Berikut ini adalah kutipan-kutipan yang saya kumpulkan dari buku The Buffett Portfolio oleh Robert G. Hagstrom.
Tanpa harus membacanya semua, Anda mendapatkan hal-hal yang menurut saya menarik dan terpenting.
Saya membaca buku-buku yang saya kutip ini dalam kurun waktu 11 – 12 tahun. Ada 3100 buku di perpustakaan saya. Membaca kutipan-kutipan ini menghemat waktu Anda 10x lipat.
Selamat membaca.
Chandra Natadipurba
===
THE
BUFFETT
PORTFOLIO
Robert G. Hagstrom
Senior Vice President and Director of Legg Mason Focus Trust Mutual Fund
Penerjemah: Yelvi Andri Zaimur
Penyunting: Yudi
Cetakan 1, September 2014
daras books
ISBN 978-979-1208-68-0
Anggota IKAPI
(hlm.7)
PRAKATA
Buku baru ini, The Warren Buffett Portfolio, dimaksudkan sebagai penyerta, bukan kelanjutan, dari The
Warrent Buffett Way. Dalam pekerjaan aslinya, saya secara tak sengaja sedikit melewati dua bidang penting struktur dan kognisi atau, dengan istilah lebih sederhana, manajemen portofolio dan kekuatan intelektual.
(hlm.8)
Saya sekarang menyadari secara lebih baik dibandingkan sebelumnya bahwa mencapai hasil-hasil di atas rata-rata di atas rata-rata tidak semata persoalan saham mana yang kita pilih, tapi juga bagaimana menstrukturkan portofolio kita.
(hlm.9)
Selama dua tahun terakhir, Joan Lamm-Tennant, PhD, dan saya telah melakukan studi riset tentang teori dan proses investasi fokus. Dalam studi itu, kami melakukan peninjauan mendalam atas 3.000 portofolio fokus selama periode waktu berbeda, dan kemudian membandingkan perilaku portofolio-portofolio ini terhadap jenis portofolio yang terdiversifikasi secara luas yang saat ini mendominasi reksadana dan rekening kelembagaan. Hasilnya ditampilkan secara formal dalam monograf akademik berjudul “Focus Investing: An Optimal Portfolio Strategy Altenative to Active versus Passive Management,” dan apa yang kami temukan diikhtisarkan, dalam bahasa nonakademik, pada Bab 4.
(hlm.14)
1
INVESTASI FOKUS
Investasi fokus adalah ide yang sangat sederhana, tapi, seperti sebagian besar ide sederhana, bersandar pada fondasi kompleks konsep-konsep yang saling terkait.
Esensi investasi fokus bisa dinyatakan secara cukup sederhana:
Pilihlah sedikit saham yang cenderung menghasilkan keuntungan di atas rata-rata selama jangka panjang, konsentrasikan besarnya investasi Anda dalam saham-saham ini, dan pertahankan dengan kuat saham-saham itu selama pergolakan pasar apa pun yang berjangka pendek.
(hlm.18)
PILIHAN BARU
“Dengan secara berkala berinvestasi dalam dana indeks,” ujar Buffett dengan gayanya yang susah ditiru, “investor yang tak tahu apa-apa bisa benar-benar melebihi sebagian besar profesional investasi.”
Akan tetapi, Buffett akan dengan cepat menunjukkan bahwa ada alternatif ketiga, jenis strategi portofolio aktif yang amat berbeda, yang secara signifikan meningkatkan peluang mengalahkan indeks. Alternatif itu adalah investasi fokus.
(hlm.19)
INVESTASI FOKUS: GAMBARAN BESARNYA
“Temukan Perusahaan-perusahaan yang Luar biasa”
Hal ini karena Anda akan memilih perusahaan dengan sejarah panjang kinerja yang unggul dan manajemen yang stabil, dan stabilitas itu meramalkan probabilitas yang tinggi tentang kinerja di masa depan seperti yang terjadi di masa lalu. Dan itulah inti investasi fokus: berkonsentrasi pada investasi Anda pada perusahaan yang memiliki probabilitas tertinggi kinerja di atas rata-rata.
Teori probabilitas, yang kita peroleh dari ilmu matematika, adalah salah satu konsep mendasar yang membentuk logika investasi fokus.
(hlm.20)
Pada tahun 1934, Keynes menulis pada seorang rekan bisnisnya: “Adalah kesalahan menganggap seseorang bisa membatasi risikonya dengan menyebar risiko itu terlalu banyak di tiap perusahaan, padahal kita hanya sedikit kenal dan tak punya alasan untuk keyakinan seperti itu… pengetahuan dan pengalaman kita jelas terbatas, dan kapan pun itu, secara pribadi saya jarang merasa bisa yakin sepenuhnya pada lebih dari atau tiga perusahaan.”
Prinsip-prinsip Warren Buffett Way
Prinsip Bisnis
Apakah bisnis itu sederhana dan bisa dimengerti?
Apakah bisnis itu memiliki sejarah operasi yang konsisten?
Apakah bisnis itu memiliki prospek jangka panjang yang positif?
Prinsip Manajemen
Apakah manajemen rasional?
Apakah manajemen jujur pada pemegang sahamnya?
Apakah manajemen menolak syarat-syarat kelembagaan?
Prinsip Keuangan
Fokuslah pada keuntungan atas ekuitas, bukan laba per saham.
Hitunglah “keuntunga pemilik”.
Carilah perusahaan dengan margin laba tinggi.
Untuk tiap dolar yang ditahan, pastikan perusahaan telah mendapatkan setidaknya satu dolar nilai pasar.
Prinsip Pasar
Berapa nilai binis itu?
Bisakah bisnis itu dibeli dengan diskon yang signifikan terhadap nilainya?
(hlm.22)
Aturan umumnya, Fisher membatasi portofolionya hingga lebih sedikit dari sepuluh perusahaan, di mana tiga atau empat sering mewakili 75% dari investasi total.
(hlm.23)
“Beri Taruhan Besar pada Kejadian Berprobabilias Tinggi”
Pemain blackpink paham taktik ini secara naluriah. Ketika peluang secara kuat berada di pihak kita, berikan taruhan besar. Di mata banyak ahli, investor dan pejudi memiliki banyak kesamaan, mungkin karena keduanya berada di pihak keduanya berada di ranah ilmu yang sama: matematika. Dengan teori probabilitas, matematika menyediakan bagian lain logika investasi fokus: Model Optimasi Kelly digambarkan dalam suatu rumus yang menggunakan probabilitas untuk menghitung optimasi dalam hal ini, proporsi investasi optimal.
(hlm.24)
“Sabarlah”
Investasi fokus adalah antitesis dari pendekatan turnover tinggi yang terdiversifikasi luas.
(hlm.26)
“Jangan Panik Saat Perubahan Harga”
Buffett adalah master pengabai guncangan. Maka begitu pula dengan teman dan kolega lamanya, Charlie Munger, wakil pimpinan Berkshire Hathaway.
(hlm.28)
Mengalokasikan dana investasikan Anda secara proporsional, menempatkan pertaruhan terbesar pada kejadian-kejadian berprobabilitas tertinggi.
(hlm.29)
JALINAN MODEL-MODEL
Aturan pertama untuk dipelajari, ujar Charlie, adalah bahwa kita harus membawa berbagai model di benak kita. Tidak hanya perlu lebih dari beberapa model, kita juga perlu menganut model-model dari beberapa disiplin berbeda. Menjadi investor yang sukses, terangnya, memerlukan pendekatan multidisiplin pada pemikiran kita.
Pendekatan itu akan menempatkan kita di tempat berbeda dari hampir tiap orang lain, jelas Charlie, karena dunia itu tidak multidisiplin. Profesor-profesor bisnis umumnya tidak memasukan fisikan dalam kuliah mereka, dan guru-guru fisika tidak mengajarkan biologi, dan guru biologi tidak mengajarkan matematika, dan matematikawan tidak mengajarkan psikologi dalam kuliah mereka. Menurut Charlie, kita harus mengabaikan “batas-batas yuridiksi intelektual” ini dan memasukkan semua model dalam desain jalinan kita.
