berpikir bahwa Sun Zi adalah nama penulisnya. Kenyataannya, selama saya memberikan ceramah di seluruh dunia, hampir semua peserta mengira Sun Zi sesungguhnya adalah nama penulis karya itu. Ini tidak seluruhnya benar. Sun mungkin adalah nama keluarganya. Namun, namanya pasti bukan Zi. Saya akan menjelaskannya.

(hlm. xxiv)

Bahkan, kata Sun Zi secara harfiah berarti cucu laki-laki!

(hlm. xxv)

Seorang fillsuf China yang layak disoroti adalah Lao Zi atau Lao Tzu, yang meletakkan fondasi filosofis bagi taoisme (dao jia si xiang).

(hlm. xxvi)

Sebaliknya, Sun Zi lebih berfokus pada seni militer. Ia mengajukan berbagai prinsip, konsep, dan pendekatan yang lebih diarahkan untuk memenangkan “hati” musuh.

Fokus pada Strategi dan Sarana

Karya tulisnya yang paling terkenal, On War, yang diterbitkan oleh istrinya pada tahun 1832, tetap menjadi suatu bacaan wajib di banyak akademi militer seluruh dunia.

(hlm. xxvii)

Dari bab pembukaannya, dan di dalam banyak bagian dalam bab-babnya yang lain, Sun Zi menyadari biaya tinggi dari berperang. Biaya tidak terbatas pada beban keuangan negara.

Jadi, strategi yang tertinggi adalah menyerang rencana dan strategi musuh. Strategi terbaik berikutnya adalah menyerang segala hubungan dan persekutuan yang dimiliki sang musuh dengan bangsa-bangsa lain. Strategi yang paling buruk adalah menyerang kota-kota yang dikelilingi benteng.

Seranglah kota-kota yang dikelilingi benteng jika tidak ada pilihan lain.

(hlm. xxviii)

Dalam peperangan, hasil menang-menang bisa terjadi sama halnya dalam keadaan aliansi strategis. Selain itu, Sun Zi mengajarkan bahwa seseorang akan menang melalui pengaturan strategi, bukan dengan penggunaan pasukan.

(hlm. 1)

BAB 1

PENILAIAN DAN PERENCANAAN TERINCI

Menekankan perlunya perencanaan menyeluruh dan analisis dari berbagai faktor sebelum melancarkan perang

Sebelum satu pasukan pergi berperang, jenderalnya harus menilai peluang untuk menang, dan ini termasuk menganalisis semua faktor yang dapat memengaruhi gerakan militer itu. hanya setelah itulah berbagai rencana yang terinci bisa dibuat dengan baik.

(hlm. 2)

  1. 1. Pelaksanaan perang adalah masalah yang sangat penting bagi bangsa.

Bahwa orang China memandang keluarga (jia ting) sebagai fondasi bangsa. Sama halnya, suatu bagsa harus memiliki tanah.

Karena alasan inilah, orang-orang Palestina masih berjuang sekarang ini untuk mendapatkan tanah sehingga negara mereka bisa dibangun.

(hlm. 3)

  1. 2. Ini menentukan kelangsungan hidup atau kematian sebuah negara.
  2. 3. Ini adalah masalah hidup dan mati (dari rakyat dan penguasa mereka).

(hlm. 4)

Dipandang secara agak berbeda, perang adalah masalah hidup dan mati bagi rakyat dan penguasa mereka.

(hlm. 5)

  1. 4. Ini harus dipelajari dan diperiksa dengan cermat.
  2. 5. Jadi, analisis dan pelajarilah lima faktor ini dengan teliti.
  3. 6. Bandingkan mereka dengan orang-orang musuh untuk memahami berbagai kondisi dan       keadaan yang terus berubah (selama pertempuran) dan untuk menilai peluang kemenangan.

(hlm. 6)

  1. 7. Kelima faktor itu adalah pengaruh moral, cuaca, dataran, sifat jenderal, dan doktrin serta hukum.

Bahasa China klasik maknanya bisa sangat berbeda, tergantung pada konteks di mana kata itu digunakan.

(hlm. 7)

Makna harfiah dari kata tian adalah langit.

Kedua kata ini dapat, pada gilirannya, diperluas dalam bahasa China menjadi tian ran qi hou, yang artinya unsur-unsur alam.

Dalam konteks peperangan, ada perbedaan yang halus tapi penting antara medan pertempuran (zhan di) dan dataran (di Xing)

Jadi, memilih suatu medan pertempuran adalah keputusan yang strategis, sementara gerakan pasukan di dalam suatu dataran tertentu mutlak merupakan masalah operasional.

Jiang berarti jenderal (Jiang jun).

Kualitas jenderal.

(hlm. 8)

Fa mengacu pada berbagai undang-undang (fa gui), perintah (fa ling), peraturan (fa ji), atau hukum (fa lu). Dalam konteks militer, kata ini mengacu pada doktrin dan hukum.

  1. 8. Pengaruh moral mengacu pada tindakan dan kebijakan yang menyatukan rakyat dengan penguasa sehingga mereka sungguh-sungguh sepakat dan selaras satu sama lain.

Shang adalah naik, (shang xia). Shang di adalah Tuhan, shang bin adalah seorang tamu yang sangat penting, dan shang si adalah seorang eksekutif senior.

  1. 9. Dengan demikian, rakyat akan siap untuk hidup bersama dan mati bagi sang penguasa tanpa perasaan takut terhadap bahaya.

(hlm. 9)

  1. 10. Cuaca mengacu pada perubahan  yang kontras antara malam dan siang hari, dinginnya musim dingin dan panasnya musim panas, dan perubahan musiman.

Biasanya, yin mengacu pada kekuatan yang lebih lemah, lebih gelap, atau kekuatan wanita, sementara yang mengacu pada kekuatan yang lebih kuat, lebih terang, atau jantan.

Han, (han leng). (han chao)

Shu, han,

(shu re), (shu qi). Shu jia

Liburan musim panas

Shi, (shi jian atau shi hou), (shi jie).

(hlm. 10)

  1. 11. Dataran mengaku pada apakah rute yang akan diambil panjang atau pendek, apakah tanahnya berbahaya atau aman, lebar atau sempit dalam hubungannya dengan kelancaran pergerakan, dan apakah tanahnya akan menentukan kematian atau kelangsungan hidup (dari suatu pasukan).

Dataran (di xing). Tian shi di li ren he, untuk menggambarkan pentingnya cuaca dan penentuan waktu, berbagai keuntungan dari dataran, serta dukungan dari pada pendukung tuan rumah di dalam berbagai olahraga dan berbagai peristiwa serupa lainnya.

  1. 12. Kualitas jenderal dari seorang panglima mengacu pada kualitas kebijaksanaan, sifat dapat dipercaya, kemurahan hati, keberanian, dan disiplin.

Kemampuan untuk menganalisis dan menilai (zhi hui), kemampuan untuk membedakan (zhi li), kemampuan untuk membuat strategi (zhi lue), atau kemampuan untuk merencanakan (zhi mou). Zhi sebagai kebijaksanaan.

Xin berarti kepercayaan (xin ren), sifat dapat dipercaya (xin shi atau xin yi).

(hlm. 11)

Ren artinya cinta dan simpati (ren ai), kebaikan dan kemurahan hati (ren ci), toleransi dan pengertian (ren yi), atau kemurahan dan sifat bersahabat (ren hou).

Ren, yang artinya berani (young gan), berani dan tegas (yong jue), tidak mengenal takut (yong meng), keberanian (yong qi), tidak takut (yong wu) atau gung-ho (yong yu).

Yan, berarti tegas (yan ge).

  1. 13. Doktrin dan hukum mengacu pada organisasi dan kontrol, berbagai sistem dan prosedur manajemen, serta struktur perintah dan kontrol bagi penempatan sumber daya.

(hlm. 12)

Qu, dalam konteks ini, mengacu pada organisasi

Guan artinya manajemen (guan li) dan dao artinya logika atau prinsip (dao li). Berarti sistem dan prosedur.

Zhu, sebagaimana digunakan di sini, artinya mengarahkan (zhu dao), mengorganisasi, dan bertanggung jawab (zhu chi) atau menjalankan wewenang (zhu guan), dan yong berarti menggunakan atau menyebarkan (ying yong), atau menggunakan atau mengeksploitasi (li yong).

  1. 14. Setiap jenderal harus mengetahui kelima faktor ini.
  2. 15. Orang yang mampu menguasai kelima faktor itu akan menang.

Zhi artinya mengetahui.

(hlm. 13)

  1. 16. Orang-orang yang tidak memahami kelima faktor itu tidak akan menang.
  2. 17. Jadi, dalam merencakan, ada (tujuh) dimensi yang seorang jenderal harus analisis dan dibandingkan dengan dimensi musuh. Dengan begitu, ia dapat memahami berbagai kondisi dan situasi yang berubah-ubah selama perang dan menilai segala peluang untuk menang.

Mempelajari dengan sangat terinci atau menganalisis.

Sebagaimana digunakan di sini, mengacu pada berbagai kondisi atau keadaan yang sedang berkembang (qing shi) di dalam peperangan.

(hlm. 14)

  1. 18. Jadi, penguasa mana yang memiliki pengaruh moral yang lebih besar?

Zhu, panglima perang (zhu gong), penguasa (jun wang), atau pemerintah (jun zhu).

Shu

  1. 19. Jenderal mana yang lebih mampu dan memiliki kemampuan dan keterampilan yang lebih besar?

(hlm. 15)

  1. 20. Pihak (pasukan) mana yang mampu memanfaatkan cuaca dan dataran secara lebih baik?
  2. 21. Pihak (pasukan) mana yang mampu melaksanakan dan menerapkan hukum dan perintah secara lebih efektif?

(hlm. 16)

  1. 22. Pihak (pasukan) mana yang memiliki lebih banyak prajurit dan yang prajuritnya lebih kuat?

Bing mengaku pada para prajurit yang berjalan kaki atau para prajurit biasa, sementara zhong artinya banyak. Jadi, bing zhong mengacu pada kekuatan sebuah pasukan dalam hal jumlah prajuritnya, yakni kekuatan jumlah.

Qiang dalam konteks ini mengacu pada qiang gu yang artinya kuat dan keras kepala, jian qiang, yang artinya kokoh dan kuat, atau qiang jing yanga artinya bertenaga, atau qiang zhuang yang artinya kuat dan sehat.

  1. 23. Pihak (pasukan) mana yang memiliki perwira dan orang-orang yang terlatih secara lebih baik?

Shi mengacu pada perwira

Zu mengacu pada prajurit pejalan kaki

Lian berarti melatih

(hlm. 17)

Kekuatan jumlah dari suatu pasukan, tetapi juga menekankan pentingnya pelatihan:

Keunggulan dalam hal jumlah (bing fei yi duo ye), dan memperingatkan agar tidak mengikuti dorongan hati untuk mengerahkan pasukan hanya karena memiliki pasukan yang besar (wei wu wu jin).

  1. 24. Pihak (pasukan) mana yang lebih mendapatkan pencerahan dalam pemberian berbagai penghargaan dan hukuman?

(hlm. 18)

Ming adalah sebuah kata yang menakjubkan dalam bahasa China karena kata ini mengandung sifat-sifat yin yang (Catatan 25)- kata ini memiliki huruf Matahari (ri) pada bagian kirinya dan huruf Bulan (yue) pada bagian kanannya. Ketika ri dan yue diseralaskan, keduanya membentuk suatu kata baru ming, yang melambangkan cahaya selama 24 jam dan berarti tercerahkan.

  1. 25. Dari (tujuh) dimensi ini, saya akan mempu mendiagnosis dan meramalkan kemenangan dan kekalahan.

Dalam konteks ini, wu mengacu pada panglima tertinggi (yuan shuai atau jiang ling) pada suatu pasukan atau pembuat strategi utama atau aktor intelektual (zhu mou) yang berada di balik suatu operasi militer. Sun Zi kabarnya memegang jabatan ini.

(hlm. 18-19)

Zhi. Beberapa artinya yang umum di antaranya adalah pengetahuan (zhi shi), memahami dengan jelas (ming zhi), mengetahui (zhi dao), menyadari (zhi xi), pencarian yang tak kenal lelah (qiu zhi), memdapatkan suatu wahyu (zhi xiao), mengetahui akar penyebab dan latar belakang (zhi di), kebangkitan (zhi jue), mengetahui secara mendetail (zhi qing), memiliki pengenalan yang besar (shu zhi), dan memberitahu (tong zhi).

(hlm. 19)

Sheng artinya kemenangan (sheng li) dan fu  artinya kekalahan (shibai).

  1. 26. Jenderal yang menerapkan berbagai strategi dan rencana saya akan menang bila ia ditempatkan (untuk bertempur); ia harus dipertahankan.
  2. 27. Jenderal yang tidak menerapkan segala strategi dan rencana saya akan kalah bila ia tempatkan (untuk bertempur); ia harus begini.

(hlm. 20)

  1. 28. Di samping menerapkan berbagai rencana dan strategi efektif yang sudah diajukan, sang jenderal harus menciptakan dan mengambil keuntungan dari berbagai keadaan yang berada di luar aturan yang biasa dalam pertempuran militer.

(hlm. 21)

  1. 29. Menciptakan keadaan menuntuk seseorang (jenderal) untuk bertindak secara menguntungkan sehingga dapat mengendalikan keseimbangan kekuatan.
  2. 30. Semua pertempuran didasarkan pada prinsip penipuan.

(hlm. 21-22)

Gui berarti berbagai taktik dan rencana yang licin (gui ji), yang tidak biasa, dan yang terus berubah, (gui jue), sembunyi-sembunyi dan rahasia (gui mi), aneh dan luar biasa (gui yi), atau bersifat menipu dan mein curang (gui zha).

Tanpa ragu lagi, tipuan digunakan dan diterima secara luas dalam pertempuran, di mana dimensi etisnya jarang dipertanyakan. Tipuan digunakan dalam berbagi bentuk dan sarana untuk membuat musuh berada dalam posisi yang sangat tidak menguntungkan dan untuk memperoleh suatu keunggulan yang menentukan bagi diri sendiri.

Taktik-taktik ini termasuk para prajurit yang berpakaian sipil, penyerahan diri pura-pura dan menyembunyikan senjata militer di tengah daerah pemukiman padat penduduk, dan sebagainya.

Dalam suatu lingkungan bukan pertempuran, khususnya dalam dunia bisnis, praktik tipuan tentu saja tidak disarankan.

Namun, hal ini tidak menghalangi berbagai perusahaan untuk mencoba menciptakan berbagai keuntungan bagi mereka sendiri, walaupun melalui cara-cara yang secara hukum dan moral bisa diterima.

(hlm. 23)

  1. 31. Jadi, bila Anda mampu, berpura-puralah bahwa Anda tidak mampu.
  2. 32. Ketika Anda mampu menempatkan kekuatan prajurit Anda, berpura-puralah Anda tidak mampu melakukannya.
  3. 33. Ketika Anda hampir mencapai tujuan Anda, berpura-puralah Anda masih jauh sekali; dan bila Anda masih jauh sekali dari tujuan Anda, berpura-puralah Anda sudah dekat.

