Berikut ini adalah kutipan-kutipan yang saya kumpulkan dari buku Teori Pertumbuhan Ekonomi karangan Boediono.
Tanpa harus membacanya semua, Anda mendapatkan hal-hal yang menurut saya menarik dan terpenting.
Saya membaca buku-buku yang saya kutip ini dalam kurun waktu 11 – 12 tahun. Ada 3100 buku di perpustakaan saya. Membaca kutipan-kutipan ini menghemat waktu Anda 10x lipat.
Selamat membaca.
Chandra Natadipurba
===
TEORI PERTUMBUHAN EKONOMI Edisi Pertama Dr. Boediono ISBN: 979-503-117-1
SERI SINOPSIS PENGANTAR ILMU EKONOMI NO.4 TEORI PERTUMBUHAN EKONOMI
Edisi Pertama Cetakan Pertama, Desember 1981 Cetakan Kedua, Februari 1983 Cetakan Ketiga, April 1985 Cetakan Keempat, Maret 1988 Cetakan Kelima, Februari 1992 Cetakan Keenam, Juli 1999
Oleh: Dr. Boediono Dicetak & Diterbitkan oleh: BPFE-YOGYAKARTA Yogyakarta Anggota IKAPI No-003
(hlm.1) BAB I TEORI PERTUMBUHAN EKONOMI PERTUMBUHAN EKONOMI Secara singkat, “pertumbuhan ekonomi” adalah proses kenaikan output per kapita dalam jangka panjang.
(hlm.2) TEORI PERTUMBUHAN EKONOMI Teori pertumbuhan ekonomi bisa kita definisikan sebagai penjelasan mengenai faktor-faktor apa yang menentukan kenaikan output per kapita dalam jangka panjang, dan penjelasan mengenai bagaimana faktor-faktor tersebut berinteraksi satu sama lain, sehingga terjadi proses pertumbuhan.
(hlm.4) Perbedaan teori Lewis dengan teori-teori Klasik Smith dan Ricardo terletak pada penekanan oleh Lewis pada aspek dualisme perekonomian (yaitu, adanya “sektor modern” dan “sektor tradisional” yang masing-masing memiliki ciri-ciri ekonomis khusus).
(hlm.7) BAB II ADAM SMITH
PENDAHULUAN Mengenai bagaimana perekonomian (kapitalis) tumbuh.
PERTUMBUHAN OUTPUT
(hlm.8) Unsur sumber alam ini akan menjadi “batas atas” dari pertumbuhan suatu perekonomian.
(hlm.12) Tetapi sebenarnya ada dua faktor penunjang penting di balik proses akumulasi kapital tersebut, yaitu: a. Makin meluasnya pasar (M), dan b. Adanya tingkat keuntungan di atas tingkat keuntungan minimal.
(hlm.13-14) PERTUMBUHAN EKONOMI Dan apabila tingkat upah terus merosot dan jatuh di bawah tingkat upah subsistensi, maka laju pertumbuhan penduduk itu sendiri berubah menjadi negatif. Kata Smith: “Permintaan akan tenaga manusia, seperti juga permintaan akan barang-barang lain, mengatur produksi tenaga kerja; ia akan mempercepat produksi tersebut apabila terlalu lambat, dan menyetopnya apabila terlalu cepat.”
(hlm.17) BAB III RICARDO
PENDAHULUAN Pendahuluan terutama terletak pada penggunaan alat analisa mengenai distribusi pendapatan (berdasarkan teori Ricardo mengenai sewa tanah yang terkenal itu) dalam penjabaran mekanisme pertumbuhan dan pengungkapan peranan yang lebih jelas dari sektor pertanian di antara sektor-sektor lain dalam proses pertumbuhan.
(hlm.19) Jadi dengan adanya kemajuan teknologi, bekerjanya the Law of Diminishing Return bisa diperlambat, dan kemerosotan tingkat upah dan tingkat keuntungan ke arah tingkat minimumnya diperlambat.
(hlm.27) Mengingat bahwa jumlah tanah tetap, maka ini berarti bahwa tingkat sewa per satuan luas tanah adalah juga yang tertinggi. Pada posisi stasioner, tuan tanah menikmati hidup yang paling makmur, para pemilik kapital menerima keuntungan minimal per unit kapital yang dimiliki dengan tingkat kehidupan yang belum tentu minimal tetapi sesuai dengan jumlah (unit) kapital yang kebetulan ia miliki, bisa makmur.
(hlm.28) Bisa tidak), dan para pemilik tenaga kerja (buruh) hidup pada tingkat minimal (“alamiah”).
(hlm.30) KOMENTAR Pada tahap perkembangan perekonomiannya, negara-negara ini berhasil memperluas tanah koloni dan tanah jajahan mereka di daerah-daerah baru dan di negara-negara dunia ketiga. Tanah koloni dan tanah jajahan baru ini merupakan sumber bahan mentah dan tanah pertanian yang murah bagi negara-negara Barat yang pada waktu itu sedang dalam tahap industrialisasinya.