(hlm.30)
“Saya kira jelas-jelas benar bahwa otak manusia harus bekerja dalam model-model,” ujar Charlie. “Triknya adalah membuat otak kita bekerja lebih baik dibandingkan otak orang lain karena memahami model-model yang paling fundamental model yang akan melakukan sebagian besar pekerjaan per unit.”
“yang harus kita lakukan adalah mengambil ide-ide yang benar-benar besar dan mempelajarinya dari dini dan mempelajarinya dengan baik.”
(hlm.31)
Yang saya maksud adalah kesejatian abadi: matematika dasar, akal sehat dasar, ketakutan dasar, diagnosis dasar sifat manusia yang membuat prediksi yang mungkin menyangkut perilaku manusia. Jika kita hanya melakukan itu dengan sejumlah tertentu disiplim, saya kira hal itu cederung berhasil dengan amat baik.
(hlm.34)
2
PENDETA TINGGI
KEUANGAN MODERN
Pasar lesu 1973-1974 adalah proses lambat dan berbelit-belit kerugian tanpa ampun yang berlarut-larut, tanpa jeda, selama dua tahun. Pasar yang lebih luas turun sebesar lebih dari 60%. Pemegang pendapatan tetap yang memiliki obligasi kupon yang lebih rendah menyaksikan investasi mereka menciut. Suku bungan dan inflasi membubung hingga digit ganda. Harga minyak meroket. Tingkat hipotek begitu tinggi sehingga amat sedikit keluarga berpendapatan menengah sanggup membeli rumah beli. Itu adalah masa yang brutal dan gelap. Begitu mencekam kerugian keuangan itu sehingga para manajer investasi mulai mempertanyakan pendekatan mereka sendiri.
Tugas inti para investor adalah dengan akurat menghitung nilai ini dan mempertahankan untuk membeli saham hanya ketika harga berada di bawah jumlah yang telah dihitung itu.
(hlm.36)
MANAJEMEN PORTOFOLIO MELALUI DIVERSIFIKASI
Dari sudut pandang Markowitz, tak perlu banyak edisi untuk menerangkan apa yang ia yakini sebagai paham yang cukup sederhana keuntungan dan risiko itu terkait erat. Sebagai seorang ekonom, ia percaya bahwa dimungkinkan untuk menguantifikasi hubungan diantara keduanya hingga derajat yang valid secara statistik, sehingga menentukan derajat risiko yang akan diperlukan untuk berbagai tingkat keuntungan . Dalam makalahnya itu, ia menyajikan perhitungan yang mendukung kesimpulannya: tidak ada investor bisa mencapai keuntungan di atas rata-rata tanpa menanggung risiko di atas rata-rata.
(hlm.37)
“Saya menggunakan deviasi sebagai ukuran risiko,” terang Markowitz. Varian (deviasi) bisa dianggap sebagai jarak dari rata-rata; menurut Markowitz, makin besar jarak dari rata-rata, makin besar pula risiko.
(hlm.38)
Meskipun varian mungkin memberikan ukuran untuk keberisikoan suatu saham inidividual, rata-rata dua varian (atau seratus varian) akan memberitahu kita sangat sedikit tentang keberisikoan suatu portofolio dengan dua saham (atau seratus saham). Yang dilakukan Markowitz adalah menemukan cara menentukan keberisikoan keseluruhan portofolio. Banyak yang percaya itu merupakan kontribusinya yang terbesar.
(hlm.39)
DEFINISI MATEMATIS RISIKO
Argumen Sharpe adalah bahwa semua sekuritas memiliki hubungan umum dengan suatu faktor dasar yang mendasari. Faktor ini bisa merupakan indeks pasar saham, produk nasional bruto (GNP), atau indeks harga lain, selama itu merupakan pengaruh terpenting tunggal atas perilaku sekuritas itu. Dengan menggunakan teori Sharpe, seorang analisis cukup mengukur hubungan sekuritas itu dengan faktor dasar yang dominan. Ini amat menyerdahanakan pendekatan Markowitz.
Mari kita lihat saham biasa. Menurut Sharpe, faktor dasar untuk harga-harga saham pengaruh terbesar tunggal atas perilakunya adalah pasar saham itu sendiri.
Ukuran kerentanan Sharpe diberi nama faktor beta. Beta dideskripsikan sebagai derajat koreksi antara dua pergerakan harga terpisah: pasar secara keseluruhan dan saham individual.
(hlm.40)
Setahun setelah menerbitkan disertasinya tentang teori portofolio, Sharpe memperkenalkan konsep yang lebih meluas yang disebut Capital Asset Pricing Model (CAPM). Ini adalah perluasan langsung dari model faktor tunggalnya untuk menyusun portofolio yang efisien. Menurut CAPM, saham membawa dua risiko khas. Satu risiko adalah risiko berada di pasar, yang disebut Sharpe “risiko sistemik”. Risiko sistemik adalah “beta” dan tidak bisa didiversifikasikan. Tipe kedua, disebut “risiko tak sistemik”, adalah risiko yang spesifik dengan posisi ekonomi perusahaan. Tak seperti risiko sistemik, risiko tak sistemik, risiko tak sistemik bisa didiversifikasikan dengan menambahkan saham berbeda pada portofolio itu.
“Portofolio efisien adalah pasar saham itu sendiri. Tak ada portofolio lain dengan risiko yang sama bisa menawarkan ekspektasi keuntungan lebih tinggi; tak ada portofolio lain dengan ekspektasi keuntungan yang sama akan kurang berisiko.”
(hlm.41)
TEORI PASAR EFISIEN
Pesan Fama amat jelas: Harga saham tidak bisa diprediksi karena pasar itu terlalu efisien. Dalam pasar yang efisien, begitu informasi tersedia, sangat banyak orang-orang pintar (Fama menyebut mereka “pemaksimal laba rasional”) secara agresif menerapkan informasi itu dengan cara yang menyebabkan harga menyesuaikan diri secara instan, sebelum siapa pun bisa mendapatkan keuntungan. Prediksi tentang masa depan karena itu tak punya tempat di pasar efisien, karena harga saham menyesuaikan diri terlalu cepat.
(hlm.42)
Tak diragukan, pasar lesu 1973-1974 memaksa kaum profesional investasi untuk menyeriusi tulisan yang berasal dari para akdemisi yang mendorong metode-metode baru untuk mengontrol risiko.
Seiring majunya kita, lanskap keuangan akan didefinisikan oleh sekelompok dosen universitas yang pada pintu mereka para profesional keuangan akhirnya akan mengetuk. Dari menara gading mereka, mereka sekarang menjadi para pendeta tinggi baru keuangan modern.
(hlm.43)
BUFFETT TENTANG RISIKO
Ingat bahwa dalam teori portofolio modern, risiko didefinisikan sebagai kerentanan harga saham. Tapi sepanjang kariernya, Buffett selalu mempersepsikan penurunan harga saham sebagai kesempatan untuk mendapatkan tambahan uang. Jika ada, penurunan harga sebenarnya mengurangi risiko yang diambil Buffettt.
Buffett memiliki definisi risiko yang berbeda: kemungkinan kerugian atau bencana. Dan itulah faktor “risiko nilai intrinsik” bisnis, bukan perilaku harga saham. Risiko riil, ujar Buffett, adalah apakah keuntunan setelah pajak dari suatu investasi akan memberinya (seorang investor ) setidaknya daya beli yang sama besarnya seperti yang harus dimiliki saat ia mulai, plus tingkat bunga sedang pada pertaruhan awal itu.
Risiko, bagi Buffett, terkait erat dengan horizon waktu seorang investor. Jika Anda membeli saham hari ini, terangnya, dengan niat menjualnya besok, maka Anda telah masuk dalam transaksi berisiko.