(hlm. 24)

  1. 34. Ketika musuh rakus untuk mendapatkan keuntungan kecil, tawarkanlah umpan untuk memikatnya.

(hlm. 25)

  1. 35. Ketika musuh berada dalam keadaan kacau balau dan berantakan, lancarkan serangan dan tangkaplah ia.
  2. 36. Ketika musuh kuat dan efektif, bersiaplah dengan sungguh-sungguh dan siap untuk menghadapinya.

Shi artinya kokoh dan kuat (chong shi), memperlihatkan kekuatan (shi li), dan menjadi efektif (shi xiao).

  1. 37. Ketika musuh jauh lebih unggul dan sangat ganas, adalah lebih baik untuk menghindarinya.

(hlm. 26)

36 Strategi Orang China yang terkenal (san shi liu ji) menyarankan tindakan melarikan diri sebagai suatu taktik terbaik (zou wei shang ji) ketika seseorang tidak berpeluang untuk menang.

  1. 38. Ketika musuh mudah dibuat marah,carilah jalan untuk menggusarkan dan menjengkelkannya.

(hlm. 27)

  1. 39. Ketika musuh memandang rendah Anda, hendaklah Anda semakin mendorong kesombongannya.
  2. 40. Ketika musuh beristirahat dengan baik (segar), gunakanlah berbagai cara untuk membuatnya lelah.

(hlm. 28)

  1. 41. Ketika musuh berada dalam keadaan rukun dan bersatu, gunakan berbagai cara untuk memecahbelahnya (dan pasukannya).
  2. 42. Seranglah musuh ketika ia tak siap.

(hlm. 29)

Kemenangan yang cepat dan kilat, tetapi juga dapat meminimalkan tingkat kerugian Anda.

Sungguh, unsur kejutan, sebagaimana dipaparkan dalam baris berikutnya, adalah salah satu prinsip terpenting dalam melancarkan peperangan.

  1. 43. Bergeraklah, muncul dan seranglah daerah-daerah di mana musuh paling tidak memperkirakan kedatangan Anda.
  2. 44. Ini adalah rahasia-rahasia dan prinsip-prinsip untuk memenangkan perang.

(hlm. 30)

  1. 45. Namun, semua itu tidak dapat dibahas, diputuskan, dan juga tidak dapat diungkapkan sebelumnya.

Semua itu harus dijaga dengan sangat ketat. Setiap kebocoran dari rencana itu akan berakibat hilangnya banyak keuntungan bila informasi itu jatuh ke tangan musuh.

Jadi, tidak mungkin mengungkapkan semua itu terlalu awal karena terlalu banyak perubahan dalam rencana akan menyebabkan kebingungan di antara par ta perwira dan prajurit.

  1. 46. Jadi, orang-orang yang menjalankan perencanaan di kuil sebelum pecahnya perang akan menang jika berbagai rencana itu menyeluruh dan terperinci.

(hlm. 31)

Pada zaman China kuno, penguasa atau kaisar biasa mengumpulkan para pejabat terdekatnya di kuil para leluhurnya untuk mendapatkan pertimbangan dan pembahasan terakhir sebelum memutuskan untuk berperang. Berkumpul di kuil memiliki beberapa tujuan.

Pertama, kuil adalah tempat di mana doa-doa bisa dipersembahkan.

Kedua, pertemuan itu berfungsi mempersatukan berbagai tujuan, aspirasi, dan sasaran dari penguasa dan bawahannya.

Ketiga, karena pertemuan diadakan di tempat suci para leluhur, yang merupakan simbol kesakralan.

Akhirnya, kuil adalah suatu tempat yang sangat pribadi, sakral, dan rahasia.

(hlm. 32)

  1. 47. Orang-orang yang melakukan perencanaan di kuil sebelum perang meletus tidak akan menang jika rencana itu tidak menyeluruh dan juga tidak terinci.
  2. 48. Dengan perencaaan yang menyeluruh dan terinci, sesorang dapat menang.

(hlm. 33)

  1. 49. Dengan perencanaan yang kurang menyeluruh atau terinci, seseorang tidak dapat menang.
  2. 50. Betapa pastinya kekalahan bila seseorang tidak merencanakan sama sekali!
  3. 51. Dengan mengamati bagaimana perencanaan dilakukan, saya dapat meramalkan kemenangan dan kekalahan.

(hlm. 34)

Keterangan

Baginya, politik dan perang tak terpisahkan, dan harus dikelola bersama, dengan yang satu tergantung pada yang lain.

Kebutuan Akan Perencanaan yang Terinci

Melainkan pada seberapa terincinya rencana yang ada. Tak seorang jenderal pun yang pergi berperang tanpa memiliki rencana perang. Orang yang bertempur tanpa suatu rencana adalah seorang prajurit!

(hlm. 35)

Cakupan dalam Perencanaan yang Terinci

  1. Pengaruh moral sang penguasa
  2. Kemampuan dan keterampilan sang jenderal
  3. Keuntungan dari cuaca dan daratan
  4. Pelaksanaan dan penerapan berbagai hukum dan perintah secara efektif
  5. Keunggulan dalam hal jumlah dan kekuatan pasukan
  6. Pelatihan para perwira dan prajurit secara efektif
  7. Pemberian hadiah dan hukuman yang tercerahkan

(hlm. 36)

  1. Persatuan dengan rakyatnya
  2. Tingkat tertinggi dalam komando militer, seperti pimpinan dari kepala staf gabungan, pimpinan pasukan pertahanan.
  3. Cuaca dapat memengaruhi menfaat berbagai strategi
  4. Sifat dataran dapat memengaruhi pemilihan medan
  5. Penerapan doktrin dan hukum secara efektif, isu organisasi dan struktur
  6. Kekuatan jumlah tentara
  7. Kualitas pelatihan dari para perwira dan prajurit
  8. Pemberian hadiah dan hukuman yang tercerahkan

(hlm. 37)

Sifat Menyeluruh dari Berbagai Parameter Perencanaan

  1. Faktor mikro versus faktor makro
  2. Faktor yang dapat dikendalikan versus faktor yang tidak dapat dikendalikan
  3. Faktor yang senantiasa berubah dan dinamis versus faktor yang tidak berubah
  4. Faktor manusia versus faktor nonmanusia
  5. Faktor yang tampak versus faktor yang tak tampak

Kepemimpinan politik cenderung kurang dinamis dibandingkan kualitas seorang jenderal karena begitu suatu pemerintah dipilih, warga negaranya akan tetap berada dibawahnya selama beberapa periode waktu, entah dalam keadaan perang atau tidak.

(hlm. 38)

Tipuan Sebagai Suatu Alat untuk Mendapatkan Keuntungan

Dalam peperangan, tipuan bertujuan untuk mendapatkan keuntungan bagi diri sendiri. Bahkan sebenarnya, lebih sering daripada tidak, keuntungan dicapai melalui penggunaan strategi dan sarana lainnya secara efektif.

(hlm. 39)

  1. Berpura-pura tidak mampu saat Anda mampu
  2. Berpura-pura tidak mampu untuk menempatkan pasukan saat Anda mampu melakukannya
  3. Berpura-pura ada di tempat jauh saat Anda sebenarnya dekat

Kerena, berpura-pura tentang hal yang bukan diri Anda akan menuntut disiplin dan kerendahan hati yang besarr. Dalam konteks perang, hal ini cenderung berlawanan dengan sifat seorang jenderal, yang biasanya adalah orang dengan ego dan kebanggaan yang tinggi.

Strategi Melawan Musuh

  1. Strategi yang ditunjukan untuk memanfaatkan kerapuhan musuh.

(hlm. 40)

  • Strategi yang ditujukan untuk mengikis kemampuan musuh.
  • Strategi yang mengandalkan penerapan konsep keunggulan yang relatif.
  • Strategi yang mengandalkan unsur kejutan dan sulit diramalkan.

Perencanaan dibatasi pada sedikit orang yang terpilih, dan rencana itu hanya diungkapkan bila dipandang perlu.

(hlm. 41)

BAB 2

MELANCARKAN PERANG

 Zuo zhan artinya menjalankan pertempuran atau melancarkan peperangan.

  • 1. Sun Zi berkata: Sebagai suatu peraturan umum, untuk suatu operasi militer, orang akan membutuhkan 1.000 kereta perang cepat yang ditarik empat kuda, 1.000 kereta penyangkut barang berat, dan 100.000 prajurit yang bersenjata lengkap dan siap tempur.

Yi yan ji chu, si manan zhui artinya  bila sepatah kata diucapkan, bahkan sebuah kereta perang yang ditarik empat kuda sekalipun akan sulit untuk menariknya kembali.

(hlm. 42)

Pi jiashang zhen mengenakan perlengkapan militer untuk berperang.

1.000 sebagai qian. 10.000 kata wan. 100.000 adalah shi wan. 1.000.000 adalah yi bai wan, dan 10.000.000 adalah yi qian wan. Sementara itu, 100.000.000 adalah yi wan wan, tapi kadang kala disebut yi yi. Jadi, satu miliar yang adalah 1.000 juta disebut shi yi dalam bahasa China.

Beberapa pakar berpendapat bahwa tidak mungkin mengumpulkan pasukan berjumlah 100.000 orang selama masa itu (500—400 SM).

Qian li kui liang

  • 2. Makanan dan perbekalan harus diangkut sejauh 1.000 mil.

(hlm. 43)

  • 3. Ada suatu kebutuhan untuk menyediakan segala biaya yang dikeluarkan di rumah dan di   medan pertempuran; untuk menghibur para tamu, pengunjung, penasihat dan utusan; untuk membeli bahan-bahan dan perbekalan seperti lem dan cat; dan untuk merawat persenjataan, kereta perang dan pasukan.

(hlm. 44)

Pada masa China kuno, sudah menjadi hal yang sangat lazim bagi suatu negara untuk memiliki beberapa pejabat yang bukan pribumi (ke qing) yang menduduki posisi penasihat dalam berbagai organisasi yang berhubungan dengan pemerintah.

  • 4. Biaya yang dikeluarkan akan berjumlah 1.000 batang emas setiap harinya.
  • 5. Suatu pasukan yang terdiri dari 100.000 prajurit hanya dapat dikumpulkan bila jumlah itu tersedia.

(hlm. 45)

  • 6. Tujuan dari mengumpulkan pasukan sebesar itu sebesar itu adalah untuk memperoleh berbagai kemenangan yang secepat kilat dan menentukan.

(hlm. 46)

  • 7. Ketika kemenangan tak kunjung datang dalam waktu yang lama, senjata-senjata akan menjadi tumpul dan semangat juang (serta motivasi) para prajurit akan terpengaruh secara negatif.
  • 8. Jadi, ketika mereka menyerang kota (yang dikelilingi) oleh tembok tinggi), mereka akan sangat kelelahan.

(hlm. 47)

  • 9. Ketika suatu pasukan terlibat perang dan terpapar pada kampanye militer yang berkepanjangan, sumberdaya negara tidak akan cukup untuk mendukung upaya itu.
  • 10. Bila persenjataan militer tumpul, semangat juang rendah, pasukan sangat kelelahan dan perbekalan negara terkuras, para panglima perang (war lord) di daerah-daerah tetangga akan memanfaatkan nasib buruk dan kerapuhan yang sedemikian ini untuk melancarkan serangan (terhadap Anda).

(hlm. 48)

  • 11. Dengan demikian, bahkan jika terdapat para ahli strategi (dan para penasihat) yang cakap dan bijaksana, mereka tidak akan mampu menghadapi berbagai konsekuensi yang tak terhindarkan.

(hlm. 49)

  • 12. Sementara kesalahan besar diketahui terjadi ketika operasi militer dilakukan dengan secepat kilat, orang belum pernah menyaksikan suatu operasi militer yang dilakukan dengan terampil ketika terjadi penundaan yang lama.
  • 13. Belum pernah terjadi suatu bangsa mendapatkan keuntungan dari operasi militer yang berkepanjangan.
  • 14. Karena itu, para jenderal yang tidak sepenuhnya memahami bahaya yang melekat pada penempatan prajurit cenderung tidak memahami keuntungan dari menggunakan prajurit.

(hlm. 50)

  • 15. Ia (jenderal) yang ahli dalam pertempuran tidak memerlukan perekrutan prajurit tambahan. Ia juga tidak memerlukan penambahan banyak makanan dan perbekalan.

Misalnya, wajib militer di Singapura disebut guo min fu yi.

  • 16. Persenjataan dan peralatan militer harus didapatkan dari negara asal, sementara makanan dan perbekalan harus diperoleh dari musuh.
  • 17. Dengan demikian, pasukan akan mendapatkan banyak pasokan makanan dan perbekalan.

(hlm. 51)

  • 18. Suatu negara (yang terlibat dalam suatu operasi militer) bisa jatuh miskin karena mencoba mengangkut semua perbekalannya dalam jarak yang jauh.

Menarik untuk dicatat bahwa bahkan sebuah negara yang sangat kaya seperti AS pun tidak kebal terhadap hukum utama ini sebagai contoh, dalam perang melawan Irak pada bulan Maret 2003, AS harus mengangkut banyak peralatan dan persenjataan untuk mendukung perang; tidak saja dari jarak yang jauh tetapi untuk waktu yang panjang. Akibatnya, perang itu menjadi beban yang sangat berat bagi perekonomian AS, menghabiskan uang lebih dari $20 miliar.

  • 19. Pengangkutan (makanan dan perbekalan) pada jarak jauh akan memiskinkan rakyat.

(hlm. 52)

Bai xing secara harfiah berarti seratus nama keluarga.

  • 20. Di mana pasukan ditempatkan, harga (makanan dan perbekalan) di daerah itu akan meningkat.

Rakyat jelata yang berada di dekat tempat perkemahan militer takut kekurangan makanan. Jadi, mereka pun menyimpan makanan. Tindakan ini menyebabkan permintaan akan makanan meningkat. Dengan adanya para pedagang yang oportunis, harga pun melonjak dengan cepat. Karena itu, inflasi tidak dapat dihindarkan.

  • 21. Ketika harga-harga tinggi, kekayaan rakyat jelata akan terkikis.
  • 22. Ketika kekayaan terkikis, berbagai bea dan pajak akan dibebankan kepada rakyat.

(hlm. 52-53)

Qiu yi adalah suatu sistem di zaman China kuno di mana beberapa keluarga diorganisasi dan dikelompokan bersama dalam suatu hierarki tertentu dengan tujuan mengumpulkan bea dan pajak guna mendukung pelaksanaan perang. Dengan demikian, sembilan kepala keluarga akan membentuk suatu desa kecil (jiu hu wei jing),empat desa kecil membentuk kota kecil (su jing wei yi), empat kota kecil membentuk suatu distrik (si yi wei qiu), dan empat distrik membentuk suatu konstituen (si qiu wei dian).

(hlm. 53)

Baris ini menyatakan bahwa suatu perang yang lama dan berkepanjangan mampu menciptakan banyak kesulitan bagi rakyat karena berbagai pajak dan bea dikumpulkan dari mereka. Sebagai contoh, tingkatan masyarakat yang lebih rendah, qiu harus menanggung kewajiban membayar pajak dan beban (yi) untuk kepentingan perang dari unit masyarakat yang lebih tinggi (dian). Hal ini menyatakan secara tidak langsung bahwa ada kesulitan dan penderitaan di semua tingkatan masyarakat.

