The Great Investors oleh Glen Arnold

Berikut ini adalah kutipan-kutipan yang saya kumpulkan dari buku The Great Investors oleh Glen Arnold.

Tanpa harus membacanya semua, Anda mendapatkan hal-hal yang menurut saya menarik dan terpenting.

Saya membaca buku-buku yang saya kutip ini dalam kurun waktu 11 – 12 tahun. Ada 3100 buku di perpustakaan saya. Membaca kutipan-kutipan ini menghemat waktu Anda 10x lipat.

Selamat membaca.

Chandra Natadipurba

===

THE GREAT INVESTORS

Lessons on Investing from Master Traders

By Glen Arnold

Cetakan pertama: Oktober 2013

Cetakan kedua: Januari 2018

Cetakan ketiga: April 2018

PENGANTAR

Karena alasan inilah, saya termotivasi untuk meneliti pendekatan investasi dari sembilan investor besar, seperti Warren Buffet, Benjamin Graham, Sir John Templeton, dan George Soros, dengan mempertanyakan hal-hal seperti: Bagaimana orang-orang ini bisa sedemikian sukses? Strategi apa yang mereka pakai untuk mengumpulkan kekayaannya? Dapatkah “para investor biasa” menerapkan teknik yang mereka gunakan?

(viii)

Mengapa memilih pada investor ini?

Pertama, para investor pilihan ini memiliki catatan keberhasilan yang panjang, sehingga memperbesar kemungkinan bahwa prestasi mereka berdasarkan kemampuan dan tidak semata-mata keberuntungan.

Kedua, jika menelaah pendekatan dan pemikiran mereka, kita menemukan adanya pemahaman yang sangat tajam mengenai cara kerja pasar dan jalan pikiran para pelaku pasar lainnya.

Ketiga, mereka memiliki pengetahuan yang luar biasa mengenai bisnis dan bagaimana memperoleh laba dari investasi jangka panjang.

Keempat, mereka telah menyampaikan cukup informasi kepada publik mengenai filosofi investasi mereka sehingga kita mengerti secara mendalam tentang elemen-elemen penting.

(hlm. ix)

Apa kesamaan mereka?

  • Menjadi analis bisnis daripada analis sekuritas.
  • Mengerjakan pekerjaan rumah Anda.
  • Mengendalikan emosi.
  • Konsisten melakukan pendekatan yang sama.
  • Kesederhanaan.

(hlm. x)

Misal, tidak ada investor besar yang menggunakan gagasan teori portfolio modern yang rumit, seperti Model Penentuan Harga Aset Modal dengan analis betanya. Nilai nyata investasi seharusnya mencolok, sehingga perhitungan yang rumit dan sangat rinci tidak penting untuk memberikan margin keamanan yang dibutuhkan.

  • Selalu belajar dari kesalahan.
  • Kepercayaan pada diri sendiri.
  • Pengambilan risiko yang diperhitungkan.

(hlm. xi)

Mereka berhati-hati untuk selalu menanamkan investasi ke berbagai efek, sehingga mereka tidak mempertaruhkan sebagian besar uang mereka di satu tempat.

(hlm. 1)

BAB 1

Benjamin Graham

(hlm. 2)

Ia lebih menekankan, untuk memahami sifat-sifat bisnis dari perusahaan yang akan dibelinya dan memahami pola pikir pasar. Ia mengombinasikan dengan alat intelektual yang kuat untuk mengontrol emosi ketika berinvestasi.

(hlm. 3)

Ada banyak hal yang dapat Anda pelajari dari Graham:

  • Memahami perbedaan antara seorang investor dan spekulan saham.
  • Menentukan faktor-faktor penting yang perlu diamati dalam menganalisis nilai suatu saham.
  • Berpikir secara independen, sehingga Anda bisa memanfaatkan kondisi tidak rasional dalam penetapan harga bursa; dengan demikian dapat terhindar menjadi korban.
  • Berinvestasi dengan margin keamanan—tidak sekadar membeli saham yang nilainya rendah, tapi saham-saham yang bernilai sangat-sangat rendah.

Kehidupan Awal

Pada awalnya memberi hasil baik yang lumayan, namun akhirnya ia kehilangan seluruh investasinya ketika terjadi kejatuhan pasar saham pada tahun 1907.

(hlm. 5)

Ia mengusulkan bahwa dirinya tidak lagi menerima gaji, melainkan memilih menerima persentase keuntungan terhadap sliding scale.

(hlm. 6)

Wall Street

Dalam autobiografinya, The memoirs of the Dean of Wall Street, ia menulis, “Awalnya, urusan di Wall Street sebagian besar dikuasai kaum pria, dan dijalankan dengan seperangkat aturan yang rumit”.2

Graham mengembangkan filosofinya, untuk mencari saham-saham yang akan dijual jauh di bawah nilai sebenarnya (true value). Untuk melakukan ini, ia harus mempelajari sendiri cara menganalisis nilai dasar (underlying value) sebuah perusahaan.

(hlm. 9-10)

Kemunduran di Masa Awal

Ia menyatakan di hadapan komite senat AS yang saat itu tengah menginvestigasi perkembangkan pasar pada tahun 1955 bahwa selama ‘periode tahunan’ para kliennya telah menghasilkan sekitar 20% laba kotor per tahunnya dan 17% setelah dipotong beban-beban manajemen Graham-Newman Corp. Hasil ini sama dengan dua kali lipat dari keuntungan pasar.

Mengembangkan Sebuah Teori Investasi

Memperoleh laba tinggi dengan risiko rendah mungkin saja terjadi, hanya jika si investor memiliki pengetahuan yang cukup tentang prinsip-prinsip utama investasi (alih-alih sekedar spekulasi) serta pengetahuan tentang analisis industri dan perusahaan (benar-benar berminat mempelajari cara kerja suatu bisnis).

(hlm. 13)

Analisis Menyeluruh

Ada banyak sekali faktor yang harus dipertimbangkan, termasuk kondisi keuangan perusahaan, kualitas pihak manajemennya, posisi strategisnya, catatan dividen dan pembayaran dividen, perubahan tingkat suku bunga, dan prospek di masa depan.

Kemudian, bacalah catatan lampiran dari laporan tersebut, karena pihak manajemen (dan para akuntan yang tidak bersikap tegas) memiliki kecenderungan untuk menggambarkan laporan yang baik.

Ketika menganalisis sebuah perusahaan, Graham mengidentifikasi dua elemen yang berbeda dalam analisisnya, yaitu kuantitatif dan kualitatif. Analisis kuantitatif bersifat simpel, berupa data statistik dan berdasarkan fakta-fakta tercatat, yang digolongkan oleh Graham sebagai berikut:

  • Nilai perusahaan di pasar saat itu, ditentukan oleh investor (saham yang diterbitkan sebesar x harga);

(hlm. 14)

  • Pendapatan dan dividen di masa lalu;
  • Aset dan liabilitas; dan
  • Statistik operasional, seperti efisiensi dalam pengendalian investaris.

Analisis yang baik diharapkan mampu membedakan antara data-data yang penting dan tidak relevan, anda harus mengembangkan kemampuan untuk berkonsentrasi pada hal-hal penting yang tersembunyi dalam setumpuk data yang ada. Bagian-bagian yang dianggap “penting” tentunya berbeda dari satu industri ke industri lainnya.

Misalnya, ketika menilai sebuah bisnis ritel dalam kondisi yang stabil bila dilihat dari perputaran modal dan keuntungan selama lima tahun, hal itu bisa menjadi indikasi bahwa saham bisnis itu memiliki daya pikat.

Tetapi ketika menilai perusahaan eksplorasi minyak, catatan kinerja selama lima tahunnya tidak bisa begitu diandalkan. Karena patokan utama dalam menentukan keuntungan di masa depan, berkaitan dengan harga minyak dunia dan tingkat produksi sumur minyak, yang kemungkinan hasilnya akan jauh berbeda di masa depan dibanding di masa lalu.

Analisis kualitatif lebih sulit dilakukan. Meskipun Graham mengakui bahwa faktor-faktor kualitatif sangat penting dalam suatu penilaian, ia sangat menyadari bahwa penilaian yang akurat itu sulit, dan bersifat rentan jika kita menilai segala sesuatu dari data-data yang tampak penuh harapan, seperti yang terjadi pada tahun 1929.

(hlm. 15)

Graham menemukan banyak investasi yang sangat murah di perusahaan-perusahaan yang dikategorikan sebagai “perusahaan berkinerja buruk” yang berada di “industri yang buruk”, dan karenanya diauhi oleh sebagian pelaku pasar.

(hlm. 16-17)

Menurut Graham, faktor paling penting dalam analisis kualitatif adalah stabilitas yang melekat di perusahaan. Sekali lagi, ia mencari keamanan dan kondisi perusahaan yang tidak stabil, tak mungkin menghasilkan analisis sehingga dapat menilai perusahaan itu memiliki margin keamanan.

Ia mengutip perbandingan antara Studebaker, perusahaan manufaktur mobil dan First National Stores, perusahaan ritel makanan. Perusahaan ritel makanan menghasilkan keuntungan yang tetap dan meningkat, tapi tidak spektakuler; sementara keuntungan yang diperoleh perusahaan manufaktur mobil, meski lebih besar, menunjukkan tingkat fluktuasi yang lebih tinggi, seperti yang telah diduga akan terjadi dalam industri yang bersifat siklus ini.

Karena itulah, graham berpikir bahwa perusahaan ritel makanan adalah investasi yang lebih sehat karena stabilitas yang dimilikinya, yang memungkinkan perusahaan itu berhasil di tahun-tahun mendatang, kecuali ada kebijakan perluasan yang dilakukan secara sembrono. Yang bisa kita simpulkan di sini adalah beberapa industri memiliki tingkat ketidakpastian yang melekat terhadap gambaran mereka sebagaimana diharapkan, sehingga tidak mungkin dianalisis dari segi keamanan.

Dengan demikian, jika Anda tidak memiliki pengetahuan luas mengenai, misal, software komputer atau pengembangan web, maka jangan pernah mencoba untuk menerka-nerka. Ada begitu banyak faktor yang tidak dapat diperhitungkan. Akankah komputasi awan menggantikan pasar PC? Akankah satu situs jejaring sosial mengalahkan yang lainnya? Akankah Apple mampu mempertahankan produk-produk unggulannya yang tidak ditandingi para pesaingnya?

Di sisi lain, perubahan pasar terhadap permintaan produk soft drink atau cokelat mungkin sangat kecil, sehingga permintaannya di masa mendatang dan posisi kompetitif dari pemimpin pangsa pasar saat ini bisa dinilai berdasar tingkat kepercayaan saja.

(hlm. 17)

Untuk mengetahui dengan tepat cara menganalisis secara menyeluruh sebuah saham yang diperdagangkan di pasar bursa, Graham menyarankan agar membayangkan diri kita sedang membeli sebuah saham dari perusahaan swasta. Lebih baik lagi, memperkirakan nilainya seolah Anda memiliki keseluruhan perusahaan itu. Ajukan pertanyaan ini: berapa harga jual perusahaan ini?

Jika Anda membeli saham sebesar 10% pada sebuah perusahaan swasta dengan harga $250.000, hal pertama yang perlu dipertimbangkan adalah mengalikan jumlahnya sepuluh kali untuk mengetahui apakah penilaian untuk keseluruhan perusahaan itu masuk akal—apakah harga $2,5 juta merupakan pembelian yang bagus?

(hlm. 18)

Hal ini bisa digambarkan seperti membuang sebuah bisnis ritel yang memiliki potensi jangka panjang yang luar biasa, posisi yang fantastis, dan para manajer yang bagus hanya karena hasil kuartal berikutnya akan turun karena “jalanan di luar toko sedang digali”. Bursa saham dapat dipengaruhi oleh berita negatif yang bersifat sementara dan menekan harga saham secara tidak wajar.

Dalam pandangan Graham, pasar bukanlah sebuah mesin rasional yang membuat perhitungan akurat, melainkan menetapkan harga berdasarkan hasil pemikiran manusia. Pasar memiliki kecenderungan memutarbalikkan fakta dan menggunakan alasan keliru karena lemahnya fungsi kognitif, lemahnya daya ingat, atau buruknya emosi.

(hlm. 19-20)

Evaluasilah secara kritis fakta-fakta mengenai perusahaan itu.

Margin Keamanan

Penekanan Graham mengenai keamanan adalah salah satu faktor utama yang dipelajari Warren Buffett dari Graham.

Margin keamanan bisa dianalogikan seperti kekuatan pendukung pada jembatan atau kapal, yang berguna lebih dari sekadar mengatasi kondisi-kondisi yang normal, ataupun kondisi yang luar biasa. Graham menganjurkan, agar kita membeli sekuritas yang tidak hanya berharga lebih rendah dibanding nilai yang diperkirakan, tetapi juga sekuritas yang berharga sangat rendah.

(hlm. 21)

Dalam berinvestasi, Anda bisa saja berdiri di tempat Anda selama mungkin sembari membiarkan sebagian besar “bola” melewati Anda karena “bola-bola” itu tidak memiliki margin keamanan yang cukup.

Nilai Intrinsik

Pengertian paling mendekati yang bisa diberikan Graham tentang nilai intrinsik adalah nilai suatu perusahaan bagi pemiliknya. Nilai intrinsik adalah harga di mana sebuah saham bisa dijual, jika memiliki harga yang sesuai dalam sebuah pasar bursa yang normal. Dalam artian, sebuah harga yang dibenarkan oleh fakta. Fakta ini meliputi aset, pendapatan, dividen, dan prospek yang pasti.

(hlm. 22)

Graham menyatakan bahwa tidak perlu harus memiliki angka yang tepat; kita hanya perlu menentukan apakah nilainya tidak mencukupi atau malah bernilai jauh lebih tinggi dari harga pasar. Graham terkenal bukan karena kebenaran politisnya, ia menyatakan, jika Anda melihat seorang pria dengan berat badan yang berlebihan sedang berjalan di tepi jalan, Anda tidak perlu menimbangnya untuk menyimpulkan bahwa pria itu gemuk. Demikian pula, nilai akan tampak mencolok bagi Anda.

(hlm. 23)

Saat ini pun, sebagaimana pada tahun 1922, menentukan secara tepat nilai sebuah saham adalah mustahil. Karena hal itu bergantung pada kas di mana mendatang, yang akan mengalir ke para pemegang saham dan hal ini juga bergantung pada banyak faktor.

Mulai dari produk baru hingga perilaku perusahaan-perusahaan pesaing, dan elemen-elemen ini sering kali sangat mudah berubah-ubah. Inilah alasan mengapa kita harus mencari margin keamanan yang besar—hanya membeli di bawah batas bawah nilai intrinsik yang sudah diperkirakan.

Fluktuasi Pasar

Berteman dengan fluktuasi pasar adalah salah satu dari tiga pelajaran terpenting yang diperoleh Warren Buffett dari Graham (dua hal lainnya adalah memandang saham-saham sebagai sebuah bagian kecil dari bisnis dan margin keamanan).

(hlm. 25)

Jika Anda adalah seorang investor yang berhati-hati atau pengusaha yang bijak, akankah Anda membiarkan pemberitahuan harian Mr. Market menentukan pandangan Anda terhadap nilai saham $1.000 di perusahaan tersebut?

(hlm. 26)

Spekulasi

Seorang spekulan sangat mengharapkan dapat mengambil keuntungan dari fluktuasi pasar, sedangkan seorang investor berfokus pada bisnis pokoknya, menilainya dan membeli dengan margin keamanan dan tidak mengambil risiko demi tujuan keuntungan yang tidak masuk akal.

(hlm. 27)

Spekulasi Cerdas dan Spekulasi Tidak Cerdas

Berikut gambarannya mengenai spekulasi yang tidak cerdas:

  • Membeli dan menjual ketika tidak punya pengetahuan dan kemampuan yang cukup untuk melakukannya;
  • Mengambil risiko yang lebih besar daripada jumlah kerugian yang dapat Anda tanggung;
  • Mengabaikan material kuantitatif;
  • Lebih mengandalkan keuntungan dari spekulasi yang berhasil, ketimbang penilaian bijak dari kemampuan Anda untuk bertindak secara cerdas.