Tapi, dalam cara pikir Buffett, membeli Cola-Cola pagi ini dan menahannya sepuluh tahun, membawa risiko nol.
(hlm.45)
Apakah Ini Investasi yang Baik?
Untuk memastikan probabilitas mencapai keunungan pada pertaruhan awal Anda, Buffett mendorong Anda untuk mencamkan empat faktor utama berikut ini dengan jelas:
- Kepastian bisa dievaluasinya karakteristik ekonomi jangka panjang bisnis tersebut.
- Kepastian bisa dievaluasinya manajemen, baik tentang kemampuannya merealisasikan potensi seutuhnya dari bisnis itu maupun menggunakan arus kasnya dengan bijak.
- Kepastian bisanya manajemen diandalkan untuk menyalurkan reward dari bisnis itu pada pemegang saham, bukan pada dirinya sendiri.
- Harga beli bisnis itu.
(hlm.46)
Jadi, dengan secara sengaja berfokus pada hanya beberapa perusahaan terpilih, Anda mampu lebih baik mempelajarinya dari dekat dan memahami nilai intrinsiknya, makin banyak pengetahuan yang Anda miliki tentang perusahaan Anda, Makin banyak pengetahuan yang Anda miliki tentang perusahaan Anda, makin kecil risiko yang cenderung Anda emban.
BUFFETT TENTANG TEORI PASAR EFISIEN
Tapi catatan kinerja Buffett selama dua puluh lima tahun terakhir adalah bukti yang jelas-tegas bahwa itu hal itu beberapa individu cenderung lain yang juga telah mengalahkan pasar dengan mengikuti arahan Buffett. Apa yang dibuktikan hal ini tentang teori pasar efisien?
“Pendukung teori ini agaknya tak pernah tertarik padabukti yang tak mendukung mereka,” pantau Buffett. “Jelas, keengganan untuk mundur, yang konsekuensinnya menanggalkan gelar kependetaaan, tidak terbatas pada para teolog saja.”
Alasan mengapa teori pasar efisien tidak bisa dipertahankan bisa dengan mudah disimpulkan:
- Para investor tidak selalu rasional. Menurut teori pasar efisien, investor, dengan menggunakan semua infromasi yang tersedia, menetapkan harga rasional di pasar. Akan tetapi, riset ekstensif dalam psikologi perilaku menunjukkan bahwa investor tidak memiliki ekspektasi rasional.
- Investor tidak memproses informasi dengan benar. Mereka terus-menerus mengandalkan jalan pintas untuk menentukan harga saham, bukan analisis fundamental yang akan mengungkap nilai intrinsik sebuah perusahaan.
- Alat ukur kinerja menekankan kinerja jangka pendek, yang efektif tapi mustahil mengalahkan pasat selama jangka panjang.
“Mereka memang mengamati dengan benar bahwa pasar sering kali efisien, tapi mereka menyimpilkan dengan keliru bahwa pasar selalu efisien. Perbedaaan dalil ini adalah seperti malam dan siang.”
(hlm.48)
MENGEMBANGAN TEORI PORTOFOLIO BARU
Portofolio optimal adalah portofolio yang menekankan pertaruhan besar pada kejadian-kejadian berprobabilitas tinggi yang berlawanan dengan pertaruhan dengan bobot sama pada campuran keranjang probabilitas.
(hlm.49)
“Kalian tidak benar atau salah karena orang banyak tak setuju dengan kalian. Kalian benar karena data dan logika kalian benar”
(hlm.53)
3
SUPERINVESTOR DARI
BUFFETTVILLE
Intinya, ujar Buffett, adalah bahwa kapan pun ada konsentrasi tinggi dari apa pun yang terjadi di suatu bidang spesifik, sesuatu yang tak lazim mungkin terjadi di tempat itu, dan menuntut investigasi. Dan bagaimana jika di sini masuklah kartu as nya anggota satu kelompok unik ini didefinisikan tidak dengan di mana mereka tinggal, tapi dari siapa mereka belajar.
(hlm.55)
JOHN MAYNARD KEYNES
Empat tahun sesudahnya, ia mempersiapkan laporan kebijakan lengkap untuk Chest Fund, yang menekankan prinsip-prinsip investasinya:
- Seleksi hati-hati atas beberapa investasi dalam hal kemurahannya bila dibandingkan dengan nilai intrinsik (penekanan kata ini berasal darinya) potensial dan aktual yang mungkin selama suatu periode tahun-tahun ke depan dan sehubungan dengan investasi alternatif pada masa itu:
- Menahan secara konsisten unit-unit yang cukup besar ini walau terjadi fluktuasi mungkin selama beberapa tahun, hingga semua memenuhi janjinya atau terbukti salah beli;
- Posisis investasi seimbang (penekanan kata ini berasal darinya), yaitu meragamkan risiko meskipun investasi individual besar, dan jika mungkin risiko yang berlawanan.
(hlm.57)
Tabel 3.1 John Maynard Keynes
Rata Rata Keuntungan Tahunan | |
Chest Fund (%) | 13.2 |
Pasar Inggris (%) | -0.5 |
(hlm.59)
Tabel 3.2 Tabel Buffet Partnership
Rata Rata Keuntungan Tahunan | |
Buffett Partnership, Ltd (%) | 30.4 |
Dow Jones Industrial (%) | 8.6 |
(hlm.60)
KEMITRAAN CHARLES MUNGER
“Portofolionya berkonsentrasi pada amat sedikit sekuritas dan karena itu, catatannya jauh lebih rentan,” terang Buffett, “tapi didasarkan pada pendekatan diskonto-dari-nilai yang sama.” Charlie mengikuti metodologi Graham dan hanya akan melirik perusahaan-perusahaan yang dijual di bawah nilai intrinsiknya. “Dia bersedia menerima titik puncak dan titik lembah dalam kinerja, dan dia kebetulan adalah orang yang pikirannya memilih konsentrasi.”
Dengan menggunakan definisi konvensional risiko (kerentanan harga), kita harus katakan bahwa kemitraan Charlie amat berisiko, dengan deviasi standar hampir dua kali dari pasar. Tapi mengalahkan keuntungan tahunan rata-rata pasar dengan delapan belas poin bukan tindakan pria berisiko, tapi seorang investor cerdas yang mampu berfokus pada beberapa saham luar biasa yang dijual di bawah nilai terhitungnya.
Rata Rata Keuntungan Tahunan | |
Charlie Munger Partnership, Ltd (%) | 24.3 |
Dow Jones Industrial (%) | 6.4 |
Tabel 3.3 Kemitraan Charles Munger
(hlm.62)
SEQUOIA FUND
Sebagian besar hot money berputar pada Nifty Fifty (perusahaan-perusahaan bernama besar seperti IBM dan Xerox), meninggalkan saham-saham “nilai” di belakang.
(hlm.64)
Tabel 3.4 Sequoia Fund, Inc.
Keuntungan Rata Rata | |
Sequoia Fund (% | 19.6 |
S&P 500 (%) | 14.5 |
(hlm.66)
Ia hanya membeli bisnis-bisnis berkeuntungan tinggi yang dijalankan oleh manajemen yang cakap dan tersedia pada harga yang masuk akal.
(hlm.67)
Tabel 3.5 Lou Simpson, GEICO
Keuntungan Rata Rata | |
GEICO (%) | 24.7 |
S&P 500 (%) | 17.8 |
(hlm.69)
TIGA RIBU INVESTOR FOKUS
Dengan menggunakan basis data Compustat keuntungan saham biasa, kami mengisolasi 1.200 perusahaan yang menunjukkan data yang terukur, meliputi penerimaan, laba, dan keuntungan atas ekuitas, dari 1979 hingga 1986. Lalu kami memerintahkan komputer untuk secara acak menyusun, dari 1.200 perusahaan ini, 12.000 portofolio dari berbagai ukuran:
- 3000 portofolio yang meliputi 250 saham.
- 3000 portofolio yang meliputi 100 saham.
- 3000 portofolio yang meliputi 50 saham.