  • 23. Ketika kekuatan (dari pasukan) sudah terkuras dan kekayaan (dari negara) sudah menyusut, setiap keluarga dalam negara itu juga akan terkuras persediaannya.
  • 24. Pendapatan dari rakyat jelata akan berkurang 70%.

(hlm. 54)

Hilangnya 70% pendapatan bisa merupakan dampak inflasi maupun tingginya pajak.

  • 25. Negara dapat menanggung berbagai biaya akibat hilangnya peralatan dan hewan ternak: kereta perang, kuda, pelindung dada dan topi baja, busur dan anak panah, tombak dan tameng, jubah pelindung, sapi dan kereta pegangkut barang.
  • 26. Kerugian ini akan mencapai 60% dari aset publik.

(hlm. 55)

  • 27. Karena itu, jenderal yang bijaksana akan memastikan agar para prajuritnya menguasai persediaan makanan dan pasokan musuh.
  • 28. Menghabiskan satu kereta penuh perbekalan dari musuh sebanding dengan 20 kereta penuh milik sendiri.

(hlm. 56)

  • 29. Demikian juga, menghabiskan satu pikul makanan ternak musuh sama nilainya dengan dua  puluh pikul makanan ternak milik sendiri.
  • 30. Untuk membunuh musuh, para prajurit harus membencinya.
  • 31. Agar para prajurit dapat menjarah sumberdaya musuh, mereka harus dimotivasi dengan hadiah materi.

(hlm. 57)

Seorang jenderal akan sering menggunakan harta benda musuh sebagai insentif guna memotivasi para prajuritnya untuk bertempur. Kadang, ia bahkan melebih-lebihkan berbagai keuntungan untuk memompa semangat tempur para prajuritnya.

  • 32. Karena itu, orang pertama yang berhasil menangkap sepuluh kereta perang dalam suatu pertempuran kereta harus diberi penghaargaan.
  • 33. Berikutnya, singkirkan dan gantilah bendera musuh dengan bendera Anda dan gunakan kereta perang hasil rampasan dari musuh bersama-sama dengan kereta tempur Anda.
  • 34. Perlakuan para prajurit tawanan dengan baik (sehingga mereka dapat dimanfaatkan).

(hlm. 58)

  • 35. Inilah yang dimaksudkan dengan menaklukkan musuh dan menjadi lebih kuat dalam prosesnya.
  • 36. Dalam peperangan, lebih baik memilih meraih kemenangan dengan cepat daripada terlibat dalam operasi militer yang berkepanjangan.
  • 37. Jadi, jenderal yang memiliki pengetahuan mendalam dalam persoalan militer adalah pengendali nasib rakyat dan penjaga perdamaian atau pendukung krisis negara.

(hlm. 59)

Ini adalah suatu pernyataan yang sangat keras. Dalam masa perang, jenderal memainkan suatu peran yang sangat penting dalam menentukan nasib rakyatnya. Dalam masa damai, pemimpin pilitik (penguasa dan para pejabatnya) akan menentukan nasib dan kemakmuran suatu bangsa.

(hlm. 60)

Hanya akan berperang sebagai pilihan terakhir.

Tingginya Biaya untuk Mulai Berperang

Oleh karena itu, akhir yang cepat selalu lebih disukai.

Kampanye militer yang berkepanjangan akan membawa berbagai dampak yang tidak diharapkan para prajurit di medan pertempuran, rakyat (warga negara) di negara asal, dan negara.

Dampak negatif yang paling jelas terlihat pada para prajurit adalah merosotnya semangat juang (lihat Baris 2.7)

Karena itu, bila suatu operasi militer berlarut-larut, sangatlah penting untuk merekrut prajurit-prajurit baru dan merotasi tugas mereka.

Dengan tubuh yang kelelahan, penyakit juga dapat menjangkiti.

(hlm. 61)

Tak heran, reaksi sering disediakan bagi anhkatan perang, bahkan di medan pertempuran, sebagai bagian tak terpisahkan dari usaha mempertahankan semangat juang para prajurit.

(hlm. 61-62)

Pengalaman AS dalam Perang Vietnam pada tahun 1960-an dan 1970-an merupakan gambaran yang bagus tentang dampak negatif dari suatu operasi militer yang berkepanjangan. Prajurit Amerika harus dirotasi secara teratur agar merela tidak terlalu lelah. Ketika perang terus berlangsung, perekrutan prajurit tambahan dan wajib militer dilakukan. Ini menyebabkan munculnya kebencian yang lebih besar dikalangan orang Amerika. Beban bangsa itu menjadi lebih besar selama bertahun-tahun dan akibatnya, dukungan dari masyarakat Amerika sedikit demi sedikit mulai berkurang. Semakin banyak orang Amerika mulai mempertanyakan tujuan dari perang melawan Vietnam itu. selain itu, AS harus menghadapi berbagai ancaman potensial dari Uni Soviet dan sekutu-sekutunya. Hasil akhirnya adalah seperti yang telah diketahui banyak pembaca—AS harus mengakui kekalahannya dan menarik diri dari Vietnam.

Setelah kekerasan selama 18 bulan, pada akhir April 2002 perdana menteri Israel mengumumkan upaya pengumpulan dana sebesar $2,72 miliar atau 13 miliar shekel sebagai bagian dari upaya membiayai perekonomian.

Ekonomi Palestina pun tidak lebih baik. Tingkat pengangguran melejit ke angka 30% pada bulan April 2002 dan ekonomi domestik anjlog sebesar 50%.

Sesungguhnya, perang itu direncanakan sebagai perang singkat yang akan berakhir dalam waktu dua minggu.

(hlm.63)

Sayangnya, setelah pengeboman dan pertempuran dahsyat selama dua minggu, rezim Irak tidak berhasil dijatuhkan. Sebaliknya, AS mendapatkan perlawanan hebat. Selain itu, rute pasokannya yang panjang dari Kuwait ke medan pertempuran (berjarak lebih dari 380 km) terus menerus mengalami pencegatan dan serangan dari prajurit-prajurit gerilya Irak. Akibatnya, AS harus menambah jumlah prajurit lebih dari dua kali lipat (menjadi lebih dari 200.000 prajurit) untuk menanggulangi berbagai ancaman yang meningkat dan untuk mempercepat penyelesaian perang.

Kalah Karena Kelalaian

Ketika suatu bangsa terlibat dalam suatu kampanye militer yang berkepanjangan dan berada di tempat yang jauh, bangsa itu menjadi sangat rapuh karena kelalaian! Ketika para prajurit, sumberdaya, dan persenjataannya habis, para panglima perang dari daerah tetangga kemungkinan besar akan memanfaatkan kerapuhan itu.

Bila burung bangau dan remis besar berkelahi, nelayan akan mendapatkan keuntungan.

Bila belalang sembah memusatkan perhatian untuk menangkap belalang lainnya, ia tidak bisa melihat burung pipit di belakangnya.

(hlm. 64)

Strategi untuk Menghadapi Perang dengan Cepat

  1. Kuasailah sumberdaya musuh

11 september 2001. Sebaliknya, mereka membajak pesawat komersial Amerika untuk tujuan itu.

(hlm. 65)

Sumberdaya itu sudah tersedia, tidak perlu menanggung berbagai risiko untuk mengangkut perbekalan dari negara asal, biaya operasi akan berkurang, dan musuh akan kehilangan sumberdayanya. Bila musuh tidak bisa menikmati sumberdayanya, ia kemungkinan besar akan lebih mudah menyerah.

  • Tanamkan kebencian pada para prajurit terhadap musuh sehingga mereka tidak ragu untuk menghantam musuh
  • Motivasilah para prajurit dengan mengiming-iming hadiah yang bernilai,

Selama Perang Dunia Kedua, pasukan jepang berkali-kali diindoktrinasi dan diiming-iming berbagai janji tentang harta benda yang sangat berharga di China sebelum operasi militer melawan China dimulai.

(hlm. 66)

  • Mendorong perilaku siap mengambil risiko di kalangan para prajurit dalam pertempuran dengan memberikan berbagai penghargaan yang sesegera mungkin dan mencolok. Strategi ini menerapkan teknik motivasi. Alasan utama untuk segera memberikan pengakuan terhadap para prajurit yang menonjol di medan pertempuran adalah untuk mendorong prajurit-prajurit lain agar melakukan hal yang sama.


para prajuritnya dijanjikan akan mendapatkan hadiah yang sangat menarik(ironisnya, hadiah itu dalam bentuk dollar AS) ketika mereka menangkap dan membunuh setiap prajurit Amerika atau Inggris, begitu pula ketika mereka menembak jatuh semua pesawat atau helikopter.

  • Buatlah musuh bingung dengan menerapkan teknik tipuan
  • Perlakukan para tawanan perang dengan baik.

(hlm. 69)

BAB 3

SERANGAN STRATEGIS

  • 1. Sun Zi berkata: Pada umumnya, dalam melancarkan peperangan, menangkap seluruh bangsa secara utuh merpakan strategi yang lebih baik; menghancurkan dan meluluh-lantakan bangsa itu adalah pilihan yang lebih lemah.

(hlm. 70)

Ia adalah seorang pendukung yang kuat akan perlunya membatasi dan meminimalkan kerusakan dalam peperangan.

  • 2. Menangkap seluruh divisi secara utuh adalah strategi yang lebih baik; menghancurkan divisi itu adalah opsi yang lebih lemah.

Satu jun memiliki 12.250 orang perwira dan prajurit. Ini mungkin sama dengan satu divisi.

  • 3. Menangkap seluruh batalion secara utuh merupakan strategi yang lebih baik; menghancurkannya adalah opsi yag lebih lemah.

(hlm. 71)

Satu lu terdiri dari 500 perwira dan prajurit.

  • 4. Menangkap seluruh kompi secara utuh adalah suatu strategi yang lebih baik; menghancurkannya adalah opsi yang lebih lemah.

Zu, sebagaimana digunakan di sini, mengacu pada suatu unit militer, bukan prajurit biasa (bing). Satu zu terdiri dari 100 orang. Ini sama dengan satu kompi.

  • 5. Menangkap seluruh seksi secara utuh adalah strategi yang lebih baik; menghancurkannya adalah opsi yang lebih lemah.

Wu adalah satu seksi yang terdiri dari lima orang.

Ia menentang penghancuran total dan agresi besar-besaran.

  • 6. Jadi, bertempur dalam seratus pertempuran dan memenangkan bukanlah suatu cerminan strategi yang paling hebat.

(hlm. 72)

Shan zhi shan “Yang terbaik dari yang terbaik”

Ini karena berbagai kemenangan itu dapat terjadi dengan membebankan biaya yang sangat tinggi pada negara, seperti sumberdaya yang benar-benar terkuras, kerusakan bangunan yang sangat parah, beban tinggi yang ditimpakan kepada rakyat sipil, banyaknya korban dari kalangan militer, dan sebagainya. Amarah dan dendam yang semakin meningkat dari musuh yang dikalahkannya.

  • 7.  Kemampuan untuk mengalahkan musuh tanpa pertempuran sama sekali adalah cerminan strategi yang paling hebat.
  • 8. Jadi, strategi yang paling hebat adalah menyerang berbagai rencana dan strategi musuh.

(hlm. 73)

  • 9. Strategi terbaik berikutnya adalah menyerang berbagai hubungan dan persekutuannya engan negara-negara lain.

Di zaman China kuno, misalnya, selama masa yang disebut Periode Musim Semi dan Musim Gugur (chun qiu shidai) dan Periode Negara-negara Perang (zhan guo shiqi), yang berlangsung dari tahun 770 SM sampai sekitar tahun 221 SM, ada banyak negara yang saling bertempur dengan agresif. Dalam proses itu, praktik diplomasi (wai jiao) sedang marak-maraknya. Suatu negara yang lebih kuat, dan beberapa negara mungkin akan membangun suatu persekutuan strategis untuk menggagalkan serangan dari negara lain yang lebih kuat.

“Bersahabat dengan yang jauh dan menyerang yang dekat”, “Meminjam suatu jalur lintasan untuk menyerang Guo” adalah strategi yang paling terkenal.

(hlm. 74)

  • 10. Strategi terbaik berikutnya adalah menyerang tentaranya.

Angkatan bersenjata AS berusaha keras menyerang segala posisi Garda Republik (pasukan elite) dalam tentara Irak sebelum berencana menyerang Baghdad, ibukota Irak.

  • 11. Strategi terburuk adalah menyerang kota-kota yang dikelilingi tembok.
  • 12. Seranglah kota-kota yang dikelilingi tembok bila tidak ada alternatif lain.

(hlm. 75 )

  • 13. Persiapan tameng besar, kereta penyerang, dan berbagai peralatan serta senjata penyerang lainnya paling sedikit memerlukan waktu tiga bulan.

Fen wen adalah kereta beroda empat yang digunakan untuk menyerang kota-kota.

  • 14. Pembangunan menara-menara pengintai akan membutuhkan tambahan waktu tiga bulan.

Menara itu dibangun lebih tinggi daripada tembok benteng kota dan digunakan sebagai menara pengintai untuk menelusuri gerakan musuh.

(hlm. 76)

  • 15. (dalam kondisi demikian), jenderal yang bertugas bisa kehilangan ketenangannya dan menjadi tak mampu mengendalikan kesabarannya.
  • 16. Jadi, bahkan jika ia (sang jenderal) memerintahkan para prajuritnya untuk menyerang tembok-tembok seperti semut, sepertiga dari mereka akan terbunuh dan kota ini masih belum tertaklukan.

(hlm. 77)

  • 17. Ini adalah konsekuensi yang membawa malapetaka akibat melakukan serangan yang demikian.
  • 18. Jadi, ahli perang mampu mengalahkan pasukan musuh tanpa harus bertempur.

(hlm. 78)

  • 19. Ia (sang ahli perang) mampu menaklukan kota-kota dari negara lain tanpa harus melancarkan serangan.
  • 20. Ia (sang ahli perang) mampu merusak dan menghancurkan negara-negara orang lain tanpa melancarkan operasi militer yang berkepanjangan.
  • 21. Ia (sang ahli perang) akan memusatkan perhatian pada penggunaan berbagai kebijakan dan strategi yang efektif untuk menjaga agar segala sumberdaya negara itu tetap utuh, namun juga mampu bersaing dengan negara-negara lain untuk meraih kedudukan tertinggi di dunia.

(hlm. 79)

  • 22. Dengan demikian, para prajuritnya tidak kelelahan dan kemenangan serta perolehannya pun lengkap.
  • 23. Pada intinya, ini adalah seni serangan strategis.

(hlm. 80)

  • 24. Dengan demikian, prinsip penempatan prajurit adalah sebagai berikut: ketika berjumlah lebih besar dari musuh sepuluh dibanding satu, kepunglah ia.
  • 25. Ketika berjumlah lebih besar dari musuh lima banding satu,seranglah ia.
  • 26. Ketika berjumlah lebih besar dari musuh dua banding satu, pecah belahlah ia.