(hlm. 29)

Manajemen

Ada tiga masalah terkait dengan manajemen.

Pertama, adanya ketidakjujuran tak kasatmata yang sering kali sulit dideteksi. Mengingat Anda tidak bisa membuat kesimpulan yang kuantitatif, ketika dinilai bahwa manajemen tidak dijalankan dengan baik. Satu-satunya solusi adalah menghindari semua situasi yang Anda curigai berbau ketidakjujuran.

Kedua, kejujuran digabung dengan ketidakmampuan—para pemegang saham harus berhati-hati dan tidak mudah menganggap bahwa manajemennya berkompeten.

Ketiga adalah situasi di mana para manajer umumnya bersikap jujur dan berkompeten dalam menjalankan bisnis; namun karena mereka hanyalah manusia, mereka tunduk pada tekanan yang disebabkan adanya konflik kepentingan.

(hlm. 30)

Perhatikan adanya prioritas-prioritas yang tak terkait pemegang saham mengenai hal-hal berikut ini:

  • Manajemen menahan informasi dari para pemegang saham, dengan alasan hal tersebut dapat menguntungkan para pesaing—dengan cara ini mereka dapat berkilah dari para pemegang saham yang mulai mempertanyakan.
  • Manajemen mengambil keuntungan dari pengembangan perusahaan melalui peningkatan jabatan atau gaji mereka.
  • Manajemen dihadiahi saham piliha atau bonus yang tidak sesuai dengan insentif berdasar kepentingan utama para pemegang saham.
  • Manajemen tetap menjalankan sebuah perusahaan, meskipun mungkin demi kepentingan pemegang saham untuk memangkas atau bahkan melikuidasi perusahaan, dengan nilai modal yang dikembalikan kepada pemegang saham.
  • Managemen mengontrol pembayaran dividen—lihat bahasan berikutnya.

(hlm. 31)

Pembayaran Dividen

Graham terutama disulitkan dengan perusahaan-perusahaan yang pihak manajemennya menahan dividen dengan alasan yang tidak cukup.

(hlm. 32)

Sebagai salah seorang pemegang saham, Graham giat menggunakan posisinya agar bermanfaat baik bagi pemegang saham lainnya. Pada akhir tahun 1920-an, ia mendapat kesempatan pertama untuk menggunakan posisinya sebagai pemegang saham guna mengubah kebijakan perusahaan. Ia memiliki saham di Northern Pipeline, sebuah perusahaan yang menjual dengan harga hanya $65 per sahamnnya, tapi membayarkan dividen sebesar $6. Terlebih lagi, perusahaan itu memiliki kas senilai $95 per saham, yang hampir semua jumlah itu dapat dibagikan kepada para pemegang saham tanpa mengganggu operasional perusahaan. Ini soal transaksi dengan harga murah.

Dengan membeli saham Northern Pipeline secara bijak, kemudian memenangkan mayoritas pemegang saham untuk menyetujui pandangannya, Graham mampu mendesak presiden dan dewan direksi yang tidak bersikap kompromi untuk membagikan dananya kepada para pemegang saham. Hal ini, tentu di luar perkiraan Wall Street yang sebagian besarnya berpikir bahwa para pemegang saham tidak bisa mempunyai pengaruh sebesar itu dalam sebuah perusahaan.

(hlm. 33)

Saham Pertumbuhan

Bagi Graham, saham pertumbuhan adalah saham yang berkinerja baik di masa lalu (pendapatan per sahamnya meningkat) dan diharapkan akan terus demikian di masa mendatang. Istilah saham pertumbuhan, sebaiknya tidak dilekatkan pada perusahaan yang keuntungannya biasa-biasa saja atau malah tidak pernah untung.

Ia memberikan contoh IBM, dulunya pernah menjadi saham yang sangat menarik, sehingga menciptakan keuntungan besar bagi para pemegang sahamnya. Namun pada awal tahun 60-an nilainya turun sebanyak 50% dan turun lagi dengan nilai persentase yang nyaris sama pada akhir 60-an.

Untuk semakin menegaskan maksudnya, Graham memberi contoh lain, yaitu Texas Instruments yang dalam waktu enam tahun terus meningkat dari ahrga $5 menjadi $256, tanpa membayar dividen, sementara pendapatannya meningkat dari 40 sen menjadi $3,91 per saham. Sebagai catatan, harganya meningkat lima kali lebih cepat dari keuntungannya; inilah ciri-ciri saham yang sangat diminati. Namun, dalam dua tahun berikutnya pendapatannya jatuh hingga mendekati 50% dan harganya turun sekitar empat seperlimanya, menjadi $49.

(hlm. 34)

Kebanyakan saham pertumbuhan berdasarkan teknologi, sedangkan setia proyeksi pertumbuhan berdasarkan sains. Ini dasarnya merupakan latihan kualitatif.

Graham menyimpulkan, bahwa investasi pertumbuhan bersifat ramalan karena ketidakmampuannya untuk mengetahui proyeksi konservatif dari pendapatan di masa mendatang. Karenanya analisis yang rasional dan margin keamanan tidak dapat siterapkan.

Sebaliknya, nilai saham yang dihargai sangat murah atau diabaikan, dapat menentukan untuk melihat apakah saham itu dijual pada harga yang memberikan perlindungan dari efek kesalahan perhitungan atau kondisi yang lebih buruk dari sekadar keberuntungan. Mereka yang melakukan pembelian berdasarkan pertumbuhan tidak mencari nilai uang secara konkret, melainkan membeli demi mendapat perlindungan terhadap perkembangan yang merugikan. Prospek dan janji di masa mendatang tidak mengganti rugi kekurangan nilai yang ada saat ini.

(hlm. 35)

Tiga Pendekatan Investasi Graham

Graham mengembangkan tiga pendekatan investasi yang saling terkait—investasi nilai aset sekarang, investasi nilai defensif, dan investasi nilai inisiatif—yang masing-masing memiliki faktor-faktor esensial. Lihat Gambar 1.2. Faktor terpenting selalu analisis bisnis yang kuat dan penilaian saham yang akan dibeli.

(hlm. 36)

Investasi Nilai Aset Sekarang

Investasi jenis ini menjadi dasar kesuksesan Graham pada tahun 1930-an dan 1940-an. Dalam menganalisis laporan keuangan, ia menemukan bahwa terdapat banyak perusahaan yang sahamnya bernilai rendah dikarenakan nilai harta lancarnya yang tercantum pada neraca. Ia mencari saham-saham yang dijual kurang dari modal kerja bersih perusahaan terkait, yaitu nilai aset sekarang setelah dikurangi semua kewajiban, baik untuk saat ini maupun jangka panjang.

(hlm. 37)

Ketika ditemukan sebuah saham yang dijual lebih rendah dari NCAV, seorang analis harus memeriksa apakah pendapatannya stabil, prospeknya bagus terkait posisi strategisnya, dan apakah perusahaan itu memiliki tim manajer yang bagus—lihat Gambar 1.3.

(hlm. 38)

Pada tahun 1930-an, 1940-an, dan terjadii lagi pada tahun 1970-an, Graham merasa heran dengan jumlah sumber-sumber likuiditas dalam beberapa perusahaan yang saham-sahamnya dijual dengan harga rendah; ia menemukan ada perusahaan-perusahaan ternama yang aset-aset jangka panjangnya, seperti tanah dan bengunan, atau hak paten dan nam merek, ternyata tidak bernilai sama sekali. Dalam sebuah artikel di The Journal of Investing(Musim Dingin, 2008) Ying Xiao dan saya menunjukkan bahwa pendekatan ini dapat berfungsi ketika diterapkan pada saham-saham UK pada periode 1981-2005. Penelitian yang dilaksanakan di negara-negara lain menegaskan bahwa persoalan penilaian harga murah dapat ditemukan, bahkan di zaman modern.

Ada tiga hal utama yang menjadi letak kesalahan, sehingga menyebabkan saham-saham dinilai begitu rendah:

  1. Bursa saham pada dasarnya salah menilai profitabilitas perusahaan dan prospeknya untuk bertahan.
  2. Manajemen secara sembarang memfokuskan diri pada aktivitas-aktivitas yang merusak/mengurangi nilai perusahaan dan perlahan-lahan akan menghabiskan aset perusahan.
  3. Para pemegang saham salah mengambil sikap terhadap properti mereka. Mereka tidak mendorong manajemen untuk menjalankan perusahaan di jalur yang benar.

(hlm. 40)

Mengapa Harga Harus Meningkat?

Berikut adalah alasan-alasan Graham mengharapkan pemulihan dari sebagian besar perusahaan-perusahaan ini:

  • Industri-industri pulih dari keterpurukan; dalam sebuah industri yang terlalu padat dan mengalami oversupply dengan harga-harga rendah beberapa perusahaan mengalami kebangkrutan. Sehingga perusahaan-perusahaan yang mampu bertahan, berpeluang mendapat bagian saham yang lebih besar dari sebuah pasar yang mulai bangkit dan keuntungan yang lebih tinggi.
  • Manajemen dapat mengubah kebijakannya atau manajemen itu dirombak, sehingga memungkinkan perusahaan meneruskan rute perjalanan yang lebih menguntungkan.

(hlm. 41)

  • Perusahaan dapat dijual atau diambil alih dan aset mereka digunakan dengan lebih baik. Penawaran premium akan meningkatkan harga saham.
  • Manajemen suatu perusahaan yang menjual sahamnya di bawah nilai likuidasi, harus memberikan alasan yang jelas kepada para pemegang saham untuk melanjutkan tindakannya.

Nilai Aset

Kewajiban harus dikurangi dengan nilai nominal, sementara aset harus disesuaikan berdasarkan daftar dalam Tabel 1.1

Tipe Aset% likuididasi dengan nilai buku
Kisaran NormalNilai rata-rata
Aset Saat Ini:  
Aset kas (termasuk sekuritas pada harga pasar)100100
Piutang (kurang dari jumlah cadangan biasa)75-9080
Inventaris (pada biaya lebih rendah atau pasar)50-7566 2/3
Aset tetap dan rupa-rupa:  
(Real estat, bangunan, mesin, investasi tidak berharga, aset tak berwujud, dan lain-lain.)1-5015 (kira-kira)

Penyusunan Keuangan

Graham mengakui bahwa performa di masa lalu bisa menjadi petunjuk bagi performa di masa mendatang. Jika 100 perusahaan yang memiliki keuntungan rata-rata sebesar $10 per saham selama sepuluh tahun terakhir digabungkan menjadi satu, kemudian kelompok gabungan lainnya yang terdiri atas 100 perusahaan dengan keuntungan rata-rata sebesar $1 per saham. Kita bisa mengharapkan kelompok pertama akan menghasilkan keuntungan agregat yang lebih besar daripada kelompok kedua selama kurun waktu 10 tahun ke depan. Keuntungan di masa depan tidak ditentukan sepenuhnya oleh keberuntungan atau kemampuan manajerial yang kompetitif. Pengaruh utamanya kemungkinan sama dengan pengaruh yang ada di masa lalu, meliputi faktor-faktor seperti jumlah modal perusahaan yang dikeluarkan, pengalaman tim manajer (atau tim teknologi), dan reputasi yang telah dibangun dengan pelanggan dan supplier.

(hlm. 43)

Kehilangan aset secara cepat (misal kas, piutang) menjadi pertanda bahaya, khususnya jika tidak ada tanda-tanda kondisi yang menurun akan berhenti.

(hlm. 44)

Faktor-Faktor Kualitatif

Analisis kualitatif berfokus pada hal-hal berikut:

  • Posisi kompetitif perusahaan di dalam industrinya;
  • Ciri-ciri operasi perusahaan;
  • Karakter manajemen;
  • Perkiraan masa depan perusahaan; dan
  • Perkiraan masa depan industri.

Ia lebih bersandar pada dasar-dasar fakta. Pendapat mudah sekali dipengaruhi oleh keadaan yang terjadi pada saat itu, karenanya terdapat beberapa hal yang bertentangan dalam tulisan Graham. Faktor-faktor kualitatif itu sangat penting, namun karena faktor ini tidak dapat dihitung maka penilaiannya sangat subjektif, sehingga tidak dapat dikategorikan sebagai “fakta”.

(hlm. 45)

Untuk menjaga agar tidak bergantung pada penilaian kualitatif mengenai perubahan di masa depan dalam posisi kompetitiif perusahaan/industri atau ciri-ciri operasi perusahaan, ia menyarankan supaya kita berkonsentrasi pada perusahaan dengan kecenderungan pendapatan yang stabil; yaitu perusahaan-perusahaan yang mudah dipahami dan tidak mengalami perubahan yang cepat.

(hlm. 46)

Diversifikasi dan Kesabaran

Dalam studi kami di tahun 2008, kami menemukan bahwa saham-saham NCAV terus-menerus mengungguli pasar dengan margin yang besar pada tahun keempat dan kelima pemilikan.

Jadi, jika Anda dapat menemukan perusahaan yang:

  • Menjual di bawah NCAV;
  • Dijalankan oleh para manajer berkompeten dan jujur yang akan bekerja keras untuk mencegah hilangnya aset; dan
  • Menunjukkan kekuatan pendapatan yang tinggi dan stabil di masa lalu yang kemungkinan besar hal ini akan terus terjadi di masa mendatang.

Maka Anda telah menemukan investasi yang sangat murah. Pada akhirnya pasar akan mengenali nilai sebenarnya. Sementara itu Anda dapat menikmati saham yang tingkat keamanannya tinggi.

Investasi Defensif

Mereka yang memilih investasi defensif dapat terus mengharapkan keuntungan dalam jumlah normal atau yang “memuaskan”. Investasi ini tidak memfokuskan keuntungan yang sangat tinggi, melainkan pada: (1) keamanan dan (2) kebebasan perusahaan.

(hlm. 48)

Investasi nilai defensif, ditujukan bagi para investor yang tidak memiliki waktu luang atau kemampuan untuk menghabiskan banyak waktu dengan portofolio mereka. Seluruh kriteria bersifat kualitatif dan website keuangan modern, telah mempermudah untuk mengambil seluruh saham di sebuah pasar saham dan menyaring saham-saham yang tidak memenuhi kriteria yang ditetapkan. Persyaratan untuk memilih saham-saham bagi investor defensif dapat dilihat pada Gambar 1.4.

  • Perusahaan harus berskala besar, terkemuka, dan penting; perusahaan-perusahaan kecil umumnya akan rentan menghadapi perubahan yang besar.
  • Perusahaan-perusahaan dengan kondisi keuangan yang kuat.
  • Perusahaan harus memiliki catatan pembayaran dividen yang berlanjut selama 20 tahun terakhir.
  • Harga saham tidak terlalu melebihi nilai aset bersih dalam laporan neraca; Graham menggunakan 1,5 kali nilai buku terakhir.
  • Perusahaan harus menghasilkan keuntungan setiap tahunnya selama 10 tahun terakhir, dan pendapatan per saham harus meningkat setidaknya sepertiga dalam 10 tahun terakhir.
  • Ia menyarankan bahwa seharusnya ada beberapa diversifikasi, tapi dalam jumlah yang tidak terlalu banyak, dan menganjurkan diversifikasi antara 10 hingga 30 jenis.
  • Rasio P/E harus sewajarnya. Dalam tulisannya, ia kadang menggunakan 15 kali rata-rata pendapatan selama tiga tahun terakhir. Pada kesempatan lain, ia menggunakan 25 kali rata-rata tujuh tahun terakhir atau 20 kali dari rata-rata setahun terakhir.

(hlm. 50)

Investasi Enterprising atau Agresif

Untuk persyaratan dalam investasi enterprising (lihat Gambar 1.5), Graham menganjurkan untuk menggunakan kriteria yang sama dengan investasi defensif sebagai permulaan, tapi ia melonggarkan batasannya dan mengubah penekanan. Sebagai contoh, jika perusahaan gagal menghasilkan keuntungan tiga tahun lalu, namun kinerjanya memuaskan untuk tes lainnya maka saham perusahaan itu layak dipertimbangkan untuk dibeli.