- 3000 portofolio yang meliputi 15 saham.
Lalu, kami menghitung tingkat keuntungan tahunan rata-rata dari masing-masing portofolio dalam masing-masing kelompok selama dua periode waktu sepuluh tahun dan delapan belas tahun dan memplot distribusi keuntungan ini seperti ditunjukkan pada Peraga 3.1 dan 3.2, berturut-turut. Lalu, kami membandingkan keuntungan empat kelompok portofolio itu terhadap pasar saham secara keseluruham, yang didefinisikan sebagai Standard & Poor’s 500 Price Index (S&P 500) untuk periode waktu yang sama. Dari semua ini, salah satu temuan kunci muncul: Di tiap kasus, ketika kami mengurangi jumlah saham dalam suatu portofolio, kami mulai meningkatkan probabilitas mendapatkan keuntungan yang lebih tinggi dibandingkan tingkat keuntungan pasar.
(hlm.70)
Percobaan ini mulai lebih menarik ketika kita melihat pada angka-angka minimum/maksimum portofolio yang paling buruk dan paling baik kinerjanya pada masing-masing kelompok. Berikut ini adalah hal yang kami temukan:
- Di antara portofolio 250 saham, keuntungan terbaik adalah 16,0% dan terburuk adalah 11,4%.
- Di antara portofolio 100 saham, keuntungan terbaik adalah 18,% dan terburuk adalah 10,0%.
- Di antara portofolio 50 saham, keuntungan terbaik adalah 19,1% dan terburuk adalah 8,6%.
- Di antara portofolio saham 15, keuntungan terbaik adalah 26,6% dan terburuk adalah 4,4%. Ini adalah portofolio fokus dalam studi dan hanya dalam kelompok ini keuntungan terbaik secara substansial lebih tinggi dibandingkan S&P 500.
(hlm.71)
Peraga 3.1 Periode 10 tahun (1987-1996)
Average: 13.75, 13.87, 13.86, 13.91, 15.23
(hlm.72)
Peraga 3.2 Periode 18 tahun (1979-1996)
Average: 17.34, 17.47, 17.57, 17.61, 16.32
(hlm.73)
- Kita memiliki peluang yang jaug lebih tinggi untuk lebih baik dibandingkan pasar dengan portofolio fokus.
- Kita juga memiliki peluang yang jauh lebih tinggi untuk lebih buruk dibandingkan pasar dengan portofolio fokus.
Dengan portofolio 15 saham, kita memilki peluang 1 dalam 4 untuk melebihi kinerja pasar. Dengan portofolio 250 saham, peluang kita adalah 1dalam 50.
Pertimbangan penting lain: dalam studi kami, kami tidak memfaktorkan efek biaya perdagangan: jelas, ketika tingkat turnover tinggi, begitu pula biayanya.
(hlm.77)
BERKSHIRE HATHAWAY
Sangat menguntungkan bagi Buffett untuk mengonsentrasikan posisinya di Cola-Cola. Ia melakukan pertaruhan besar pada peristiwa berprobabilitas tinggi.
(hlm.79)
MASYARAKAT YANG PERCAYA BUMI ITU DATAR
“Kelihatannya ada karakteristik manusia yang keras kepala yang suka mempersulit hal-hal mudah.”
(hlm.81)
4
CARA YANG LEBIH BAIK
UNTUK MENGUKUR KINERJA
Ketika harga saham bisa dipengaruhi oleh “kawasan” di Wall Street dengan harga yang ditetapkan pada marginnya oleh sebgain besar orang emosional, atau orang tamak, atau sebagian besar orang depresi, sulit mengatakan bahwa pasar selalu dihargai secara rasional. Sebenarnya, harga pasar sering tidak masuk akal.
(hlm.83)
STANDAR GANDA DALAM REKSADANA
Jika investor disarankan untuk membeli dan menahan dengan bijak, mengapa para manajer dengan cemas membeli dan menjual saham tiap tahun? Jawabannya, ujar Nocera, “adalah karena dinamika internal industri dana membuat hampir mustahil bagi manajer dana untuk melihat melebihi jangka pendek.” Mengapa? Karena bisnis reksadana telah beralih menjadi permainan jangka pendek yang tak masuk akal dari siapa yang memiliki kinerja terbaik, yang diukur secara total oleh harga.
Saat ini, tekanan substansial pada manajer portofolio untuk menghasilkan angka-angka kinerja jangka pendek yang mencolok. Angka-angka ini menarik banyak perhatian. Tiap tiga bulan, publikasi terkemuka seperti Wall Street Journal dan Barron’s menerbitkan peringkat kinerja kuartalan reksadana.
(hlm.83)
Kita tak lagi berada dalam lingkungan di aman manajer diukur selama jangka panjang.
(hlm.88)
KURA-KURA DAN KELINCI
Adakah pola kinerja reksadana? Secara keseluruham, para dosen ini telah mengadakan analisis data dan bobot intelektual besar tentang masalah ini, tapi temuan mereka gagal memberikan jawaban sempurna.
Dari studi-studi ini, empat hal berkenaan dengan apa yang diistilahkan akademisi dengan “keteguhan” kecenderungan investor untuk memilih dana dengan catatan terbaru terbaik karena mereka percaya rekam jejak seorang manajer dana merupakan indikasi kinerja masa depan. Hal ini menciptakan sejenis momentum yang terwujud sendiri di mana uang tahun ini mengikuti lembaga dana teratas dari beberapa tahun terakhir. Ketika momentum ini diukur dalam unit satu tahun (mengambil pemenang tahun dengan dengan membeli pemenang tahun lalu), kita mendeskripsikan ini sebagai fenomena “tangan dingin”. Semua ini adalah masalah mencoba memprediksi dana mana yang akan berhasil dalam masa yang tak lama lagi dengan mengamati apa yang dilakukannya pada masa lalu yang belum lama. Bisakah itu dilakukan? Itulah yang berusaha ditemukan studi-studi ini.
Kita harus menemukan patokan lain untuk mengukur kinerja. Untunglah, ada satu, dan itulah batu pijakan untuk bagaimana Buffett menilai kinerjanya dan kinerja unit-unit operasinya di Berkshire Hathaway.
(hlm.90)
PATOKAN KINERJA ALTERNATIF
Jika Anda memiliki sebuah bisnis dan tidak ada kutipan harisn untuk mengukur kinerjanya, bagaimana Anda menentukan kemajuan Anda.
Dalam pikiran Buffett, tes pembeda untuk mengukur kinerja sebuah perusahaan swasta tak beda dengan mengukur kinerja perusahaan yang diperdagangkan pada publik.
Tapi bisakah kita mengandalkan pasar memberi kita reward karena memilih perusahaan dengan kondisi ekonomi yang tepat? Bisakah kita menarik korelasi yang kuat secara signifikan antara keuntungan operasi suatu perusahaan dengan harga saham masa depannya? Jawabannya sepertinya adalah ” Ya . ” jika kita diberi horizon waktu yang cocok .
Dengan menggunakan kelompok laboratorium 1.200 perusahaan, kita bisa langsung memahami hubungan antara keuntungan dan harga saham yang ditampilkan selama periode waktu berbeda . Kesimpulannya ,ketika kita mulai menentukan sedekat apa harga dan laba berhubungan , kita belajar bahwa makin lama periode waktu , makin kuat korelasi itu :
- Dengan saham yang dipegang selama tiga tahun , derajat korelasinya berkisar dari 0 , 131 hingga 0,360. (Korelasi 0,360 berarti bahwa 36% dari varian harga diterangkan oleh varian keuntungan.)
- Dengan saham yang dipegang selama lima tahun, korelasinya berkisar antara 0.374 hingga 0,599 .
- Dalam periode pemegangan sepuluh tahun, korelasi naik hingga kisaran 0,593 hingga 0,695.
- Selama seluruh periode delapan belas tahun, korelasi antara keuntungan dan harga saham adalah 0,688 – sebuah hubungan yang bermakna secara signifikan .