Pasukan yang satu akan menjadi pasukan langsung, yang dapat melancarkan suatu serangan dari satu arah. Pasukan kedua akan menjadi pasukan tidak langsung, yang dapat menyerang dari arah lain.

(hlm. 81)

  • 27. Ketika jumlahnya kurang lebih sama dengan musuh, adalah mungkin untuk menyerangnya.
  • 28. Ketika jumlah lebih kecil dari musuh, jadilah mampu untuk melarikan diri.

“Melarikan diri sebagai taktik terbaik”

Meski demikian, kenyataannya mungkin tidak begitu. Sebagai contoh, dalam perang gerilya, sebuah pasukan yang lebih kecil tetapi lebih gesit mampu menyerang pasukan yang lebih besar.

(hlm. 82)

  • 29. Ketika jumlahnya jauh lebih kecil daripada musuh, jadilah mampu untuk menghindarinya.

Liu de qing shan zai, bu chou wu chai shao, yang berarti selama pepohonan di atas gunung dipertahankan, orang tidak perlu merasa takut kekurangan kayu bakar;

Bagi seorang lelaki yang ingin menuntut balas, 10 tahun bukanlah waktu yang terlalu lama untuk menunggu.

(hlm. 82-83)

Dengan kata lain, ketika tidak ada pertemuan yang terjadi , tidak akan ada konfrontasi. Oleh karena itu, tidak perlu melarikan diri dari musuh (Baris 3.28)

(hlm. 83)

  • 30. Tak peduli betapa pun keras kepala, tahan banting, dan kuatnya tekad sebuah pasukan yang lebih kecil dan lebih lemah, pasukan itu akhirnya akan ditaklukkan oleh pasukan yang lebih besar dan lebih kuat.

(hlm. 84)

  • 31. Sekarang, sang jenderal bagaikan penjaga negara.
  • 32. Jika penjaganya adalah seorang yang cermat dan memerhatikan detail, negara itu akan menjadi kuat dan perkasa.

(hlm. 85)

  • 33. Jika penjaganya penuh dengan cacat karakter, negara itu akan menjadi lemah dan rapuh.
  • 34. Jadi, ada tiga jalan di mana penguasa dapat menciptakan bencana bagi pasukannya.

(hlm. 86)

  • 35. Ketika tidak mengetahui bahwa pasukan seharusnya tidak maju, malah memerintahkan untuk maju.

Pasukan ini terdiri dari sekitar 37.500 tentara. Di lain pihak, pasukan yang dibawah komando seorang kaisar (huang di) disebut liu jun.

Pasukan teknologi informasi (TI). Negara-negara seperti Inggris, China, Prancis, Jerman, Israel, Rusia, dan AS sangat cepat mengembangkan kemampuan perang informasi mereka.

(hlm. 87)

  • 36. Ketika tidak tahu bahwa pasukan seharusnya tidak mundur, malah memerintahkan untuk mundur.
  • 37. Ini serupa dengan campur tangan dalam komando dan gerakan militer.

(hlm. 88)

  • 38. Ketika tidak mengetahui urusan musuh saat berpartisipasi dan mencampuri administrasi pasukan.

Setiap pasukan pertahanan yang berani menembak jatuh pesawat-pesawat itu karena semuanya menyangkut banyak warga sipil. Dan ciri terakhir, mereka tidak takut mati, dan karena itu bersedia melakukan serangan bunuh diri.

(hlm. 89)

Membangun jejaring intelijen serta berbagai operasi rahasia lain. Pasukan rahasia.

Mengingat bahwa penguasa adalah raja, keikutsertaannya juga akan membawa suatu unsur campur tangan yang tinggi.

  • 39. Ini menyebabkan para perwira dan prajurit bingung dan sulit mengerti.

(hlm. 90)

  • 40. Ketika tidak tahu mengenai persoalan yang menyangkut pelaksanaan otoritas militer, malah melakukan campur tangan dalam pelaksanaan berbagai tanggung jawab.
  • 41. Ini menimbulkan kekhawatiran dan skeptisisme di benak para perwira dan prajurit.

(hlm. 91)

  • 42. Jika pasukan merasa bingung dan sulit mengerti , juga khawatir dan skeptis, para panglima perang dari negara-negara tetangga pasti akan menciptakan kesulitan.
  • 43. Ini seperti peribahasa: Suatu pasukan yang kebingungan dan kacau balau memberikan kemenangan kepada musuhnya.

Jika para perwira dan prajuritnya saling mencurigai, pada akhirnya mereka akan saling bertarung daripada bertempur melawan musuh.

(hlm. 92)

Kita hanya perlu melihat contoh dari bekas Uni Soviet, yang dahulu merupakan suatu negara yang sangat kuat. Namun, karena perpecahan, kekacaubalauan, dan kebingungan, negara itu pecah berantakan menjadi banyak negara yang lebih lemah.

  • 44. Jadi, ada lima cara untuk meramalkan kemenangan.
  • 45. Ia yang tahu kapan ia dapat terlibat dalam pertempuran dan kapan tidak melakukannya akan menang.

(hlm. 93)

  • 46. Ia yang memahami bagaimana menempatkan pasukan yang besar dan kecil (sesuai keadaan pertempuran) akan menang.
  • 47. Ia yang mampu menyatukan dirinya sendiri dengan para perwira dan prajuritnya sehingga menjadi satu pikiran, semangat, dan tujuan akan menang.

(hlm. 94)

  • 48. Ia yang proaktif dan memiliki persiapan yang baik, serta menunggu musuh yang tidak siap akan menang.
  • 49. Ia (sang jenderal) yang cakap dan tidak harus menghadapi campur tangan seorang penguasa akan menang

(hlm. 95)

  • 50. Kelima faktor ini memberikan kunci dan dasar pemikiran untuk meramalkan dan memahami kemenangan.

(hlm. 96)

  • 51. Jadi di sini dikatakan: ia yang mengenal pihak lain (musuh) dan mengenal dirinya sendiri, tidak akan dikalahkan dalam seratus pertempuran.

Sebelum dua pasukan saling berperang, mereka tidak bisa dianggap musuh. Paling-paling, keduanya adalah dua pihak yang saling bertentangan.

(hlm. 97)

Hasil perundingan itu bisa sangat tak terduga. Sebagai contoh, keduanya bisa saja memasuki suatu bentuk persekutuan yang strategis atau bahkan akhirnya menjadi mitra yang strategis.

Misalnya, konsumen, pemasok, distributor, agen, bankir, politikus, anggota serikat buruh, dan sebagainya. Jelas, mereka adalah pihak-pihak lain, bukan musuh.

(hlm. 98)

Jika musuh lebih kuat, tentu dalam perbandingan ini Anda lebih lemah. Dengan kata lain, entah apakah Anda kuat atau lemah, itu tidak tergantung dari diri Anda sendiri, tetapi musuh.

Kedua, dalam hal sumberdaya dan pasukan yang ada, Anda secara relatif statis.

Ketiga, dengan mengetahui musuh terlebih dahulu, Anda akan belajar menghindari kekuatannya dan menyerang di daerah kelemahannya.

Intinya, dalam peperangan, musuh senantiasa berubah. Sungguh, tidak ada musuh yang selalu konstan.

  • 52. Ia yang tidak mengenal pihak lain (musuh) tetapi mengenal dirinya sendiri memiliki suatu peluang yang seimbang untuk menang atau kalah.

(hlm. 99)

  • 53. Ia yang tidak mengenal pihak lain (musuh) dan dirinya sendiri cenderung kalah dalam setiap pertempuran.

Pertama, cuaca dan dataran memengaruhi kedua belah pihak-yakni, musuh dan diri sendiri.

Kedua, bab ini adalah tentang Seranagn Strategis (mou gong) terhadap musuh, dengan demikian, Sun Zi mungkin memusatkan analisisnya pada pengenalan pihak lain (musuh) dan diri sendiri.

(hlm. 100)

Namun, jika kemungkinan untuk menang adalah nol atau hampir nol, cuaca dan dataran tidak banyak membantu. Bila Anda kalah dalam hal jumlah, persenjataan, dan peralatan dibandingkan musuh, cuaca dan dataran tidak banyak membantu Anda.

“Kenali pihak lain, kenali diri Anda sendiri, maka kemenangan Anda akan menjadi tak terbatas.

Keterangan

Menawan musuh secara utuh dan bukan menghancurkannya. Baginya, kemenangan bukan sekadar menghancurkan musuh, melainkan tentang menjadi lebih kuat.

(hlm. 101)

Carl von Clausewitz (1780—1831), misalnya, adalah seorang pendukung penggunaan pasukan untuk menghancurkan musuh secara cepat, bahkan sebelum mempelajari berbagai alternatif lain seperti perundingan. Sungguh, Clausewitz, yang karyanya dengan judul On War diterbitkan oleh istrinya pada tahunn 1832, mendekati perang dari suatu sudut pandang ilmu militer, dan logika Barat yang khas (berbagai pendapat yang dilihat dari sudut pandang “Akal”) dapat diketemukan di sepanjang tulisannya.

Menangkap Seluruhnya secara Utuh

Kebutuhan untuk mempertahankan sumberdaya dan meminimalkan pengeluaran. Karena itu, ia menyarankan suatu pilihan untuk menangkap seluruh sasaran secara utuh alih-alih menghancurkannya.

(hlm. 102)

Pertama, kemenangan mungkin datang setelah membebani diri sendiri dengan biaya tinggi, termasuk menyusutnya sumberdaya negara dengan parah (lihat banyak argumen yang disebutkan dalam Bab 2). Kedua, sementara musuh mungkin tertekan dengan kekuatan yang brutal, tidak ada jaminan Anda dapat menaklukan kehendak dan tekadnya.

Empat Tahap dalam Serangan Strategis

  1. Menang melalui penyusunan strategi. Ini berarti mengalahkan musuh pada setiap tahap pembuatan rencana dan strategi sedemikian rupa sehingga ia bahkan tidak akan berani bergerak. Tujuan keseluruhannya didorong oleh keinginan untuk menghindari konflik bersenjata apa pun.

(hlm. 103)

Mungkin mencoba membangun suatu pasukan yang tak tertandingi sebagai suatu pencegahan terhadap musuh. Pada saat-saat lain, dengan mengetahui berbagai rencana ambisius musuh, seseorang dapat dengan cepat terlibat dalam suatu persekutuan strategis dengan kekuatan-kekuatan yang ada di sekelilingnya.

Membujuk beberapa jenderal Irak untuk menyeberang ke pihak Amerika dan menggulingkan Saddam Hussein. Upaya ini semakin dipergencar ketika perang dimulai. Tujuan dari operasi psikologis CIA sangatlah jelas, yaitu untuk menghindarkan suatu pertempuran habis-habisan melawan Irak.

(hlm. 104)

  • Mengacaukan berbagai persekutuan strategis
  • Menyerang musuh secara langsung. Hal ini mencakap mengejar panglima tertinggi, para jenderal penting, dan para perwira senior.

Ini karena  dalam peperangan zaman modern, banyak sistem persenjataan yang dikendalikan oleh komputer.

(hlm. 105)

  • Menyerang habis-habisan kota-kota berbenteng.
  1. Menaklukan musuh tanpa harus bertempur
  2. Menawan kota-kota tanpa harus menyerangnya
  3. Menaklukan negara-negara tanpa membutuhkan waktu lama

(hlm. 106)

Aturan Bertempur

  1. Bila jumlah pasukan Anda lebih besar daripada musuh dengan perbandingan 10:1, Anda harus mengepungnya
  2. Bila jumlah pasukan Anda lebih besar daripada musuh dengan perbandingan lima banding satu, seranglah ia
  3. Bila jumlah pasukan Anda lebih besar daripada musuh dengan perbandingan dua banding satu, lebih baik Anda mengalihkan perhatiannnya sebelum melancarkan serangan apa pun
  4. Bila jumlah pasukan Anda sama dengan musuh, pasukan penyerang masih harus mempertimbangkan dengan hati-hati apakah ia akan bertempur dengan musuh

(hlm. 107)

  • Bila jumlah pasukan Anda lebih kecil dari musuh, kemampuan untuk melarikan diri menjadi penting
  • Bila jumlah pasukan Anda kalah jauh dari pasukan musuh, pilihan terbaik adalah menghindari pertemuan dengan musuh

(hlm. 108)

  1. Mencampuri komando dan gerakan militer ketika ia tidak memiliki pengetahuan tentang masalah itu
  2. Mencampuri administrasi angkatan bersenjata ketika ia tidak tahu-menahu mengenai urusan seperti itu
  3. Mencampuri otoritas dan tanggung jawab militer ketikaia hanya memiliki sedikit pengetahuan tentang itu

(hlm. 109)

Sun Zi dengan jelas mengakui pemisahan otoritas sipil dari kepemimpinan militer. Hubungan simbiosis mereka juga digambarkan di sini. Selama masa damai, pemerintahan sipil akan mendominasi dan menggantikan kepemimpinan militer. Namun ketika saat perang tiba, pemerintahan sipil harus belajar mengandalkan kepemimpinan militer dan menghindari campur tangan dalam hal komando dan jalannya pertempuran.

Cara Meramalkan Kemenangan

  1. Seorang jenderal harus memiliki suatu naluri yang kuat mengenai penentuan waktu (lihat baris 3.45) dalam memutuskan kapan waktu yang tepat untuk bertempur melawan musuh.

(hlm. 110)

  • Seorang jenderal harus tahu bagaimana menempatkan berbagai tipe dan ukuran pasukan yang berbeda-beda
  • Seorang jenderal harus mampu mempersatukan para prajurit dan perwiranya
  • Seorang jenderal harus siap dan proaktif
  • Seorang jenderal harus mampu melaksanakan komando sepenuhnya tanpa campur tangan politis

Kenali Pihak Lain, Kemudian Kenali Diri Sendiri

Kenali diri sendiri, kenali pihak lain; seratus pertempuran, seratus kemenangan.

       (hlm. 111)

Perkataan di atas sering dibutuhkan dengan Sun Zi. Ini tidak tepat. Sebenarnya, perkataan itu dipopulerkan oleh Mao Ze-dong, mendian pemimpin China.

(hlm. 113)

BAB 4

PENYUSUNAN BALA TENTARA

Xing dapat memiliki banyak arti, tergantung pada keadaan di mana kata itu dapat berarti perubahan (xian bian), formasi dan struktur (xing shi), situasi (xing shi), kondisi (xing tai), postur (xing xiang), penyusunan (xing zhuang), dan gambaran/citra (xing xiang).

  • 1. Sun Zi mengatakan bahwa pada zaman kuno, orang yang terampil dalam peperangan memastikan bahwa mereka tidak akan terkalahkan dan kemudian menanti peluang untuk mengalahkan musuh.

(hlm. 114)

  • 2. Kemampuan untuk mencegah kekalahan tergantung pada diri sendiri, sementara peluang untuk menang tergantung pada musuh.
  • 3. Jadi, orang-orang yang terampil dalam peperangan dapat memastikan bahwa mereka tidak akan terkalahkan oleh musuh, tetapi tidak akan terkalahkan oleh musuh, tetapi tidak akan mampu memastikan kemenangan atas musuh.