(hlm. 51)

Perkiraan kekuatan pendapatan di masa depan dapat diketahui dengan pengetahuan mengenai volume fisik sebelumnya, harga yang diteria, dan margin operasional. Karena memerlukan pengetahuan yang lebih luas, sebaiknya Anda berupaya untuk konsentrasi pada perusahaan atau industri yang sudah kenal dengan baik atau yang diminati. Hal ini akan membantu memberikan keunggulan kompetitif tentang para analis, sebuah pengetahuan yang tidak dimiliki analis lainnya.

(hlm. 53)

Tidak seperti yang diduga sebelumnya, investasi enterpricing Graham tidak memiliki risiko yang lebih besar dari investasi defensif.

Saran yang dikemukakan Graham kepada calon investor enterpricing selalu sama, yaitu ketekunan dalam segi waktu dan usaha; tanpa ketekunan ini, tidak ada kemungkinan memperoleh investasi bagus dengan margin keamanan yang cukup.

(hlm. 55)

Perusahaan-perusahaan siklis juga memiliki nilai, misal ketika kondisinya saat itu tidak baik, keuntungan dalam waktu dekat menurun dan harga sahamnya mewakili faktor-faktor negatifnya.

Waktu untuk Menjual

Graham akan menahan saham selama mungkin, biasanya memakan waktu bertahun-tahun dan bukannya bulanan, jika memang ada peluang menghasilkan pendapatan yang bagus dan kenaikan nilai. Namun, ia akan menjual jika: (1) kualitas perusahaan memburuk, atau (2) karena harganya naik ke tingkat yang tidak sesuai dengan nilai yang ditunjukkan.

(hlm. 56)

Kesulitan Pendekatan Graham

Terlalu disederhanakan

Menganiaya Data

Di sini “periset” menguji coba lusinan rumusan dari data masa lalu, sampai ia menemukan satu rumusan yang memberikan hasil yang diinginkan.

(hlm. 57)

Permainan berat

Pertama, ini merupakan pekerjaan berat. Penting untuk memperoleh data terbaik dan investor tidak mudah mendapatkannya.

(hlm. 58)

Tabiat

Karakter yang kuat dibutuhkan untuk melawan godaan mengikuti kebanyakan orang ketika terjadi kondisi panik, atau ketika terjadi kegembiraan yang berlebihan.

Pengetahuan yang luas mengenai keuangan, akuntansi, dan bursa saham berada di urutan kedua setelah pengendalian emosi.

Hal yang Tak Terpakai

“Perkiraan saya, kesempatan besar terakhir kali untuk melakukan cara Graham ini adalah pada tahun 1973 atau 1974, ketika Anda bisa melakukannya dengan cukup mudah.”11 kritikan Warren Buffett ini sepertinya agak kasar; jarang terjadi ketika pasar meningkat, mustahil untuk berinvestasi menggunakan salah satu pendekatan Graham.

(hlm. 59)

Memiliki Pandangan Jangka Waktu Panjang

(hlm. 60)

Memakai Cigar Butts12

Warren Buffett meninggalkan pendekatan aset bersih saat ini, milik Graham karena:

… pertama, harga awal yang “murah sekali” mungkin ternyata terbukti sama sekali tidak murah. Waktu adalah teman bagi perusahaan yang mapan dan musuh bagi perusahaan yang biasa-biasa saja.13

(hlm. 62)

Kesimpulan

Tidak seperti banyak pendahulunya yang menghasilkan keuntungan miliaran dolar; Graham sendiri tidak menghasilkan keuntungan dalam jumlah besar dari kegiatan investasinya.

(hlm. 65)

BAB 2

Philip Fisher

(hlm. 66)

Yang bisa dipelajari dari Fisher adalah Anda dapat berkinerja sangat baik di pasar, namun harus super fokus pada satu industri atau kelompok industri kecil tertentu. Tidak ada gunanya memahami industri dalam lingkup yang luas, karena hal ini akan menghalangi Anda mengembangkan wawasan mendalam yang diperlukan untuk berhasil dalam sebuah bidang yang terfokus.

(hlm. 67-68)

Pendidikan dan Masa Setelahnya

Fisher banyak belaar saat menimba ilmu di Graduate School of Business, Stanford University, yang baru terbentuk. Sebagai mahasiswa tahun pertama pada tahun akademik 1927-1928, satu hari dalam seminggu ia mendapat tugas untuk mengunjungi perusahaan-perusahaan besar di wilayah Teluk San Fransisco di bawah pengawasan Profesor Boris Emmett. Kunjungan ini memberikan wawasan yang tak ternilai megenai sejumlah perusahaan. Para mahasiswa tidak hanya melihat langsung kegiatan operasional perusahaan-perusahaan tersebut, tetapi mereka juga berkesempatan untuk bertanya mengenai manajemen. Di bawah bimbingan cerdas Profesor Emmett, mereka mampu menilai kekuatan dan kelemahan setiap perusahaan.

Ia memahami betapa pentingnya unsur penjualan dan marketing bagi kemakmuran sebuah perusahaan manufaktur. Bahkan di usia muda seperti itu, ia bisa mengetahui bahwa investasi yang baik sering kali ditemukan di perusahaan-perusahaan yang tidak hanya dapat menjual produk-produknya. Namun, juga dapat memprediksi kebutuhan dan keinginan yang berubah-ubah dari para konsumen yaitu marketing.

(hlm. 69)

Pengembangan

Perusahaan yang menjadi favorit bursa saham, tidak sepenuhnya dinilai baik oleh pembeli atau pelanggan.

(hlm. 70)

Inilah pelajaran yang sangat penting: membaca catatan keuangan mengenai suatu perusahaan, tidak pernah cukup untuk menilai sebuah investasi. Anda perlu menyelidiki dan mendiskusikan perusahaan terkait dan prospeknya dengan orang-orang yang mempunyai beberapa hubungan langsung dengannya. Sikap investigatif ini adalah salah satu landasan pokok dari filosofi investasi Fisher.

Kehancuran Besar

(hlm. 71)

Kita memiliki banyak “era baru” di abad sebelumnya atau penyataan “kali ini akan berbeda” untuk menjelaskan harga saham yang sangat tinggi.

Itu adalah pembelajaran dan ia mendapat sejumlah pelajaran, salah satunya adalah bahwa harga yang rendah tidak menentukan nilainya. Yang dibutuhkan investor adalah sebuah saham dengan harga yang murah terkait pendapatannya selama beberapa tahun. Ia mulai berpikir mengenai prediksi (dalam batasan yang cukup luas) pendapatan perusahaan dalam beberapa tahun ke depan.

(hlm. 73)

Karenanya ia memutuskan untuk menggunakan seluruh daya upayanya untuk memperoleh keuntungan besar dalam jangka panjang.

(hlm. 74)

Dow Chemical

Pada musim semi 1947, Fisher memilih satu perusahaan yang memenuhi seluruh kriterianya—yaitu Dow Chemical Company. Alasan untuk pilihannya ini:

  • Adanya budaya untuk mencapai prestasi tinggi sebagai suatu tim.
  • Kebijaksanaan manajerial senior. Salah satu pertanyaan favoritnya ketika berbicara dengan top eksekutif bisnis untuk pertama kali adalah pendapat mereka mengenai masalah jangka panjang yang terpenting yang dihadapi perusahaannya.

(hlm. 75)

  • Fokus ke bidang-bidang yang memiliki kompetensi khusus dan menolak keluar dari lingkungan kompetensi tersebut. Dow hanya beroperasi di bidang-bidang yang termasuk sektor kimia, yang memungkinkannya menjadi produsen yang paling efisien di bidang tersebut. Hal ini mungkin dikarenakan jumlah produksinya yang lebih besar, teknik mesin yang lebih baik, pemahaman yang lebih dalam tentang produk-produknya atau alasan lainnya.
  • Penekanan pada litbang yang kuat, membuat Dow menjadi yang terbaik dan tetap mempertahankan status terbaiknya selama berpuluh-puluh tahun kemudian.
  • Pemeliharaan seluruh karyawan perusahaan.

(hlm. 77)

Filosofi Investasi Fisher

Berdasarkan pengalaman, Fisher menyadari bahwa syarat terpenting untuk memilih investasi yang baik adalah menghabiskan waktu untuk mencari tahu segala hal tentang suatu perusahaan; berdiskusi dengan para manajer dan orang-orang yang mengenal betul suatu industri atau perusahaan. Inilah yang disebutnya dengan istilah ‘Scuttlebutt’ (kabar angin), dan kita akan membahasnya lebih rinci pada pembahasan selanjutnya. Scuttlebutt mengepung semua kualitas lainnya yang dicari Fisher pada suatu perusahaan, sebagai penguat fakta-fakta yang berasal dari laporan-laporan dan sumber berita lainnya. Yang ia cari adalah sebuah perusahaan yang akan menjadi terdepan di bidangnya dan memiliki semua kualitas yang sangat dikagumi Fisher pada  Food Machinery Corporation; sebuah perusahaan yang mempunyai kemungkinan memperoleh pertumbuhan pendapatan yang spektakuler dengan manajemen yang efisien secara keseluruhan.

(hlm. 78)

Scuttlebutt

Cara ini menggunakan rumor bisnis, dengan mencari pendapat dari siapa pun dan setiap orang yang berhubungan dengan perusahaan. Mereka meliputi: para pekerja, pelanggan, penyuplai, kontraktor, pesaing, akademisi, petugas, dan lain-lain. Gambaran yang sangat akurat mengenai kekuatan dan kelemahan tiap perusahaan dalam suatu industri, dapat dibangun dengan cara mengumpulkan pendapat-pendapat dari perwakilan lintas-bagian yang berkepentingan dengan perusahaan tertentu. Jika mereka merasa yakin bahwa takkan ada masalah apabila pernyataan mereka dikutip, mereka akan leluasa mengutarakan pendapatnya mengenai para pesaing mereka. Jika Anda menanyakan orang-orang dari lima perusahaan dengan pertanyaan-pertanyaan cerdas tentang titik-titik kekuatan dan kelemahan dari empat perusahaan lainnya, maka mereka secara umum akan membantu Anda membangun suatu gambaran rinci dan akurat dari seluruh kelima perusahaan. (Lihat Gambar 2.1).

(hlm. 80)

Posisi Kompetitif

Menurut Fisher, sebuah investasi yang bagus adalah investasi perusahaan terkait yang memiliki karakteristik khusus untuk memungkinkan diperolehnya keuntungan di atas rata-rata.

(hlm. 82)

Menurut Fisher, ada tiga faktor yang menjadikan sebuah perusahaan dominasi dalam beberapa industri:

  • Reputasi untuk kualitas dan kepercayaan;
  • Kesadaran para pelanggan bahwa mereka harus tetap menjaga reputasi yang dimilikinya dengan mendapatkan produk-produk berkualitas tinggi dan terpercaya;
  • Posisi terdepan dalam industrinya, para kompetitor hanya memegang porsi kecil dalam pasar, sehingga brand perusahaan terkait yang mendominasi menjadi sama dengan produknya.

(hlm. 83)

Menurut Fisher, akan lebih baik jika suatu perusahaan mempertahankan keuntungannya dengan cara-cara lain, seperti dengan keunggulan teknologi, pengalaman manufaktur, divisi penjualan dan pelayanan yang sangat baik, dan hubungan baik dengan pelanggan. Lebih jauh lagi, ia menyatakan bahwa jika perusahaan bergantung pada perlindungan paten untuk mempertahankan margin keuntungannya, itu lebih merupakan tanda investasi yang lemah.

(hlm. 84)

Marketing

Satu komponen penting sebuah perusahaan untuk mempertahankan posisi kompetitifnya adalah melalui divisi marketingnya, yang mampu menghasilkan penjualan berulang bagi pelanggan-pelanggan yang puas.

(hlm. 85)

Menurut Fisher, perusahaan-perusahaan yang terbukti merupakan lahan investasi yang unggul, selalu memiliki divisi distribusi yang agresif maupun divisi penjualan yang terus berkembang.

(hlm. 86)

Penelitian dan Pengembangan

Kualitas divisi litbang sangat bervariasi, dengan perhitungan bahwa perusahaan yang sukses memperoleh keuntungan dari setiap dolar dana riset, sedikitnya dua kali dibanding perusahaan yang kurang sukses.

(hlm. 87)

Fisher tidak tertarik pada perusahaan yang memiliki produk unggulan yang sedang beredar, tetapi ia mencari perusahaan yang menciptakan secara konsisten sejumlah produk baru yang menguntungkan.

(hlm. 88)

Kondisi Keuangan dan Pengawasan

Mengetahui setiap elemen biaya, dapat menunjukkan area mana yang dimungkinkan untuk diterapkan pengurangan biaya, dengan cara perubahan proses atau memanajemen para karyawan dengan lebih efektif.

(hlm. 89)

Fisher mencari perusahaan-perusahaan yang memiliki riwayat margin keuntungan tinggi yang konsisten, karena hal ini tampaknya (meskipun tidak selalu) memberikan indikasi dari kinerja di masa mendatang. Beberapa perusahaan memiliki kemampuan menetapkan harga dengan nilai yang tinggi, sehingga mereka dapat mempertahankan margin keuntungannya.

(hlm. 94)

Integritas

Ketika muncul situasi buruk, pihak manajemen yang berintegritas tidak berusaha untuk menyembunyikannya.

(hlm. 95)

Kebijakan dividen adalah hal lain yang membutuhkan kemampuan manajerial dan integritas. Manajemen yang buruk bisa menimbun uang, melebihi jumlah yang dibutuhkan perusahaan dan karenanya bukan demi kepentingan para pemegang saham.

(hlm. 99)

Hubungan eksekutif yang mengagumkan

Sekali lagi dalam hal ini, Scuttlebutt adalah sumber informasi paling penting, tapi statistik yang umum tersedia dapat juga digunakan dengan baik, seperti perbedaan gaji antara posisi puncak di suatu perusahaan dan posisi kedua atau ketiga di bawahnya. Jika perbedaan ini terlalu besar, maka ini merupakan peringatan.

Perilaku Pasar yang Dieksploitasi

(hlm. 101)

Harga Saham dan Rasio P/E

Untuk menjadi investor yang baik, Anda lebih membutuhkan sistem saraf yang baik daripada otak yang cerdas. Investor harus tetap tenang sambil bersikap tabah dan barulah mereka bisa memperoleh hasilnya, yaitu dari kenaikan pendapatan dan sekaligus kenaikan rasio P/E.

(hlm. 103)

Para investor harus berhati-hati dalam memprediksi masa depan dengan menggunakan tingkat presisi numerik; hal ini merupakan upaya yang sia-sia dan tidak tepat dalam bidang apa pun, dan pastinya bukan di dunia keuangan. Yang terpenting dalam masa mendatang adalah seluruh blok bangunan berada di posisi yang benar—manajemen kualitas, marketing yang unggul, posisi kompetitif yang kuat, divisi litbang yang bagus, dan lain-lain. Jika semuanya itu terpenuhi, maka kenaikan harga dan keuntungan akan terjadi cepat atau lambat.

(hlm. 108)

Perusahaan Start-up

Setidaknya sebuah perusahaan harus sudah beroperasi selama dua atau tiga tahun untuk mengevaluasi jalannya kinerja perusahaan.

Menolak Rasio P/E yang Tinggi

Fisher bersedia membayar rasio P/E sebesar 35 atau lebih jika ada jaminan akan pertumbuhan keuntungan yang potensial.