Ini menegaskan tesis Buffett bahwa, dengan adanya waktu yang cukup sebuah bisnis yang kuat akhirnya akan menyebabkan harga yang kuat. Tapi ia memperingatkan bahwa, terjemahan keuntungan ke dalam harga saham itu bisa “kasar” dan “tak bisa diprediksikan”.
(hlm.92)
KEUNTUNGAN TERSEMBUNYI
Untuk membantu pemegang saham mengapresiasi nilai investasi sahambiasa Berkshire Hathaway yang besar, Buffett memunculkan istilah “keuntungan tersembunyi” (look-through earnings). Keuntungan tersembunyi Berkshire terbentuk dari keuntungan operasi bisnis konsolidasinya (anak perusahaan), laba ditahan investasi saham biasanya yang besar, dan penyisihan pajak yang harus dibayar Berkshire jika laba benar-benar dibayarkan.
(hlm.93)
Menurut Buffett, sejak 1965 (tahun Buffett mengambil alih Berkshire Hathaway), keuntungan tersembunyi perusahaan ini telah tumbuh hampir dengan tingkat yang identik dengan nilai pasar sekuritasnya. Namun, keduanya tida selalu bergerak berdekatan.
ALAT UKUR BUFFETT
Ketika Buffett mempertimbangkan menambah invesasi, ia mula-mula melihat apa yang sudah dimilikinnya, untuk melihat apakah pembelian baru itu akan lebih baik.
(hlm.94)
Jika Anda tenang dan berpikir sebentar, S&P 500 adalah sebuh alat ukur. Indeks ini terbentuk dari lima ratus perusahaan, dan masing-masing memiliki keuntungan ekonomisnya sendiri. Untuk melebihi kinerja S&P 500 dari waktu ke waktu untuk menaikkan patokan kita harus merakit dan mengelola sebuah portofolio perusahaan yang aspek ekonominya unggul terhadap aspek ekonomi indeks tertimbang rata-rata ini. Proses mengelola portofolio seperti itulah yang menjadi tema buku ini.
(hlm.95)
DUA ALASAN YANG BAGUS UNTUK BERGERAK MALAS
Jika kita bertanya pada Buffett kapan periode pemegangan saham yang ideal menurutnya, ia akan menjawab “selamanya” selama perusahaan terus menghasilkan aspek ekonomi di atas rata-rata dan manjemen mengalokasikan keuntungan perusahaan dalam cara rasional
(hlm.96)
Jika Anda memiliki sebuah perusahaan yang jelek, Anda perlu melakukan turnover karena, tanpa itu, dalam jangka panjang Anda akan berakhir memiliki aspek ekonomi bisnis yang di bawah standar.
(hlm.97)
BIAYA TRANSAKSI YANG BERKURANG
Dalam kajian 5.560 dana saham domestik, Morningstar, periset reksadana berbasis di Chicago, menemukan bahwa dana dengan rasio turnover rendah menghasilkan keuntungan unggul dibandingkan dengan dana dengan rasio turnover lebih tinggi.
KEUNTUNGAN SETELAH PAJAK
Dana turnover rendah memiliki keunggulan ekonomi penting lain: efek positif menunda pajak keuntungan modal.
(hlm.98)
Kecuali dalam kasus rekening yang tak kena pajak, pajak adalah biaya terbesar yang dihadapi investor.
(hlm.99)
Efek Menakjubkan dari Penggandaan Majemuk
Mulailah dengan investasi $1 yang berganda nilainya tiap tahun.
- Jual investasi itu di akhir tahun, bayar pajaknya, dan investasikan lagi perolehannya.
Lakukan hal yang sama setiap tahunnya selama dua puluh tahun. Anda akan mendapat $25.200 keuntungan bersih.
Atau
- Jangan jual apa pun.
Di akhir tahun kedua puluh, Anda akan mendapat $692.000 setelah pajak keuntungan.
Pendeknya, strategi utamanya melibatkan paham akal sehat lain yang sering diremehkan: nilai besar keuntungan tak terealisasikan.
Secara keseluruhan, investor juga sering mengabaikan nilai besar keuntungan tak teralisasi ini apa yang disebut Buffett “pinjaman bebas bunga dari Departemen Keuangan”.
(hlm.102)
Apa yang telah kita pelajari adalah bahwa kinerja jangka pendek tidak perlu mengidentifikasi manajer portofolio yang unggul; itu tak lebih dari kinerja jangka pendek yang lemah. Horizonwaktu yang kia gunakan untuk mengukur kemampuan mereka terlalu pendek untuk menarik kesimpulan apa pun yang bermakna. Namun, dengan menggunakan patokan ekonomis alternatif seperti keuntungan tersembunyi, Anda mungkin dapat mengukur kemajuan Anda ketika harga menyimpang dari keuntungan yang di eksplorasi.
(hlm.104)
5
KUMPULAN PERANGKAT
WARREN BUFFETT WAY
PRINSIP PASAR: BAGAIMANA MENILAI BISNIS
Untuk menghitung nilai sekarang suatu bisnis, kita mulai dengan mengestimasi arus kas kita harapkan akan terjadi selama usia bisnis dan kemudian mendiskontokan nilai total itu ke belakang menuju hari ini, dengan menggunakan tingkat diskonto yang cocok. “Jika kita bisa melihat, dalam mengamati bisnis, arus kas masuk dan keluar masa depan antara bisnis dan pemiliknya selama 100 tahun mendatang, atau hingga bisnis ini punah, dan kemudian bisa mendikontokannya kembali pada tingkat bunga yang tepat, itu akan memberi kita suatu angka nilai intrinsik,” ujar Buffett. Konsep ini, yang diperkenalkan oleh John Burr Williams dalam The Theory of Investement Value, masih berlaku hari ini seperti ketika pertama kali ditulis lebih dari enam puluh tahun yang lalu.
Beberapa orang merasa lebih mudah membandingkan proses ini dengan yang digunakan ketika menilai obligasi. Matematikannya sama. Tidak menggunakan arus kas, obligasi menggunakan kupon; tidak menggunakan periode tak tertentu, obligasi memiliki usia tertentu, ketika obligasi mengembalikan modal yang diinvestasikan pada pemiliknya. “Cara saya ini seolah melihat obligasi dengan seluruh lembar kuponnya yang jatuh tempo dalam seratus tahun,” terang Buffett. “Well, bisnis memiliki kupon yang akan berkembang hingga masa depan pula. Satu-satunya masalah adalah semua tidak tercetak pada instrumennya. Karena itu, terserah investor untuk m engestimasi akan berjumlah berapa kupon itu.”
(hlm.105)
Untuk angka ekdua, tingkat diskonto, Buffett umumnya menggunakan tingkat yang berlaku saat itu untuk obligasi pemerintah jangka panjang. Karena kepastian Pemerintah AS akan membayar kuponnya pada tiga puluh tahun mendatang hampir 100%, kita bisa katakan bahwa angka ini adalah tingkat bebas risiko. Seperti diterangkan Buffett, “Kami menggunakan tingkat bebas risiko semata untuk menyamakan satu item dengan lainnya.” Menurut Buffett, itu semata merupakan alat ukur yang tercocok untuk mengukur sekeranjang tipe investasi yang berbeda: obligasi pemerintah, obligasi korporat, saham biasa, bangunan apartemen, sumur minyak, dan perternakan.
“Jika Anda paham suatu bisnis dan jika Anda bisa melihat masa depannya dengan sempurna, maka Anda jelas perlu amat sedikit margin aman,” ujar Buffett. “Sebaliknya, makin rentan bisnis, makin ebsar margin aman yang Anda perlukan.”