(hlm. 115)

  • 4. Dengan demikian, dikatakan bahwa seseorang mungkin mampu meramalkan kemenangan, tetapi tidak serta-merta mampu memperolehnya.

Bu ke qiang qiu yang berarti seseorang tidak bisa menuntut dengan menggunakan kekerasan.

  • 5. Orang-orang yang tidak bisa menang harus bertahan.

(hlm. 116)

  • 6. Orang-orang yang mempu menang harus menyerang.
  • 7. Bertahanlah ketika kekuatan dan sumber daya tidak mencukupi.

(hlm. 117)

  • 8. Seranglah bila pasukan dan sumberdaya Anda lebih dari berlimpah.

(hlm. 118)

  • 9. Seorang ahli pertahanan mampu menyembunyikan pasukannya dengan berbagai cara dan tempat yang paling rahasia di Bumi.

(hlm. 119)

  1. Jiu quan secara harfiah berarti sembilan mata air.
  2. Jiu long secara harfiah berarti sembilan naga, dan jiu ling zhi zun digunakan untuk menunjuk kepada kaisar.
  3. Jiu niu yi mao secara harfiah berarti sehelai rambut dari sembilan sapi (kulit binatang).

(hlm. 120)

  • 10. Seorang ahli penyerangan mampu menempatkan para prajuritnya dengan cara yang ada di luar pemikiran siapa pun.
  • 11. Dengan demikian, ia tidak saja mampu mendapatkan keamanan terbesar bagi dirinya sendiri, tetap juga mempu mengamankan kemenangan yang paling sempurna (terhadap musuh).

(hlm. 121)

  • 12. Meramalkan suatu kemenangan yang tidak dapat melampaui apa yang bisa diketahui oleh setiap orang biasa bukanlah tanda dari seorang ahli strategi militer besar.
  • 13. Memenangkan suatu pertempuran yang membutuhkan perjuangan keras dan dipuji oleh masyarakat juga bukanlah tanda seorang ahli peperangan.

(hlm. 122)

  • 14. Ini seperti menanggalkan sehelai rambut di musim gugur-ini bukanlah indikasi kekuatan yang hebat.
  • 15. Dapat melihat Matahari dan Bukan bukanlah petunjuk bagi visi yang jelas.

(hlm. 123)

  • 16. Mampu mendengarkan suara deru petir bukanlah petunjuk dari pendengaran yang tajam.

(hlm. 124)

  • 17. Yang dimaksud oleh para orang bijak zaman dahulu dengan orang yang ahli berperang adalah seseorang yang unggul dan memperoleh berbagai kemenangan dengan memilih musuh yang dapat dengan mudah ditaklukan.
  • 18. Jadi, orang yang ahli berperang meraih kemenangan tanpa menjadi dikenal karena kebijaksanaan dan reputasinya, begitu pula karena keberanian dan jasanya.

(hlm. 125)

Dengan kata lain, ahli perang yang sebenarnya adalah orang yang “tidak berwajah”. Inilah sebabnya ia tidak dikenal, dan karena itu, ia juga semakin tidak mudah diserang. Hal ini membuat musuhnya lebih sulit mengukur siapa ia dan apa yang ada di dalam pikirannya. Demikianlah kebenaran dan kehausan tertinggi dari nasihat ini!

  • 19. Jadi, ia memenangkan pertempuran dengan percaya diri dan tanpa membuat kesalahan.
  • 20. Ia tidak melakukan kesalahan karena ia mengambil berbagai tindakan, kebijakan, dan strategi yang pasti mengarah pada kemenangan.
  • 21. Ia menang karena ia memilih untuk bertempur dengan musuh yang telah ada dalam posisi kalah.
  • 22. Karena itu, orang yang ahli berperang menempatkan deirinya sendiri dalam posisi di mana kekalahan tidak mungkin terjadi, dan ia tidak kehilangan satu peluang pun untuk mengalahkan musuh.

(hlm. 126)

  • 23. Dengan demikian, suatu pasukan yang menang memastikan bahwan ia akan menang, bahkan sebelum ia maju bertempur.
  • 24. Suatu pasukan yang kalah terlibat dalam pertempuran lebih dahulu dan kemudian berusaha mendapatkan kemenangan.

(hlm. 126-127)

Karena tidak mengadakan persiapan yang cukup untuk bertempur, tidak mengenal musuh dengan baik, tidak mengetahui bagaimana memanfaatkan cuaca serta dataran yang dapat menguntungkannya, dan sebagainya.

(hlm. 127)

  • 25. Orang yang ahli berperang tidak saja mengembangkan kode moralnya tetapi juga memelihara hukum dan ketertiban.
  • 26. Dengan cara ini, ia mampu mengembangkan berbagai kebijakan yang menentukan kemenangan dan kekalahan dalam perang.

(hlm. 128)

  • 27. Sekarangmah dalam peperangan, evaluasi harus dilakukan sebagai berikut: Pertama, memperkirakan tingkat kesulitan; kedua, menilai cakupan operasi; ketiga, menghitunf kekuatan sendiri; keempat, membandingkan kekuatan; dan kelima, menetapkan peluang untuk menang.

(hlm. 129)

  • 28. Berdasarkan sifat dataran, derajat kesulitan (bagi operasi militer) diperkirakan.
  • 29. Berdasarkan perkiraan tentang derajat kesulitan, cakupan dari operasi (bagi gerakan militer) ditaksir.
  • 30. Berdasarkan penaksiran cakupan operasi, perhitungan tentang kekuatan sendiri (yang akan dikerahkan untuk operasi militer) dilakukan.

(hlm. 130)

  • 31. Berdasarkan perhitungan atas kekuatan sendiri, perbandingan dievaluasi dalam hubungannya dengan kekuatan musuh.
  • 32. Berdasarkan perbandingan kekuatan dari kedua belah pihak, peluang untuk menang dapat ditentukan.
  • 33. Jadi, suatu pasukan yang jaya itu seperti seorang berbobot sangat berat yang diadu dengan musuh yang berbobot sangat ringan.

(hlm. 131)

Menurut catatan kuno, 24 yi sama dengan satu ons-nya China, dan 24 ons China (liang) sama dengan satu zhu. Jadi, satu zhu sama dengan 576 yi.

  • 34. Suatu pasukan yang kalah itu seperti seorang berbobot sangat ringan yang melawan musuh dengan bobot sangat berat.

(hlm. 132)

Sebagaimana dikatakan oleh Sun Zi, jika musuh jauh lebih unggul daripada Anda, lebih baik menghindarinya dan mencari jalan untuk meloloskan diri darinya.

  • 35.  Orang yang ahli berperang mampu memeriintahkan dan mengarahkan prajuritnya untuk bertempur seperti pancaran kuat dari air yang terjun ke bawah dengan cepatnya dari ketinggian ribuan kaki. Demikianlah penyusunan dari suatu pasukan yang kuat dan jaya.

(hlm. 133)

Ren adalah suatu pengukuran China kuno untuk mengukur panjang atau tinggi yang berasal dari Zaman Zhou (zhou shi dai), sekitar 1100—221 SM. Periode Musim Semi dan Musim Gugur (chun qiu shi dai) tahun 770—476 SM dan periode Negara-negara Perang (zhan guo shi dai) tahun 475—221 SM adalah masa-masa dalam Periode Zhou (zhou shi dai). Menurut catatan China, 1.000 ren (qian ren) sekarang sama dengan 6.480 kaki atau sekitar 2.073 m.

(hlm. 136)

Tanda-tanda Seorang Ahli Strategi Besar

  1. Memilih musuh yang dapat ditaklukan dengan mudah

(hlm. 137)

  • Ia sangat berhati-hati, tidak melakukan kesalahan
  • Ia terampil memanfaatkan setiap momentum

Kedua, di samping prestasinya yang luar biasa, seorang ahli strategi besar tetap menjadi seorang yang relatif tidak dikenal.

Karena ia jarang membuat kesalahan dan menang melalui memainkan strategi serta perencanaan yang terinci, musuhnya jarang mampu melihatnya beraksi di medan pertempuran.

(hlm. 139)

BAB 5

PASUKAN

  • 1. Sun Zi berkata: Mengelola pasukan besar sama dengan mengelola pasukan kecil.

(hlm. 140)

  • 2. Ini adalah masalah organisasi dan struktur.
  • 3. Mengarahkan dan mengendalikan suatu pasukan besar serupa dengan mengarahkan dan mengandalikan suatu pasukan kecil.

(hlm. 141)

  • 4. Ini adalah masalah formasi, komunikasi, dan isyarat.
  • 5. Kenyataan bahwa seluruh pasukan dapat menahan segala serangan musuh tanpa menderita kekalahan sama sekali adalah karena penggunaan berbagai strategi, pasukan, dan pendekatan secara langsung dan tidak langsung.

(hlm. 142)

  • 6. Ketika pasukan dipusatkan untuk menyerang musuh, pasukan itu harus seperti batu keras yang dilemparkan ke telur-telur.

(hlm. 143)

Ini karena melalui pemusatan pasukan, kekuatan dan daya mereka meningkat luar biasa besar.

  • 7. Ini adalah penerapan prinsip menggunakan kekuatan untuk menghantam kelemahan.

(hlm. 144)

  • 8. Dalam pertempuran, gunakanlah pasukan langsung untuk bertempur melawan musuh, dan pasukan tidak langsung untuk menang.

(hlm. 145)

  • 9. Jadi, seorang ahli perang mampu menggunakan berbagai pendekatan, strategi, dan tentara tidak langsung dalam banyak cara yang tidak terbatas, seperti kekuatan dan unsur alam yang selalu berubah serta seperti sungai dan kali yang mengalir tiada hentinya.

(hlm. 146)

  • 10. Mereka berakhir dan mulai lagi seperti peran yang senantiasa berubah dari Matahari dan Bulan.

(hlm. 147)

  • 11. Mereka mati dan bangkit lagi sama seperti perubahan empat musim.

Musim semi (chun), musim panas (xia), musim gugur (qiu), dan musim dingin (dong).

  • 12. Hanya ada lima nada musik dasar tetapi kombinasi dan perubahan urutan dari kelimanya menghasilkan lembar-lembar musik yang begitu bervariasi sehingga mustahil didengarkan semuanya.

Lima nada musik pada zaman China kuno dikenal sebagai gong, shang, jiao, zhi, dan yu. Selama Dinasti Tang (618—907 SM), kelima nada itu disebut he, si,yi, chi, dan gong. Kelima nada ini sesuai dengan nada pertama, kedua, ketiga, kelima, dan keenam dari alat musik modern.

  1. Wu fang yang mengacu pada lima arah, yakni timur (dong), barat (xi), selatan (nan), utara (bei), dan tengah (zhong yang)

(hlm. 148)

  • Wu guan yang mengacu pada lima bagian tubuh, yakni, telinga (er), mata (mu), mulut (kou), hidung (bi), dan tubuh (shen)
  • Wu jin yang mengacu pada lima logam, yakni emas (jin), perak (yin), tembaga (tong), besi (tie), dan timah (xi)
  • Wu xing yang mengacu pada lima unsur alam, yakni logam (jin), kayu (mu), air (shui), api (huo), dan bumi (tu)
  • 13. Hanya ada lima warna utama tetapi campuran dan paduan kelimanya menghasilkan begitu banyak gambar sehingga kita tidak mungkin memandang semuanya.

Wu se mengacu pada lima warna utama, yaitu hijau (qing), kuning (huang), merah (chi), putih (bai), dan hitam (hei). Kedua kata terakhir ini telah menginspirasi banyak frasa lain dalam bahasa China, seperti wu guang shi se , wu cai bin fen, wu yan liu se, dan wu se ban lan.

  • 14. Hanya ada lima rasa dasar tetapi perpaduan dan percampuran dari semua itu menghasilkan begitu banyak rasa sehingga tidak mungkin merasakan semuanya.

(hlm. 149)

Keempat  anggota tubuh (kedua tangan dan kaki) dan kepala korban diikat dengan tali yang masing-masing diikatkan pada seekor kuda.

(hlm. 150)

Wu ti tou di mengacu pada postur bersujud di mana kedua tangan, kedua lutut, dan kepala harus menyentuh lantai. Sekarang, ungkapan ini digunakan untuk mencerminkan penghormatan tertinggi yang dapat diperoleh seseorang dari orang lain.

  • 15. Dalam keadaan dan kondisi pertempuran apa pun, hanya ada pendekatan dan pasukan yang langsung dan tidak langsung.
  • 16. Bagaimanapun juga, kemungkinan kombinasi, perubahan, dan manuver antara (pendekatan dan pasukan) yang langsung dan yang tidak langsung adalah tidak terbatas dan melampaui pemahaman.

(hlm. 151)

  • 17. (pendekatan dan pasukan) yang langsung dan tidak langsung mendukung dan memperkuat satu sama lain.
  • 18. Interaksi dan kombinasi keduanya adalah sama seperti dua cincin yang saling terkait di mana segala kemungkinan awal dan akhir dari keduanya tidak pernah dapat ditentukan.
  • 19. Bila air yang menyembur sangat deras melemparkan bebatuan dan mendorong batu-batu besar, ini karena kekuatan yang diciptakan oleh daya geraknya.

(hlm. 152)

  • 20. Ketika serangan ganas dari seekor rajawali menghancurkan tubuh mangsanya, ini karena serangan itu dilakukan pada momen dan penentuan waktu yang tepat.

(hlm. 153)

  • 21. Jadi, kekuatan dan daya gerak dari seorang ahli perang begitu besar dan ganas, dan pemilihan waktunya dalam menyerang sangat tepat dan cepat.

(hlm. 154)

  • 22. Cara berdiri dan kekuatan (potensial)-nya seperti busur yang di regangkan sepenuhnya, dan pemilihan waktunya tepat seperti dilepaskannya pemicu (dari busur).
  • 23. Di tengah ketidakteraturan dan kekacauan perang, sementara prajurit harus bertempur di dalam situasi yang kacau balau, mereka harus tetap tertib dan terkendali.

(hlm. 155)

  • 24. Di tengah kebingungan dan kekacaubalauan pertempuran, seorang (jenderal) harus tetap mampu mengerahkan para prajurit dari segala arah dan menempatkan mereka sedemikian rupa sehingga mereka tak dapat dikalahkan.

(hlm. 156)

  • 25. Untuk berpura-pura kacau balau (di hadapan musuh dalam pertempuran), seseorang harus memiliki disiplin yang ketat.

(hlm. 157)

  • 26. Untuk berpura-pura menjadi pengecut (di hadapan musuh), seseorang harus memiliki keberanian yang besar.
  • 27. Untuk berpura-pura lemah dan rapuh (di hadapan musuh), seseorang harus memiliki pasukan yang sangat unggul.
  • 28. Keteraturan atau kekuasaan bergantung pada organisasi dan struktur.

(hlm. 158)

  • 29. Keberanian atau kepengecutan bergantung pada postur dan keadaan.
  • 30. Kekuatan atau kelemahan bergantung pada formasi dan penyusunan pasukan.