(hlm.31) Sejarah menunjukkan ini pada tingkat upah (tingkat hidup) yang cukup tinggi, justru ada kecenderungan bagi laju pertumbuhan penduduk untuk menurun dengan meningkatnya tingkat pendapatan.
(hlm.35) BAB IV ARTHUR LEWIS
(hlm.41) KOMENTAR
Dalam teorinya, akumulasi kapital memang merupakan aspek sentral dari proses pertumbuhan. Tetapi kemajuan teknologi bisa dengan mudah dimasukkan dalam proses tersebut, karena ia mempunyai pengaruh yang sama dengan akumulasi kapital, yaitu menggeser kurva MPL ke kanan atas, meningkatkan investible surplus dan selanjutnya melahirkan proses pertumbuhan itu sendiri.
Berbeda dengan ekonom-ekonom aliran Klasik lain, Lewis tidak menekankan keharusan adanya proses pertumbuhan.
(hlm.47) BAB V SCHUMPETER
PENDAHULUAN Schumpeter berpendapat bahwa motor penggerak perkembangan ekonomi adalah suatu proses yang ia beri nama inovasi.
(hlm.48) Dan pelakunya adalah para wiraswasta atau inovator atau entrepreneur. Kemajuan ekonomi suatu masyarakat hanya bisa diterangkan dengan adanya inovasi oleh para entrepreneur.
(hlm.50) Keuntungan monopolistis ini adalah imbalan bagi para inovator dan sekaligus juga merupakan rangsangan bagi para calon inovator. Minat berinovasi didorong oleh adanya harapan memperoleh keuntungan monopolistis ini.
(hlm.51) INOVASI, INOVATOR DAN LINGKUNGAN Pengusaha yang berani mendirikan perusahaan kereta api adalah inovatornya. Jadi inovasi adalah penerapan pengetahuan teknologi di dunia ekonomi/komersial/kemasyarakatan. Inovator belum tentu inventornya, atau sebaliknya. a. Diperkenalkan produk baru yang sebelumnya tidak ada, b. Diperkenalkan cara berproduksi baru, c. Pembukaan daerah-daerah pasar baru,
(hlm.51) d. Penemuan sumber-sumber bahan mentah baru, e. Perubahan organisasi industri sehingga meningkatkan efisiensi industri. Tetapi mereka adalah yang bisa membuat ide-ide tersebut menjadi bagian dari kehidupan ekonomi dan masyarakat.
(hlm.53) b. adanya sistem perkreditan yang bisa menyediakan dana bagi para entrepreneur untuk merealisasikan ide-ide tersebut menjadi kenyataan ekonomi.
(hlm.54-55) MASA DEPAN SISTEM KAPITALIS Menurut Schumpeter, dengan makin makmurnya masyarakat, maka akan terjadi proses perubahan kelembagaan dan perubahan pandangan masyarakat yang makin menjauh dari sistem kapitalis asli. Masyarakat mulai menyerap unsur-unsur yang bersifat sosialistis, makin meluasnya sistem tunjangan sosial bagi penganggur dan orang tua, sistem sekolah murah atau gratis, sistem asuransi kesehatan, dan sebagainya. Dalam arti inilah Schumpeter sering dikatakan sebagai orang yang meramalkan akan ada pertemuan antara dua ideologi besar—kapitalisme dan sosialisme—di masa depan.
(hlm.59) BAB VI HARROD-DOMAR
PERANAN INVESTASI Teori Harrod-Domar adalah perkembangan langsung dari teori Keynes jangka pendek menjadi suatu teori makro jangka panjang. Menurut kedua ekonom ini, pengeluaran investasi (I) tidak hanya mempunyai pengaruh (lewat proses multiplier) terhadap permintaan agregat (Z), tetapi juga terhadap penawaran agregat (S) melalui pengaruhnya terhadap kapasitas produksi.
(hlm.62) WARRANTED RATE OF GROWTH Apakah syarat-syarat yang harus dipenuhi agar perekonomian kita selalu menggunakan kapasitas pabrik-pabriknya secara penuh, yaitu agar Z = QP?
(hlm.63) Laju pertumbuhan yang menjamin keseimbangan antara output potensial dan permintaan agregat ini (atau secara umum, yang menjamin keseimbangan di pasar barang) dalam jangka panjang, yaitu gw. Disebut oleh Harrod dengan nama warranted rate of growth.
(hlm.70) Ketidakstabilan pertumbuhan jangka panjang ini merupakan salah satu kesimpulan utama dari teori Harrod-Domar.
(hlm.71) NATURAL RATE OF GROWTH Yang dimaksud dengan N di sini bukanlah jumlah orang, tetapi jumlah tenaga kerja yang dinyatakan dalam unit efisiensinya, yaitu dalam “produktivitas”-nya.