Dalam The Warren Buffett Way, kamu menyejajarkan prinsip Buffett dengan beberapa pegangan saham biasa terbesar Berkshire Hathaway untuk menciptakan studi kasus yang bisa kita pelajari. Beberapa dari studi kasus ini melibatkan perusahaan yang “kupon”-nya bisa secara masuk akan diperkirakan tumbuh untuk seterusnya dan yang pertumbuhan keuntungannya melebihi tingkat bebas risiko. Karena itu, diperlukan penggunaan model diskonto dividen dua tahap satu tingkat pertumbuhan untuk periode awal, lalu tingkat lebih rendah untuk periode kedua yang lebih panjang.
(hlm.106)
Pembelian Cola-Cola oleh Buffett pada tahun 1988 merupakan contoh yang baik. Pada saat itu, suku bunga obligasi pemerintah jangka panjang adalah 9% dan tingkat pertumbuhan Cola-Cola adalah 15%. Mengurangi 9% dengan 15% akan memberi kita angka negatif, membuat perhitungan tak masuk akal. Untuk mengatasi keterbatasan ini, saya menggunakan model diskonto dua tahap. Pertama, saya mulai dengan asumsi bahwa Cola-Cola akan menumbuhkan keuntungan pemiliknya (pendapatan bersih plus depresiasi/ amortisasi minus pengeluaran modal) pada tingkat di atas rata-rata selama setidaknya sepuluh tahun, lalu akan melambat hingga tingkat rata-rata sekitar 5% setelahnya. Dalam tahun kesebelas, saya kemudian mengurangi tingkat bebas risiko 9% dengan pertumbuhan keuntungan 5% dan mendapatkan tingkat 4% untuk mendiskontokan keuntungan perusahaan ini ke masa depan.
“Lebih baik kira-kira benar daripada pasti salah.” Persoalannya bukan apakah Cola-Cola akan menumbuhkan kasnya pada tingkat 15% selama lima tahun, tujuh tahun, atau sepuluh tahun. Persoalan sebenarnya adalah perlunya meluangkan waktu melakukan riset dan menghitung nilai intrinsik, daripada mengandalkan metode jalan pintas (seperti rasio harga-laba, rasio harga terhadap nilai buu, atau ukuran relatif terhadap pasar). Meskipun tepat pecahan desimalnya, metode-metode ini tak memberi tahu apa pun tentang nilai suatu investasi.
(hlm.107)
Buffett memberitahu kita bahwa, dalam lingkungan tingkat bunga rendah, ia menyesuaikan tingkat diskonto ke atas, Ketika yield obligasi jatuh di bawah 7%,Buffett menyesuaikan tingkat diskontonya hingga tingkat jangka panjang. Jika tingkat bunga tidak naik, berarti ia telah menaikkan margin aman sebesar tiga poin tambahan.
PRINSIP KEUANGAN: MELAKUKAN EVA ATAU TIDAK?
ITULAH MASALAHNYA
EVA, merek dagang perusahaan konsultan New York Stern Stewart, adalah suatu sistem pengukuran yang menentukan apakah keuntungan investasi melebihi biaya modal.
(hlm.108)
Biaya utang adalah tingkat bunga yang dibayar perusahaan atas uang yang dipinjam, disesuaikan untuk pengurangan biaya bunga. Biaya ekuitas ditentukan oleh keberisikoan bisnis, yang diukur oleh CAPM.
Jika perusahaan itu terus mendapatkan 15% keuntungan modal yang berbiaya 12,6%, kita bisa katakan perusahaan itu menambah nilai ekonomis. Jika perusahaan itu mendapatkan tingkat yang lebih tinggi ini secara konsisten, harga sahamnya biasanya naik. Di sisi lain, jika perusahan ini mendapatkan 10% atas modalnya selama beberapa tahun berjalan, harga sahamnya biasanya turun.
EVA adalah suatu jenis alat ukur, suatu tingkat keuntungan minimum (hurdle rate) yang spesifik. Buffett memiliki alat ukur berbeda. Ia mengukur tingkat keuntungan minimum perusahaan dengan kemampuannya menumbuhkan nilai pasarnya sebesar suatu tingkat yang setidaknya sama dengan nilai laba ditahan perusahaan itu. Untuk tiap dolar yang ditahan perusahaan itu, kata Buffett, seharusnya perusahaan menawarkan setidaknya satu dolar nilai pasar.
(hlm.109)
Petama, rumus EVA didasarkan pada CAPM, yang mengandalkan kerentanan harga untuk mengukur risiko. Kita sudah tahu pendapat Buffett tentang ide bahwa saham yang lebih rentan itu lebih berisiko. Kedua, karena biaya ekuitas selalu lebih tinggi daripada biaya utang, dalam model EVA biaya modal sebenarnya turun ketika penggunaan relatif utang naik. Pendukung EVA akan kesulitan meyakinkan Buffett, dengan kesukaannya pada perusahaan yang bebas utang atau mendekatinnya, bahwa utang yang lebih tinggi adalah adalah hal yang baik karena sama dengan biaya modal yang lebih rendah.
Biaya modal adalah salah satu misteri bisnis terbesar di dunia.
Itu sedikit beragam, tergantung pada sejarah ketika kami masuk dan berapa tingkat bunga ketika kami membelinya, tapi umumnya kami menagih orang kira-kira 15% atas modal. Kami menemukan bahwa 15% mendapatkan perhatian mereka, tapi seharusnya tingkat keuntungan minimum tidak setinggi itu agar hal-hal yang ingin kami lakukan bisa terlaksana.
Penting dicamkan bahwa patokan internal Buffett untuk Berkshire Hathaway adalah perlunya seluruh perusahaan untuk tumbuh pada tingkat minimum 15% tiap tahun. Karena itu, 15% juga adalah hurdle rate bagi modal. Persyaratannya adalah bahwa kapan pun ia menyediakan modal untuk tiap anak perusahaan, apa pun kegunaan modal itu sebuah fasilitas riset baru, peralatan baru, kampanye periklanan baru akhirnya harus menghasilkan keuntungan yang setidaknya pada tingkat yang sama.
(hlm.110)
PRINSIP MANAJEMEN:
BISAKAH KITA MENILAI MANAJER?
Pujian tertinggi yang bisa diberikan oleh Warren Buffett pada seorang manajer adalah mengatakan bahwa manajer itu tak gagal berperilaku dan berpikir seperti pemiliki sebuah perusahaan. Manajer yang berperilaku seperti pemilik cenderung tidak kehilangan fokus dari tujuan utama perusahaan meningkatkan nilai pemegang saham dan mereka cenderung mengambil keputusan rasional yang memajukan sasaran itu.
Warren Buffett menerapkan tiga prinsip tentang manajemen perusahaan: (1) rasionalitas, (2) kejujuran, dan (3) menolak desakan kelembagaan.
Seperti telah kita pelajari, jika sebuah perusahaan menghasilkan keuntungan tinggi atas ekuitas, tugas manajemen adalah menginvestasikan kembali keuntungan itu ke perusahaan, untuk manfaat pemegang saham. Akan tetapi, jika keuntungan itu tak bisa direinvestasikan dengan tingkat pengembalian tinggi, manajemen punya tiga opsi: (1) mengabaikan masalah itu dan melanjutkan reinvestasi dengan tingkat pengembalian di bawah rata-rata: (2) membeli pertumbuhan; atau (3) mengembalikan uang pada pemegang saham, yang kemudian mungkin punya peluang mereinvestasikan uang itu di tempat lain dengan tingkat pengembalian lebih tinggi. Dalam pikiran Buffett, hanya satu pilihan yang rasional, dan itu adalah opsi 3.
(hlm.111)
Adanya keyakinan Buffett bahwa seorang manajer yang mengakui kesalahannya pada publik lebih cenderung untuk mengoreksinya.
Jika alokasi modal sederhana dan logis, mengapa modal dialokasikan begitu buruk? Jika manajemen bersikukuh untuk mendapatkan kearifan dan kredibilitas dengan menghadapi kesalahan, mengapa laporan tahunan hanya menggembar-gemborkan sukses? Jawabannya, Buffett telah belajar, adalah kekuatan tak terlihat yang disebut desakan kelembagaan kecenderungan membeo manajemen korporat untuk meniru perilaku manajer lain, tak masalah betapa bodoh dan irasionalnya itu.