(hlm. 159)

  • 31. Jadi, seorang ahli perang memanipulasi gerakan musuh dengan menciptakan berbagai keadaan dan situasi sedemikian rupa sehingga musuh akan mengikuti.
  • 32. Pikatlah musuh dengan memberikan sesuatu yang pasti diinginkannya.

(hlm. 160)

  • 33. Pikatlah musuh untuk bergerak dengan berbagai keuntungan yang diinginkannya dan kemudian gunakanlah tentara yang bersembunyi untuk menanti dan menyergapnya.
  • 34. Jadi, seorang ahli perang mencari kemenangan dari berbagai situasi serta kondisi pertempuran dan tidak semata-mata mengandalkan segala upaya para perwira dan prajuritnya.

(hlm. 161)

  • 35. Dengan demikian, ia mampu meraih orang-orang yang tepat (para perwira dan prajurit) dan memercayai mereka untuk mengeksploitasi berbagai situasi dan kondisi pertempuran.

(hlm. 162)

  • 36. Orang yang mengetahui bagaimana mengeksploitasi situasi dan kondisi pertempuran mampu memimpin prajurit-prajuritnya dalam pertempuran seperti menggelindingkan batang kayu dan batu besar.

(hlm. 163)

  • 37. Sifat kayu gelondong dan batu besar adalah sedemikian rupa sehingga ketika keduanya berada di tempat yang rata, mereka akan tetap diam, ketika keduanya berada di dataran yang tidak rata dan miring, mereka akan bergerak.

(hlm. 164)

  • 38. Jika mereka berbentuk segi empat, mereka berhenti bergerak; jika mereka berbentuk bulat, mereka menggelinding.

(hlm. 165)

  • 39. Jadi, seorang ahli perang menciptakan berbagai situasi, postur dan daya gerak yang menyerupai batu besar yang sangat tinggi di pegunungan; inilah yang dimaksudkan dengan kekuatan yang diciptakan oleh suatu pasukan yang dipimpin dengan baik.

(hlm. 171)

BAB 6

KELEMAHAN DAN KEKUATAN

Hal ini sangat bertentangan dengan Barat di mana orang cenderung berbicara tentang kekuatan sebelum kelemahan. Ini merupakan perbedaan budaya yang berarti dan penting dalam penyajian, yang layak mendapatkan perhatikan. Orang China memulai dengan menjadi lemah dan rendah hati sebelum memperhatikan kekuatan mereka dan mencari berbagai peluang.

(hlm. 172)

  • 1. Sun Zi berkata: orang-orang yang tiba pertama di medan pertempuran akan memiliki waktu yang cukup untuk beristirahat dan bersiap-siap untuk melawan musuh.

(hlm. 173)

  • 2. Orang yang terlambat tiba di medan pertempuran akan harus terburu-buru masuk ke dalam pertempuran padahal tenaga mereka sudah terkuras.
  • 3. Jadi, seorang ahli perang berupaya mengendalikan dan memanipulasi musuh alih-alih dikendalikan dan dimanipulasi oleh musuh.

(hlm. 174)

  • 4. Ia dapat menyebabkan musuhnya tiba seturut keinginannya dengan memikatnya dengan berbagai keuntungan.

(hlm. 175)

  • 5. Ia mencegah kedatangan musuh dengan menciptakan berbagai bahaya dan kerugian (potensial).
  • 6. Jadi ketika musuh beristirahat dengan baik, buatlah ia tertekan dan lelah.

(hlm. 176)

  • 7. Bila ia memiliki persediaan makanan yang cukup, buatlah ia kelaparan.
  • 8. Bila ia berkemah dengan baik dan merasa nyaman, pancinglah ia agar pindah.
  • 9. Seranglah tempat-tempat di mana musuh harus buru-buru menyelamatkan diri.

(hlm. 177)

  • 10. Bergeraklah dengan cepat di rute-rute di mana musuh paling tidak menyangka.
  • 11. Suatu pasukan dapat melakukan perjalanan sejauh seribu mil tanpa merasa tertekan dan terkuras tenaganya karena pasukan itu bergerak di tempat-tempat di mana tidak ada musuh.

(hlm. 178)

  • 12. Agar yakin dapat menangkap apa yang Anda serang, seranglah tempat yang tidak dipertahankan musuh atau di mana pertahanannya lemah.
  • 13. Agar yakin dapat mempertahankan apa yang Anda pertahankan hendaknya Anda mempertahankan sebuah tempat di mana musuh tidak memiliki keberanian untuk menyerang atau tempat di mana pertahanan yang ada sangat kuat untuk menghadapi serangan.

(hlm. 179)

  • 14. Jadi, si ahli serangan menyerbu tempat-tempat di mana musuh tidak mengetahui cara untuk bertahan.
  • 15. Sang ahli pertahanan melindungi tempat-tempat di mana musuh tidak tahu bagaimana untuk menyerang.
  • 16. Demikianlah kerumitan dan kehalusan seorang ahli perang sehingga ia seolah tak terlihat dan tanpa jejak.

(hlm. 180)

  • 17. Demikianlah misteri dan mitos seorang ahli perang bahwa ia tidak terdengar ataupun terdeteksi.

(hlm. 181)

  • 18. Sungguh, ia dapat menjadi orang yang menentukan nasib musuh.
  • 19. Ia mampu tanpa perlawanan apa pun karena ia mempercepat  laju di sepanjang daerah (dan rute) yang tidak dipertahankan oleh musuh.

(hlm. 182)

  • 20. Ia mampu mundur tanpa dikejar karena ia menarik diri dengan kecepatan yang jauh lebih tinggi daripada musuh.

(hlm. 183)

  • 21. Jadi, ketika saya berhasrat untuk pergi berperang, musuh, meskipun berada di belakang tembok-tembok yang tinggi dan parit-parit yang dalam, tidak akan memiliki pilihan kecuali bertempur melawan saya.
  • 22. Ini karena saya memilih untuk menyerang daerah-daerah yang harus ia selamatkan dan lindungi.

(hlm. 184)

  • 23. Ketika saya memutuskan untuk tidak bertempur, meskipun saya mungkin menduduki suatu tempat dan tidak membangun pertahanan apa pun (seperti sekadar menarik garis demarkasi di tanah untuk mempertahankannya), musuh masih tidak akan mampu melancarkan perang melawan saya.

(hlm. 185)

  • 24. Ini karena saya (menggunakan berbagai taktik dan tipu muslihat yang) bertentangan dengan aturan normal pertempuran dan mencegahnya agar tidak meraih tujuan yang ia inginkan.

(hlm. 186)

  • 25. Jadi, jika saya dapat menyingkapkan susunan musuh sementara tetap menyembunyikan diri sendiri, saya dapat tetap menjaga pasukan saya tetap terpusat dan menyatu, dan memaksa pasukan musuh untuk terpecah-belah dan tercerai-berai.
  • 26. Jika saya dapat memusatkan dan menyatukan semua prajurit saya di sebuah tempat sementara prajurit musuh terpencar di sepuluh tempat yang berbeda, saya dapat menggunakan seluruh kekuatan saya untuk melawan sepersepuluh pasukannya.
  • 27. Jadi, saya akan menjadi pasukan yang unggul dalam hal jumlah dan lebih kuat dan ia akan menjadi pasukan yang lebih kecil dan lebih lemah.

(hlm. 187)

  • 28. Jika saya dapat menggunakan pasukan yang lebih kecil dan lemah, musuh yang bertempur melawan saya itu pasti akan dapat dikalahkan dengan mudah.
  • 29. Musuh tidak boleh mengetahui tempat (medan pertempuran) di mana saya bermaksud menyerang.

(hlm. 188)

  • 30. Jika musuh tidak tahu di mana tempat saya ingin menyerang, ia harus mempertahankan banyak tempat.
  • 31. Semakin banyak tempat yang dipertahankan oleh musuh, semakin terpencarlah pasukannya, dan semakin lemahlah pasukannya di titik yang akan saya serang.
  • 32. Jika ia memperkuat garis depan, ia akan memperlemah bagian belakang.

(hlm. 189)

  • 33. Jika ia mempertahankan bagian belakang, bagian depannya akan menjadi rapuh.
  • 34. Jika ia mempersiapkan bagian kirinya, ia akan memperlemah bagian kanannya.
  • 35. Jika ia memperkuat bagian kanannya, ia akan memperlemah bagian kirinya.
  • 36. Jika ia mencoba mempertahankan setiap tempat, ia akan sangat rentan di setiap tempat.

(hlm. 190)

  • 37. Inferioritas atau kelemahan dalam hal jumlah berarti Anda harus siap melawan musuh.
  • 38. Keunggulan atau kekuatan dalam hal jumlah berarti musuh harus bersiap melawan Anda.
  • 39. Jika Anda mengetahui lokasi medan pertempuran dan tanggal pasti bagi pertempuran, pasukan Anda dapat melakukan perjalanan seribu mil dan tetap siap untuk bertempur.

(hlm. 191)

  • 40. Jika Anda tidak mengetahui lokasi medan pertempuran dan tanggal persis bagi pertempuran, maka pasukan di sayap kiri Anda tidak dapat menyelamatkan pasukan di sayap kanan (bila mereka dalam kesulitan).

(hlm. 192)

Pada zaman China kuno, suatu pasukan yang sedang bergerak biasanya dibagi menjadi empat kelompok umum, yakni, barisan depan (pasukan deoan yang biasanya terdri dari prajurit elite); barisan belakang (ini adalah pasukan cadangan dan pendukung), sayap kiri, dan sayap kanan.

  • 41. Pasukan sayap kanan tidak akan mampu membantu pasukan sayap kiri (ketika mereka ada dalam kesulitan), pasukan depan tidak dapat memperkuat pasukan belakang, dan pasukan belakang tidak dapat menolong pasukan depan.

Pada zaman kuno, barisan depan akan berada bebrapa mil di depan barisan utama.

(hlm. 193)

  • 42. Masalah ini bahkan lebih rumit lagi mengingat pasukan terjauh mungkin berada pada jarak puluhan mil, dan pasukan terdekat terpisah beberapa mil jauhnya.

(hlm. 194)

  • 43. Menurut analisis dan evaluasi saya, rakyat Kerajaan Yue mungkin memiliki pasukan yag amat besar, tetapi apakah keunggulan dalam hal jumlah ini secara otomatis berarti mereka akan mendapatkan keuntungan tertentu dalam memenangkan pertempuran?

(hlm. 195)

Kerajaan Yue ada pada Periode Musim Semi dan Musim Gugur (chun qiu shi qi) pada kurun waktu 770 –476 SM. Menurut catatan sejarah, Sun Zi telah memberikan nasihat militer kepada Kerajaan Wu yang merupakan musuh utama Kerajaan Yue.

(hlm. 196)

Sun Zi Bingfa adalah suatu karya tulis militer yang ditulis oleh Sun Wu dan diberikan sebagai hadiah kepada Kaisar He Lu dari kerajaan Wu (Wu Wang He Zu) pada Periode Musim Semi dan Musim Gugur (chun qiu shi dai).

  • 44. Jadi saya katakan: Kemenangan dapat kita ciptakan.
  • 45. Meskipun musuh mungkin memiliki pasukan yang lebih besar dan lebih kuat, ia dapat dicegah dari berperang .

(hlm. 197)

Memang, inilah persisnya yang dilakukan oleh Vietkong terhadap Amerika selama Perang Vietnam di akhir tahun 1960-an sampai 1970-an, dan yang dilakukan oleh para pejuang Afganistan terhadap tentara Uni Soviet pada tahun 1980-an.

  • 46. Karena itu, buatlah taktik untuk mengetahui rencana dan strategi musuh sehingga dapat mengetahui kemungkinan kemenangan mereka (atas kita).

(hlm. 198)

  • 47. Pancinglah ia untuk mengetahui alasan dan dasar gerakan serta tindakannya.
  • 48 singgaplah susunan tentaranya untuk mengetahui kerentanan tempat (yang ia duduki).
  • 49. Lontarkan beberapa pertandingan melawan musuh untuk mengetahui bidang kekuatan dan kelemahannya.

(hlm. 199)

  • 50. Keterampilan tertinggi dalam penempatan pasukan adalah memastikan agar pasukan tidak memiliki formasi dan susunan yang tetap atau terus-menerus sama.

(hlm. 200)

  • 51. Tanpa formasi yang dapat diketahui dengan pasti, bahkan seorang mata-mata yang berhasil menyusup paling dalam dan penuh perhatian sekalipun tidak akan mampu menyelidiki dan memahami dan seorang ahli strategi yang paling bijaksana sekalipun tidak akan mampu membongkar rencana atau rencana rahasia Anda  untuk melawan Anda.

(hlm. 201)

  • 52. Kemenangan yang dicapai sebagai hasil dari menyesuikan diri dengan keadaan musuh tidak akan pernah dipahami oleh para prajurit (bahkan ketika ini disaksikan oleh mereka).

(hlm. 202)

  • 53. Setiap orang mungkin mengetahui formasi yang saya gunakan untuk mendapatkan kemenangan.
  • 54. Namun, tak seorang pun akan mengetahui segala jalan, metode, dan alasan di balik cara saya saat berusaha menciptakan kemenangan itu.

(hlm. 203)

  • 55. Karena itu, kemenangan yang dicapai dari setiap pertempuran terjadi karena berbagai strategi dan taktik yang tidak pernah diulang.
  • 56. Sebaliknya, semua (strategi dan taktik) bervariasi sesuai keadaan dengan berbagai kemungkinan yang tak terbatas.
  • 57. Prinsip yang mendasari penempatan militer dapat disamakan dengan air.

(hlm. 204)

  • 58. Ini adalah berbagai karakteristik yang melekat pada air yang mengalir untuk menghindari tempat tinggi dan bergerak cepat ke arah bawah.
  • 59. Dengan cara yang sama, susunan dan penempatan suatu pasukan harus menghindari kekuatan dan menyerang kelemahan.
  • 60. Sama seperti air mengendalikan alirannya sesuai dengan karakteristik daratan, sebuah pasukan harus menciptakan kemenangannya sesuai situasi musuh.

(hlm. 205)

  • 61. Jadi, dalam pelaksanaan perang, tidak ada situasi dan kondisi yang tetap, sama seperti air tidak memiliki bentuk dan konfigurasi yang terus-menerus sama.

(hlm. 206)

  • 62. Orang yang meraih berbagai kemenangan dengan menyesuaikan diri dengan berbagai kondisi dan situasi musuh yang senantiasa berubah dapat dianggap sebagai seorang tokoh terkenal di dalam peperangan.

(hlm. 207)

  • 63. Jadi, tidak ada jaminan kemenangan di antara lma unsur alam.

(hlm. 207-208)

Dalam siklus produktif, setiap unsur mendukung yang lain dan semuanya membentuk suatu siklus kehidupan. Jadi, air memberikan kehidupan kepada kayu (shui sheng mu) seperti pohon dan tanaman, kayu digunakan untuk menciptakan api (mu sheng huo), api meninggalkan abu dan nutrisi yang menyuburkan tanah atau Bumi (huo sheng tu), Bumi pada gilirannya mengandung dan memproduksi logam (tu sheng jin), dan logam-seperti pada wadah- digunakan untuk menampung air (jin sheng shui), air memberikan kehiduppan bagi kayu (shui sheng mu) dan siklus produktif pun berlanjut

Jadi, air mematikan api (shui ke huo), api melelehkan logam (huo ke jin), logam memotong kayu (jin ke mu), kayu memakan tanah (mu ke tu), tanah atau Bumi menghisap air (tu ke shui), air mematikan api (shui ke huo), dan lingkaran destruktif pun berlanjut.