(hlm. 113)

BAB 3

Warren Buffett

Dan Charles Munger

(hlm. 114)

Ada banyak hal yang dapat Anda pelajari dari Buffett dan Munger:

  • Fokus pada karakteristik suatu bisnis yang akan mengalami peningkatan pendapatan dalam jangka waktu panjang.
  • Memastikan perusahaan-perusahaan tempat Anda berinvestasi dijalankan oleh eksekutif yang berkompeten dan jujur.
  • Tingkat pengembalian ekuitas (ROE) yang digunakan dalam sebuah perusahaan merupakan hal penting.
  • Anda mungkin harus menunggu selama puluhan tahun, hingga akhirnya sebuah perusahaan terbaik menjadi cukup murah untuk dibeli pada harga perdagangan, jika memang hal itu yang terjadi.
  • Menghindari diversifikasi yang berlebihan.

(hlm. 115)

  • Jangan mengikuti komunitas investasi, namun kesalahan yang dibuatnya perlu digali dan dipelajari.
  • Sering kali ada untungnya jika kita tetap setia pada suatu perusahaan dan para eksekutifnya selama puluhan tahun.
  • Ada sejumlah investasi ekuitas yang unggul di luar bursa saham.

(hlm. 116)

Setelahnya, kita akan mengulas secara singkat nasihat-nasihat mereka mengenai hal-hal yang perlu dihindari sebagai investor—berinvestasi memang menguras waktu, sehingga Anda tidak ingin diganggu dengan hal-hal yang tidak relevan seperti persamaan dalam huruf Yunani (yang dicintai kalangan akademis), memperkirakan pergerakan pasar dalam jangka pendek (yang dicintai ribuan trader bursa) atau menggunakan pengukuran risiko yang salah (misal beta, yang dicintai baik oleh kalangan akademis maupun trader!).

Masa-Masa Awal

(hlm. 117)

Pelajaran pertama: jangan panik ketika harga sedang jatuh. Investor membutuhkan kesabaran dan keinginan kuat untuk bertahan dalam kesulitan. Saham Cities Service jatuh menjadi $27. Pelajaran kedua: jangan menjual untuk memperoleh keuntungan jangka pendek. Jika investor merasa yakin bahwa investasinya baik, maka investasi itu seharusnya tidak dijual demi keuntungan singkat. Harga saham Cities Service meningkat menjadi $40, sehingga Buffett menjualnya, namun kemudian nilainya itu naik lagi hingga mencapai $202 per sahamnya; itu berarti saham itu akan menghasilkan keuntungan sebesar $490 bagi Buffett dan adiknya. Dua pelajaran ini mengajarkan Buffett mengenai pentingnya berinvestasi di sebuah perusahaan yang baik pada jangka waktu yang lama. Pelajaran ketiga: Buffett belajar mengenai tanggung jawab per orangan.

(hlm. 119)

Pendidikan

Ia meninggalkan Columbia pada tahun 1951, dengan gelar Master di bidang ekonomi dan pemahaman yang sangat berharga mengenai prinsip-prinsip utama Graham: nilai intrinsik dan margin keamanan.

GEICO

(hlm. 121)

Pada tahun 1952, ia menjual saham-saham GEICO miliknya dengan harga $15.259, keuntungan yang cukup besar, namun jika ia tetap memegang saham-saham ini selama 20 tahun berikutnya, maka saham ini akan bernilai $1,3 juta. Hal ini mengajarinya satu pelajaran: jika Ansa telah menemukan sebuah perusahaan yang sangat baik, maka selama perusahaan itu tetap menunjukka performa yang baik, jangan menjual saham Anda itu.

(hlm. 122)

Jika Ana terus-menerus dihujani berita-berita, gangguan jangka pendek, dan berbagai tip, bahayanya Anda akan mulai merespons semua ini.

(hlm. 130)

Berkshire Hathaway

Investasi di Bidang Asuransi

“Uang bebas” ini terjadi ketika premi asuransi melebihi pembayaran klaim dan biaya operasional yang melebihi pembayaran klaim dan biaya operasional yang melebihi jumlah yang dibebankan untuk memperoleh dana dari sumber-sumber lainnya (misal, dari peminjaman dengan suku bunga sedikit di atas suku bunga obligasi pemerintah AS selama 10 tahun), dan Buffett memperoleh uang “cuma-cuma” selama sebagian besar waktu 40 tahun lebih yang dihabiskannya di Berkshire Hathaway.

Hasil float dari bisnis asuransi plus uang dari usaha bisnis lainnya digunakan untuk membeli tiga jenis investasi yang berbeda:

  • Saham minoritas yang signifikan dalam perusahaan-perusahaan besar yang ditawarkan kepada publik;
  • Pengawasan suku bunga di perusahaan-perusahaan asuransi;
  • Saham-saham dalam perusahaan tertutup dengan hak guna paten (franchise) yang menguntungkan dan manajemen yang unggul.

(hlm. 133)

Washington Post

Sebagai sebuah brand kuat dengan basis pelanggan yang sangat loyal, perusahaan-perusahaan ini dapat meningkatkan harga saham mereka tanpa adanya kemungkinan mengalami kerugian penjualan yang cukup besar.

(hlm. 135)

Perusahaan% Kepemilikan perusahaanBiayaPasar
  $ (dalam jutaan) $
American Express Company12,71.2876.143
BYD Company, Ltd9,92321.986
The Coca-Cola Company8,61.29911.400
Johnson&Johnson1,01.7241.838
POSCO5,27682.092
The Procter & Gamble Company2,95335.040
Wal-Mart Stores, Inc.1,01.8932.087
Wells Fargo & Company6,57.3949.021

(hlm. 137)

Mengunjungi Kembali GEICO

Dalam laporannya pada tahun 1980 kepada para pemegang saham Berkshire Hathaway, Buffett mengatakan bahwa GEICO memiliki dua kualitas utama yang dicari seorang investor jangka panjang: (1) Sebuah keunggulan bisnis yang penting dan sangat sulit ditiru—biaya rendah dan kontrak dengan jutaan pekerja pemerintah; dan (2) Sebuah manajemen yang sangat luar biasa yang kemampuannya dalam operasional dipasangkan dengan keahlian dalam apresiasi modal.

(hlm. 138)

Akuisisi lebih banyak perusahaan asuransi berarti perolehan float yang lebih besar untuk digunakan sebagai investasi, yang akhirnya akan menghasilkan keuntungan.

Saham-Saham Perusahaan yang Tak Terdaftar

(hlm. 140)

Pada tahun 1972, perusahaan itu ditawarkan untuk dijual sebesar $40 juta, dengan uang melebihi $10 juta, yang berarti harga yang diminta sebenarnya adalah $30 juta.

(hlm. 141)

Buffett memberi komentar dalam suratnya untuk para pemegang saham Berkshire Hathaway pada tahun 2007, bahwa jauh lebih baik untuk memiliki sebuah arus pendapatan yang pernah meningkat dan secara virtual tidak membutuhkan modal—ia menunjuk pada Microsoft dan Google sebagai contoh lebih lanjut.

(hlm. 149)

Charles Munger

Munger dan Buffett saling memuji kemampuannya masing-masing; mereka sama-sama pendukung kuat dari penerapan etika bisnis dan membenci setiap jenis pengurusan yang tidak jelas; mereka mengerti bahwa pencapaian yang mereka raih berasal dari pemikiran yang tajam, strategi yang baik dan disiplin yang kuat.

(hlm. 51)

“Kesulitannya tidak terletak pada idenya namun cara melepaskan diri dari pemikiran lama.” Ternyata membutuhkan waktu yang lama bagi saya untuk benar-benar keluar, sebagian karena kebanyakan dari apa yang saya terima dari guru yang sama sangatlah berharga. Puncaknya, pengalaman bisnis, langsung dan yang mewakili, menghasilkan kecenderungan kuat saya saat ini untuk bisnis-bisnis yang memiliki sejumlah besar Goodwill yang abadi dan memanfaatkan suatu aset nyata secara minimum.10

(hlm. 152)

Filosofi Bisnis

Buffett dan Munger mencoba untuk memahami setiap bisnis yang mereka minati, seolah bisnis itu milik mereka sendiri.

(hlm. 153)

Berpikir Seperti Pemilik

Perusahaan mana yang akan bersaing dengan kita? Siapa yang harus saya khawatirkan? Siapa pelanggan saya? Bagaimana caranya mengembangkan bisnis? Cara untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan ini adalah berbicara dengan orang-orang yang mengerti tentang perusahaan—yaitu para pelanggan, pesaing, manajer, supplier, dan lain-lain. Temukan kekuatan dan kelemahan relatif yang dimilikinya dibandingkan dengan yang lain.

(hlm. 156)

Kriteria Investasi

Tidak dapat dihindari

Tipe bisnis yang menjadi favorit Buffett adalah apa yang ia sebut sebagai sesuatu “yang tidak dapat dihindari”; yaitu perusahaan-perusahaan yang dengan sangat efisien dominan dalam industrinya, dan akan berlanjut demikian sampai dengan masa depan yang dapat diperkirakan; dengan kata lain perusahaan-perusahaan dalam industri yang tidak mengalami perubahan yang besar, sehingga memungkinkan untuk memperkirakan pendapatan di masa depan.

Anda salah! Coca-Cola menjadi kuat dan semakin kuat dari tahun ke tahun; strategi dan dominasi operasional yang dimilikinya bertahan hingga saat ini.

(hlm. 157)

Untuk setiap perusahaan yang tidak dapat dihindari Anda akan menghadapi belasan “peniru”, yaitu perusahaan-perusahaan yang akan melalui sebuah jalan yang baik, namun rentan terhadap serangan kompetisi. Buffet berpikir bahwa ia dan Munger hanya dapat mengatasi sampai dengan 20 perusahaan yang tidak dapat dihindari.

(hlm. 159)

Punch Cards dan Pitch Sempurna

Buffett gemar menggunakan metafora baseball; investor pribadi dapat tetap tinggal di tempat dan menunggu datangnya pukulan yang tepat, dan ia tak kan gagal memukul setelah tiga kali percobaan. Dengan demikian Anda bisa membiarkan lusinan, bahkan ratusan, perusahaan berada di pasaran tanpa Anda perlu membelinya. Tunggulah saat yang benar-benar tepat untuk memukul, sehingga tidak sembarangan memukul.

Arus Kas

Jika nilai sebuah perusahaan tidak terlihat mencolok bagi Anda, berarti perusahaan tersebut terlalu tertutup dan Anda sebaiknya melupakan ide itu.

Arus kas yang dipotong Buffett adalah pendapatan pemilik, yang ia definisikan dengan (a+b) – (c+d)

(hlm. 163)

a = pendapatan yang dilaporkan

b = depresiasi, deplesi, amortisasi, dan biaya nonkontan tertentu lainnya

c = jumlah pengeluaran modal untuk pabrik dan peralatan, dan lain-lain. Yang dibutuhkan perusahaan untuk mempertahankan posisi kompetisi jangka panjangnya dan volume unitnya.

d = modal kerja tambahan yang diperlukan untuk mempertahankan posisi kompetitif jangka panjang dan volume unit.

c dan d hanya dapat ditebak dan karenanya nilai pendapatan pemiliknya tidak dapat akurat. Namun Buffett sependapat dengan Keynes, bahwa ia memilih untuk berbuat benar tapi masih meragu daripada berbuat kesalahan yang pasti.

(hlm. 167)

Perusahaan yang paling buruk adalah perusahaan yang harus atau akan menggunakan dan menggunakan lagi modal dengan tingkat pengembalian yang rendah.

Perusahaan Ideal

Perusahaan investasi yang ideal adalah yang memiliki sebuah ekonomi franchise yang kuat, seperti Coca-Cola, Gillete, Disney, atau See’s Candy. Makin kuat suatu franchise, maka perusahaan makin mempunyai kontrol terhadap peningkatan harga dan volume penjualan tanpa membutuhkan modal yang besar.

(hlm. 170)

Kualitas Manajemen

Sikap Lepas Tangan

Mereka menghapuskan semua aktivitas ritual dan nonproduktif yang biasa dilakukan oleh para eksekutif senior, misal rapat dengan para analis saham, laporan triwulan, dan lain-lain.

(hlm. 182)

Jebakan yang Harus Dihindari

Ketidaksabaran dapat menjadi hal yang merugikan bagi pada investor. Jika investor tidak dapat menemukan sebuah perusahaan yang sesuai sebagai tempat berinvestasi, mereka harus tetap menahan kesabarannya, dan menunggu.

(hlm. 183)

Menjadi terlalu ambisius dapat menyebabkan investor membuat keputusan yang buruk. Tujuan Buffett dan Munger tidak lebih dari 15% per tahun dalam investasi mereka. Mencoba untuk memperoleh lebih banyak, berarti mengambil risiko lebih besar dan terlalu banyak trading dapat berakibat tidak menguntungkan. Hal ini dikarenakan bermacam-macam komisi yang dikeluarkan dalam perdagangan itu akan memakan setiap keuntungan yang dihasilkan.

(hlm. 185)

Pendapatan Buffett dan Munger tentang Risiko

Coke menjual sekitar 40% dari seluruh softdrink di dunia dan Gillete memiliki lebih dari 60% saham (dalam nilai) dari pasar silet. Dengan mengesampingkan produk permen karet, di mana Wrigley mendominasi, saya tahun tidak ada bisnis signifikan lain yang perusahaan-perusahaan terdepannya menikmati kekuatan global seperti itu.

(hlm. 186)

Kekuatan kompetitif dari Coke atau Gillete terlihat jelas bahkan oleh pengamat bisnis biasa. Namun beta dari saham mereka sama dengan beta dari banyak perusahaan-perusahaan besar yang berkinerja biasa-biasa saja yang memiliki sedikit keuntungan kompetitif atau tidak sama sekali.

(hlm. 187)

Kesulitan dan Kelemahan

Walaupun filosofi investasi Buffett dan Munger mudah untuk diucapkan, prinsip itu sulit diterapkan. Dibutuhkan waktu dan pengetahuan yang cukup untuk memahami sebuah perusahaan-perusahaan dan lingkungan kompetitifnya. Anda membutuhkan sebuah genggaman yang kuat mengenai analis strategis, sebagaimana juga akuntansi dan keuangan.

(hlm. 191)

BAB 4

John Templeton

(hlm. 192)

Faktanya, semenjak ia di yayasan Templeton Growth Fund pada tahun 1954 sampai mengundurkan diri dari manajemen pada tahun 1992, ia mengubah dana awal sebesar $10.000 menjadi $2 juta, dan keuntungan rata-rata tahunan sebesar 14,5%. Jika sejumlah uang yang sama diinvestasikan pada saham-saham domestik AS pada periode itu, maka akan berkembang hanya sebesar $550.000, dengan keuntungan rata-rata tahunan sebesar 10,85%.

(hlm. 193)

Pasar-pasar bullish lahir dari pesimisme, bertumbuh dalam skeptis, dimatangkan dengan optimisme, dan mati dalam euforia.1

(hlm. 194)

Masa-masa pesimisme mencapai puncaknya adalah waktu terbaik untuk membeli dan masa-masa optimisme mencapai puncaknya adalah waktu terbaik untuk menjual.

(hlm. 196)

Proses Pembentukan Seorang John Templeton

Doktrin “Ons Ekstra”

Sejak kecil, templeton mengamati bahwa orang yang tingkat suksesnya sedang-sedang saja bekerja hampir sama kerasnya dengan mereka yang tingkat suksesnya luar biasa. Upaya tambahan yang dibutuhka hanyalah sebesar “ons ekstra”, tapu hasil yang mereka peroleh sangat besar. Hasil akhirnya benar-benar seimbang.

(hlm. 197)

Motonya: “Bekerja dulu, baru bermain”. Perilaku ini terus dilakukannya seumur hidup; bahkan di usia 90 tahun, ia tetap bekerja selama 60 jam seminggu.

Kesalahan-Kesalahan Orang Lain

(hlm. 198)

Pelajaran yang diterima Templeton pada masa kanak-kanak adalah bahwa pertanian dapat dibeli dengan murah hanya karena tidak ada pembeli yang berminat, bukan karena tidak bernilai bagus sehingga dapat ditransfer ke pasar keuangan.

(hlm. 199)

Penghematan

Sikap berhemat mengindikasikan sikap menghormati diri sendiri.