(hlm.112)
Alasan meluangkan waktu mengevaluasi manajemen adalah karena hal itu memberi Anda sinyal peringatan awal tentang kinerja keuangan akhir.
Jika ide mengukur manajemen masih terlihat samar, Buffett menawarkan beberapa kiat:
- Kajilah laporan tahunan dari beberapa tahun ke belakang, berikan perhatian khusus pada apa yang dikatakan manajemen saat itu tentang strategi untuk masa depan.
- Bandingkan rencana itu dengan hasil-hasil saat ini: sepenuh apa telah terealisasikan?
- Bandingkan strategi-strategi beberapa tahun lalu dengan strategi dan ide tahun ini: Bagaimana pemikiran itu berubah?
- Bandingkan laporan tahunan perusahaan yang Anda minati dengan laporan dari perusahaan serupa dalam industri yang sama. Tak selalu mudah menemukan duplikat yang sama persis, tapi bahkan perbandingan kinerja relatif bisa menghasilkan wawasan.
(hlm.113)
Lacaklah laporan-laporan tahunan sebelumnya dan mulailah mengembangkan sense sejarah manajemen. Ikuti perusahaan Anda dalam pers; bacalah apa yang dikatakan manajemen dan apa yang dikatakan orang lain tentang mereka. Jika Anda memperhatikan bahwa CEO baru-baru ini berpidato atau menyampaikan presentasi, kopilah dari departemen hubungan investor dan bacalah dengan saksama. Carilah halaman Web perusahaan itu untuk mendapatkan informasi terbaru. Dalam tiap cara yang bisa Anda pikirkan, tinggikan antena Anda. Poin pentingnya adalah: jangan buyarkan basis argumen tentang menilai manajemen karena tugasnya tidak sederhana.
(hlm.114)
PERTUMBUHAN VERSUS NILAI:
PERDEBATAN YANG BERLANJUT
Nilai sebuah saham, terang Buffett pada beberapa kesempatan, adalah rus kas bersih investasi yang terjadi selama usia investasi, didiskontokan pada tingkat bunga yang cocok. Pertumbuhan, katanya, hanyalah bagian dari perhitungan yang terkait dengan arus kas. “Menurut pendapat kami,” ujar Buffett, “kedua pendekatan itu (nilai dan pertumbuhan) berhubungan amat erat.”
(hlm.116)
BILL MILLER DAN THE LEGG
MASON VALUE TRUST
“Ada beberapa kesamaan antara Bill Miller dan Warren Buffett,” terang Amy Arnott, editor morningstar. “Ia jelas memiliki strategi turnover amat rendah dan portofolionya sangat terkonsentrasi dibandingkan dengan dana ekuitas lain. Metodenya menilai perusahaan dengan Buffett dalam hal keduanya melihat arus kas bebas sebagai ukuran nilai intrinsik.”
(hlm.118)
Tentu, pada tahun 1996, ketika kami membeli Dell seharga $4,00, dan memperdagangkannya 6x dengan keuntungan modal 40%, tak seorang pun berpikir kami berlawanan dengan umum. Dan ketika kami memasukkan AOL senilai $15 pada akhir 1996, orang baru berpikir kami gila membeli sesuatu yang mungkin akan bangkrut karena internet atau Microsoft, atau ketidakkompetenan mereka sendiri.
(hlm.119)
Menemukan bisnis yang baik dengan harga murah, mengambil posisi besar, lalu memegang saham bertahun-tahun itu investasi yang masuk akal.
(hlm.120)
Tidak ada cara algoritmis untuk memiliki kinerja di atas standar.
Setiap portofolio yang melebihi kinerja selama waktu yang panjang mengalami hal itu karena berisikan sekuritasn-sekuritas yang salah harga.
(hlm.123)
WARREN BUFFETT WAY DAN
PERUSAHAAN-PERUSAHAAN TEKNOLOGI
Tapi ketika harus berhubungan dengan Microsoft dan Intel, saya tidak tahu akan seperti apa dunia sepuluh tahun dari sekarang, dan saya tidak ingin bermain dalam sebuah permainan di mana orang lain memiliki keuntungan.
Ada orang-orang yang bisa menganalisis teknologi, tapi saya tidak bisa.
(hlm.124)
Dari perspektif itu, kita bisa melihat bahwa beberapa perusahaan teknologi menunjukan sifat ekonomi yang paling dikagumi Buffett: margin laba tinggi, keuntungan modal tinggi, kemampuan reinvestasi laba kembali ke dalam perusahaan-berpertumbuhan cepat, dan manajemen yang bertindak untuk kepentingan pemegang saham.
(hlm.125)
“Akan tetapi, jika Anda benar-benar menggali aspek-aspek utama perusahaan yang Anda tinjau ukuran potensial pasarnya, profitabilitas teoretisnya, posisi kompetitifnya Anda bisa memahami dengan pasti apa yang mendorong perbedaan antara satu skenario dan lainnya, dan itu akan mengurangi level ketidakpastian Anda. Kami masih membuat valuasi arus kas, tapi kami sering menggunakan beberapa nilai target, bukan satu saja.”
Lebih lanjut, ujar Rapuano, “Karena teknologi adalah pendorong sejati pertumbuhan ekonomi masa depan, dan karena banyak perusahaan teknologi menghasilkan keuntungan yang amat besar ketika memang berhasil, kami menemukan bahwa level ekstra analisis itu memberikan imbalan. Hal itu bisa menghasilkan keuntungan jauh melebihi apa yang bisa kita temukan di tempat lain, bahkan dengan mempertimbangkan ketidakpastian lebih besar.”
Kita sudah tahu bagaimana Warren Buffett, ketia menilai perusahaan,menangani persoalan-persoalan ketidakpastian. Ia memerlukan margin aman yang lebih besar.
(hlm.126)
Dalam dunia produk konsumen Buffett, kesadaran merek, daya beli, dan andil pemikiran adalah faktor-faktor yang termasuk dalam suatu waralaba. Dalam dunia teknologi, faktor-faktor waralaba meliputi efek jaringan, umpan balik positif, batas dan keuntungan yang meningkat.
(hlm.128)
MENINJAU KEMBALI SECURITY ANALYSIS
Saya bertanya pada Profesor Mauboussin saran apa yang akan ia berikan pada orang muda yang ingin masuk dunia investasi. “Saya akan pertama kali mengatakan pada mereka bahwa mereka perlu memahami modal ekonomi, termasuk tidak hanya angka-angka akuntansi dan laporan keuangan, tapi bagaimana bisnis bekerja dan berinteraksi sebagai pesaing. Kedua mereka akan perlu memahami peran dan keterbatasan manusia dalam proses investasi, dan ketiga, saya akan meminta mereka bekerja keras,tapi tidak terlalu keras.”
(hlm.129)
6
MATEMATIKA INVESTASI
Kami berusaha berpikir seperti [yang akan dilakukan] Fermat dan Pascal jika mereka tak pernah mendengar teori keuangan modern.
(hlm.130)
Buffett melihat kesamaan kuat antara permintaan bridge dan investasi dalam pasar saham. “Ini adalah permainan sejuta kesimpulan,” terangnya. “Ada banyak hal untuk menarik kesimpulan kartu yang dimainkan dan kartu yang tak dimainkan. Kesimpulan-kesimpulan ini memberitahu kita sesuatu tentang probabilitas. Pastilah ada latihan intelektual terbaik di sana. Kita akan melihat situasi-situasi baru tiap sepuluh menit. Inti bridge adalah memberi bobot rasio untung/rugi,” ujar Buffett. “Kita akan melakukan perhitungan sepanjang waktu.”
(hlm.131)
Jadi, untuk Warren Buffett kita bisa menyimpulkan bahwa (1) ia ingat segala yang ia baca, atau (2) ia bisa melakukan perhitungan di luar kepalanya dengan secepat kilat.