  • 64. Tidak ada yang permanen bagi setiap musim dari empat musim yang ada.

(hlm. 209)

  • 65. Ada hari-hari yang pendek dan hari-hari yang panjang.

Sebagai contoh, pada musim panas, siang hari cenderung sangat panjang dengan Matahari yang terbenam sangat larut, yaitu pada pukul 21.00 atau 22.00. sebaliknya, siang hari menjadi sangat pendek saat musim dingin ketika Matahari tenggelam lebih awal yaitu pukul 16.00.

  • 66. Ada perubahan bentuk Bulan di sepanjang bulan.

(hlm. 210)

Perubahan sungguh merupakan bagian kehidupan Bulan dan tak seorang pun dapat menghentikannya.

Keterangan

Jack Welch, CEO General Motors yang terkenal: “Jika Anda tidak memutuskan masa depan Anda sendiri, orang lain yang akan melakukannya bagi Anda.”

(hlm. 225)

BAB 7

MANUVER MILITER

  • 1. Sun Zi berkata: Dalam setiap operasi militer, jenderal pertama-tama akan mendapatkan perintah dari penguasanya.

(hlm. 226)

  • 2. Ia kemudian mengumpulkan prajurit dan memobilisasi warga negara (rakyat).
  • 3. Ia harus menyelaraskan (kepentingan dari) kelompok-kelompok yang berbeda ini dan membangun hubungan dan persaudaraan mereka dengan menempatkan mereka bersama dalam perkemahan.

(hlm. 227)

  • 4. Namun, tak satu pun dari hal-hal ini yang lebih sulit daripada manuver militer (yang ditujukan untuk mendapatkan kemenangan melawan musuh).

(hlm. 228)

  • 5. Kesulitan dalam seni bermanuver adalah mengubah rute yang sulit dan berat menjadi akses langsung (menuju musuh), dan mengubah keadaan yang membawa bencana menjadi situasi yang menguntungkan.

(hlm. 229)

Sesungguhnya, dalam Perang Dunia Kedua, para prajurit Inggris yang ditugasi untuk mempertahankan pulau Singapura sepenuhnya tidak menyadari adanya pasukan Jepang yang menyerang dengan menerapkan strategi ini. Tentara Inggris sama sekali tidak pernah membayangkan dan intelijen mereka pun tidak mampu memahami bahwa pasukan Jepang akan menyerang Singapura melalui Semenanjung Melayu. Rute melalui hutan belantara semenanjung itu sulit, berat, dan berbahaya untuk dilintasi. Hutan belantara di Semenanjung Melayu pada waktu tidak hanya penuh dengan wabah malaria, tetapi juga binatang buas, termasuk harimau. Akibatnya, tentara Inggris mengarahkan semua moncong senjatanya ke selatan karena mereka mengharapkan tentara Jepang akan menyerang dari laut. Namun, rute utara melalui hutan belantara Semenanjung Melayu, meskipun berat dan berbahaya adalah rute yang paling langsung. Rute itu juga merupakan rute yang paling langsung. Rute itu juga merupakan rute yang paling tidak diharapkan untuk dilalui. Tak heran, ketika pasukan Jepang muncul di pulau Singapura, tentara Inggris sedang tidur, dan pulau itu pun dapat direbut dengan mudah dan cepat.

(hlm. 230)

Dalam salah satu kisah, jenderal Qin yaitu Zhang Han diperintahkan untuk menaklukan negara Zhao. Kaisar dari negara Chu kemudian mengirimkan Jenderal Song Yi dan Xiang Yu untuk menyelamatkan negara Zhao. Namun, Song Yi begitu ketakutan sehingga ia tidak berani bergerak. Sebaliknya, ia memrintahkan pasukannya untuk berkemah di Zhanghe, selama lebih dari 40 hari. Merasa sangat kecewa atas sikap pengecut itu, Xiang Yu membunuh Song Yi dan menggerakkan pasukannya menyebrangi sungai untuk masuk ke medan pertempuran. Ketika menyeberangi Zhanghe, ia memerintahkan agar semua ketel dibanting dan semua perahu dihancurkan. Ia mengizinkan setiap prajurit untuk membawa bekal makanan hanya untuk tiga hari pertempuran. Ini untuk membawa bekal makanan hanya untuk tiga hari pertempuran. Ini untuk menunjukkan kepada mereka bahwa satu-satunya cara untuk dapat tetap hidup adalah benar-benar menghancurkan pasukan Qin. Tindakan ini meningkatkan semangat tempur pasukannya. Maka, setelah sembilan pertempuran yang menentukan di kota Julu, pasukan Xiang Yu menang dan namanya mendapat tempat dalam sejarah China.

  • 6. Jadi, majulah dengan menggunakan rute yang tidak langsung, dan pikatlah musuh dengan menawarkan berbagai keuntungan kecil sebagai umpan.

(hlm. 232)

  • 7. Dengan demikian, sementara Anda mungkin berangkat lebih lambat daripada musuh, Anda akan tiba lebih awal daripada dia.
  • 8. Orang yang mengetahui bagaimana melakukan hal ini memahami penggunaan berbagai strategi langsung dan tidak langsung.
  • 9. Jadi, dalam bermanuver ada berbagai keuntungan yang dapat diperoleh begitu pula bahaya serta bencana.

(hlm. 233)

  • 10. Orang yang mencoba memobilisasi suatu pasukan yang siap dan bersenjata lengkap untuk mengejar keuntungan dan perolehan akan terlambat dalam mendapatkan semua itu.

(hlm. 234)

  • 11. Orang yang mengirimkan suatu pasukan yang diperlengkapi seadanya untuk mengejar keuntungan dan perolehan kemungkinan besar akan dengan parah kehilangan perbekalan dan pasokan (di markasnya).

(hlm. 235)

  • 12. Suatu pasukan bisa saja membungkus dan menyimpan baju besi tentara (dan menggantikannya dengan seragam ringan) supaya dapat bergerak maju dengan cepat pada waktu malam dan siang hari tanpa istirahat sehingga mampu menempuh jarak dua kali lebih jauh.

(hlm. 236)

  • 13. Pasukan itu dapat melakukan perjalanan sejauh 100 mil untuk berlomba mendapatkan keuntungan atas musuh.
  • 14. Bagaimanapun, pasukan seperti ini cenderung merisikokan tertangkapnya jenderal-jenderal dari dari tiga divisinya.

(hlm. 237)

  • 15. Ini karena orang-orang yang lebih kuat dan lebih bugar akan berada di bagaian depan sementara orang-orang yang lebih lemah dan lelah akan berada jauh di belakang.

(hlm. 238)

  • 16. Sebagai akibatnya, hanya sepersepuluh dari para prajurit yang akan sampai tujuan.
  • 17. Pasukan ini juga dapat menempuh perjalanan sejauh 50 mil untuk berlomba mendapatkan berbagai keuntungan atas musuh.
  • 18. Dalam hal ini, jenderal dari barisan depan akan dipermalukan dan dikalahkan.
  • 19. Ini karena hanya setengah pasukan yang akan tiba di tempat tujuan.

(hlm. 239)

  • 20. Jika pasukan harus melakukan perjalanan sejauh 30 mil untuk berlomba mendapatkan keuntungan atas musuh, hanya dua pertiga dari para prajurit yang akan tiba di tempat tujuan.
  • 21. Dengan demikian, suatu pasukan tanpa peralatan berat dan pasokan akan hancur.

(hlm. 240)

  • 22. Suatu pasukan tanpa makanan dan beras yang cukup akan mati.
  • 23. Suatu pasukan tanpa perbekalan dan cadangan yang cukup tidak akan bertahan hidup.

(hlm. 241)

  • 24. Jadi, jika berbagai taktik dan tipu muslihat dari panglima-panglima perang negara tetangga tidak diketahui, seseorang seharusnya tidak tertarik untuk masuk ke dalam persekutuan apa pun dengan mereka.
  • 25. Orang-orang yang tidak mengetahui kondisi gunung-gunung berhutan, dataran berbahaya pada jalur-jalur pegunugan, serta rawa dan paya-paya berbahaya tidak akan mampu memimpin gerakan prajurit.

(hlm. 242)

  •  26. Orang-orang yang tidak menggunakan pemandu lokal tidak akan mampu mendapatkan keuntungan dari dataran.
  • 27. Jadi, perang didasarkan pada penerapan tipuan untuk mencapai keberhasilan.

(hlm. 243)

  • 28. Bergeraklah bila terdapat keuntungan yang bisa diperoleh.
  • 29. Ciptakan perubahan dalam berbagai situasi melalui penyebaran dan pamusatan pasukan.
  • 30. Jadi, ketika bergerak, jadilah tangkas dan tak tampak seperti angin.

(hlm. 244)

  • 31. Ketika sedang bergerak pelan, jadilah seagung hutan.

(hlm. 245)

  • 32. Ketika menyerang dan menjarah, jadilah seganas api.
  • 33. Ketika tidak sedang bergerak (seperti berkemah), jadilah kokoh seperti gunung.

(hlm. 246)

  • 34. Ketika dalam persembunyian (pasukan dan posisi), jadilah tak terlihat seperti kegelapan malam.

(hlm. 247)

  • 35. Ketika sedang menyerang dan mengempur, jadilah perkasa dan tanpa belas kasihan seperti gemuruh guntur dan kilatan petir.
  • 36. Ketika menjarah dan menguras kekayaan desa, kota, dan kota besar, bagilah hasil jarahan itu dengan pasukan.

(hlm. 249)

  • 37. Ketika menduduki wilayah-wilayah yang ditaklukan, bagilah perolehan (dengan para jenderal yang berkontribusi penting dalam operasi itu).
  • 38. Pertimbangkan dan pikirkan (hal-hal ini) secara hati-hati sebelum memutuskan untuk mengambil tindakan apa pun.

(hlm. 250)

Tindakan yang kedua mungkin mendorong kesombongan dan menyebabkan para jenderal “besar kepala”. Para jenderal itu mungkin akhirnya mengadakan pemberontakan melawan kaisar setelah diberi suatu daerah kekuasaan untuk membangun pasukannya sendiri.

  • 39. Mereka yang sebelumnya dapat menguasai keterampilan dalam menggunakan berbagai pendekatan,strategi, dan taktik tak langsung akan menang.

(hlm. 251)

  • 40. Demikianlah seni di balik memanuver pasukan militer.
  • 41. Menurut Buku Administrasi Militer, “Dalam pertempuran, karena komunikasi lisan tidak dapat didengar dengan jelas, canang dan genderang digunakan sebagai perintah.
  • 42. “Karena komunikasi visual dan kontak mata terhalang, berbagai panji dan bendera digunakan sebagai isyarat.

(hlm. 252)

  • 43. Sekarang tujuan penggunaan canang, genderang, bendera, dan panji adalah untuk menarik perhatian para prajurit dan memusatkan mereka untuk bertempur di bawah arahan komandan.
  • 44. Begitu pasukan bersatu sebagai satu tubuh, prajurit-prajurit yang berani tidak akan bergerak maju sendirian.

(hlm. 253)

  • 45. Orang-orang yang pengecut juga tidak akan mundur sendirian.
  • 46. Ini adalah seni memimpin pasukan yang besar dalam pertempuran.
  • 47. Untuk pertempuran di waktu malam, gunakan obor dan genderang.

(hlm. 254)

  • 48. Untuk pertempuran saat hari masih terang, gunakan lebih banyak panji dan bendera.
  • 49. Alat-alat komunikasi (canang, genderang, bendera, dan panji) yang berbeda-beda ini dirancang untuk memengaruhi indra dan penilaian musuh.

(hlm. 255)

  • 50. Jadi, alat-alat itu (obor yang dinyalakan dan genderang yang ditabuh pada waktu malam serta jumlah besar bendera dan panji saat hari terang) berfungsi menghancurkan semangat juang pasukan (musuh).

(hlm. 256)

  • 51. Terkait dengan para jenderal musuh, alat-alat itu (obor yang dinyalakan dan genderang yang ditabuh pada waktu malam serta sejumlah besar bendera dan panji saat hari masih terang) berfungsi untuk menggugurkan kebulatan tekad mereka.
  • 52. Pada awal operasi militer, semangat juang pasukan tinggi.
  • 53. Saat operasi militer, semangat juang pasukan tinggi.
  • 54. Menjelang berakhirnya operasi militer, keinginan untuk pulang ke rumah (markas) mulai muncul.

(hlm. 257)

  • 55. Oleh karena itu, sang ahli perang menghindar dari menghadapi pasukan musuh ketika semangat mereka tinggi.

(hlm. 258)

  • 56. Ia hanya menyerang mereka ketika semangat mereka loyo dan para prajurit mulai merasa rindu ingin pulang.

Bahkan, sebenarnya selama Perang Vietnam pada tahun 1960-an dan 1970-an, Vietkong menyempurnakan penerapan prinsip ini. Mereka secara konsisten menghindar dari berhadapan dengan para tentara Amerika yang baru saja tiba di Vietnam. Pada tahap ini, semangat para prajurit Amerika itu pasti sangat tinggi. Jadi, Vietkong bersembunyi di hutan belantara. Namun, begitu pasukan Vietkong mengetahui adanya pergantian tugas (yakni, pergantian prajurit), mereka akan mengirimkan beberapa penembak jitu untuk menggangu matras Amerika.

(hlm. 259)

Terkadang, mereka uga melakukan beberapa serangan kecil dam sporadis pada waktu malam terhadap markas Amerika. Pada tahap ini, para prajurit Amerika semuanya sudah ingin pulang ke rumah dan kewaspadaan mereka cenderung mengendur.

  • 57. Ini adalah pengendalian atas faktor semangat juang.
  • 58. Gunakan ketertiban dan stabilitas untuk menghadapi kekacaubalauan dan ketidaktertiban.

(hlm. 260)

  • 59. Gunakan ketenangan dan keteguhan untuk menghadapi keributan dan teriakan.

(hlm. 261)

  • 60. Ini adalah pengendalian atas faktor psikologis.

(hlm. 262)

  • 61. Gunakan kedekatan (pasukan) ke medan pertempuran untuk menghadapi musuh yang datang dari jauh.

(hlm. 263)

  • 62. Gunakan pasukan yang telah beristirahat dengan baik untuk menghadapi musuh yang sudah lelah dan terkuras tenaganya.

(hlm. 264)

  • 63. Gunakan pasukan yang terpelihara dan tercukupi makanannya untuk melawan musuh yang kekurangan makanan dan ransum.
  • 64. Ini adalah pengendalian atas faktor fisik.
  • 65. Jangan sekali-kali menghadapi musuh yang sedang mendekat dan memperlihatkan bendera dan panji-panji yang teratur rapi.