(hlm. 200)

Ia menyatakan bahwa Anda harus membuat uang Anda bekerja untuk Anda, jika ingin menjadi kaya-raya.

Sejak kecil ia merasa kagum dengan kekuatan bunga berbunga, contoh kesukaannya adalah penjualan Manhattan pada abad ketujuh belas. Dalam buku-buku sejarah sering kali disebutkan bahwa bangsa Indian dibodohi untuk menjual Manhattan dengan bayaran sedikit manik-manik seharga $24. Namun Templeton mejelaskan, bahwa jika Anda berasumsi bahwa $24 itu diinvestasikan dengan prinsip bunga berbunga sebesar 8%, maka mereka sekarang akan memiliki triliunan dolar.

Ia dianggap eksentrik dengan sikap berhematnya yang ekstrem, namun menarik, disukai, dan dihormati.

(hlm. 201)

Tanpa Utang Pribadi

Ketika remaja, Templeton melihat banyak petani kehilangan tanah mereka karena utang yang mereka buat. Ia berjanji untuk menjadi seorang pemberi pinjaman jika memang perlu, namun tidak akan pernah menjadi peminjam (setidaknya, tidak untuk keperluan sehari-hari—meminjam untuk investasi pun jarang sekali ia lakukan). Dalam perburuannya mencari saham-saham murah, ia menjalani prinsip pembayaran tunai, sehingga ia lalu menjadi penerima dan bukan pembayar bunga.

(hlm. 202)

Ia memutuskan untuk menjadi penasihat investasi dengan tiga alasan. Pertama, pengalaman sebelumnya membuatnya yakin, bahwa bakat terkuat yang ia miliki adalah dalam hal membuat penilaian. Kedua, ia pikir dirinya bisa menghasilkan lebih banyak uan di bidang ini dibanding bidang lainnya. Ketiga, ia bisa membantu orang lain mengumpulkan kekayaan dan keamanan—sebuah pekerjaan mulia, sejalan dengan keyakinan Kristennya.

(hlm. 203)

Ia yakin bahwa Anda dapat menentukan nilai sebenarnya dari sebuah perusahaan dengan mempelajari lebih dari satu negara, karena produk dari satu perusahaan di sebuah negara bersaing dengan perusahaan lainnya di dunia. Jadi, untuk memperhitungkan kekuatan pendapatan di masa mendatang, Anda harus mengetahui gambaran kompetisi seluruh industri di seluruh dunia.

(hlm. 204)

Kekayaan yang Dihasilkan Tahun 1939

Pada 1 September 1939, Hitler menginvasi Polandia. Ada ketakutan yang meluas bahwa Amerika akan kembali mengalami Depresi karena Nazi menghancurkan peradaban secara sistematis. Para investor buru-buru menjual sahamnya untuk mengantisipasi masa-masa buruk; indeks bursa saham berkurang setengah.

Ia memperhitungkan, bahwa Amerika akan terseret ke dalam perang dan menyimpulkan bahwa industri Amerika akan diminta untuk meningkatkan produksi peralatan perang. Permintaan akan meningkat seperti yang terjadi pada saat Perang Sipil dan Perang Dunia Pertama. Barang-barang dan komoditas perlu diangkut, karena itu perusahaan kereta api akan menguntungkan.

Ia punya kemampuan untuk fokus pada prospek-prospek jangka panjang dan mengabaikan pemandangan muram saat itu. Ia melihat pada kemungkinan kejadian di masa datang dibanding peristiwa yang terjadi saat itu.

(hlm. 206)

Perspektif Templeton yang luas dan pengamatannya yang luar biasa tentang ekonomi pada masa perang, memampukan dirinya melihat bahwa saham-saham Amerika cukup murah sebelum orang lain menyadarinya. Analisis historinya membuat Templeton yakin bahwa pada masa perang besar, perusahaan yang paling terpuruk akan bangkit kembali dan menghasilkan persentase keuntungan terbesar.

(hlm. 207)

Ketika harganya naik, beli saham lain yang lebih murah. Jual saham pertama untuk membeli saham kedua.

Perusahaan Milik Templeton

(hlm. 208)

Ia selalu menganggap melayani orang lain sebagai hal yang menyenangkan—jauh lebih menyenangkan daripada menghabiskan uang ribuan dolar.

Meskipun mengurangi biaya-biaya yang tidak penting, ia tidak berhemat dalam mempekerjakan orang-orang yang ahli. Ia percaya bahwa Anda akan mendapat penawaran yang lebih baik di pasar karena para eksekutif dan pekerja, jika Anda membayar sekitar 20% lebih besar dari gaji yang ditawarkan di tempat lain. Seorang pekerja yang unggul bernilai lebih dari dua pekerja yang baisa-biasa saja.

(hlm. 209)

Templeton Growth Fund

Dari awal, ia mencari dan untuk nilai di seluruh dunia dengan dua alasan:

  1. Cara ini membuka peluang lebih luas untuk mendapatkan saham-saham bernilai sangat murah, memungkinkan investor tetap fleksibel.
  2. Diversifikasi—pasar di satu negara dapat bergerak menurun tanpa bisa diperkirakan.

(hlm. 210)

Petualangan di Jepang

Hasil pengamatannya adalah bahwa orang-orang Jepang adalah pekerja keras yang luar biasa dan mereka menabung untuk investasi kesejahteraan di masa depan. Dari setiap yen yang dihasilkan, seperempatnya ditabung; dibandingkan dengan kebiasaan di Amerika yang hanya menabung sebesar 5%. Sikap berhemat bangsa Jepang memungkinkan mereka untuk melakukan investasi lebih besar pada pabrik dan mesin. Terdapat pula rasa solidaritas antara perusahaan dan para pekerjanya; mereka beranggapan bahwa bekerja bagi sebuah perusahaan yang bagus adalah suatu kehormatan. Dan mereka menghormati para pemimpin perusahaan.

(hlm. 212)

Kerumitan Akuntansi dan Hukum Membuka Peluang

Perusahaan-perusahaan Jepang tidak melaporkan jumlah pendapatan gabungan. Dengan demikian, jika sebuah anak perusahaan menghasilkan pendapatan sebesar $1 juta, tapi hanya menyerahkan sebesar $150.000 kepada perusahaan induknya, investor yang tidak acuh akan menyangka perusahaan induknya hanya mempunyai keuntungan sebesar $150.000 dari pendapatan anak perusahaannya.

Ketika pemerintah akhirnya aktif menurut perusahaan-perusahaan untuk melaporkan pendapatan terkonsolidasi dan harga-harga sahamnya pun meningkat.

Pelajaran yang dapat diambil: sediakan waktu untuk memahami situasi secara keseluruhan, khususnya jika situasi itu sulit dipahami oleh pihak lainnya.

(hlm. 213)

Keajaiban ekonomi Jepang menghasilkan tingkat pertumbuhan ekonmi sekitar 10% per tahun pada tahun 1960-an.

Saham-saham Jepang menjadi begitu “diminati” pada akhir tahun 1970-an, sehingga rasio P/E yang dihasilkan adalah 30, dengan perusahaan-perusahaan yang paling diminati memiliki rasio P/E sebesar 70.

(hlm. 214)

Ia melepaskan kepemilikan saham-saham di Jepang pada awal dan pertengahan tahun 1980-an, tepat ketika popularitas dan harga pasarnya melambung karena kegilaan salah satu gelembung bursa saham terbesar yang pernah terjadi—bursa sahamnya meningkat 36 kali antara tahun 1960 dan 1989. Meskipun mendapat keuntungan yang sangat besar, ia kemudian menyesal karena tidak mempertahankan saham Jepang lebih lama untuk memetik keuntungan dari perebutan gila-gilaan pada segala hal berbau Jepang di akhir tahun 1980-an.

(hlm. 215)

Bertentangan dengan Orang Kebanyakan

Ia membeli pasar Meksiko yang mengalami krisis pada awal tahun 1980-an, kemudian mendapatkan dengan cepat saham-saham Union Carbide sehari setelah pabrik-pabrik Indian menyebabkan kematian hampir sekitar 2.500 orang di Bhopal.

(hlm. 217)

Untuk dananya, ia membeli obligasi pemerintah AS berbunga nol persen, dengan pertimbangan bahwa ketika terjadi ledakan gelembung internet, nilai obligasi akan naik karena Bank Sentral AS (US Federal Reserve) menurunkan suku bunga, karena khawatir terjadi resesi. Ia juga membeli obligasi berbunga nol di Kanada, Australia, dan Selandia Baru dengan pertimbangan yang sama. Pada Maret 2000, obligasi berbunga nol Kanada yang berusia 30 tahun menghasilkan 5,3%. Tiga tahun kemudian menghasilkan 4,9%. Keuntungan lebih dari tiga tahun sebesar 31,9%, atau 9,7% per tahun. Karena nilai dolar Amerika jatuh (12,8% per tahun). Selain itu, untuk membiayai separuh dari investasi ini, Templeton meminjam yen Jepang sekitar 0,1%. Karena ia telah menggunakan dua kali pengungkit (leverage), keuntungannya melonjak menjadi 86,8%.

(hlm. 218)

Ia menyatakan bahwa pasar telah mencapai titil “antusiasme maksimum” dan semua antusiasme itu hanya bersifat sementara. Pada saat wawancara ini berlangsung, ia telah menjual (short) saham-saham teknologi selama satu tahun.

Templeton menjual kosong (short-selling) 84 perusahaan tepat sebelum akhir periode lock-up (sekitar 11 hari sebelumnya), kemudian membei mereka kembali untuk mengakhiri posisinya setelah perusahaan itu terpuruk karena tekanan penjualan orang-orang dalam. Ia hanya menjual perdagangan pada harga lebih dari tiga kali harga awal. Dengan kedisiplinannya, ia telah menetapkan target di mana ia dapat mengambil keuntungan. Jika saham-saham meningkat secara tak terduga, ia akan mengurangi kerugiannya. Ia bertaruh $2,2 juta setiap kali dan dilaporkan memperoleh hampir 50% dari total taruhan senilai $185 juta, dengan keuntungan sebesar $86 juta.

(hlm. 221)

Ia malah menyewa jasa The Matthew Fund yang lebih memahami saham-saham khusus di Korea. The Matthew Fund ini dijalankan oleh orang-orang yang telah mempelajari Templeton selama beberapa tahun dan mengikuti pendekatannya.

(hlm. 222)

China

Pada tahun 1995, Templeton mengungkapkan tentang potensi pertumbuhan yang sangat besar di China. Analisisnya didasarkan pada efek kebebasan ekonomi yang membebaskan.

Templeton melihat nilai rasio P/E berdasarkan pendapatan selama sepuluh tahun ke depan (2014). Ia menduga nilai rasio P/E ini kurang dari dua, sehingga ia membeli American Depository Receipts (ADRs) pada tahun 2004. Memperkirakan kinerja selama 10 tahun ke depan membutuhkan kedisiplinan. Anda harus mempertimbangkan posisi kompetitif dari perusahaan; khususnya, potensi masuknya pesaing ke dalam industri.

(hlm. 223)

Yayasan

Ia bahkan memulai pertemuan dewan direksi dan pemegang saham dengan doa. Doa-doa itu tidak ditujukan untuk kesuksesan finansial, namun untuk menjernihkan pikiran dan fokus pada hal-hal yang lebih penting.

(hlm. 224)

Templeton adalah seorang universalis, yang meyakini bahwa ada unsur-unsur kebenaran yang signifikan dalam semua agama.

(hlm. 225)

Masa Pensiun

Istrinya, Irene, bertanya padanya apakah penjualan itu akan mengurangi hari kerjanya yang biasanya selama 12 jam. Satu-satunya kelonggaran baginya adalah ia kadang tidak bekerja pada Sabtu sore.

Ia menemukan kebahagiaan dalam upayanya menolong orang lain. Bahkan di usianya yang ke-95, ia bekerja ekstra keras. Surat kabar London the Guardian memberitakan bahwa antara tahun 1954 dan kematiannya pada 2008, seorang investor dengan nilai investasi $10.000 di TGF akan meraih kenaikan nilai hingga $7 juta.

(hlm. 226)

Berburu Saham Murah

Jangan Ikuti Banyak Orang

Templeton mengembangkan kemampuan untuk melihat investasi dengan cara yang berbeda dari para investor lainnya, entah itu investasi di negara yang berbeda, dengan jangka waktu yang berbeda, menggunakan metode penilaian yang berbeda, atau dengan tingkat optimisme atau pesimisme yang berbeda.

(hlm. 228)

Ketika bicara soal penawaran umum perdana (IPO), templeton berkata ia menemukan beberapa saham murah. Ketika banyak orang sering kali menjadi gembira karena adanya IPO, ia tidak. Ia berpikir hal yang terbaik adalah menunggu hingga orang-orang itu tidak berminat lagi atau menjadi kecewa, dan di saat itulah ia bisa memilih saham-saham yang sama dengan harga yang lebih baik pada bulan-bulan atau tahun-tahun berikutnya. Hanya ada segelintir saham murah di dalam IPO.

(hlm. 230)

Beli Saat Orang Lain Menjual dan Jual Saat Orang Lain Membeli

Templeton mengurus sebuah “daftar keinginan” yang berisikan perusahaan bagus, dengan prospek yang cerah dan manajer yang baik, namun harga sahamnya tinggi: karenanya ia tidak dapat membelinya secara langsung—ia harus menunggu.

Pada titik pesimis maksimum, Templeton menyatakan bahwa kita harus menunggu sampai sembilan puluh sembilan dari seratus orang menyerah. Pasar hanya dapat naik karena tidak tersisa penjual lagi.

(hlm. 231)

Di bidang lain, misalkan saja menjadi manajer sebuah perusahaan manufaktur, Anda akan mulai begerak jika keadaannya sangat baik, misal membangun sebuah pabrik dengan prospek terbaik. Tapi jika meyangkut saham, Anda harus melakukan sebaliknya. Alasannya adalah Anda bertujuan membeli saham dengan harga serendah mungkin terkait dengan nilai perusahaan itu. Sebuah saham menjadi sangat murah karena orang lain menjual. Tidak ada alasan lainnya. Untuk memperoleh harga sangat murah, Anda harus mencari di mana umumnya para investor paling merasa takut dan pesimis.

Ia selalu percaya bahwa dalam jangka panjang, indeks bursa saham akan mengalami fluktuasi di sekitar tren naik jangka pajang dalam pendapatan per saham (EPS).

(hlm. 233)

Namun, sebagai seorang investor Anda harus menerima, bahwa sebuah saham sering kali bisa dijual sebelum mencapai titik maksimumnya, jika ada saham yang lebih murah di tempat lain.

Jika sebuah perusahaan atau industri muncul di halaman depan sebuah surat kabar, itu berarti sudah sangat terlambat untuk membelinya karena orang lain telah membuat harganya melambung.

Mengambil Pandangan Jangka Panjang

Templeton umumnya berfokus pada kinerja sebuah perusahaan dalam jangka waktu dua sampai lima tahun berikutnya.

Investor yang bersikap santai umumnya berwawasan lebih baik dan lebih memahami nilai-nilai yang esensial, lebih sabar, dan tidak emosian, membayar pajak perolehan modal tahunan yang lebih kecil, dan tidak mendatangkan komisi broker yang tidak diperlukan.

Meski umumnya Templeton memegang saham selama bertahun-tahun, sesekali ia uga mencoba memainkan saham untuk jangka pendek. Contohnya, setelah kemelut 11 September, delapan perusahaan penerbangan mempunyai nilai rasio P/E yang rendah. Ia meminta seorang broker untuk membeli salah satu saham dari delapan perusahaan itu, jika harga sahamnya turun hingga lebih dari 50% pada 17 September, yaitu saat pasar dibuka kembali. Ia bertujuan untuk menjualnya setelah enam bulan. Ini jelas hanya memanfaatkan kepanikan jangka pendek. Saat itu, tiga sahamnya dari perusahaan penerbangan itu jatuh lebih dari 50% dan ia pun membelinya. Sesudah itu, AMR (Amerika) naik 61%, Continental meningkat 72%, dan US Airways naik 24% (pemerintah memberikan dana bantuan).