(hlm.75) KESEIMBANGAN JANGKA PANJANG Ciri dari steady state growth adalah bahwa semua variabel (I, QP, Z, K, Qn) tumbuh dengan laju yang sama, yaitu dengan laju gn = gw.
(hlm.79) DISTRIBUSI PENDAPATAN KALDOR Ini berarti bahwa semakin tidak merata pola distribusi pendapatan, semakin tinggi laju pertumbuhan ekonomi.
(hlm.81) BAB VII SOLOW – SWAN
(hlm.85) KESEIMBANGAN JANGKA PANJANG
(hlm.88) Solow mengatakan bahwa posisi long run equilibrium akan tercapai apabila kapital per kapita, k, mencapai suatu tingkat yang stabil, artinya tidak lagi berubah nilainya.
(hlm.96 & 100) KEMAJUAN TEKNOLOGI Perhatikan pula bahwa (setidak-tidaknya dalam model Neo-Klasik) satu-satunya sumber perbaikan hidup bagi para pekerja dalam jangka panjang adalah kemajuan teknologi, bukan akumulasi kapital.
(hlm.103) BAB VIII “GOLDEN RULE” DAN “TURNPIKE”
(hlm.113) GOLDEN RULE OF ACCUMULATION Jadi permasalahan pokok dalam pengkajian mengenai golden rule ini adalah: berapakah tingkat s yang “optimal” bagi suatu perekonomian (Neo-Klasik) apabila parameter-parameter lain (p, t, f, (k), Lo, No) dianggap tertentu nilainya? Parameter s ini dianggap strategis karena pada prinsipnya bisa dipengaruhi secara langsung melalui kebijaksanaan-kebijaksanaan fiskal dan moneter.
(hlm.116) Inilah golden rule of accumulation yang didapatkan oleh ekonom Edmund Phelps. Dalil (7) mengatakan bahwa apabila kita bisa membuat (melalui kebijaksanaan fiskal dan moneter) tingkat keuntungan (per unit kapital) yang diterima oleh golongan kapitalis persis sama dengan laju pertumbuhan penduduk plus laju kemajuan teknologi, maka kita bisa yakin bahwa perekonomian kita akan mencapai jalur pertumbuhan keseimbangan yang paling baik.
(hlm.118) Persamaan (10) mengatakan bahwa apabila tabungan (dan investasi) masyarakat bisa dibuat (melalui kebijaksanaan fiskal dan moneter) sama dengan seluruh keuntungan yang diterima oleh golongan pemilik kapital, maka kita bisa yakin bahwa perekonomian kita akan mencapai jalur golden rule-nya. Atau kita bisa mengatakan sebaliknya, yaitu apabila kita bisa membuat agar seluruh keuntungan yang diterima golongan kapitalis diinvestasikan (dan seluruh upah dikonsumsikan), maka kita akan mencapai jalur golden rule.
(hlm.129) BAB IX KEMAJUAN TEKNOLOGI PERANAN KEMAJUAN TEKNOLOGI
(hlm.130) Peningkatan produktivitas suatu faktor produksi adalah kata lain daripada “kemajuan teknologi.”
(hlm.141) BAB X PERANAN UANG DALAM PERTUMBUHAN
(hlm.142 & 144) UANG DAN PARAMETER PERTUMBUHAN M/P adalah stok uang yang diukur menurut daya belinya, dan dalam teori ekonomi disebut saldo kas riil atau real cash balance. Jadi yang produktif bukanlah nilai nominal stok uang, tetapi stok uang sebagai alat transaksi (dus harus diukur atas dasar daya belinya).
(hlm.158) Persamaan tersebut mengatakan bahwa agar posisi optimum total tersebut tercapai, maka kebijaksanaan moneter (pengendalian M) harus diarahkan agar terjadi deflasi yang sama dengan laju pertumbuhan penduduk plus laju kemajuan teknologi, dan sekaligus harus menargetkan laju akumulasi kapital yang sama dengan laju deflasi tersebut (misalnya, melalui kebijaksanaan fiskal).
KETIDAKSEMPURNAAN PASAR (hlm.161) a. Hindari inflasi yang terlalu tinggi yang bisa melemahkan minat masyarakat untuk memegang uang (dus, memegang real cash balance). b. Hilangkan peraturan-peraturan yang membelenggu perkembangan pasar modal di dalam negeri, seperti misalnya pengaturan tingkat bunga, pembatasan-pembatasan pada perdagangan luar negeri.
“Teori pertumbuhan ekonomi bisa kita definisikan sebagai penjelasan mengenai faktor-faktor apa yang menentukan kenaikan output per kapita dalam jangka panjang, dan penjelasan mengenai bagaimana faktor-faktor tersebut berinteraksi satu sama lain, sehingga terjadi proses pertumbuhan.”