(hlm. 265)

  • 66. Jangan sekali-kali menyerang musuh yang sedang maju dan memperlihatkan formasi yang mengesankan dan teratur rapi.
  • 67. Ini adalah pengendalian atas faktor perubahan.
  • 68. Jadi, seni dalam menerapkan manuver militer mencakup sebagai begitu:

(hlm. 266)

  • 69. Jangan maju melawan musuh yang berkemah di tempat tinggi.
  • 70. Jangan bertempur dengan musuh yang sedang menyerang ke bawah dari punggung bukit yang tinggi.

(hlm. 267)

  • 71. Jangan mengejar musuh yang berputar-putar mundur dalam keputusasaan.
  • 72. Jangan menyerang pasukan elite musuh yang tangkas dan sangat termotivasi.

(hlm. 268)

  • 73. Jangan jatuh dalam umpan yang ditawarkan musuh.
  • 74. Jangan mencegat musuh yang sedang dalam perjalanan pulangke negara asalnya.

(hlm. 269)

Pada tahap ini, mereka berpikir tentang dan ingin pulang ke rumah, tetapi belum melakukan perjalanan kembali.

  • 75. Dalam mengepung musuh, selalu sediakan jalan baginya untuk meloloskan diri.

Karena, jika musuh sepenuhnya dikepung tanpa ada rute untuk meloloskan diri, ia terjepit ke sudut dan akan melawan Anda dengan gigih, bahkan sampai titik darah penghabisan. Jadi, bahkan jika akhirnya ia kalah, Anda pun akan menderita kerugian besar dan kehilangan banyak jiwa. Di lain pihak, dengan memberikan jalan untuk meloloskan diri, musuh hanya akan berpikir untuk meloloskan diri dan sama sekali kehilangan semangat untuk bertempur.

(hlm. 270)

  • 76. Jangan mengejar musuh yang putus asa dengan terlalu gencar.

Niao qiong ze bo, shou qiong ze shi. Ini berarti bila seekor burung putus asa, ia akan memberikan suatu perlawanan; bila seekor binatang terpojok, ia akan menggigit.

(hlm. 271)

  • 77. Ini adalah cara dan seni bermmanuver serta menempatkan para prajurit.

(hlm. 282)

BAB 8

BERBAGAI VARIASI DAN KEMAMPUAN BERADAPTASI

  • 1. Sun Zi berkata: Dalam suatu operasi militer, jenderal pertama-tama akan menerima perintah dari penguasanya.
  • 2. Kemudian ia mengumpulkan pasukan dan memobilisasi rakyat.
  • 3. Ketika berada di medan yang berbahaya, Anda tidak boleh berkemah

(hlm. 287)

  • 4. Ketika berada pada medan fokus, Anda harus berupaya untuk bersekutu dengan negara-negara tetangga.
  • 5. Ketika berada di medan yang terisolasi, Anda tidak boleh tinggal di sana.

(hlm. 289)

  • 6. Ketika berada di medan yang menyempit, Anda harus membuat rencana dan strategi.

(hlm. 290)

  • 7. Ketika berada di medan kematian, Anda harus bertanggung tak kenal lelah.

(hlm. 291)

  • 8. Ada sejumlah rute dan jalur yang tidak boleh diambil.
  •  9. Ada sejumlah pasukan dan prajurit yang tidak boleh diserang.

(hlm. 292)

  • 10. Ada sejumlah kota yang tidak boleh diserang.
  • 11. Ada beberapa medan yang tidak boleh dihadapi.
  • 12. Ada sejumlah perintah militer yang tidak perlu ditaati.

(hlm. 293)

Jiang zai wai, jun ming you suo bu shou, yang artinya bila seorang jenderal pergi keluar untuk melakukan suatu operasi militer, ada beberapa perintah dari kaisarnya yang dapat ia pilih untuk tidak ditaati. Satu asumsi penting untuk tidak menaati perintah adalah bahwa jenderal itu berada di medan perang dan memiliki penilaian terbaik mengenai kondisi pertempuran. Sebaliknya, panglima perangnya (atau penguasa) berada terlalu jauh dan terpisah sehingga tidak mengetahui segalanya secara terinci. Jadi, jenderal harus diberi kuasa untuk membuat keputusan terbaik dimedan perang, termasuk menaati setiap perintah yang diberikan oleh komando tertingginya atau tidak.

(hlm. 294)

  • 13. Jadi, jenderal yang mengetahui cara mengubah dan menyesuaikan diri pada keadaan yang berubah-ubah sehingga mampu mendapatkan berbagai keuntungan adalah jenderal yang terampil dalam menerapkan seni perang.
  • 14. Jenderal yang terbiasa dengan  daratan tetapi tidak mengetahui cara mengubah dan menyesuaikan diri dengan berbagai situasi yang berubah-ubah tidak akan mampu memanfaatkan apa yang ditawarkan oleh dataran itu.

(hlm. 295)

  • 15. Dalam komando militer, jika jenderal tidak dapat menguasai seni variasi dan kemampuan beradaptasi, ia tidak akan mampu menempatkan pasukannya untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal meskipun ia memahami lima pertimbangan strategis.

(hlm. 296)

  • 16. Jadi, ahli strategi yang bijaksana akan selalu menimbang-nimbang dan mempertimbangkan segala faktor yang mendukung dan tak mendukung dalam berbagai pertimbangan yang mendalam.

(hlm. 297)

  • 17. Dengan memfaktorkan berbagai faktor yang mendukung (di dalam berbagai faktor yang tidak mendukung), misi dapat dicapai dengan penuh keyakinan.
  • 18. Dengan memfaktorkan berbagai faktor yang tidak mendukung (dalam berbagai faktor yang mendukung), berbagai bencana dan krisis dapat dicegah.

(hlm. 298)

  • 19. Jadi, taklukan para panglima perang negara tetangga melalui penggunaan intimidasi dan ancaman.
  • 20. Usiklah dan lelahkan para panglima perang negara tetangga dengan terus-menerus menciptakan masalah dan kegiatan.
  • 21. Percepatlah dan arahkan gerakan para panglima perang dari negara tetangga dengan menawarkan berbagai keuntungan dan umpan.

(hlm. 299)

  • 22. Jadi, dalam pelaksanaan perang, seseorang tidak boleh mengandalkan kegagalan musuh untuk datang, melainkan pada kesiapan diri sendiri untuk menghadapinya.
  • 23. Seseorang tidak boleh mengandalkan diri pada kegagalan musuh dalam menyerang, tetapi pada kemampuan diri sendiri untuk membangun suatu pertahanan yang tak terkalahkan.

(hlm. 300)

  • 24. Jadi, ada lima bahaya yang akan menyerang setiap jenderal.

(hlm. 301)

  • 25. Jika ia sembrono, ia bisa terbunuh.

(hlm. 302)

  • 26. Jika ia pengecut dan begitu ingin hidup, ia dapat tertangkap.
  • 27. Jika ia cepat marah dan mudah marah, ia dapat dipancing.

(hlm. 303)

  • 28. Jika ia peka terhadap penghormatan, ia dapat dihina.
  • 29. Jika ia terlalu berbelas kasih kepada orang, ia akan di ganggu dan diusik.

(hlm. 304)

  • 30. Kelima sifat ini merupakan jebakan dan kesalahan terbesar seorang jenderal dan merupakan penyebab berbagai bencana dalam operasi militer mana pun.
  • 31. Kehancuran dari suatu pasukan dan kematian dari para jenderal disebabkan oleh kelima bahaya ini.

(hlm. 305)

  • 32. Semua itu harus dipelajari dan diperiksa secara menyeluruh.

(hlm. 315)

BAB 9

GERAKAN DAN PENEMPATAN PASUKAN

  • 1. Sun Zi berkata: dalam penempatan pasukan (untuk bertempur) dan dalam analisis serta penilaian atas musuh, prinsip-prinsip tertentu harus tetap diingat.

(hlm. 317)

  • 2. Setelah melintasi pegunungan, bergeraklah dan tetaplah berada dekat dengan lembah.

Karena, di sepanjang lembah para prajurit dan kawanan kuda tidak akan kekurangan makanan dan minuman.

  • 3. Untuk pandangan yang sulit ditaklukan dan memastikan segala peluang yang lebih baik guna bertahan hidup (melawan musuh), duduki tempat tinggi.

(hlm. 319)

  • 4. Bila musuh telah menduduki tempat yang tinggi, jangan coba menyerang.

Dalam peperangan di pegunungan, menyerang ke atas bukit adalah serangan yang melelahkan dan berbahaya. Lebih baik memancing musuh ke bawah. Pernyataan ini sangat serupa dengan pernyataan pada Baris 7.69 pada Bab 7.

  • 5. Ini adalah prinsip-prinsip untuk menempatkan pasukan di dataran pegunungan.

(hlm. 320)

  • 6. Setelah menyebrangi sungai, sebisa mungkin menjauhlah dari tepinya dan bergeraklah maju.

Pada saat yang sama, ketika diserang, sangat sulit untuk meloloskan diri melalui sungai.

  • 7. Bila suatu pasukan musuh yang menyerang sedang menyeberangi sungai, jangan pernah memeranginya di tengah-tengah sungai itu.

(hlm. 321)

Saat terbaik untuk menghadapi musuh yang semacam itu adalah tatkala pasukan itu baru saja menyeberangi sungai.

  • 8. Sebaliknya, biarkan setengah dari pasukan musuh menyeberangi sungai lebih dahulu, kemudian seranglah mereka sehingga Anda bisa mendapatkan keuntungan.

(hlm. 322)

  • 9. Jika Anda ingin sekali menyebrang musuh yang sedang maju menyerang, jangan menghadapinya di tempat di mana ia berencana menyebrangi sungai.

Ini karena di tempat penyebrangan sungai, musuh dalam keadaan paling waspada dan penuh perhatian.

  • 10. Untuk pandangan yang tak tertaklukan dan memastikan berbagai paluang yang lebih baik guna bertahan hidup (melawan musuh), duduki tempat yang tinggi.

(hlm. 323)

Termasuk mengetahui semua jalan dan rute pengunduran diri. Seperti halnya melancarkan serangan ke arah bawah, kita juga lebih mudah melancarkan suatu serangan ke muara daripada ke hulu.

  • 11. Jangan pernah bergerak ke hulu untuk memerangi musuh.
  • 12. Ini adalah prinsip-prinsip untuk menemaptkan pasukan dalam pertempuran di air.
  • 13. Ketika menyeberangi paya-paya dan rawa-rawa berair asin, bergeraklah cepat; jangan berlama-lama di sana.

(hlm. 324)

  • 14. Jika Anda harus memerangi musuh di paya-paya dan rawa-rawa berair asin, beradalah di dekat tempat-tempat yang penuh rerumputan dan di mana bagian belakang Anda adalah hutan.

Heroes of the Marshes (shui hu zhuan) akan mengetahui bahwa cukup banyak pertempuran strategis yang dilakukan di rawa-rawa di mana rerumputan membentuk latar belakang yang penting. Bahkan, sebenarnya rute jalan masuk bagi 108 pahlawan yang tinggal di Pegunungan Liang (liang shan) adalah melalui sungai-sungai, yang mana sebagian besar berupa rawa-rawa dan paya-paya. Rawa-rawa dan paya-paya ini membentuk rintangan alami dan jebakan tersembunyi bagi musuh yang mengancam.

(hlm. 325)

Rumput-rumput tinggi memberika kamuflase dan hutan yang lebat menandakan adanya daratan. Semua itu tidak saja menjamin kecukupan makanan dan pasokan air, tetapi juga menciptakan tempat-tempat perlindungan dan istirahat bagi pasukan. Selain itu, hutan menyediakan sebuah rute yang aman untuk mundur.

  • 15. Ini adalah prinsip-prinsip untuk menempatkan pasukan di paya-paya dan rawa-rawa berair asin.
  • 16. Pada daratan yang rata, duduki posisi-posisi yang membuat Anda nyaman untuk melakukan manuver.

(hlm. 326)

  • 17. Dengan memastikan pasukan di sayap kanan dan psukan pendukung berada di tempat yang lebih tinggi, bahaya dilokalisasi di bagian depan karena bagian belakang sudah aman.

Pada zaman kuno, pasukan pemanah biasanya ditempatkan di tempat yang lebih tinggi untuk memastikan bahwa musuh berada dalam garis pandang.

  • 18. Ini adalah prinsip-prinsip untuk menempatkan pasukan di dataran yang datar.

(hlm. 327)

  • 19. Dengan menguasai prinsip-prinsip bagi empat situasi yang berbeda untuk menempatkan pasukan, Kaisar Kuning mampu menaklukan para panglima perang lain di daerah-daerah sekitar.

Huang Di lazim dikenal dalam dongeng dan legenda China sebagai tokoh dongeng yang memerintah China sekitar tahun 2700 SM. Ia dikabarkan telah mempopulerkan warna kuning sebagai warna kekaisaran. Ketika wafat, ia diagungkan sebagai seorang kaisar dan karena tak seorang pun mengetahui namanya yang sebenarnya, selama Dinasti Han (206—221 M), sebuah kuburan megah dibangun untuk mengenangnya. Kuburan megah ini masih berdiri hingga sekarang, di daerah pinggiran kota Xi-an, China.

(hlm. 328)

  • 20. Secara umum, suatu pasukan lebih suka mengambil posisi ditempat tinggi dan sangat benci menduduki tempat yang rendah.

Pertama, dataran tinggi lebih banyak mendapatkan sinar Matahari, lebih kering, lebih bersih, dan dipenuhi udara segar. Dengan demikian, dataran tinggi pasti lebih baik bagi semangat dan kesehatan pasukan. Hal yang lebih penting lagi adalah bahwa dataran tinggi memberikan pandangan yang dominan. Jadi, lebih mudah untuk mendirikan pos-pos pengawasan guna memantau gerakan musuh. Musuh juga akan lebih sulit menyerang pasukan yang berkemah di dataran yang lebih tinggi. Para pembaca yang tidak asing dengan krisis Timur Tengah akan memahami mengapa orang Israel begitu enggan menyerahkan pendudukan atas Dataran Tinggi Golan. Dataran tinggi ini strategis karena memberikan pandangan yang menyeluruh terhadap daerah-daerah sekitar.

Di sisi lain, dataran rendah cenderung basah dan lembab, dengan pengairan yang buruk. Daerah ini dihuni banyak serangga yang menjakiti pasukan dengan sakit-penyakit. Jika tanah terdiri dari kayu yang basah, gerakan pasukan menjadi sangat terhambat. Ketika pasukan berada di dataran rendah, menjadi semakin sukarlah baginya untuk mambangun pos pengawasan sehingga posisi dan letak perkemahan dapat dengan mudah diketahui dan terlihat.

  • 21. Pasukan itu menyukai posisi yang terang dan bermandikan cahaya Matahari serta membenci tempat yang gelap dan tidak sehat.

(hlm. 330)

22. Pasukan itu lebih suka memelihara pasukannya menempatkan mereka di tempat di mana makanan dan pasokan melimpah.

Artikel Terkait

Dari Jokowi ke Harari oleh Rizal Mallarangeng

Asas Moral dalam Politik oleh Ian Shapiro

Kebijakan Ahok oleh Basuki Tjahaja Purnama

error: Content is protected !!