(hlm. 236)

Melakukan Penelitian

Ia suka mencari penggerak utama nilai industri tertentu, misal jika industri pertambangan penggeraknya adalah cadangannya dan jika industri ritel, maka penggeraknya adalah keuntungan dan kekuatan kompetitifnya.

(hlm. 237)

Dalam analisis sekuritas, Anda menyimpulkan nilai dasar sebuah perusahaan dari serangkaian penilaian khusus, namun terlalu berfokus pada penilaian yang tidak digunakan. Serangkaian penilaian yang berbeda akan menjadi fokus utama ketika ingin menilai perusahaan lain—sebagaimana seorang dokter melihat gejala-gejala dari setiap pasien yang datang secara berbeda-beda. Analogi lainnya adalah ketika memeriksa sebuah restoran: jangan mengharapkan kualitas sebuah saham akan sempurna 100% dalam setiap aspek, namun Anda menginginkan kualitas seluruhnya cukup tinggi untuk mendapatkan tiga atau empat bintang.

(hlm. 238)

Beberapa faktor kunci (dari 100 pembanding) yang telah ditulis Templeton, antara lain:

  • Riwayat harga terhadap pendapatan (price-earning record).
  • Keuntungan kompetitif.
  • Margin keuntungan atas penjualan.
  • Rasio harga terhadap nilai buku (rasio P/B).

(hlm. 239)

  • Rencana jangka panjang dari para eksekutif senior.
  • Saham Pasar.
  • Apakah dikapitalisasi dengan baik?
  • Pengembalian modal yang digunakan.
  • Harga saham terhadap rasio penjualan.
  • Harga saham terhadap kelipatan arus kas.
  • Harga saham terhadap nilai likuidasi.

(hlm. 240)

Nilai pembanding yang paling sering kita pakai adalah harga relatif terhadap kemungkinan pendapatan masa depan. Pembanding lainnya yang telah kita gunakan meliputi harga relatif terhadap arus kas dan harga relatif terhadap nilai likuidasi, bukan nilai buku … Pendapatan masa depan lebih penting dibanding pendapatan saat ini atau masa lalu.

(hlm. 241)

Kasus 2: Ito-Yokado

Harga pendapatan terhadap rasio pertumbuhan (rasio PEG) =

Ito-Yokado

Rasio PEG = 10/30 = 0,33

Safeway

Rasio PEG = 8/15 = 0,53

(hlm. 242)

Diversifikasi

Sebagai pedoman setiap investor harus memiliki sedikitnya sepuluh saham. Bagi mereka yang menjalankan portofolio bernilai multijutaan dolar harus memiliki lebih banyak lagi.

(hlm. 243)

Ia terkejut, karena hanya segelintir manajer mutual fund yang melakukan diversifikasi dengan mengambil sudut pandang dunia.

Kesadaran Politik, Ekonomi, dan Sosial

Templeton telah mengamati secara langsung kekuatan dari tindakan membiarkan free-enterprise mengurangi spirit entrepreneur dan menyaksikan efek yang melumpuhkan dari sosialisme ekstrem. Hal ini bisa menyebabkan terjadinya proses nasionalisasi (atau bahkan penyitaan) yang tidak mungkin memberikan nilai yang wajar kepada investor. Ekonomi yang terkendali mungkin juga akan memaksakan adanya pengawasan harga dan penyimpangan lainnya dalam ekonomi yang mencegah para enterpreneur untuk menciptakan kekayaan.

Templeton mencari pemerintahan yang mengarahkan ekonomi negaranya menuju kapitalisme dan pasar bebas. Pada perjalanan post-Oxford-nya di tahun 1936, ia mengunjungi India dan Hong Kong. Ketika ia kembali beberapa tahun kemudian, ia memperhatikan adanya perubahan besar di Hong Kong, tapi tidak di Kalkuta; sebuah perubahan yang ia kaitkan dengan perbedaan antara perusahaan dan sosialisme. Pemerintahan di India punya kecenderungan untuk mengatur segala sesuatu, sehingga India hanya mengalami sedikit peningkatan; sementara di Hong Kong, pemerintahannya menjaga jarak, sehingga bisnis berkembang pesat. Akibatnya, standar hidup di Hong Kong meningkat sepuluh kali lipat dalam kurun waktu 40 tahun, sementara standar hidup di Kalkuta tidak mengalami peningkatan.

(hlm. 244)

Pengetahuannya tentang masyarakat dan karakter bangsa Jepang, membantunya dalam mengenali potensi pertumbuhan Jepang pada tahun 1950-an: kerja keras, sifat berhemat, dan konhesi sosial yang sudah mereka miliki.

Ketika terjadi kondisi pesimisme yang besar di Amerika pada tahun 1990 akibat resesi, utang federal yang tinggi dan tingkat premi di posisi 21%. Templeton mensyukuri akan kondisi perekonomian dunia. Ia memprediksi bahwa dunia akan memasuki masa 20 tahun paling makmur dalam sejarah, karena tumbangnya komunisme dan robohnya Tembok Berlin. Dalam dekade berikutnya, Dow mengalami peningkatan lebih dari tiga kali.

(hlm. 246)

Fleksibilitas

Tidak ada satu pun jenis sekuritas yang selalu berkinerja terbaik. Ada masa baik untuk membeli obligasi dan ada masa baik untuk membeli ekuitas unggulan (blue-chips), atau perusahaan siklis ataupun investasi-investasi lainnya. Jika jenis sekuritas tertentu menjadi sangat populer di kalangan investor, biasanya saat itu adalah masa yang buruk untuk menahannya.

(hlm. 248)

Penguasaan Pikiran

Teknik pribadinya dalam penguasaan pikiran membuatnya mampu untuk berkonsentrasi, bertekun, dan bekerja keras. Ia menganggap disiplin ini mampu dilakukan setiap orang. Ia menyarankan metode crowding out, yaitu hanya memikirkan pikiran-pikiran yang positif dan produktif. Dengan cara itu, tidak ada ruang lagi dalam pikiran Anda untuk memikirkan hal lainnya. Cobalah untuk menyingkirkan sikap egois, mengkritik, iri, benci, tamak, dan balas dendam.

(hlm. 249)

Ia jarang membaca novel atau menonton televisi, karena menurutnya ia tidak punya cukup waktu, mengingat seluruh waktunya digunakan untuk hal-hal penting dalam hidupnya.

Berpikir Positif

Sangat sulit untuk membangun sebuah perusahaan jika Anda pesimis. Anda harus menjadi seorang yang optimis untuk membangun sebuah organisasi yang besar, baik dalam bisnis, gereja, atau badan amal. Untuk menjadi sukses, Anda harus mengharapkan kesuksesan.

Orang-orang yang benar-benar sukses belajar dari kesalahan sendiri dan kesalahan orang lain.

(hlm. 253)

Warisan Templeton

Pelajari tentang perkembangan politik, sosial, dan ekonomi yang terjadi di dunia. Anda dapat melakukan lebih buruk pada awalnya, kemudian mulailah membaca The Economist dan Financial Times secara berkala.

(hlm. 255)

BAB 5

George Soros

(hlm. 256)

Ia sudah berhasil membuat kaya dirinya serta para penyokong Quantum Fund. Sebagai contoh, ia telah memperoleh laba investasi tahunan mendekati 35% dalam 26 tahun pertama. Sebuah investasi senilai $1.000 di tahun 1969, berkembang menjadi jutaan dolar di pertengahan tahun 1990.

(hlm. 259)

Nazi dan Komunis

Ia menyatakan bahwa salah satu kekuatan yang mendorongnya menjadi seorang pemenang besar adalah kebutuhan untuk menaklukkan perasaan kalah dalam dirinya.

(hlm. 260)

Ia menyaksikan begitu banyak tindakan keji dan karenanya bersyukur bisa tetap hidup, tapi kehilangan semua ambisinya; kekayaan dan kekuasaan tak lagi penting-ia hanya ingin menikmati hidup.

Nama Soros dipilih karena dapat diucapkan

dalam setiap bahasa dan dalam bahasa Magyar,

nama itu berarti “seseorang yang akan muncul berikutnya”.

(hlm. 261)

Selamat dari Holocaust

Ia lemah dalam pelajaran matematika, namun sangat berminat dalam membaca filosofi klasik.

Ia memahami bahwa mengikuti aturan adalah sebuah “kebergantungan yang membahayakan” dan berlagak seolah mematuhinya adalah satu-satunya cara untuk dapat selamat.

(hlm. 263)

London

Ia berpindah dari satu pekerjaan remeh ke pekerjaan lainnya: penjaga kolam renang di Brentford, pencuci piring, dan pengecat rumah.

Rasa sakit akibat tak punya uang dan teman, membekas selamanya. Ia mengakui bahwa ia punya fobia dirinya akan menjalaninya lagi. Dan inilah salah satu alasan ia sangat ingin menghasilkan uang yang banyak.

Setelah ia menjelaskan ide reflesivitasnya dengan lebih jelas, pada usia 78 tahun, ia menulis dengan menggambarkan tahun-tahun kehidupannya yang berguna untuk menekankan perbedaan antara situasi dekat-equilibrium dan jauh-dari-equilibrium. Ia bercerita bahwa ia tumbuh dalam sebuah lingkungan kelas menengah yang stabil—sebuah situasi normal dekat-equilibrium. Kemudian teror Nazi dan serangan Komunis telah menciptakan ketakutan dan disequilibrium. Kemudian diikuti dengan pengalaman-pengalamannya sebagai seorang pendatang di Inggris di mana ia hanya bisa menonton masyarakat yang stabil dan mandiri dari balik jendela. Ia sangat menyadari bahwa stabilitas adalah komoditas yang tak selalu ada.

(hlm. 264)

LSE dan Karl Popper

Karl Popper… percaya bahwa sebuah alasan tak mampu membenarkan kesimpulan umum. Bahkan hukum ilmiah pun tak dapat dipastikan karena tidak mungkin memperoleh kesimpulan umum yang pasti dari pengamatan individu, entah berapa pun banyaknya, melalui logika deduktif. Metode ilmiah bekerja paling baik dengan mengadopsi sikap pengertian yang skeptis: Hukum-hukum ilmiah harus diperlakukan sebagai kesimpulan yang valid hingga atau kecuali telah terbukti salah… ia menekankan bahwa hukum ilmiah tidak dapat diverifikasi… Salah satu contoh yang tak sesuai mungkin cukup untuk menghancurkan validitas dari kesimpulan umum tersebut, tapi jumlahnya tak cukup untuk memeriksa sebuah kesimpulan umum yang pasti.

(hlm. 265)

Para perserta pasar tak hanya membuat keputusan berdasarkan pengetahuan, karena persepsi yang bias berdampak kuat bukan hanya terhadap harga pasar, tapi juga secara fundamental bahwa harga-harga tersebut seharusnya direfleksikan.

(hlm. 266)

Soros sangat menyenangi karier sebagai seorang filsuf yang original dan berpengaruh, itulah keinginan terbesar selama hidupnya. Ia ingin mengukuhkan teori kekeliruan sebagai prinsip yang bisa diterima.

(hlm. 269)

New York

Kehilangan Perdagangan Eropa dan sebuah Hedge Fund

Sayangnya, pada tahun itu Presiden Kennedy memberlakukan pajak yang secara efektif menambahkan biaya 15% untuk tiap pembelian sekuritas asing. Tiba-tiba saja, kegiatan utama Soros terhenti. Untuk sementara ia disibukkan dengan menjual sekuritas Eropa ke warga Eropa, namun semakin lama semakin sedikit yang bisa ia kerjakan.

(hlm. 270)

Dibuat sebagai hedge fund, hal ini memberikan ruang gerak lebih besar bagi Soros dalam strategi dan piranti investasi (contohnya short selling, penggunaan leverage [dana margin]).

(hlm. 271)

Soros Fund Management dan Quantum Fund

Ia menyebutnya Quantum Fund,

sebagai penghormatan pada Heisenberg

dan prinsipnya tentang ketidakpastian.

(hlm. 272-273)

Soros Fund Management mendapatkan 20% keuntungan tahunan sebagai biaya kelola, ditambah 1% dari seluruh aset yang ditangani. Sebagian besar dari biaya ini dibayarkan pada Soros, karena itu ia menjadi sangat kaya.

Ia bekerja dengan sangat keras, bangun pada pukul 5 pagi dan tidur karena kelelahan pada pukul 9 malam.

(hlm. 274)

Merusak Bank of England

Untuk alasan politik, mata uang Jerman Timur diizinkan untuk ditukar dengan Deutschmark dengan nilai yang tinggi. Hal ini, sekaligus dengan suntikan dana besar dari Jerman Barat ke Jerman Timur (sebagian besar merupakan defisit pengeluaran pemerintah) menciptakan tekanan inflasi besar ke dalam ekonomi Jerman.

(hlm. 275)

Sepanjang pengamatan Soros, dalam sebuah organisasi ada desakan untuk bertahan hidup. The Maastrict Treaty dipandang sebagai sebuah ancaman untuk eksistensi Bundesbank dan para pegawainya tak menyukai hal ini.

(hlm. 277)

Refleksivitas

Untuk memahami kemenangan perdagangan Soros, Anda perlu memahami secara mendalam mengenai refleksivitas. Dalam bagian ini saya berusaha untuk menjelaskan:

  • Pertama, kita harus teliti asumsi kunci dari lawan tapi secara umum tetap menerima paradigma ekonomi klasik.
  • Kemudian, saya akan mendiskusikan teori di belakang refleksivitas.
  • Akhirnya, saya akan menerapkan refleksivitas untuk menjelaskan bagaimana bubble dalam harga aset dapat berkembang.

(hlm. 278)

Economy Klasik

Bagi para ilmuwan fisika, jelas jika mereka ingin memperoleh pengetahuan, harus ada pemisahan antara pemikiran dan objektivitas. Fakta harus bisa berdiri sendiri dari pernyataan yang dibuat. Jadi, bumi akan bergerak mengelilingi matahari dalam sebuah pola sesuai dengan perkiraan tanpa memedulikan apa yang dipikirkan para ilmuwan.

(hlm. 279)

Para pembuat keputusan, dalam upaya untuk merasionalkan dunia, berusaha untuk menjadi pengamat yang berdiri terpisah. Namun tak pernah mampu melampaui fakta, bahwa mereka adalah bagian dari situasi yang berusaha mereka pahami.

(hlm. 280)

Paradigma Soros

Soros berpendapat bahwa, pertama, pasar keuangan tidak pernah mencerminkan kenyataan sebenarnya secara akurat; dan kedua terkadang, distorsi ini memengaruhi fundamental yang seharusnya mencerminkan harga-harga pasar, memberikan pandangan yang mendalam pada penyusunan harga dan pergerakan yang terjadi.

(hlm. 281)

Aset-aset yang harganya saat ini sedang naik sering menarik pembeli, sedangkan yang sedang turun malah lebih banyak dijual—tren memperkuat diri. Setiap orang yang pernah ikut serta dalam pasar uang akan menyadari bahwa tren memperkuat diri itu ada. Soros bertanya secara retoris, bagaimana tren memperkuat diri dapat bertahan, jika kurva penawaran dan permintaan berdiri sendiri terhadap harga pasar?

Istilah refleksi berasal dari satu jenis bentuk bahasa Prancis, di mana subjek dan objeknya adalah sama. Refleksi juga berarti cerminan (bukan refleks).

(hlm. 284)

Sebagai contoh, kita ambil bursa saham, kita amati bahwa orang-orang bertransaksi saham dengan mengantisipasi harga-harga masa depan, tapi harga tersebut merupakan bagian dari ekspektasi investor. Kita tidak dapat mengasumsikan, bahwa ekspektasi dalam bursa adalah sebuah pengetahuan yang sama dengan saat para ilmuwan fisika memprediksi pergerakan bintang—pergerakan bintang benar-benar terpisah dengan ekspektasi para ilmuwan.