Stavrou mendesak dengan satu contoh lagi:”Kalau harga lukisan berubah dari $250 menjadi $50 juta dalam seratus tahun, berapa tingkat keuntungan tahunannya?” sekali lagi Buffett menjawab dengan cepat: “13,0%.” Stavrou yang tercengang bertanya, “Bagaimana Anda melakukan itu?”
Buffett menjelaskan bahwa semua tabel bunga majemuk akan mengungkap jawaban yang sama.
“Ini adalah aljabar yang amat sederhana. Ini tak sulit dipelajari. Yang sulit adalah membuat Anda menggunakan ini secararutin hampir tiap hari dalam kehidupan Anda. Sistem Fermat/ Pascal cocok secara dramatis dengan cara dunia bekerja. Dan itu adalah kebenaran fundamental. Jadi Anda hanya harus memiliki teknik.”
(hlm.132)
TEORI PROBABILITAS
Adalah penyederhanaan yang berlebihan, bukan pernyataan berlebihan, mengatakan bahwa pasar saham adalah semesta yang tak pasti. Dalam semesta ini ada ratusan, bahkan ribuan kekuatan tunggal yang bergabung menetapkan harga, semua secara konstan bergerak, setiapnya bisa berdampak drastis, dan tak ada yang bisa diprediksi hingga kepastian absolut. Tugas bagi investor, karena itu, adalah mempersempit bidang ini, mengindentifikasi dan menghilangkan yang paling tak dikenali, dan berfokus pada yang kurang tak dikenali. Dan itulah tugas dalam probabilitas.
Probabilitas adalah bahasa matematika untuk ketidakpastian.
Berapa probabilitas seekor kucing melahirkan seekor burung? Nol. Berapa probabilitas matahari akan terbit esok? Kejadian itu, yang dianggap pasti, diberi probabilitas satu. Semua kejadian yang bisa tak pasti atau mustahil memiliki probabilitas yang adalah pecahan antara 0 dan 1,0. Menentukan pecahan ini adalah maksud dari teori probabilitas.
(hlm.133)
Pekerjaan Fascal dan Fermat menandai awal teori pemgambilan keputusan. Teori keputusan adalah proses memutuskan apa yng akan dilakukan ketika Anda tak pasti apa yang akan terjadi.
(hlm.134)
Kita mulai dengan menetapkan suatu probabilitas pada masing-masing hasil atas dasar apa pun bukti yang kemudian tersedia. Jika bukti tambahan tersedia, probabilitas awal direvisi untuk mencerminkan informasi baru.
Mari kita bayangkan bahwa Anda dan seorang teman telah meluangkan siang hari memainkan permainan papan favorit Anda, dan sekarang, di akhir permainan, berbincang tentang ini-itu. Kadang ucapan teman Anda membawa Anad melakukan pertaruhan sesama teman: bahwa dengan satu lemparan dadu dari permainan papan itu, Anda akan mendapatkan angka 6. Peluang langsung adalah satu dalam enam, atau probabilitas 16%. Tapi kemudian anggaplah teman Anda melempar dadu, dengan cepat menutupnya dengan tangannya, dan membukannya, “Aku bisa menerka ini, ujarnya,” “ini angka genap.” Dengan informasi baru ini, peluang Anad berubah menjadi sepertiga, probabilitas 33%. Ketika Anda berpikir apakah akan mengubah taruhan Anda, teman Anda dengan bercanda menambahkan: “Dan bukan 4.” Dengan sepenggal informasi tambahan ini, peluang Anda telah berubah lagi, menjadi satu per dua, probabilitas 50%.
Dengan urutan yang amat sederhana ini, Anda telah melakukan analisis Bayes. Masing-masing penggal informasi memengaruhi probabilitas awal, dan itulah kesimpulan Bayes.
(hllm.135)
Dalam kelas, pendekatan Bayes lebih populer disebut teori pohon keputusan, di mana tiap cabang pohon mewakili informasi baru yang, pada gilirannya, mengubah peluang pengambilan keputusan. “Di Harvard Bussiness School,” terang Charlie Munger, “hal kuantitatif hebat yang menyatukan kelas tahun pertama bersama adalah apa yang mereka sebut teori pohon keputusan. Yang mereka lakukan adalah menggunakan aljabar SMA dan menerapkannya pada masalah kehidupan nyata. Mahasiswa suka itu. Mereka terkejut karena menemukan aljabar SMA bisa digunakan dalam kehidupan.”
INTERPRETASI SUBJEKTIF PROBABILITAS
Dalam semua contoh ini, probabilitas peristiwa adalah apa yang disebut sebagai penafsiran frekuensi, dan ini didasarkan pada hukum rata-rata.
Jika suatu peristiwa tak pasti berulang dalam waktu yang tak terhitung, frekuensi kejadian suatu peristiwa tercermin dalam probabilitas peristiwa itu. Misalnya, jika kita melempar sebuah koin 100.000 kali, jumlah perkiraan kemunculan bagian atas koin adalah 50.000. perhatian bahwa saya tidak mengutamakan akan sama dengan 50.000. Hukum angka besar mengatakan frekuensi relatif dan probabilitas perlu sama hanya untuk jumlah pengulangan yang tak terbatas.
(hlm.136)
Dalam masalah mana pun yang berhubungan dengan ketidakpastian, kita jelas akan tak pernah mampu memberikan pernyataan yang pasti. Namun, jika masalahnya terdefinis dengan baik, kita seharusnya mampu membuat daftar semua hasil yang mungkin.
(hlm.137)
Menurut buku teks analisis Bayes, jika Anda percaya bahwa asumsi Anda masuk akal, “bisa diterima dengan sempurna” bila Anda membuat probabilitas subjektif Anda tentang suatu peristiwa tertentu sama dengan suatu probabilitas frekuensi. Yang harus Anda lakukan adalah memisahkan yang tak masuk akal dan tak logis, dan memilih yang logis.
Apakah mereka mengakuinya atau tidak, nyaris semua keputusan yang dibuat investor adalah percobaan probabilitas. Agar mereka sukses, amat penting bahwa pernyataan probabilitas mengombinasikan catatan historis dengan data yang paling baru yang ada. Dan inilah tindakan analisis Bayes.
PROBABILITAS, GAYA BUFFETT
“Ambil probabilitas rugi dikali jumlah kerugian yang mungkin dari probabilitas untung dikali jumlah keuntungan yang mungkin. Itulah yang kami coba lakukan,” ujar Buffett. “Ini tak sempurna, tapi itulah inti semua ini.”
(hlm.138)
Arbitrase risiko, yang merupakan bentuk yang lebih umum dipraktikkan hari ini, meliputi merger atau akuisisi korporat yang telah diumumkan. (sejumlah spekulan mempraktikkan arbitrase risiko pada peristiwa korporat yang belum diumumkan, tapi ini adalah wilayah yang dihindari Buffett, karena itu seharusnya juga kita hindari).
(hlm.139)
Proses keputusan Buffett adalah percobaan dalam probabilitas subjektif. Ia menerangkan: jika saya berpikir suatu peristiwa memiliki 90% peluang terjadi dan ada 3 poin di sisi atas, dan ada 10% peluang akan gagal, dan ada 9 poin sisi bawah, maka peristiwa itu $0,90 jatuh dari $2,70 menyisakan $1,80 ekspektasi matematis.
Buffett kemudian akan membandingkan keuntungan dari arbitrase risiko ini dengan keuntungan lain yang tersedia baginya.
“Kami sepenuhnya bersedia kehilangan uang atas transaksi tertentu arbitrase hanya salah satu contoh tapi kami tak bersedia memasuki transaksi apa pun ketika kami berpikir probabilitas jumlah peristiwa yang saling terpisah yang memiliki tipe yang serupa yang mempunyai kemungkinan rugi. Kami berharap, ”aku Buffett, “bahwa kami memasuki transaksi di mana perhitungan kami tentang probabilitas-probabilitas ini memiliki validitas.”