(hlm. 294)

Studi Kasus 1: Boom Konglomerat

Maka kita punya sebuah “miskonsepsi”: bahwa perusahaan harus dinilai, menurut pertumbuhan pendapatan per saham yang tercatat tanpa mengindahkan bagaimana pertumbuhan itu didapatkan.

(hlm. 296)

Studi Kasus 2: Real Estate Investment Trust (REITs)

Perusahaan-perusahaan ini, disebut juga mortgage trust (dana hipotek), berlaku ketentuan pajak khusus, yaitu jika mereka mendistribusikan lebih dari 95% dari pendapatannya, mereka dapat terbebas dari pajak penghasilan.

(hlm. 297)

Mengapa para investor bersedia membayar di atas nilai buku untuk saham baru? Karena tingginya hasil dan antisipasi akan pertumbuhan pendapatan per saham.

(hlm. 301)

Studi Kasus 3: Krisis Bank Internasional pada tahun 1980

Tindakan untuk memberi pinjaman, mengizinkan negara-negara ini untuk mempertahankan rasio-rasio tersebut dalam level tinggi, karena luasnya tingkat bunga yang rendah dan peminjaman yang sangat besar telah merangsang ekonomi dunia. Dan negara-negara berkembangan menikmati permintaan besar dari komoditi ekspor mereka. Maka, rasio jaminan dan peminjaman adalah refleksif. Interaksi refleksif ini, membuat Soros mendalilkan, bahwa ekspansi kredit akan melambat dan kemudian diikuti oleh penyusunan kredit.

(hlm. 302)

Bagi para bankir, seperti lembaga lainnya dalam sektor keuangan, tak masalah jika dalam prospek karier, seseorang membuat sebuah kesalahan jangka panjang bagi sang institusi, selama institusi lainnya dalam industri ini melakukan hal yang sama. Sebagaimana yang dicatat Keynes, adalah bijak untuk kalah secara konvensional daripada berisiko menjadi tak konvensional.

(hlm. 311)

Kedermawanan

Dalam filosofi saya, masyarakat terbuka terbentuk berdasarkan pengetahuan, bahwa kita semua bertindak dalam basis pengertian yang tidak sempurna. Tidak ada orang yang memiliki kebenaran seutuhnya. Karena itu, kita butuh cara berpikir yang kritis; kita membutuhkan institusi dan keinginan untuk hidup bersama dengan damai: kita membutuhkan sebuah bentuk pemerintahan demokratis, yang menjamin perpindahan kekuasaan secara benar; kita membutuhkan sebuah ekonomi yang menyediakan umpan balik dan bisa mengoreksi kesalahan-kesalahan kita; kita harus melindungi kaum minoritas dan menghormati opini mereka. Dan yang terutama, kita membutuhkan aturan hukum. Ideologi-ideologi seperti fasisme atau komunisme, membuat sebuah masyarakat yang tertutup, di mana individu tunduk pada kelompok, masyarakat didominasi oleh negara, dan negara menjalankan sebuah dogma yang mengklaim dirinya adalah kebenaran yang sesungguhnya. Tidak ada kebebasan dalam masyarakat seperti ini.

(hlm. 317)

BAB 6

Peter Lynch

(hlm. 318)

Selama tahun 1977-1990, ia meraih keuntungan rata-rata sekitar 29,2% per tahun, serta mengubah investasi dari senilai $1.000 menjadi $28.000 dalam 13 tahun.

Ia gemar untuk memilih perusahaan berkinerja terbaik dalam industri yang tak populer.

Jika analisis perusahaan yang Anda tangani mulai menjadi terlalu rumit, lupakan perusahaan itu dan segera berpindah ke saham berikutnya.

(hlm. 319)

Investasikan uang pada saham yang berpotensi minimal sebesar 10 bagger (1.000% kenaikan).

(hlm. 320)

Pendidikan versus Pengalaman

Alih-alih matematika, Lynch menganggap logikalah yang paling membantu saat memilih saham. Logika membuat Anda melihat hal yang tak masuk akal dari semua yang terjadi di bursa saham.

(hlm. 323)

Fidelity

Masalah bagi Para Profesional

Jika mereka membuat keputusan dan ternyata hasilnya buruk, mereka akan disalahkan—lebih baik bagi mereka untuk mengikuti orang banyak.

  • Mereka dibatasi untuk berinvestasi hanya dalam beberapa tipe saham tertentu. Seperti halnya tidak ada simfoni besar yang pernah ditulis oleh komite, tidak ada portofolio bagus yang pernah dibuat oleh mereka.
  • Mereka tidak bisa menginvestasikan sebagian besar dana ke sejumlah penawaran luar biasa tapi mereka harus memecah-mecah dana tersebut ke dalam pasar, berinvestasi dengan nilai sangat kecil di tiap saham.
  • Mereka hanya boleh membeli perusahaan-perusahaan bermodal besar.

(hlm. 324)

Para Oxymoron

Lynch mengamati bahwa profesi ini memiliki sebuah hukum tak tertulis yang menyatakan, bahwa gagal dengan cara konvensional itu tak apa-apa, namun Anda akan kehilangan pekerjaan jika mencoba untuk tidak konvensional agar menjadi lebih baik dan kemudian gagal. Perhatian tentang keamanan pekerjaan ini, menggiringnya ke arah “dapat diterima”, investasi yang aman, tak berani membeli saham yang di luar kebiasaan.

(hlm. 325)

“Mereka tidak membeli Wal-Mart ketika saham mereka berharga $4. Ini sebuah perusahaan kecil yang berlokasi di kota kecil di Arkansas, tapi dengan cepat akan membesar. Mereka membeli Wal-Mart, ketika mereka sudah membuka cabang di tiap kota berpopulasi besar di Amerika, lima puluh analis mengikuti perusahaan ini, dan pimpinan Wal-Mart tampil dalam majalah People … selanjutnya, sahamnya dijual sebesar $40.”

(hlm. 329)

Bersiklus

Perusahaan manufaktur kendaraan, pesawat, ban, baja, dan bahan kimia adalah perusahaan bersiklus. Pada masa resesi, saham kategori ini akan menderita dan akibatnya sama dengan para pemegang sahamnya.

(hlm. 330)

Perusahaan Niche

Ini adalah saham-saham yang digemari Lynch, perusahaan-perusahaan kecil yang dijalankan secara agresif yang menawarkan pertumbuhan sedikitnya 20% per tahun. Di sinilah Anda bisa menemukan 10 hingga 40 bagger, bahkan 200 bagger.

(hlm. 331)

Salah satu tempat favorit Lynch untuk mencari

Multi-bagger adalah dalam industri-industri

Yang membusankan atau tidak menyenangkan.

Sebuah perusahaan yang ideal adalah perusahaan “yang dapat dijalankan orang bodoh sekalipun”.

(hlm. 332)

Perusahaan Niche
Kekuatan Keuangan   Pertumbuhan inventaris yang renahEkonomi Franchise yang Kuat   Industri dengan pertumbuhan lambat, perusahaan dengan pertumbuhan tinggi

Ekonomi Franchise yang Kuat

Idealnya, dalam industri yang tak akan berkembang seperti layanan pemakaman. Industri yang cepat berkembang, punya kecenderungan untuk mengecewakan Anda.

(hlm. 333)

Hal ini tak terjadi dalam industri dengan pertumbuhan lambat, contohnya tutup botol, jasa pembuat kupon, pengolahan drum minyak atau jaringan motel.

Perusahaan niche umumnya sukses dalam satu daerah, kemudian mampu untuk meniru strategi kemenangannya berulang-ulang dan membawanya lebih jauh.

Harta karun sektor berkembang pesat adalah magnet bagi para “calon” pesaing, tapi di sektor yang membosankan, para pesaing akan pergi meninggalkan perusahaan kompeten untuk mendominasi pasar.

Dominasi total dalam bisnis selalu lebih sehat untuk para pemegang saham daripada kompetisi.

(hlm. 335)

Sebuah tambang dekat sebuah kota besar, sebaliknya, bisa menjadi perusahaan tambang satu-satunya dalam radius beberapa kilometer, sebuah monopoli virtual.

Koran-koran lokal, perusahaan farmasi, dan perusahaan bahan kimia juga merupakan contoh yang baik dari bisnis niche yang terlindungi dari para pesaing. Hal ini dikarenakan biaya masuk yang tinggi dan biaya untuk berkompetisi, namun punya banyak ruang untuk berkembang.

(hlm. 336)

Sebagai seorang investor, carilah kombinasi pendapatan yang tinggi dan kantor pusat yang murah.

Lynch tidak setuju dengan perusahaan-perusahaan yang menggunakan surplus uang tunai dan melakukan diservikasi yang tidak dipelukan (dan seringnya jadi bencana).

(hlm. 337)

Sebuah pertanda pasti dari sebuah perusahaan yang sehat adalah ketika para pegawainya membeli saham perusahaannya sendiri.

(hlm. 338)

Aturan sederhana yang ia buat untuk hal ini adalah rasio P/E tidak boleh melebihi ekspektasi tingkat pertumbuhan pendapatan perusahaan.

(hlm. 339)

Kekuatan Keuangan

Hal yang juga penting adalah jumlah investasi yang diperlukan untuk perkembangan di masa depan. Perusahaan-perusahaan yang membutuhkan investasi modal besar dalam rangka menjalankan proyek berikutnya, seperti perusahaan kertas, biasanya tidak menghasilkan uang tunai untuk para pemegang sahamnya, dibandingkan perusahaan-perusahaan yang tidak bergantung dengan pengeluaran modal.

(hlm. 341)

Saran bagi Investor

Mengetahui Fakta

Berikutnya adalah fase ekspansi ketika strategi sukses perusahaan tersebut dapat diterapkan pada teritori baru. Di sinilah para investor dapat menghasilkan keuntungan terbesarnya—perusahaan telah menemukan kekhasannya (niche) dan sedang memupuk kesuksesannya.

(hlm. 342)

Apa pun penyebab kejatuhan harga sementara, itu merupakan kesempatan baik bagi investor yang telah mendapatkan informasi untuk menambah saham di portofolio mereka dengan harga murah. Dan selalu ingat bahwa saham terbaik untuk dibeli saat ini mungkin yang sudah Anda miliki.

(hlm. 344)

Lynch tidak menyarankan untuk meletakkan seluruh telur dalam satu keranjang, namun mengatakan bahwa untuk investor kecil 8-12 perusahaan mungkin jumlah terbanyak yang bisa diikuti seorang pemain saham paruh waktu.

(hlm. 349)

Jangan Mencoba Memperkirakan Kenaikan

Dan Penurunan Jangka Pendek di Pasar

Lynch setuju dengan Benjamin Graham, bahwa pergerakan dalam jangka yang pendek (hanya beberapa bulan) tidak relevan dengan investasi yang baik, kecuali menawarkan kesempatan untuk membeli pada harga murah saat investor lain masa bodoh.

(hlm. 350)

Mencabut Bunganya dan Mengairi Rumputnya

Tentu saja, kita tahu bahwa pergerakan harga saham saat ini hanya punya sedikit andil dalam prospek perusahaan di masa mendatang. Harga yang sudah jatuh hanya akan jadi tragedi jika Anda menjualnya di harga yang lebih rendah. Jika prospek perusahaan tetap bagus, maka penurunan harga adalah kesempatan yang baik untuk membeli saham tersebut di harga yang murah.

(hlm. 352)

Menjual

Sebuah saran yang baik untuk diikuti adalah menghindari apa yang disebut Lynch dengan efek ketukan drum, ketika pengaruh yang tidak semestinya masuk ke dalam opini keuangan.

(hlm. 353)

Ia mengatakan, sebagian besar investasinya berasal dari upayanya menimba keuntungan di tahun ketiga atau keempat setelah pembelian.

“Jika empat puluh analis Wall Street merekomendasikan saham tersebut, dan 60% saham tersebut dipegang oleh institusi dan tiga majalah nasional mengelu-elukan CEO-nya, maka itu adalah saat yang tepat untuk berjualan.”

(hlm. 354)

Lynch dan stafnya memiliki keuntungan dengan bekerja di salah satu perusahaan keuangan terkenal di dunia, telepon mereka akan dijawab dan diperlakukan dengan hormat, dan orang-orang dengan senang hati akan berbagi informasi.

(hlm. 357)

Dan Akhirnya

Hal-hal berikut ini hanya membuang-buang waktu: saham panas, analis teknis/pengikut grafik, perintah stop-loss, dan derivatif.

(hlm. 359)

BAB 7

John Neff

(hlm. 360)

Total imbal hasil Windsor Fund sebesar 5.546,5%, jauh melampaui S&P 500 dengan perbandingan lebih dari dua banding satu. Mengingat rata-rata hasil dari reksadana tersebut setelah dipotong biaya lebih kecil daripada S&P 500, ini sangatlah bagus.

(hlm. 361)

Teguh Melawan Arus

Opini Konvensional

Ketika ia masih muda, bisnis bahan makanan kecil milik keluarga bangkrut karena pamannya mulai mabuk-mabukan. Dari kejadian ini ia mengambil tiga pelajaran (1) jangan memiliki ikatan emosional untuk bisnis apa pun, karena hal ini bisa membodohi Anda; (2) hanya karena harga sebuah perusahaan rendah tak selalu berarti investasi yang baik; dan (3) mabuk-mabukan bukan sebuah bisnis atau kepribadian yang baik.

(hlm. 362)

Tahun 1950, saat usianya 18 tahun, Neff bergabung dengan perusahaan kecil ayahnya yang bergerak di bidang penyaluran peralatan mekanik pada dealer mobil, bengkel, dan pertanian. Dari pengalaman ini ia dapatkan sebuah pelajaran yang kemudian diterapkan dalam karier investasinya, yaitu Anda bisa menghasilkan uang banyak tanpa produk yang glamor. Memang benar, ia memiliki ketertarikan khusus dalam bisnis yang membosankan—mereka menghasilkan uang, karena mereka tak menarik banyak pesaing.

Selama masa dinasnya di Angkatan Laut (1951-1953), lewat permainan poker ia belajar bahwa pemenang yang konsisten adalah mereka yang memiliki pengetahuan lebih tentang probabilitas dan berkemauan cukup keras agar tak tergoda untuk bertaruh besar, kecuali kemungkinan menang ada di tangan mereka.

(hlm. 366)

Ciri Karakter Investor yang Baik

Konsistensi, Ketekunan, dan Kesabaran

Bagi sebagian besar dari kita, harus memfokuskan seluruh kekuatan kita untuk tidak kalah, menjaga bola agar tidak keluar lapangan selama mungkin, sehingga ada kemungkinan lawan kita berbuat kesalahan.

(hlm. 367)

Neff merasa bahwa seiring dengan waktu, Anda akan dapat merasakan kepribadian pasar: terkadang tidak masuk akal dan tidak berperasaan, terkadang sulit dan bertentangan; namun terkadang ada saat di mana kepribadian pasar memaafkan dan menyenangkan.

Faktor-Faktor Utama yang Dicari Neff

Rasio P/E yang rendah

Biasanya Windsor Fund membeli saham-saham dengan rasio P/E 40 sampai 60% di bawah rasio P/E saham-saham sejenis.

(hlm. 369)

Pertumbuhan Pendapatan yang Sedang

1. Rasio P/E yang rendah
1. Rasio P/E yang rendah
1. Rasio P/E yang rendah
1. Rasio P/E yang rendah
1. Rasio P/E yang rendah
1. Rasio P/E yang rendah

Gambar 7.1 menggambarkan faktor-faktor utama yang diteliti oleh Neff untuk menemukan perusahaan-perusahaan yang bagus.

(hlm. 370)

Neff biasanya suka mencari perusahaan-perusahaan dengan pertumbuhan pendapatan paling sedikit 7% per tahun, tetapi menghindari perusahaan-perusahaan dengan pertumbuhan pendapatan lebih besar dari 20%.

(hlm. 371)

Imbal Hasil Dividen

Kinerja Windsor Fund meningkat sebesar 3,15% per tahun di atas rata-rata pasar. Hal tersebut disebabkan imbal hasil dividen yang lebih tinggi.

(hlm. 373)

Prospek Bisnis yang Baik

Neff menyarankan untuk mengunjungi pabrik, toko-toko dan mencoba produk perusahaan yang diminati—uji kualitasnya. Membaca majalah perdagangan, merupakan cara yang baik untuk mengetahui perkembangan dalam sebuah industri sebelum berita tersebut didengar komunitas investasi. Carilah pendapat pinggiran tentang perusahaan tersebut, para pegawainya, produknya, dan pesaingnya. Satu petunjuk penting tentang posisi strategis di perusahaan adalah apakah perusahaan tersebut memimpin di industri tersebut.

(hlm. 374-375)

Karena sulit untuk menganalisis industri dan keunggulan kompetitif sebuah perusahaan di dalam industri tersebut, Neff berkonsentrasi pada perusahaan-perusahaan yang dapat diprediksi dengan akal sehat dalam industri yang juga demikian.

Neff tertarik pada perusahaan-perusahaan yang “bagus”, yaitu perusahaan-perusahaan yang memiliki posisi pasar yang kuat.

(hlm. 379)

Menemukan Saham Berasio P/E

Rendah yang Berkualitas Tinggi

Menggunakan Pengetahuan Spesialisasi Anda

Sekali lagi, membaca majalah perdagangan memberikan Anda pengetahuan tentang perkembangan di dalam suatu industri. Cari tahu produk-produk apa yang dibicarakan oleh anak-anak muda dan merek apa yang “harus dimiliki” oleh toko ritel.

(hlm. 380)

Jangan Berinvestasi pada Saham-saham yang Sedang Tren di Pasar

Bahkan perusahaan-perusahaan mapan pun bisa menjadi investasi yang buruk. Perusahaan-perusahaan seperti Coca-cola, Microsoft, dan Procter & Gamble adalah perusahaan-perusahaan yang bagus, dengan kinerja keuangan yang cemerlang dan berada pada posisi kompetitif yang kuat dengan didukung oleh manajemen yang bagus. Selain itu, bisnis mereka beredar luas di seluruh dunia dan aman. Perusahaan-perusahaan ini aman dan akan tetap ada dalam jangka 20 tahun ke depan. Tetapi, perusahaan-perusahaan ini tak akan menghasilkan keuntungan yang baik, jika dibeli saat semua orang tahu bahwa mereka adalah perusahaan yang hebat.

Yakin bahwa saham Apple bisa dibeli saat P/E di angka 50, karena kemungkinan akan naik hingga 70 kali dari pendapatan hanya pertaruhan belaka. Sebagai seorang investor nilai, Anda harus selalu menjaga peluang kemenangan ada di tangan Anda.

(hlm. 382)

Jangan Mengikuti Desakan Spekulan Pasar

Seperti kawanan domba, kepanikan mulai merambah ketika smeua orang berlomba untuk berjualan.

(hlm. 383)

Jangan Melupakan Pelajaran Sejarah

Neff percaya, bahwa untuk menjadi seorang investor yang hebat diperlukan pengetahuan sejarah pasar. Karena hanya dengan cara itu, Anda bisa mendapatkan perspektif yang dibutuhkan untuk mengambil keputusan yang jernih dan rasional. Neff menyebut sebagian besar peserta bursa sebagai orang yang menderita amnesia, karena ingatan mereka sangat pendek. Contoh beberapa pelajaran yang bisa ditemukan dengan mudah melalui kesalahan yang dibuat generasi bursa saham terdahulu mulai dari “go-go stocks” di tahun 1960-an, Nifty Fifty tahun 1970-an, perusahaan minyak di tahun 1980-an dan boom dot.com tahun 1990-an. Jauh sebelum semua ini adalah saham-saham “era baru” di tahun 1920-an (perusahaan-perusahaan radio).

(hlm. 384)

Jangan Berinvestasi Jika Anda Tidak Memiliki Keunggulan yang Jelas

Satu hal lain yang dipercaya oleh Neff adalah hanya berinvestasi di sektor, di mana Anda memiliki pengetahuan yang mendalam di bisnis tersebut.

(hlm. 385)

Jangan Membuat Pengeluaran yang Tak Diperlukan

Pengeluaran Windsor Fund di bawah kendali Neff sangat rendah, hanya 0,35% per tahun. Ia mempu mempertahankan biaya rendah ini, dengan menghindari tingginya pergantian saham dalam portofolionya, sehingga dapat menghemat biaya transaksi dan pajak. Tetapi juga dengan tidak menggunakan peralatan mahal dan canggih atau orang-orang, untuk menghitung nilai saham karena ia merasa bisa memahaminya tanpa kedua hal tersebut. Buat segalanya sederhana.

(hlm. 386)

Jangan Secara Otomatis Menentang Orang Banyak

Saya memanfaatkan peluang untuk membeli saham, tetapi saya juga mengakui bahwa terkadang pendapat orang banyak ada benarnya. Kesimpulannya, Anda harus benar dengan fundamental agar bisa mendapat keuntungan.

(hlm. 389)

Kesulitan Pendekatan Neff

Neff menurut perusahaan-perusahaan tersebut memiliki rasio P/E 40-60% di bawah rata-rata, untuk mendapatkan hasil yang tinggi dan memiliki total keuntungan yang bagus terhadap rasio P/E.

(hlm. 393)

BAB 8

Anthony Bolton

(hlm. 394)

Bolton memiliki catatan yang gemilang. Dana investasi yang ia kelola di Fidelity, Special Situations, selama 28 tahun dari 1980 hingga 2007 menghasilkan keuntungan rata-rata sebesar 19,5%. Hal ini memecahkan acuan FTSE All-share Index yang sebesar 6% per tahun. Peluncuran dana investasi sebesar £10.000, kemudian berkembang menjadi £1.480.200 di akhir tahun 2007.

(hlm. 397)

Menjadi Investor Inggris yang Hebat

Bolton menggambarkan Special Situation sebagai “perusahaan yang menarik karena aset bersih, imbal hasil dividen atau pendapatan per saham di masa depannya, tapi juga memiliki sesuatu yang menarik lainnya yang bisa memberikan pengaruh positif jangka pendek pada harga sahamnya … Spesial Situations cenderung membeli saham-saham seperti ini: saham dengan pertumbuhan rendah, saham recovery (saham yang bisa naik kembali ke ketinggian sebelumnya), situasi asetnya, saham terbitan baru, perusahaan terlibat dalam penawaran, saham energi dan sumber daya alam, perusahaan yang melakukan reorganisasi atau mengubah arah usahanya dan situasi teknologi baru.”

(hlm. 399)

Satu lagi petunjuk integritasnya, ketika Bolton mulai mengelola Fund, ia merasa sudah sewajarnya dirinya berhenti membeli saham secara pribadi. Lalu menaruh seluruh uangnya ke dalam Fund tersebut dan berkata ini harus jadi standar kebijakan bagi seluruh manajer investasi. Ia pun bertanya, kenapa hanya sedikit manajer investasi yang menaruh sejumlah besar dana pribadinya ke dalam Fund yang mereka kelola?

(hlm. 401-402)

Mengevaluasi Sebuah Bisnis

Sistem waralaba (ekonomi waralaba) adalah tingkat kekuatan penentuan harga yang bersumber dari keunggulan kompetitifnya, khususnya hambatan yang ditimbulkannya untuk menghalau para pesaing.

Saham terbaik untuk dibeli adalah perusahaan yang memiliki kendali atas nasib mereka sendiri, karena tingkat kekuatan pasar mereka dan tidak terlalu sensitif terhadap faktor ekonomi makro.

(hlm. 404)

Integritas Manajemen dan Kompetensi

Sebuah tes: apakah orang tersebut mengakui telah melakukan kesalahan? Mereka yang tidak mengakuinya harus dianggap berbahaya.

(hlm. 407)

Sebuah kajian ulang dari catatan pertemuan terakhir yang ia tulis dengan tangan. Ini adalah elemen yang menurutnya sangat penting. Ia selalu menulis catatan tentang setiap pertemuan dalam buku berukuran A4. Ia mulai melakukannya dari tahun 1987 dan kini sudah ada hampir 50 buku yang mencatat pertemuan lebih dari 5.000 perusahaan di Inggris (untuk perusahaan Eropa, ia punya 37 buku). Buku-buku menjadi tambahan yang bermanfaat, ketika mengevaluasi perusahaan dan dalam pertemuan dengan manajemen mereka berikutnya.

(hlm. 412)

Uang Tunai yang Dihasilkan

Apakah bisnis tersebut menghasilkan uang dalam jangka waktu menengah? Karena Bolton lebih suka perusahaan-perusahaan yang menghasilkan uang tunai daripada yang menghabiskannya, ia mengelola portofolio yang bias antara pelayanan bisnis daripada manufaktur.

(hlm. 414)

Penilaian

Ketika menggunakan alat ukur ini, Bolton biasa melihat 20 tahun ke belakang (jika bisa) dan melihat bagaimana nilai sebuah perusahaan berubah seiring waktu, untuk merasakan kisaran nilai yang normal bagi perusahaan atau industrinya. Praktik ini sangat berguna, khususnya saat nilai yang berlaku terlampau tinggi atau rendah. Peluang Anda untuk sukses dalam berinvestasi akan meningkat pesat, jika membeli pada saat nilainya lebih rendah dari sejarahnya; membeli ketika nilainya tinggi akan meningkatkan risiko kerugian Anda.

(hlm. 415)

Alat-alat Ukur yang Tidak Direkomendasikan

Perusahaan-perusahaan tersebut memiliki rasio PEG yang sama, tetapi menurut Bolton perusahaan A jauh lebih menarik karena perusahaan tersebut jauh lebih murah dikaitkan dengan arus pendapatan yang sudah terbukti.

(hlm. 416)

Tesis Investasi

Bolton percaya bahwa tiap saham yang Anda miliki harus memiliki tesis investasi. Yaitu, Anda harus bisa merangkum kenapa Anda memilikinya atau apa yang Anda ingin miliki, sebuah saham dalam beberapa kalimat yang bisa dimengerti anak Anda yang masih remaja.

Tesis investasi tersebut harus diuji ulang secara teratur. Ketika tesis tersebut diuji, Anda harus memikirkan tentang apa yang dapat mengakibatkan sebuah saham menjadi “buruk”; apa yang bisa jadi “bear” di pasar? Apakah Anda bisa memberikan argumen lawan yang bagus bagi mereka yang mengatakan hal negatif tentang saham tersebut? Bolton adalah salah seorang yang langka. Ia akan mencari bukti—umumnya orang cenderung mencari bukti yang membenarkan pandangan-pandangan yang mereka anut sekarang ini, jadi sangat dibutuhkan kedisiplinan diri untuk mengeliminasi fakta-fakta yang menggoyahkan dan pandangan yang sebaliknya. Contohnya, ia suka membaca analisis pialang yang berbeda pandangan dengannya, lalu mendiskusikannya dengan para kolega untuk memastikan alasan pemikiran bahwa pandangan mereka salah.

(hlm. 420)

Permainan aset

Bolton melihat bahwa perusahaan tersebut memiliki portofolio properti yang sangat menguntungkan, yaitu memiliki tanah yang menghadap ke arah sumber air (laut, sungai, atau danau) dekat pusat kota. Ketika pemerintahan Thatcher akhirnya membebaskan pembayaran pengangguran dan melemahkan serikat pekerja, maka harga sahamnya langsung naik 10 kali lipat.

Pertumbuhan perusahaan-perusahaan memang tampak mengesankan dan menarik. Mereka tampak masuk akal untuk dimiliki, sehingga memberikan risiko kecil untuk karier (bagi para manajer investasi profesional). Oleh karena itu, kinerja mereka kurang bagus dalam 50 tahun terakhir sekitar 1,5% per tahun.

(hlm. 421)

Grafik/Analisis Teknis

Hanya dengan melihat grafik sekilas, ia bisa tahu apakah orang lain sudah menemukannya lebih dulu daripadanya-apakah ia terlambat menemukannya? Jika saham tersebut berkinerja dengan sangat baik, katakan saja tiga atau empat kali lipat, maka banyak potensinya sudah tercermin di harganya dan di masa depan akan menjadi investasi yang buruk.

(hlm. 422)

Ia juga menggunakan grafik sebagai peringatan dini bahwa ada masalah dalam perusahaan tempat ia berinvestasi. Ia melihat grafik sebagai sebuah penyajian akhir dari semua pandangan fundamental, tentang sebuah saham yang pada saat tertentu bisa memberikan peringatan dini akan masalah yang akan datang.

(hlm. 423)

Mengelola Portofolio

Pendekatan Bottom Up, Tapi Penyeimbang Tetap Diperlukan

Peraturannya untuk hal ini adalah: (a) kepemilikan saham individual tak boleh lebih dari 4% dari total dana, kecuali dalam situasi langka; (b) tak boleh lebih dari 30% kelebihan di satu sektor; dan (c) tak boleh memegang lebih dari 15% dari saham perusahaan.

(hlm. 424)

Kesalahan Tak Dapat Dihindari

Bahkan dengan semua pengalamannya, Bolton mencatat setidaknya dua dari lima keputusan investasinya salah.

(hlm. 429)

Kemerdekaan Berpikir

Seperti perkataan Mark Twain, “Sejarah tak pernah berulang dengan sendirinya tapi kadang berima.”

Fleksibilitas

“Fleksibilitas keyakinan” menurut Bolton adalah kemampuan untuk mengubah pandangan ketika fakta-fakta berubah.

(hlm. 431)

Kenali Diri Sendiri

Ada banyak cara untuk menghasilkan uang di bursa saham dan seorang manajer portofolio harus mampu membangun sistem yang bekerja untuk mereka secara pribadi dan berpegangan pada sistem tersebut.

(hlm. 434)

Yang Tak Boleh Dilakukan

Jangan Terlalu Mempertimbangkan Outlook Makro Ekonomi

Bolton merasa tak nyaman ika harus mempertimbangkan variabel ekonomi makro, karena ia tak menganggap dirinya memiliki keunggulan informasi di bidang ini; ada ratusan orang yang melihat data ini, bagaimana mungkin ia bisa lebih baik? Sebaliknya, jika menyangkut perusahaan individual (kecil), ia mendapatkan keunggulan informasi. Ia bisa keluar dari pertemuan dengan para manajer senior dan merasa lebih tahu tentang perusahaan itu dibanding orang lain. Ia hanya bertaruh pada hal-hal yang menjadi keunggulan dirinya dari orang lain, dan bertaruh pada perubahan ekonomi makro bukanlah salah satunya.

(hlm. 435)

Jangan Menutup Mata terhadap Bukti-Bukti yang Menentang

Begitu saham dibeli, ada kecenderungan manusiawi yang alami untuk tidak melihat atau mengabaikan bukti-bukti yang bertentangan dengan tesis investasi asli kita; kita memiliki sifat alamiah yang menyangkal bahwa keputusan yang kita ambil salah.

(hlm. 436)

Waspadalah terhadap Saham-Saham IPO

Harga saham-saham IPO biasanya untuk penjual, bukan pembeli, sehingga sebagian besar dari saham-saham tersebut harus dihindari.

(hlm. 438)

Kembali Berinvestasi

Ia melihat rute perkembangan China mirip dengan rute perkembangan Taiwan dan Korea Selatan di tahun 1980-an dan 1990-an atau Jepang di tahun 1960-an.

(hlm. 441)

Bibliografi

Graham, B. (1996) The Memoirs of the Dean of Wall Street, New York: McGraw-Hill.

Lowe, J. (1994) Lessons from the Dean of Wall Street, Dearborn Financial Publishing, Inc.

Artikel Terkait

Pedoman Lengkap Legal Due Diligence dan Legal Opinion dalam Rangka Initial Public Offering oleh Mario W. Sutantoputra dan Sarmauli Simangunsong

Happy Investing Temukan Rahasia Sukses Berinvestasi di Pasar Saham oleh Jhon Veter

You cannot copy content of this page

error: Content is protected !!